Alternatif Penjabaran
Materi Esensi PAI, Karakter, dan
Life Skills Pada Pembelajaran
RA di Masa Pandemi Covid-19
Disusun oleh :
NOVA INDRIATI, S.E., M.Si
Daftar isi
Pendidikan Karakter 10
PENGEMBANGAN TEMA 29
PROGRAM SEMESTER 30
Buku ini menjabarkan dan menterjemahkan SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun
20120 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah dan Surat Keputusan Bersama 01/
KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 dan Nomor 440-882
tentang panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021dan Tahun
Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Covid-19. Penjelasan dalam buku untuk memberikan
alternatif implementasi materi-materi esensi seperti yang tertuang pada kedua SK tersebut
pada penyusunan perencanaan pembelajaran di Raudhatul Athfal pada masa pandemik covid-19.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. H. A. Umar, M.A., Direktur KSKK dan Dr. Ahmad
Hidayatullah, M.Pd.I., Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kemeterian Agama RI atas kontribusi dalam penyempurnaan buku ini. Terima kasih juga kepada
Yayasan Nurul Ummah beserta guru-guru RA Nurul Dzikri dan semua pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian buku ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, untuk itu kritik dan saran terhadap
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini memberi maanfaat serta dapat
dijadikan salah satu alternatif didalam penyusunan perencanaan pembelajaran RA di masa
pandemik covid -19.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 30 Juni 2020
Penyusun
4
sambutan
Sambutan
Direktur Kurikulum, Sarana Prasarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemeterian Agama RI
Dr. H.A. Umar, MA
Pada masa darurat Covid-19, madrasah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah
kondisi darurat dapat disesuaikan dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing madrasah.
Siswa belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua. Kegiatan pembelajaran
bukan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum semata, namum lebih
menititikberatkan pada Pendidikan Penguatan Karakter, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Ketrampilan Hidup (Life Skills). Pemilihan materi -materi tersebut diambil karena selama
pandemi covid -19 ini masih berlangsung, proses pembelajaran tetap dilakukan di rumah dengan
dampingan orang tua, sehingga menjadi hal yang penting bila kita kembalikan pada hakekat atau
fungsi pendidikan di keluarga bagi anak. Anak mengenal agamanya, memiliki perilaku atau akhlak
yang baik, mandiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya dan orang lain.
Guru dapat menjabarkan dan mengimplementasikan ketiga materi esensi tersebut (PAI, karakter
dan life skills) kedalam pengembangan tema dan kegiatan main anak di rumah bersama orang tua.
Berikut ini penjabaran dari masing-masing materi esensi agar dapat di jadikan wacana bagi
guru RA untuk menyusun perencanaan pembelajaran dan mengimplementasikan pada kegiatan
pembelajaran anak dirumah bersama orang tua.
6
2 Pendidikan Agama Islam
Salah satu Pendidikan yang paling penting ditanamkan pada anak adalah Pendidikan Agama
Islam (PAI) karena sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian bagi
anak . Anak diibaratkan seperti kertas putih bersih, yang bisa ditulis dengan apa saja. Orang tua
dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting karena orang tua merupakan pendidik pertama
dan utama terbentuknya karakter seorang anak. Baik buruknya ditentukan bagaimana orang
tua dalam mengajarkan nilai-nilai agama Islam kepada anaknya. Allah berfirman dalam Al Qur’an
Surat An Nisa ayat 9 :
“Dan hendaklah kamu takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab
itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar”
Penjelasan surat An-Nisa ayat 9 diatas jelas bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab
keluarga dan memberikan isyarat bahwa bentuk menelatarkan anak adalah tidak diberinya
pendidikan. Oleh karena iti, anak yang tidak diberikan sentuhan pendidikan bisa berakibat lemah,
baik pengetahuan atau mentalnya.
Rasullullah SAW juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yang artinya
“Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang luhur,” (H.R. Ibnu
Majah). Dalam Pendidikan bagi seorang anak, ada tiga hal yang pokok dan mendasar yang harus
diperhatikan serta diajarkan oleh orang tuanya, yaitu pendidikan akidah, ibadah dan akhlak.
