Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 124-133

ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)


PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA
CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG

ANALYSIS OF LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)


IN AGRIBISNIS LIVESTOCK ZONE AT CINTALAKSANA VILLAGE,
TEGALWARU SUBDISTRICT, KARAWANG DISTRICT

Achmad Firman1*, Linda Herlina1, Slamet Yulianto2


1
Departemen Sosial dan Ekonomi Pembangunan Peternakan, Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21, Jatinangor Sumedang
2
Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Jl. By pass Tanjungpura, Tanjung Mekar,
Karawang Barat, Kabupaten Karawang
*Corresponding email: ahmadpedum@yahoo.com
(Diterima 12-12-2018; Disetujui 15-01-2019)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan wilayah di kawasan agribisnis di Desa
Cintalaksana untuk menampung ternak domba melalui konsep Low External Input Sustainable
Agriculture (LEISA). Desa Cintalaksana didominasi oleh hutan dan sawah sehingga diperkirakan
desa ini dapat dikembangkan untuk pengembangan ternak domba. Hasil analisis menunjukkan
bahwa ketersediaan hijauan yang mampu dihasilkan oleh Desa Cintalaksana adalah 4.316,93 ton
bahan kering per tahun. Adapun kapasitas tampung ternak domba yang dapat dikembangkan adalah
29.563 satuan ternak. Hasil analisis indeks daya dukung (IDD) atas wilayah tersebut menunjukkan
IDD – 1,0002, yang artinya nilai tersebut masuk dalam wilayah kritis. Jadi pengembangan ternak
domba dengan konsep LEISA karena nilai indexnya menunjukkan angka kritis.
Kata Kunci: Pengembangan, Domba, Daya Dukung

ABSTRACT
The purpose of the research is to analyze regional carrying capacity to keep sheep in agribusiness
zone at Cintalaksana village through the concept of Low External Input Sustainable Agriculture
(LEISA). The village is dominated by forest and paddy land that indicate forage availabality to
develop sheep commodity. The result research showed that forage availability that can be
produced approaximately 4.316,93 ton dry matter per year. The amount of sheep can be kept
approaximately 29.563 animal units. The analysis of carrying capacity index showed that
Cintalaksana village had the carrying capacity index is 1,0002 which means that the value is in a
critical category. Therefore the sheep development in Desa Cintalaksana could not support to
LEISA concept because the index value is a critical category.
Keywords: Develeopment, Sheep, Carrying Capacity

PENDAHULUAN keberlanjutan usaha pertanian melalui


Low external input sustainable pemanfaatan input sebesar-besarnya yang
agriculture telah menjadi isu yang penting dihasilkan di suatu wilayah dengan
di negara-negara Eropa sejak tahun 1994. meminimalisasi penggunaan input dari luar
Teori ini muncul didasarkan pada revolusi wilayah (Kesseler and Moolhulizen, 1994).
hijau yang menitikberatkan pada Dengan demikian, LEISA adalah suatu

124
ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN
AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG
Achmad Firman, Linda Herlina, Slamet Yulianto

program dalam rangka pemanfaatan sumber menititkberatkan pada: (1) mengoptimalkan


