16-Article Text-34-1-10-20190911
16-Article Text-34-1-10-20190911
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN DENGAN ATONIA UTERI PADA NY. “H” DI BPM BD. HJ. OOM
ROCHMULYATI, S.ST TAHUN 2019
MOTHERS MIDWIFERY NURSING MOTHERS WITH UTERINE ATONY IN NY. "H" IN BPM BD. HJ OOM
ROCHMULYATI, S.ST IN 2019
INTISARI
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia SDKI (2015), mengatakan bahwa Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data dari Pusat
Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2015) penyebab kematian ibu adalah perdarahan (30,3%),
hipertensi (28,8%), dan ibu hamil dengan anemi (37,1%). Salah satu penyebab kematian ibu adalah
perdarahan. Penyebab perdarahan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius yaitu Atonia
Uteri, karena apabila penangananannya terlambat maka akan memperburuk keadaan dan dapat
mengancam jiwa ibu. Kejadian atonia uteri berkisar 1-3% dari seluruh persalinan. Tujuan dari studi
kasus ini yaitu mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Atonia Uteri Pada Ny.
“H” di BPM Bd. Hj. Oom Rochmulyati, S.ST Tahun 2019 dengan standar pelayanan kebidanan.
Metode yang digunakan pada studi kasus ini adalah studi kasus kualitatif. Setelah dilakukan
pengkajian didapatkan hasil dari data objektif dan subjektif bahwa Ny. H mengalami Atonia Uteri.
Maka diberikan asuhan kepada Ny. H yaitu memasang infus dengan drip oksi 20 IU 40 TPM dan
dilakukannya KBE (Kompresi Biamnual Eksterna) selama 30 menit sambil memantau perdarahan dan
vital sign ibu. Evaluasi yang di capai adalah perdarahan teratasi dan kontraksi baik. Diharapkan
seluruh pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan yang komprehensif
bagi ibu bersalin lebih akurat, khususnya pada ibu dengan atonia uteri.
ESSENCE
According to the Indonesia Demographic Health Survey (SDKI) (2015), said that the Maternal
Mortality Rate (MMR) in Indonesia reached 305 per 100,000 live births. Based on data from the
Health and Information Center of the Ministry of Health (2015) the causes of maternal death are
bleeding (30.3%), hypertension (28.8%), and pregnant women with anemia (37.1%). One cause of
maternal death is bleeding. The cause of bleeding that needs serious attention is Atonia Uteri,
because if the handling is late it will worsen the situation and can threaten the life of the mother.
The incidence of uterine atony is around 1-3% of all deliveries. The purpose of this case study is to be
able to carry out maternity care with Atonia Uteri in Ny. "H" at BPM Bd. Hj. Oom Rochmulyati, S.ST
2019 with midwifery service standards. The method used in this case study is a qualitative case
study. After the assessment, the results obtained from objective and subjective data show that Ny. H
has Atonia Uteri. Then given care to Mrs. H, i.e. put an IV drip infusion with 20 IU 40 TPM and do KBE
(Extra Biamnual Compression) for 30 minutes while monitoring the mother's bleeding and vital signs.
The evaluation was achieved bleeding resolved and good contractions. It is expected that all health
16
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
services can improve the quality of comprehensive care services for maternity women more
accurately, especially for mothers with atony uteri.
17
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
18
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
Ibu mengatakan ini perkawinan pertama, cm. Leopold I : Di fundus teraba bulat,
lamanya 14 tahun. Ibu mengatakan tidak lunak, dan tidak melenting (bokong).
ada riwayat operasi, tidak ada riwayat Leopold II : Sebelah kanan uterus teraba
penyakit keluarga/ keturunan kembar dan bagian terkecil janin (ekstermitas),
tidak ada riwayat psikososial dan spiritual sebelah kiri teraba tahanan memanjang
seperti kepercayaan kehamilan, lurus (punggung). Leopold III : Bagian
persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat terendah uterus teraba bulat, keras, dan
persalinan yang lalu 7 tahun yang lalu di tidak bisa di goyangkan (kepala). Leopold
BPM dengan umur kehamilan 9 bulan, IV : Divergen (3/5). Cekungan pada perut
jenis persalinan normal, penolong bidan, (lingkar bandle) : tidak ada. Taksiran Berat
tidak ada penyulit, jenis kelamin Janin (TBJ) : (31-12) x 155 = 2945 gr.
perempuan dengan BB 3,1 Kg PB 49 Cm Pemeriksaan secara auskultasi dilakukan
dan keadaannya baik. dengan hasil : denyut jantung janin positif
Setelah dilakukan anamnesa kemudian ada, teratur, dengan frekuensi 140x/menit
dilakukan pemeriksaan umum secara dan punctum maksimum terdengar jelas
sistematis dan diperoleh hasil yaitu KU: di satu titik 2 jari bawah pusat sebelah kiri
baik, kesadaran : Composmentis, Keadaan perut ibu.