Pendidikan akidah ini meliputi pengenalan, keyakinan, dan keimanan kepada Allah. Orang tua
harus menanamkan keyakinan dan keimanan bahwa Allah itu ada dan selalu melihat serta
mengawasi dalam setiap perbuatan yang anak-anak lakukan. Pendidikan Ibadah yaitu Pendidikan
yang menekankan pada cara yang harus dilakukan untuk beriman kepada Allah, ada ibadah wajib
Sejalan dengan SK Dirjen Pendis Nomor 2763 Tahun 2019 tentang Pengembangan Pembelajaran
Pendidikan Agama di Raudhatul Athfal yang meliputi Al Qur’an, Hadits, Akidah, Ibadah, Akhlak
dan Cerita Islami, maka dalam kegiatan pembelajaran PAI di Raudhatul Athfal harus mencakup hal
tersebut diatas. Pembelajaran PAI di RA adalah proses interaksi antara anak dengan lingkungan
belajar yang telah diatur oleh guru dan berguna untuk membina , mengasuh secara sistematis
dan terencana dalam menyiapkan anak untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani
hingga mengamalkan ajaran Agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain. Pendidikan Agama Islam di RA dilakukan dengan mengintegrasikan di 6
aspek perkembangan melalui kegiatan pembiasaan baik di rumah maupun di madrasah dan hal
ini menjadi tanggungjawab bersama antara orang tua dan guru.
Dalam pengembangan PAI di RA, guru perlu menyusun buku bantu PAI untuk memudahkan
dalam penyusunan perencanaan dan kegiatannya. Tentu saja target terutama untuk hafalan
surat dan hadits yang diharapkan antara kelompok A (usia 4-5 tahun) dengan kelompok B
(usia 5-6 tahun) berbeda. Guru dapat menyusun target hafalan surat dan hadits dalam satu
semester. Didalam menyusun buku bantu PAI, guru bisa melihat kembali juknis SK Dirjen Pendis
Nomor 2763 Tahun 2019 tentang Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama.
8
Guru dapat membuat buku bantu PAI yang memuat tema, sub tema, lingkup pengembangan, materi
dan indikator agar mudah untuk menyusun kegiatan pembelajarannya dan mengintegrasikan
disemua aspek perkembangan. Berikut contoh pengembangan dan implementasi materi
Pendidikan Agama Islam dengan buku bantu PAI :
K.1 1.1. 1. Al-Qur’an : 1. Hafalan Q.S Al Fatihah dan An 1. Anak dapat menghafal surat Al
Murojaah Q.S Al Fatihah dan Nas Fatihah dan An-Nas
An-Nas
2. Hadist 2. Hafalan kebersihan dan artinya 2. Anak dapat menghafal Hadist
Kebersihan dan artinya kebersihan dan artinya
K.2 2.2. 3. Aqidah Hafalan lanjutan asmaul husna Anak dapat menghafal
Menghafal Asmaul Husna asmaul husna
K.3 3.6. 4. Praktik Wudhu Tata cara berwudhu yang benar Anak dapat berwudhu dengan
benar
K.4 4.9. 5. Akhlaq Tata cara cuci tangan yang benar Anak terbiasa cuci tangan sebelum
Mencuci tangan sebelum dan dan sesudah makan
sesudah makan
K.3 3.1. 6. Cerita Islami Cerita Islami Anak dapat memahami isi cerita.
“ Aku Bisa Belajar Sholat”
Untuk pembelajaran PAI di rumah, guru dapat menyampaikan materi-materi PAI tersebut
kepada orang tua untuk satu minggu sebagai berikut :
1. Murojaah : QS Al Fatihah, An-Nas
2. Hadits : kebersihan dan artinya
3. Ahlaq : terbiasa mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan
4. Ibadah : Praktik Wudhu
5. Cerita Islami : “ Aku Bisa Belajar Sholat” (Penerbit: Mizan)
Penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak adalah kunci utama
membangun bangsa. Dan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter akan terwujud
apabila anak tumbuh dilingkungan yang berkarakter pula, dimana fitrah anak dapat dikembangkan
secara optimal. Tentunya ini memerlukan peran serta semua pihak untuk terlibat baik pihak
madrasah, guru, masyarakat dan dan terlebih orang sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anak.