daya internal semaksimal mungkin dengan penggunaan sumber daya yang tersedia
mengurangi penggunaan input-input yang secara lokal, sehingga mencapai efek
berasal dari luar wilayah. Program ini sinergis di antara berbagai komponen
ditujukan dalam rangka pengurangan biaya sistem pertanian (tanah, air, hewan,
input, mengurangi ketergantungan input tumbuhan, dan lain-lain) sehingga mereka
luar, dan mencegah dampak negatif dari saling melengkapi dalam produksi output;
masuknya input luar, seperti penyakit. dan (2) Meminimalkan penggunaan input
Hasil penelitian LEISA yang eksternal, kecuali jika ada defisiensi yang
dilakukan oleh Kesseler and Moolhulizen serius dan di mana efeknya pada sistem
(1994) di Philiphina dan Ghana akan meningkatkan daur ulang nutrisi.
menunjukkan bahwa di wilayah yang Tujuan dari LEISA ini adalah bukan untuk
memiliki potensi produksi pertanian tinggi, memaksimalkan produksi jangka pendek,
LEISA secara simultan dari sisi sosial tetapi untuk mencapai tingkat yang
ekonomi meningkat dengan mengurangi memadai dan berkelanjutan dalam jangka
pemanfaatan input dari luar wilayah dan panjang.
mampu memperbaiki lingkungan ekologi Penggunaan LEISA akan diterapkan
secara berkelanjutan. Sebaliknya, pada di kawasan agribisnis ”Desa Ternak” di
wilayah yang produksinya rendah (low Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru,
production), LEISA dapat menstabilkan Kabupaten Karawang. Desa Ternak adalah
dan mengembalikan carrying capacity, desa yang berbasiskan sumber daya ternak
tetapi memiliki keterbatasan potensi untuk lokal potensial, yaitu domba di mana
meningkatkan kondisi sosial ekonomi melalui pengembangan ternak domba di
karena penggunaan external input yang wilayah ini dapat meningkatkan nilai
banyak. tambah pendapatan bagi petani serta
Keberlanjutan pertanian lebih mampu menjaga kelestarian lingkungan
didorong pada kemampuan wilayah (Dinas Pertanian Kabupaten Karawang,
menghasilkan sumber pangan ataupun 2017).
pakan. Konsep LEISA sangat erat Kabupaten Karawang menjadi salah
hubungannya dengan keberlanjutan satu lumbung padi nasional karena produksi
pertanian. Menurut Tanh (1996) padi di wilayah ini cukup besar. Walaupun
menyatakan bahwa kosep LEISA tingkat alih fungsi lahan di kabupaten ini

125
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 124-133

cukup tinggi, namun produktivitas padinya oleh masyarakat penggemar domba adu
cukup baik. Potensi yang dapat ((Williamson dan Payne, 1993.
dimanfaatkan dari tanaman padi adalah Sumoprastowo, 1987).
limbahnya. Hasil pengolahan padi adalah Ternak domba memiliki kemampuan
beras yang menghasilkan dedak yang dapat berkembang dan beradaptasi di semua zona
dimanfaatkan untuk pakan ternak. agroekologi (karenanya ternak domba
Sedangkan hasil limbah dari pemotongan menyebar hampir di seluruh wilayah
padi adalah berupa jerami padi yang juga Indonesia), mampu memanfaatkan hijauan
dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak yang nilai nutrisinya rendah, tahan terhadap
juga. Potensi-potensi tersebut dapat penyakit dan parasit, mampu beranak lebih
dimanfaatkan untuk peningkatan populasi dari satu (prolific), umur dewasa kelamin
ternak ruminansia, khususnya domba. relatif cepat, serta tidak mengenal musim
Domba merupakan komoditas yang kawin (FAO, 2002; Jarmuji, 2010; Firman,
sudah sejak lama menjadi peliharaan para dkk., 2018).
petani padi di Jawa Barat. Ternak domba Penggunaan konsep LEISA kawasan
menjadi usaha sampingan bagi petani agribisnis “Desa Ternak” dikhususkan pada
pedesaan karena komoditas ini bisa menjadi pemanfaatan sumber-sumber pakan domba
penyangga bagi kehidupan petani. Ternak yang terdapat di wilayah tersebut dan
ini sewaktu-waktu dapat dijual untuk sekitarnya. Potensi pakan hijuan dan
memenuhi kebutuhan rumah tangga petani limbah pertanian yang cukup tersedia di
tersebut, baik untuk biaya sekolah, wilayah tersebut diduga dapat memenuhi
kesehatan, pernikahan, khitanan, dan kebutuhan pakan domba di Desa Ternak
sebagainya (Firman, dkk., 2018). tersebut. Tersedianya pakan di wilayah
Ada berbagai jenis domba yang ada tersebut dapat mengurangi biaya pakan
di Jawa Barat, yaitu domba Priangan dan yang besarnya dapat mencapai 60-70% dari
domba Garut. Domba Priangan adalah total biaya produksi. Dengan demikian,
termasuk dalam kategori domba ekor tipis program LEISA menjadi penting dilakukan
(DET) di mana domba-domba ini banyak di kawasan agribisnis Desa Ternak tersebut.
dipelihara oleh masyarakat pertanian pada Model LEISA yang didekati dengan
umumnya, sedangkan domba Garut kapasitas daya tampung adalah konsep
termasuk dalam kategori domba ekor yang mengedepankan keberlanjutan sumber
gemuk (DEG) yang cenderung dipelihara daya pakan bagi ternak domba. Daya