Emosional : Stabil, TD : 120/70 mmhg, N : Pada anogenital tidak ada kelainan,
81x/menit, R : 20 x/menit, S: 36,6˚C, tinggi pengeluaran lendir campur darah, tidak
badan : 160 cm, berat badan 63 kg. diperlukan inspekulo. Dilakukan Vaginal
Pemeriksaan fisik : muka tidak ada Toucher (periksa dalam) atas indikasi
oedema dan cloasma gravidarum, tidak menilai kemajuan persalinan. Pada
ada oedema pada kelopak mata, pemeriksaan dalam didapatkan vulva
konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik. vagina tidak ada keluhan, portio tipis
Hidung normal tidak ada sekret dan polip. lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (+),
Mulut normal, tidak ada sariawan dan presentasi kepala, posisi uuk kadep,
tonsil, gigi tidak ada karies. Telinga bersih penurunan Hodge II, molase tidak ada.
tidak ada serumen. Leher normal, tidak Pada ekstermitas tidak ada kelainan
ada pembesaran kelenjar tiroid dan pada tungkai, tidak ada varises, tidak ada
kelenjar getah bening. Axilla dan dada : oedeme dan reflek patella kanan (+) kiri
jantung : tidak dilakukan. Paru-paru (+).
normal tidak ada ronchi dan wheezing. Pemeriksaan penunjang : Hb : tidak
Payudara : pembesaran : ada, putting susu dilakukan gr%, Urine : protein :tidak
menonjol dan tidak ada pengeluaran. dilakukan, reduksi tidak dilakukan,
Pemeriksaan abdomen : inspeksi : tidak Golongan darah : O
ada bekas luka operasi. Palpasi : Kontraksi Diagnosanya adalah G4P2A1 dengan
: 4 x/10 menit, lamanya 42 detik. TFU : 31 usia kehamilan 38 minggu 5 hari inpartu
20
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
kala I fase aktif. Janin tunggal hidup tekanan pada anus, perineum menonjol,
presentasi kepala. dan vulva membuka.
Asuhan yang diberikan yaitu : Diagnosanya adalah G4P2A1 dengan
melakukan informed conset pada ibu, usia kehamilan 38 minggu 5 hari inpartu
memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu kala II, Janin tunggal hidup presentasi
bahwa keadaan ibu dan bayi dalam batas kepala.
normal, menganjurkan ibu agar tetap Asuhan yang diberikan yaitu :
tenang dan rileks, menjelaskan pada ibu memberitahu ibu hasil pemeriksaan
untuk tidak meneran saat ada his dan bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu
anjurkan ibu untuk menarik nafas sudah boleh meneran untuk melahirkan
panjang, mengajarkan ibu cara meneran bayinya, mengatur posisi yang nyaman
yang benar, memberikan support pada ibu bagi ibu untuk meneran, memberikan ibu
dan keluarga, menganjurkan ibu untuk dukungan dan support mental,
makan dan minum dibantu oleh keluarga, mengobservasi DJJ saat tidak ada his (djj =
melakukan observasi menggunakan 145x/menit), memberikan ibu nutrisi yang
partograf, menyiapkan alat-alat partus set cukup, mendekatkan alat-alat partus set,
dan obat-obatan. memimpin ibu untuk meneran saat ada
Evaluasinya tanggal 02 April 2019 his dan istirahat saat tidak ada his,
pukul 11.00 WIB KU baik, kesadaran menolong persalinan secara APN.
composmentis, his : 5x10’46”, DJJ Evaluasinya adalah pukul 11.15 WIB
135x/menit. Ketuban pecah jernih, VT : bayi lahir spontan bugar, menangis kuat,
v/v tidak ada kelainan, portio tidak teraba, gerakan aktif, warna kemerahan, jenis
pembukaan 10 cm, presentasi kepala, kelamin : perempuan.
posisi UUK dep, penuruna H IV, molase (-). Kala III Tanggal 02 April 2019 Pukul
Kala II Tanggal 02 April 2019 Pukul 11.00 11.15 WIB
WIB Ibu mengatakan perutnya masih
Ibu mengatakan mulasnya semakin terasa mulas dan senang atas kelahiran
lama semakin sering dan kuat, ibu ingin anaknya. Didapatkan hasil pemeriksaan
meneran seperti BAB. Keadaan Umum : dari data objektif keadaan umum baik,
Baik, Kesadaran : Composmentis, Keadaan kesadaran composmentis, keadaan
Emosional : Stabil, DJJ : 135 x/menit, his : emosional stabil, TFU setinggi pusat,
5x10’x46”, ketuban pecah jernih. VT : v/v kontraksi uterus baik, kandung kemih
t.a.k portio tidak teraba , pembukaan 10 penuh, terlihat tali pusat menjulur
cm, presentasi kepala, posisi uuk dep, didepan vulva.