Pendidikan karakter merupakan hal yang muntlak diberikan, baik dirumah maupun di madrasah
dan semua itu diterapkan melalui pembiasaan dan keteladanan. Berikut ini 9 Pilar karakter yang
dapat diterapkan pada anak di RA, yaitu :
10
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran di RA, nilai karakter dimunculkan mulai dari :
1) Pengembangan Tema dan Indikator Karakter yang memuat; Tema, Sub Tema, Nilai Karakter,
Indikator karakter dan Alokasi Waktu.
1. Wabah Menjaga Mandiri, Disiplin, & Tanggungjawab 1. Dapat makan dan minum 13-17 Juli 2020
Covid-19 Kebersihan & sendiri
Kesehatan 2. Mandi sendiri
3. Berusaha menyiapkan
makan dan minum sendiri
2) Program Semester yang memuat; alokasi waktu, strategi pembelajaran, Tema, Sub Tema,
Sub-sub Tema, Program Pengembangan, Kompetensi Dasar, PAI (Al Qur’an, Hadits, Akidah,
Akhlaq, Ibadah dan Cerita Islami) dan Nilai Karakter.
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM); Alokasi Waktu, Kelompok Usia,
Kompetensi Dasar, Materi, Pendidikan Agama Islam (PAI), Pilar Kararkter dan Indikator, serta
Tujuan Pembelajaran.
4)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH); Alokasi Waktu, Kelompok Usia,
Kompetensi Dasar, Materi, Pilar dan Indikator Pendidikan Karakter, Alokasi Waktu (menit),
Kegiatan Pembukaan, Kegiatan Inti, Kegiatan Penutup, Rencana Penilaian (Aspek NAM, Fisik
Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial Emosional, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pilar serta
Indikator Pendidikan Karakter.
5) Format Penilaian; Skala Capaian Perkembangan Harian, Catatan Anekdot dan Hasil Karya.
2) Konsep Disiplin
a. Selalu mengerjakan tugasnya tepat waktu, dan mempunyai kegiatan rutin seperti mandi
setiap pagi dan sore, pergi ke Madrasah, bermain pada waktunya dan membantu ibu.
b. Dapat mengatur dirinya dengan mengikuti peraturan yang ada di lingkungannya.
c. Metode Knowing (Mengetahui) dan Feeling (Merasakan) Acting (Melakukan).
12
1) Konsep Jujur
a. Senantiasa berkata dan berperilaku jujur terhadap Allah, dirinya sendiri dan sesama.
b. Menjunjung tinggi nilai kejujuran terhadap dirinya sendiri maupun ketika ia bersama
orang lain.
c. Jujur dalam melakukan segala pikiran, perkataan dan perbuatan yang tidak bertentangan
dengan hati nuraninya.
d. Metode Knowing (Mengetahui) dan Feeling (Merasakan) Acting (Melakukan).
2) Konsep Amanah
a. Anak yang amanah adalah anak yang senantiasa menepati janji dan menunaikan
tanggung jawabnya dengan baik.
b. Seorang anak yang amanah adalah anak yang senantiasa dapat dipercaya bila dititipkan
atau dipercayakan sesuatu hal, baik berupa kata-kata (pesan) maupun barang.
c. Metode Knowing (Mengetahui) dan Feeling (Merasakan).
14
5. Pilar 5 Dermawan, Suka Menolong dan Kerja sama
1) Konsep Dermawan
a. Suka memberi/berbagi dengan sesama.
b. Memiliki sifat empati dan cinta sesama.
c. Anak dapat memahami mengapa sikap sopan santun
diperlukan, dengan berbagai kemungkinan jawaban :
• Orang lain menjadi senang hatinya.
• Meringankan beban orang yang kesusahan.
• Allah suka dengan anak yang dermawan.
d. Menumbuhkan kasih sayang kepada sesama. Metode Knowing (Mengetahui), Feeling
Merasakan dan Acting (Melakukan).