126
ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN
AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG
Achmad Firman, Linda Herlina, Slamet Yulianto

tampung wilayah menunjukkan besarnya Oleh karena itu, tujuan dari penelitian
kemampuan lingkungan untuk mendukung ini adalah untuk menganalisis jumlah pakan
kehidupan hewan dari suatu spesies, yang hijauan yang tersedia dan kemampuan
dinyatakan dalam jumlah ekor persatuan wilayah dalam menampung jumlah domba
jumlah lahan (Soemarwoto, 1983; Ma’sum, di kawasan agribisnis “Desa Ternak” di
1999). Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru,
Di samping itu, konsep Kabupaten Karawang.
pengembangan domba di Desa Ternak ini
melibatkan partisipasi masyarakat yang METODE PENELITIAN
dikemas dalam bentuk pemberdayaan Objek penelitian yang digunakan
masyarakat. Masyarakat desa tersebut dalam penelitian ini adalah data-data yang
nantinya akan dilibatkan dalam terkait dengan penentuan indeks daya
pengembangbiakan domba, terutama ternak tampung (IDD) ternak domba di Desa
bibit. Hal ini telah sesuai dengan amanah Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru,
Undang-undang No. 41 Tahun 2014 Kabupaten Karawang.
tentang Perubahan atas Undang-undang No. Metode yang digunakan dalam
18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan penelitian ini adalah metode kuantitatif di
Kesehatan Hewan pasal 13 ayat 1 yang mana hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau dideskripsikan untuk menjelaskan hasil-
Pemerintah Daerah sesuai dengan hasil analisis dari data dan informasi yang
kewenangannya berkewajiban untuk diperoleh.
melakukan pemuliaan, pengembangan Data yang dikumpulkan adalah data
usaha pembenihan dan/atau pembibitan sekunder yang diperoleh dari Dinas
dengan melibatkan peran serta masyarakat Pertanian Kabupaten Karawang, BPS
untuk menjamin ketersediaan benih Kabupaten Karawang, Kantor Desa
dan/atau bibit. Oleh karena itu, fokus dari Cintalaksana, dan data lainnya yang terkait
pemberdayaan masyarakat di sini adalah dengan penelitian.
keterlibatan masyarakat desa dalam Metode analisis yang digunakan dalam
pengembangbiakan bibit ternak, khususnya penelitian ini adalah indeks daya dukung
domba yang nantinya diproduksi oleh unit dengan tahapan analisis sebagai berikut:
pelaksana teknis daerah. a. Analisis kebutuhan pakan hijauan
minimum untuk ternak ruminansia kecil