penurunan H IV, molase (-). Terlihat tanda Diagnosanya adalah P2A0 Partus Kala
gejala kala II : Adanya dorongan meneran, III
21
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
Asuhan yang diberikan yaitu tindakan KBE dengan cara menjepit rahim
memeriksa fundus dan pastikan tidak ada dengan kedua tangan. Melakukan
bayi kedua, kandung kemih penuh, eksplorasi untuk mengeluarkan bekuan-
kontraksi uterus baik. Melakukan bekuan darah. Memasang infus RL 500 ml
manajemen aktif kala III. Menyuntikkan dengan drip oksitosin 20 IU 40 tetes per
oksitosin 10 IU di 1/3 paha ibu secara IM. menit. Melakukan KBE dengan
Menjepit dan memotong tali pusat. meletakkan satu tangan pada dinding
Melakukan IMD. Mengeluarkan urine abdomen dan dinding depan korpus uteri
menggunakan kateter. Melakukan diatas simfisis pubis, dan letakkan tangan
penegangan tali pusat terkendali sambil lain pada dinding abdomen dan dinding
melihat tanda-tanda pelepasan plasenta belakamg korpus uteri usahakan kedua
(semburan darah tiba-tiba, tali pusat tangan mencakup/memegang uterus
memanjang dan bentuk fundus globuler). seluas mungkin dan lakukan KBE selama
Melahirkan plasenta. Melakukan masase 30 menit sambil melihat perdarahan dan
fundus uteri selama 15 detik → kontraksi memantau keadaan ibu → kontraksi baik,
uterus lembek. Mengecek kelengkapan perdarahan teratasi. Menyuntikkan
plasenta. ergometrin 0,2 mg secara IM. Memeriksa
Evaluasi pukul 11.20 WIB, Plasenta laserasi.
lahir, selaput dan kotiledon lengkap Evaluasi pukul 11.50 WIB terjadi atonia
dengan diameter 2x18x3 cm, PTL 51 cm, uteri dan KBE berhasil, perdarahan
insersi sentralis, kontraksi uterus lembek, teratasi. Keadaan umum baik, kesadaran
terjadi perdarahan >500 cc. composmentis, keadaan emosional stabil,
Kala III Dengan Atonia Uteri Pada Tanggal TD 90/70 mmHg, Nadi 88x/menit,
02 April 2019 Pukul 11.20 WIB Respirasi 20x/menit, kontraksi uterus baik,
Ibu mengatakan perutnya masih kandung kemih kosong, tidak ada laserasi,
terasa mules dan badan terasa lemas. perdarahan ±50 cc, TFU 1 jari dibawah
Didapatkan hasil pemeriksaan dari data pusat.
objektif keadaan umum sedang,
kesadaran composmentis, kontraksi Kala IV Dengan Atonia Uteri Pada Tanggal
uterus lembek, TFU tidak teraba, kandung 02 April Pukul 11.35 WIB
kemih kosong, perdarahan >500 cc. Ibu mengatakan perutnya sakit,
Diagnosanya adalah P3A1 dengan badannya lemas. Didapatkan hasil
atonia uteri. pemeriksaan dari data objektif keadaan
Asuhan yang diberikan yaitu umum sedang, kesadaran composmentis,
memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, Nadi 90x/menit, Suhu
bahwa rahim ibu lembek dan terjadi 36˚C, kontraksi uterus lembek, TFU tidak
perdarahan maka ibu harus dilakukan
22
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
23
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
gelisah dan tidak ada asupan makanan KBE dengan cara menjepit rahim dengan
yang masuk oleh karena itu lamaya kala I kedua tangan dan Memasang infus RL 500
yang terjadi pada Ny. “H” adalah 9 jam 30 ml dengan drip oksitosin 20 IU 40 tetes
menit, hal ini terdapat kesenjangan per menit. Kemudian menyuntikkan
dengan teori (4) bahwa lama persalinan ergometrin 0,2 mg secara IM. Hal ini tidak
multigravida pada kala I berlangsung sesuai dengan teori JNPK-KR (2014) yang
selama 6 - 7 jam. Selanjutnya kala II Ny. menyatakan bahwa penatalaksanaan
“H” merasakan mulas yang semakin sering Atonia Uteri yaitu dilakukannya KBI
dan sudah ingin meneran seperti ingin terlebih dahulu selama 5 menit jika
BAB dan saat dilakukan pemeriksaan selama 5 menit belum ada kontraksi maka
didapatkan pembukaan 10 cm hal ini diikuti dengan melakukan KBE yang
sesuai dengan teori yang menyatakan dibantu oleh petugas lain atau keluarga
bahwa tanda pasti kala dua ditentukan pasien, kemudian di berikan oksitosin 20
melalui periksa dalam yang hasilnya IU dalam 500 cc larutan Ringer Laktat
adalah pembukaan serviks telah lengkap dengan kecepatan 30 tetes per menit.