2) Konsep Kreatif
a. Mampu berimajinasi untuk menciptakan atau membuat hasil karya dengan kreasi sendiri
tanpa melihat karya orang lain.
b. Memiliki ide dan mampu menyampaikannya dalam mengulangi situasi yang sukar dan
dalam memecahkan suatu masalah.
c. Mampu mengungkapkan keinginannya di masa depan sesuai dengan kemampuan dan
bakatnya masing-masing.
d. Metode Acting (Melakukan) dan Feeling (Merasakan).
16
7. Pilar 7 Pemimpin yang Baik dan Adil
1) Konsep Pemimpin yang baik
a. Ketika melihat suatu masalah akan mencoba menyelesaikanya walaupun ia tidak selalu
mengetahui bagaimana caranya.
b. Selalu ingin berbuat kebaikan dan dapat mengajakkawannya untuk berbuat baik, ia juga
berani membela kebenaran.
c. Metode Knowing (Mengetahui) dan Feeling (Merasakan).
2) Konsep Adil
a. Senang berkawan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakannya, tidak mempunyai
prasangka buruk kepada kawannya dan tidak suka membicarakan kejelekan kawan,
juga tidak mudah percaya kepada perkataan kawan yang menjelek-jelekkan orang lain.
b. Mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan tidak pernah menimpakannya kepada
orang lain.
c. Membagi sesuatu secara adil.
d. Metode Knowing (Mengetahui), Feeling (Merasakan) dan Acting (Melakukan).
3) Konsep Bersatu
a. Tidak melihat orang berdasarkan agama, suku, status sosial, atau kelompoknya tetapi
melihat orang lain berdasarkan prinsip kemanusiaan.
b. Kesatuan tidak berarti harus sama, tetapi menghargai dan menghormati perbedaan
sehingga dapat hidup berdampingan secara harmoni dan damai.
c. Rasa persatuan dapat membuat seseorang tidak mau menyakiti sesama makhluk hidup,
karena menyadari bahwa semuanya adalah makhluk ciptaan Allah, rasa persatuan dapat
menciptakan kedamaian.
d. Metode Knowing (Mengetahui), Feeling (Merasakan) dan Acting (Melakukan).
18
4 Pendidikan Life Skills
Life Skills adalah Pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan
intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja, berusaha dan atau hidup mandiri. Orientasi
Life Skills membangun sikap kemandirian untuk mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk
bekerja dan mengembangkan diri.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup adalah
kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat
menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Guru RA juga orang tua
dapat melatih atau memberikan stimulasi pada anak tentang pendidikan ketrampilan hidup
dengan beberapa kegiatan seperti di bawah ini :
1. MEMASAK
Baik perempuan atau laki-laki harus bisa memasak. Ajak anak menemani memasak dan membantu
pekerjaan-pekerjaan kecil. Selain untuk berlatih membuat makanan sendiri, memasak akan
menumbuhkan sikap makan yang baik dan pola makan yang sehat
2. BERTAHAN DIALAM LUAR
Ketrampilan ini bisa dilatih salah satunya lewat berkemah. Kemping akan mengajarkan si kecil
bagaimana membuat tempat berteduh, memasak di atas api unggun, atau bagaimana melewati
rintangan alam yang sulit. Kegiatan ini juga akan menanamkan rasa percaya diri dan mandiri.
3. BERKEBUN
Selain untuk memenuhi kebutuhan
makanan, life skill ini akan mengajarkan
si kecil perlunya menghargai alam.
Anda dapat awali dengan menceritakan
bagaimana cuaca mempengaruhi
tanaman atau bagaimana biji bertunas.
4. P3K
Karena sering cedera atau terluka saat bermain, anak perlu diajari bagaimana mengatasi situasi
saat dirinya atau temannya mengalami kondisi darurat.
Ketiga materi esensi diatas sebagai gambaran untuk guru, agar ketika menyusun perencanaan
pembelajaran, materi-materi tersebut dapat diimplementasikan.