127
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 124-133

adalah KH = 4% x 50% x 365 x 20 Kg = ternak kecil


0,146 ton BK/tahun/ST. KH adalah kebutuhan hijauan setiap ST
Dimana K = Kebutuhan pakan minimum per tahun (0,146 ton BK/tahun)
untuk 1 ST dalam ton bahan kering Li adalah luas masing-masing jenis
tercerna atau DDM (digesible dry ekologi lahan (i = 1,2,3,4)
matter) selama satu tahun (Thahar et al, Ri adalah produktivitas rumput dari
2003 yang dikutip oleh Juarini et al, setiap jenis ekologi lahan per tahun
2011). Ydb adalah populasi domba (satuan
b. Analisis Potensi Pakan. Khusus untuk ekor). Nilai 0,065 adalah nilai konversi
pakan domba, pakan hijauan yang dapat populasi ternak domba ke satuan ternak
dimanfaatkan adalah rumput yang (ST)
diperoleh dari hasil identifikasi lahan d. Indeks Daya Dukung (IDD) hijauan
sebagai berikut (Thahar et al, 2003 yang ternak domba dihitung berdasarkan
dikutip oleh Juarini et al, 2011): bahan kering dengan persamaan sebagai
 Lahan sawah = (0,2832 x luas berikut (Ashari et al, 2003 yang dikutip
lahan) ton BK/tahun oleh Juarini et al, 2011). Indeks ini
 Lahan Kering = (6,3212 x luas dihitung berdasarkan formula berikut,
lahan) ton BK/tahun yaitu Total Produksi Bahan Kering
 Lahan Pangonan = (6,4601 x luas (BK)/(Jumlah populasi ternak
lahan) ton BK/tahun ruminansia dengan formula (ST) x
 Lahan Hutan = (6,3894 x luas Kebutuhan BK domba dewasa
lahan) ton BK/tahun (Kg/ST)).
c. Daya Tampung Ternak dianalisis dari Adapun kriteria status daya dukung
Daya Dukung Hijauan, diukur dari hijauan berdasarkan indeks daya
ketersediaan rumput untuk kebutuhan dukung diuraikan sebagai berikut:
minimal dari domba dengan formula - IDD > 2 = aman
sebagai berikut (Silaban et al, 2015): - IDD > 1,5 – 2 = rawan
n4 - IDD > 1 – 1,5 = kritis
L R i i
- IDD < 1 = sangat kritis
WK j  i 1
 0,065 (Ydb )
KH
Dimana:
WK adalah kemampuan wilayah
kecamatan ke-j menampung satuan

128
ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN
AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG
Achmad Firman, Linda Herlina, Slamet Yulianto

HASIL DAN PEMBAHASAN dan kehutanan menjadi lahan yang


1.1. Gambaran Umum mendominasi wilayah Desa Cintalaksana.
Secara geografis, Desa Cintalaksana Tabel 1. Pemanfaatan Lahan di Desa
Cintalaksana
merupakan ibukota Kecamatan Tegalwaru
Luas Lahan
Penggunaan %
Kabupaten Karawang. Letak Astronomis (ha)
Sawah Irigasi ½ teknis 168 19.86
Desa Cintalaksana berada di -6.57054 oLS & Sawah Tadah Hujan
Perkebunan/Hutan 668 78.96
– 107.20357 oBT dengan ketinggian 104,2 Tanah Tegal/Ladang 0.5 0.06
Pemukiman 5.8 0.69
meter dpl. Luas wilayah Desa Cintalaksan
Pekarangan 0.5 0.06
aadalah 8,46 km2 (846 ha) atau 9.7% dari Perkantoran 1.5 0.18
Prasarana Umum 1 0.12
total luas Kecamatan Tegalwaru. Desa Total Luas 846
Sumber: Profil Desa Cintalaksana, 2017
Cintalaksana memiliki 4 dusun, 4 RW, dan
11 RT. Topografi wilayah Desa Lahan permukiman hanya menduduki

Cintalaksana sebagian berbukit-bukit, peringkat ketiga dalam hal pemanfaatan

dataran tinggi, lereng gunung, dilewati lahan dengan luasan 5,8 ha. Hal ini

aliran sungai/bantaran sungai. Letaknya menunjukkan bahwa alih fungsi lahan

dekat/berada di kawasan hutan dan wisata. pertanian ke pemanfaatan lain relatif masih

Dengan karakteristik wilayah demikian, kecil.

suhu rata-rata harian 20-45oC. Curah hujan Tabel 2 memperlihatkan populasi

di Desa Cintalaksana adalah 2.600-4.500 ternak yang ada di Desa Cintalaksana.

mm dengan jumlah bulan hujan sebanyak 4 Populasi terbesar didominasi oleh unggas

bulan dalam satu tahun. (ayam kampung, ayam ras, dan bebek),

Berdasarkan profil Desa Cintalaksana sedangkan ruminansia masing-masing

tahun 2017, luas lahan yang dimanfaatkan kurang dari 100 ekor. Domba yang menjadi

untuk sawah ½ irigasi teknis hampir target pengembangan hanya berjumlah 70

mencapai 20% dari total luas lahan (Tabel ekor. Jika dilakukan perhitungan, dengan