atau terlihatnya bagian kepala bayi Pada penanganan kasus Ny. “H” dengan
melalui introitus vagina (JNPK-KR, 2014). atonia uteri langsung dilakukan KBE tanpa
Dan lamanya kala II berlangsung selama melakukan KBI terlebih dahulu hal ini
15 menit hal ini sesuai dengan teori dikarenakan untuk meminimalisir terjadi
Saifudin (2009) bahwa Proses kala II ini nya infeksi pada ibu. Terjadinya
berlangsung 2 jam pada primigravida dan perdarahan pada Ny. “H” pada kala III dan
1 jam pada multigravida. IV yaitu disebabkan oleh kurang nya kadar
Pada kala III persalinan, plasenta lahir darah ibu saat usia kehamilan 24 minggu
berlangsung selama 5 menit dengan hasil dan tidak melakukan pemeriksaan
masase kontraksi uterus lembek dan kembali saat mendekati persalinan yaitu 9
terjadi perdarahan >500 cc, hal ini % gr kemudian multiparitas dan umur
dinyatakan ibu mengalami atonia uteri yang terlalu tua hal ini sesuai dengan teori
sesuai dengan teori (5) menyatakan Rukiyah (2010), yaitu :
bahwa Atoni uteri adalah lemahnya tonus 1. Overdistention uterus seperti : gemeli,
/ kontraksi rahim yang menyebabkan makrosomia, polidramnion atau paritas
uterus tidak mampu menutup perdarahan tinggi
terbuka dari tempat implantasi plasenta 2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua,
setelah bayi lahir. Maka ditegakkan multipara dengan jarak kelahiran yang
diagnosa P3A1 partus kala III dengan pendek
Atonia Uteri. 3. Partus lama/partus terlantar
Kemudian dilakukan penanganan 4. Salah penanganan dalam usaha
atonia uteri yaitu dilakukannya tindakan melahirkan plasenta, sedangkan
24
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
sebenarnya belum dapat terlepas dari dilakukan setiap 15 menit pada jam
uterus. pertama dan setiap 30 menit pada jam
5. Grandemultipara kedua yang mencakup tekanan
6. Uterus yang terlalu regang (hidramnion, darah,suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi
hamil ganda, anak besar (>4000 gr) uterus, kandung kemih serta perdarahan.
7. Kelainan uterus (uterus bicornis, mioma
uteri, bekas operasi) SIMPULAN
8. Partus lama (exhausted mother)
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan
9. Partus cepat (partus presipitatus)
10. Hipertensi dalam kehamilan hasil dari data objektif dan subjektif
11. Infeksi uterus bahwa Ny. H mengalami Atonia Uteri.
12. Anemia
Maka diberikan asuhan kepada Ny. H yaitu
13. Penggunakaan oksitosin yang berlebihan
dalam persalinan (Induksi partus) memasang infus dengan drip oksi 20 IU 40
14. Riwayat perdarahan pasca persalinan TPM dan dilakukannya KBE (Kompresi
sebelumya atau riwayat plasenta manual
Biamnual Eksterna) selama 30 menit
15. Pimpinan kala III yang salah dengan
memijit-mijit dan mendorong dorong sambil memantau perdarahan dan vital
uterus sebelum plasenta terlepas sign ibu. Evaluasi yang di capai adalah
16. IUFD yang sudah lama perdarahan teratasi dan kontraksi baik.
17. Penyakit hati, emboli air ketuban
(koagulopati) Diharapkan seluruh pelayanan kesehatan
18. Tindakan operatif dengan anestesi umum dapat meningkatkan kualitas pelayanan
yang terlalu dalam. asuhan yang komprehensif bagi ibu
19. Faktor sosio ekonomi, yaitu malnutrisi
bersalin lebih akurat, khususnya pada ibu
Pada kala IV dilakukan observasi
dengan atonia uteri.
selama 2 jam yaitu setiap 15 menit pada
jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua. Observasi yang dilakukan seperti DAFTAR PUSTAKA
tingkat kesadaran, keadaan umum, tanda- 1. World Health Organization.
tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi Maternal Mortality : World Health
uterus, kandung kemih dan menilai Organization. 2014;
jumlah kehilangan darah. Hal ini sesuai
2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan
dengan teori menurut (6) yaitu penting
untuk berada disamping ibu dan bayinya Indonesia Tahun 2016. 2017;
selama 2 jam pertama post partum dan 3. Nugroho. Ilmu Kebidanan
sangat penting mengobservasi kala IV
25
Journal Of Applied Health Research And Development
Vol 1, No. 1 Agustus 2019 ISSN 2686-0325
26