20
Apa yang perlu lembaga siapkan
5 untuk menghadapi Tahun
Pelajaran 2020-2021
Menyambut tahun pelajaran 20219-2020, tentu setiap lembaga Raudhatul Athfal perlu
menyiapkan seperangkat rencana untuk mendukung proses pembelajaran selama 1 tahun
kedepan. Situasi dan kondisi pendemi covid-19 tentu memerlukan seperangkat rencana khusus
dimasa kedaruratan. Sesuai SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 20120 tentang
Panduan Kurikulum Darurat pada Madrsah dan Surat Keputusan Bersama 01/KB/2020,
Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 dan Nomor 440-882 tentang
panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021dan Tahun Akademik
2020/2021 Di Masa Pandemi Covid-19, maka lembaga RA perlu mengambil keputusan baik dari
sisi penyelenggaran pembelajaran maupun proses pembelajaran.
Semua keputusan yang diambil tentu saja berdasarkan kedua SK tersebut diatas dan juga
berdasarkan surat keputusan dari Gubernur di masing-masing wilayah mengingat kondisi
pandemi covid-19 yang berbeda-beda tentang penyelenggaraan pembelajaran, khsususnya di
Raudhatul Athfal. Dibawah ini ada beberapa alternatif yang dapat dijadikan wacana didalam
pengambilan keputusan oleh lembaga.
1. Kelembagaan
Sebelum memasuki tahun pelajaran baru 2020/2021, hal yang terpenting untuk dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Lakukan koordinasi dengan Yayasan, guru, karyawan dan semua stakeholder tentang proses
pendidikan di masa kedaruratan
b.
Menyusun dokumen KTSP tahun 2020/2021 yang mengakomodir juga seperangkat
pembelajaran kedaruratan selama 1 semester ( Juli-Desember 2020 )dan kegiatan-kegiatan
lain yang mendukung
c. Membangun komunikasi efektif dengan orang tua, agar terjalin hubungan yang harmonis agar
interaksi antara pihak madrasah dengan orang tua berjalan secara optimal
22
Penyusunan Dokumen KTSP
6 TP 2020-2021 di masa kedaruratan
Penyusunan dokumen KTSP RA mengacu pada KMA Nomor 972 Tahun 2018 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Raudahtul Athfal, SK Dirjen Pendis Nomor 2761 Tahun 2019 tentang
Penyusunan Dokumen KTSP RA, SK Dirjen Pendis Nomor 2762 Tahun 2019 tentang Penyusunan
Perencanaan Pembelajaran dan SK Dirjen Pendis Nomor 2766 Tahun 2019 tentang Penilaian
Perkembangan serta didukung dengan SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 20120
tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrsah. Atas dasar beberapa surat keputusan diatas,
maka lembaga Raudhatul Athfal perlu menyusun dokmuen KTSP.
Dalam masa darurat, seluruh siswa RA harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran dari madrasah, hanya saja selama pandemi covid-19 ini, proses pembelajarannya
tetap dilakukan di rumah dengan dampingan orang tua. Belajar dari rumah untuk anak RA tidak
harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada
pengembangan karakter, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pendidikan ketrampilan hidup (life
skills). Kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah normal, maka
kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal seperti biasanya. Berikut ini
sistematika penyusunan dokumen KTSP tahun pelajaran 2020-2021 di Raudahtul Athfal:
aspek perkembangan.
2. Bab II Materi Pembelajaran, Beban Belajar, Strategi Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar.
a. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran seperti yang tertuang didalam SK Dirjen Nomer 2791 Tahun 2020
tentang Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah, maka materi pembelajaran di RA
adalah materi-materi yang bersifat esensi dan difokuskan pada Pendidikan agama Islam,
Pendidikan Karakter dan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skills)
b. Beban Belajar
Beban belajar selama masa kedaruratan lebih difleksibelkan sesuai dengan kondisi masing-
masing lembaga juga berdasarkan kesepakatan dengan orang tua didalam menyusun
jadwal dan alokasi waktu pembelajaran
c. Model dan metode Pembelajaran
a) Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis ilmiah/saintifik dapat
berbentuk model-model pembelajaran, seperti model Pembelajaran Berbasis Penemuan
(Discovery learning) model Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan
siswa belajar secara aktif dan kreatif.