1). Sedangkan lahan yang digunakan untuk asumsi setiap domba mengonsumsi 4 kg

perkebunan dan hutan hampir mencapai hijauan per ekor per hari, maka kebutuhan

80% dari luas lahan Desa Cintalaksana. pakan hijauan untuk 70 ekor domba adalah

Adapun pemanfaatan lahan-lahan untuk 280 kg/hari (2,8 ton/10 hari).

keperluan lainnya masih di bawah 1%. Data


ini memberikan informasi bahwa pertanian

129
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 124-133

Tabel 2. Populasi Ternak di Desa Cintalaksana Tabel 3. Potensi Hijauan (ton Bahan Kering per
Kecamatan Tegalwaru (2017) Tahun

Jumlah Populasi Luas Potensi


Jenis Ternak Penggunaan Lahan Hijauan
(Ekor)
(ha) (ton BK/tahun)
Sapi 30 Sawah Irigasi ½
Kerbau 2 teknis & Sawah 168 45,58
Kambing 30 Tadah Hujan
Domba 70 Perkebunan/Hutan 668 4.268,12
Ayam Kampung/Buras 1000 Tanah
Ayam Pedaging/Ras 500 0,5 3,23
Tegal/Ladang
Bebek 500 Pemukiman 5,8 0
Sumber: Profil Desa Cintalaksana, 2017 Pekarangan 0,5 0
Perkantoran 1.5 0
Prasarana Umum 1 0
1.2. Analisis Ketersediaan Hijauan Total Luas 846 4.316, 93

Hijauan makan ternak menjadi pakan


Berdasarkan Tabel 3, potensi HMT
utama ternak ruminansia, khususnya
yang bisa dimanfaatkan dari lahan-lahan
domba. Pemberian pakan yang tidak
yang dimiliki oleh Desa Cintalaksana
kontinu dapat menimbulkan sterss dan akan
sebesar 4.317 ton bahan kering pertahun.
berakibat peka terhadap berbagai penyakit
Potensi hijauan ini menjadi titik awal
dan terganggu pertumbuhannya (Ahmad et
perhitungan berapa jumlah ternak
al, 2004). Hijauan makanan ternak yang
ruminansia kecil, seperti domba, dapat
dipergunakan untuk ternak ruminansia
ditampung di desa ini.
sebagian besar rumput-rumputan, sehingga
rumput memegang peranan penting dalam
1.3. Analisis Daya Dukung
proses budidayanya (Sofyan, 2003).
Populasi ternak ruminansia yang ada
Desa Cintalaksana didominasi oleh
sebagaimana telah diungkapkan
hutan dan perkebunan atau seluas 80% dati
sebelumnya dikonversi ke dalam satuan
total wilayah. Hal ini memberikan potensi
ternak (ST) seperti terlihat pada Tabel 4.
cukup baik untuk sumbangan hijauan pakan
Berdasarkan hasil konversi tersebut,
ternak. Hasil hitungan potensi hijauan
jumlah populasi ternak ruminansia
makanan ternak (HMT) dari penggunaan
sebanyak 31,9 satuan ternak, termasuk di
lahan-lahan yang ada, seperti terlihat pada
dalamnya adalah domba (4.5 satuan
Tabel 3.
ternak). Konversi ini dijadikan dasar untuk
perhitungan kapasitas tampung ternak
domba.

130
ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN
AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG
Achmad Firman, Linda Herlina, Slamet Yulianto

Ternak domba merupakan ternak Adapun indek ini dihitung berdasarkan


ruminansia terbanyak di Desa Cintalaksana jumlah bahan kering dibagi dengan total
disusul oleh ternak sapi dan kambing. Akan populasi dikali dengan total kebutuhannya.
tetapi, jika populasi ternak ruminansia Apabila seluruh hijauan yang ada
tersebut dihitung dalam satuan ternak, disediakan untuk ternak domba, maka
maka ternak sapi yang terbanyak dari sisi indek daya dukungnya adalah sebagai
satuan ternak. Nilai satuan ternak ini berikut:
diperlukan untuk menghitung daya 1. Total bahan kering hijauan yang
tampung ternak yang dapat ditampung di mamapu disediakan adalah sebanyak
desa tersebut. 4.316,93 ton BK/hijauan/tahun.

Tabel 4. Populasi Ternak Ruminansia di Desa 2. Kebutuhan pakan hijauan ternak domba
Cintalaksana dalam Satuan Ternak adalah 0,146 ton BK/tahun/ST.
Jumlah Populasi
Jenis Ternak % 3. Total populasi domba adalah 29.563 ST
(Ekor) ST
Ruminansia 25.4 Berdasarkan formulasi pada bagian
Besar
metode analisis, maka dapat dihitung nilai
Sapi 30 24 75.2
Kerbau 2 1.4 4.4 IDD adalah sebagai berikut:
Ruminansia 6.5
Kecil IDD = (4.316,93 ton BK/hijauan/tahun) /
Kambing 30 1.95 6.1
(29.563 ST x 0,146 ton BK/ekor
Domba 70 4.55 14.3
Total 31.9
domba/tahun) hasilnya adalah 1,0002.

Apabila wilayah dengan nilai IDD =


Atas dasar perhitungan dari Tabel 3 1,0002. Nilai IDD sebesar itu berada di
dan 4 dapat dianalisis jumlah kapasitas wilayah IDD 1 – 1,5, yang artinya adalah
tampung wilayah untuk ternak domba di wilayah kritis.
Desa Cintalaksana. Hasil analisis juga Hasil analisis di atas dapat
memperlihatkan jumlah ternak domba membuktikan bahwa kemampuan wilayah
adalah sebanyak 29.563 ST yang diperoleh untuk menampung ternak domba di Desa
dari formula sebagai berikut: Cintalaksana adalah kritis. Ini berarti
WK= (4.316, 93 / 0.146) – (0.065 x 70 ekor) bahwa pengembangan ternak domba di
= 29.563 ST Desa Cintalaksana dengan menggunakan
Berdasarkan kapasitas tampung konsep LEISA tidak dapat berjalan karena
ternak tersebut dapat dihitung nilai indek sumber daya dukung pakan hijauan di desa
daya tampung (IDD) untuk ternak domba. tersebut tidak mampu untuk memenuhi

131
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2019. 5(1): 124-133

kebutuhan domba. Hal ini menunjukkan dalam keberhasilan pengembangan


bahwa apabila ternak domba dikembangkan ternak, khususnya ternak herbivora.
di Desa Cintalaksana, maka akan
mendatangkan sumber pakan dari wilayah KESIMPULAN
lain untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan hasil analisis
Dasman (1964) membedakan tiga menunjukkan sebagai berikut:
pengertian daya tampung, yaitu: 1. Jumlah hijauan dalam bentuk bahan
1. Pengertian daya tampung yang kering yang dapat disediakan untuk
berhubungan dengan kurva logistik, ternak domba adalah 4.316,93 ton
dimana daya tampung adalah asimtot BK/hijauan/tahun.
atas dari kurva tersebut. Dalam hal ini 2. Ternak domba yang dapat dihasilkan
batasan daya tampung adalah batasan adalah 29.563 satuan ternak.
teratas dari pertumbuhan populasi 3. Nilai Indeks Daya Dukung (IDD) untuk
dimana pertumbuhan populasi tidak Desa Cintalaksana masuk kategori
dapat didukung lagi oleh sumberdaya krisis.
dan lingkungan yang ada, 4. Hasil ini memberikan jawaban bahwa
2. Pengertian daya tampung yang dikenal konsep LEISA di Desa Cintalaksana
dalam pengelolaan margasatwa. Dalam tidak dapat dikembangkan.
hal ini daya tampung adalah jumlah
individu yang dapat didukung oleh UCAPAN TERIMA KASIH
suatu habitat; Kami ucapkan terima kasih kepada
3. Pengertian daya tampung yag dikenal Dinas Pertanian Kabupaten Karawang atas
dalam pengelolaan padang kerjasama penelian ini di mana pihak dinas
penggembalaan. Dalam hal ini daya memberikan dukungan finansial atas
tampung adalah jumlah individu yang penelitian ini.
dapat didukung oleh lingkungan dalam
keadaan sehat tanpa mengganggu DAFTAR PUSTAKA
kerusakan tanah. Tingkat ketersediaan Ahmad, S.N., Siswansyah, D.D dan
hijauan makanan ternak pada suatu Swastika, D.K.S. 2004. Kajian Sistem
Usaha Ternak Sapi Potong di
wilayah merupakan salah satu faktor Kalimantan Tengah. Jurnal
yang sangat penting serta turut Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian, 7(2): 155-170.
mempengaruhi dinamika populasi