26
b) Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran pada
kondisi darurat.
c) Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang disesuaikan
dengan karakteristik materi/tema.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan bermain yang mendukung anak dalam proses belajar pada masa kedaruratan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun harus mengacu kepada karakteristik seperti
usia, kemampuan dan kebutuhan setiap anak. Perencanan pembelajaran di RA diawali dengan
penyusunan pengembangan tema, program semester, Rencana Pembelajaran Mingguan (RPPM),
Rencana Pembelajaran Harian (RPPH) dan penilaian.
8 PENGEMBANGAN TEMA
Lembaga dapat mengembangkan tema apapun yang penting guru tetap memperhatikan 4 prinsip
pengembangan tema yaitu kemudahan, kemenarikan, keisidentalan dan kedekatan. Dibawah ini contoh
pengembangan tema dengan mengangkat tema-tema tentang seputar covid-19
28
Tema di bulan Agustus 2020
Setelah pengembangan tema tersusun, maka langkah selanjutnya adalah penyusunan Program
Semester. Berikut ini adalah contoh penyusunan Program Semester, dimana PAI sudah masuk
didalamnya dan dilaksanakan melalui kegiatan pembiasaan.
No Kompetensi Tema Sub Tema Sub-sub Tema Pilar Karakter PAI Waktu
Dasar
3. NAM : 1.1, 1.2 3. Beribadah 1. Shalat Cinta Allah • Murojaah Q.S Al Ikhlas M3
FM ; 3.3-4.3, di Rumah Berjamaah dan Segenap • Hadits : Tentang niat 27 – 30
4.3-4.4 2. Menghafal CiptaanNya: dan artinya Juli 2020
KOG : 3.6-4.6, Bacaan Sholat Terbiasa berdoa • Ahlaq : Adab ketika
3.7- 4.7 3. Mengaji dengan sikap membaca doa
Dirumah • Ibadah : Asmaul Husna
BHS : 3.11 – 4.11 4. Melakukan Amal berdoa yang • Cerita Islami : “ Mengaji
SOSEM : 2.12 Kebaikan benar/khusyuk yuk…” ( Penerbit :
SENI : 2.4 5. Menghafal Doa tanpa perlu Mizan)
Dan Hadist diingatkan
30
10 Rencana Pelaksanan Program
Mingguan (RPPM)
Dalam menyusun rencana mingguan dimasa kedaruratan, sebaiknya guru menyusun dengan
format secara sederhana saja. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) yang
dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan diselaraskan dengan karakteristik keluarga anak
didik. Guru menyesuaikan kegiatan dan alat bahan dengan kondisi sosial budaya siswanya serta
apa saja yang ada di dalam dan sekitar rumah anak.
RPPM adalah rencana pelaksanaan pembelajaran selama satu minggu yang memuat Kompetensi
Dasar (KD) dari setiap program pengembangan, yaitu (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik
Motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, (5) Sosial Emosional dan (6) Seni dan (7) target PAI (hafalan
surat-surat pendek, hafalan hadits, akidah, akhlak, ibadah dan cerita Islami) Muatan atau materi
pembelajaran serta rencana kegiatan main untuk satu minggu dilakukan dalam rangka mencapai
KD-KD tersebut. Langkah-langkah penyusunan RPPM sebagai berikut :
a) Menetapkan Kompetensi Dasar (KD). Penentuan KD memuat seluruh aspek perkembangan
Nilai Agama dan Moral (NAM), Fisik-Motorik (FM), kognitif (KOG), bahasa (BHS), sosial-
emosional (SOSEM), seni (SN) dan PAI. KD yang ditetapkan dalam RPPM dipilih dari KD yang
ada di Program Semester
b) Menuliskan materi pembelajaran untuk setiap KD.
c) Menyusun kegiatan pembelajaran untuk 1 minggu. Kegiatan pembelajaran yang disusun
haruslah menarik, menyenangkan, dan membuat anak aktif belajar dengan cara bermain di
rumah. Aktivitas yang disusun disesuaikan dengan tema, sub tema dan sub-sub tema.