132
ANALISIS LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA) PADA TERNAK DOMBA DI KAWASAN
AGRIBISNIS DESA TERNAK, DESA CINTALAKSANA KECAMATAN TEGALWARU, KABUPATEN KARAWANG
Achmad Firman, Linda Herlina, Slamet Yulianto

Benny, Guido. 2002. Sap 2 Evaluasi Kesseler, J.J, and Moolhulizen M. 1994.
Proyek: Pengertian Evaluasi Proyek, Low External Input Sustainable
Aspek-Aspeknya dan Metode Agriculture: Expectations and
Memperoleh Gagasan. Jakarta: Realities. Netherlands Journal of
Universitas Indonesia. Agriculture Science, 42 (3): 181-194.
Dasman, R.F., 1964. Wildslife Biology. J. Ma’sum, M., 1999. Kemungkinan
Wiley and Son.Inc. New York. Pengunaan Data Satelit untuk
Dinas Pertanian Kabupaten Karawang. Mengestimasi Produksi Pakan
2017. Studi Kelayakan Desa Ternak Ruminansia. Badan Penelitian dan
di Desa Cintalaksana, Kecamatan Pengembangan Pertanian. Deptan.
Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Bogor.
Dinas Pertanian Kabupaten Sofyan, I., 2003. Kajian Pengembangan
Karawang. Karawang. Bisnis Pengusahaan Kebun Rumput
Firman, A., Herlina L, Paturochman M, dan Gajah untuk Penyediaan Pakan pada
Sulaeman, MM. 2018. Penentuan Usaha Penggemukan Sapi Potong
Kawasan Unggulan Agribisnis PD. Gembala Kabupaten Garut Jawa
Ternak Domba di Jawa Barat. Jurnal Barat. Program Studi Manajemen
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Agribisnis, Fakultas Pertanian. IPB.
Berwawasan Agribisnis, 4(1): 111- Soemarwoto, I., 1983. Pengelolaan
125. Sumberdaya Alam. Bagian II.
Food and Agriculture Organization (FAO). Sekolah Pasca Sarjana. Jurusan
2002. Conserving and Developing pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Farm Animal Diversity. Rome: Lingkungan. IPB.
Secretariat of The Report on The Sumoprastowo, R.M. 1987. Beternak
State of The Word’s Animal Genetic Domba Pedaging dan Wol. Bogor:
Resources. FAO. Roma. Departemen Ilmu Makanan Ternak,
Jarmuji. 2010. Produksi Susu Induk IPB.
Terhadap Pengaruh Pertambahan Thanh, D.N. 1996. Low External Input
Bobot Badan, Bobot Sapih Dan Daya Sustainable Agriculture (LEISA) in
Hidup Anak Domba Ekor Tipis Jawa Selected Countries of Asia. Regional
Periode Prasapih. Jurnal Sain Office for Asia and the Pacific (RAP)
Peternakan Indonesia, 5(1): 34-42. Publication: 1996/19.
Juarini, E, Sumanto, Wibowo B, Suratman. Williamson, G. dan W.J.A. Payne, 1993.
2011. Daya Dukung Hijauan Pakan Pengantar Peternakan di Daerah
untuk Pengembangan Ternak Sapi Tropis. Universitas Gadjah Mada,
Potong dan Kerbau dalam Yogyakarta.
Mendukung PSDS/K Tahun 2014 di
Kabupaten Lebak. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Kementerian Pertanian.
Bogor (Indonesia): Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.

133

Anda mungkin juga menyukai