RPPM inilah yang nanti bisa di berikan kepada orang tua sebagai acuan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran bersama anak di rumah. Berikut ini contoh penyusunan RPPM :
KOG : 2.2 Mengetahui tata cara cuci tangan yang benar https://youtu.be/EwNyjXHRF4c
Selasa :
BHS : 3.11-4.11 Menceritakan kembali kegiatan yang sudah 1. Tanya jawab tentang makanan bergizi dan adab
dilakukan makan
2. Menggambar makanan kesukaan anak
SOSEM : 2.8 Perilaku mandiri
Rabu :
SENI : 3.15-4.15 Ekspresi seni musik dan karya 1. Tanya jawab tentang minuman yang bergizi dan
adab minum yang baik
2. Praktik membuat jus buah yang disukai anak
Kamis :
1. Tanya jawab tentang kebersihan badan
2. Membantu ibu mencuci piring
Jumat :
1. Sholat berjamaah di masjid bersama ayah /
bunda
3. Menyanyikan lagu jaga jarak
https.//youtu.be/FQfXpASMwLc
PILAR KARAKTER :
Nilai Karakter : Mandiri, Disiplin dan Tanggung jawab : Dapat menyampaikan pesan secara diplomatis
(menegur orang lain, menjaga kata-kata/ucapan) (pilih satu atau dua dari contoh dibawah ini)
• Makan dan minum sendiri
• Mandi sendiri
• Berusaha menyiapkan makanan dan minuman sendiri
32
Rencana Pelaksanaan
11 Program Harian
Dalam penyusunan program pembelajaran harian tidak ada format yang baku, guru dapat
mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan disusun secara sederhana. Langkah-
langkah penyusunan RPPH sebagai berikut :
a) Tuliskan identitas program
b) Turunkan KD dari RPPM
c) Turunkan materi pembelajaran sesuai KD
d) Tulis alat dan bahan main serta sumber
e) Rencanakan Indikator Penilaian sesuai KD nya
Berikut contoh penyusunan RPPH 1 lembar yang dapat disusun oleh guru dan disimpan sebagai
dokumen administrasi guru di Madrasah (kelas) :
No KD Kegiatan Main
2. Alat, Bahan Main dan Sumber Belajar Buku Cerita, Buku PAI, Kertas HVS, Spidol, Youtube, buah, alat
blender, gelas, gula pasir, susu,piring, sabun cuci piring, gambar
7 langkah cuci tangan
34
12 Penilaian Hasil Belajar
di Rumah
Penilaian merupakan proses pengukuran hasil kegiatan belajar anak. Pengukuran dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan perilaku dan karya yang dibuat anak. Pengamatan yang dilakukan
harus bersifat otentik yaitu sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Penilaian hasil kegiatan
belajar anak harus terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh mencakup pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Karena proses pembelajaran selama masa pandemik dilakukan di rumah, guru perlu membangun
komunikasi intens dengan orang tua siswa karena orangtualah yang akan membantu guru dalam
mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak. Orangtua mengamati berbagai aktivitas anak
di rumah melalui pengamatan terhadap segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak,
termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak. Dalam hal ini orangtua hanya mengamati dan
merekam proses belajar anak ke dalam bentuk video atau memfoto hasil karya anak kemudian
disampaikan kepada guru melalui media daring (online) seperti Whatsapp atau email.
Guru harus menyiapkan format penilaian secara sederhana untuk mencatat perkembangan
6 perkembangan dan juga target Pendidikan agama Islam. Untuk memudahkan guru dalam
melakukan penilaian, guru dapat meminta orangtua menuliskan nama dan tanggal hasil karya
tersebut dibuat serta menuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengonfirmasi hasil
karya yang dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut. Guru
kemudian akan menghubungkan karya anak dengan pencapaian pada kompetensi dasar yang
sesuai. Berikut contoh format penilaian perkembangan dengan menggunakan skala capaian
perkembangan.
Guru juga dapat menggunakan hasil karya berupa foto atau video yang dikirim orang tua melalui
WA atau email. Berikut contoh formatnya :
36
Guru dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari orang tua tentang kegiatan anak
belajar di rumah, sehingga guru mempunyai data untuk dianalisis sebagai bahan untuk menilai
perkembangan anak.
Alternatif Penjabaran
Materi Esensi PAI, Karakter, dan
Life Skills Pada Pembelajaran
RA di Masa Pandemi Covid-19