Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Disusun oleh:
Narjis, 0606102751
Mekanisme trauma
Tumpul : kecepatan tinggi, kecepatan rendah
Tajam : cedera peluru, bacok, dll
Beratnya
Berdasar morfologi :
Fraktura tengkorak.
Kalvaria :
Linier atau stelata.
Terdepres atau tidak terdepres.
Basiler :
Anterior.
Media.
Posterior.
Lesi intrakranial.
Fokal :
Perdarahan meningeal :
1. Epidural.
2. Subdural.
3. Sub-arakhnoid.
Perdarahan dan laserasi otak :
Perdarahan intraserebral dan atau kontusi.
Benda asing, peluru tertancap.
Difusa :
Konkusi ringan.
Konkusi klasik.
Cedera aksonal difusa.
Epidural hematom:
Terdapat pengumpulan darah diantara tulang tengkorak dan duramater
akibat pecahnya pembuluh darah/cabang-cabang arteri meningeal
media yang terdapat di duramater, pembuluh darah ini tidak dapat
menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat terjadi dalam
beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang paling sering yaitu dilobus
temporalis dan parietalis.
Subdural hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi
akut dan kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
vena/jembatan vena yang biasanya terdapat diantara duramater,
perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut terjadi dalam 48 jam – 2
hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2 minggu atau
beberapa bulan.
Perdarahan intraserebral
Perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh darah arteri,
kapiler, vena.
Perdarahan subarachnoid:
Perdarahan didalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh
darah dan permukaan otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang
hebat.
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
Kelainan metabolisme
Cidera otak primer Cidera otak sekunder
Kontusio
Laserasi Kerusakan cel otak
Proses fisiologis yang abnormal ini lebih memperberat kerusakan cidera otak
dan sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan
bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70
% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.
4. MANIFESTASI KLINIS
5. KOMPLIKASI
Hemorrhagie
Infeksi
Edema
Herniasi
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Jenis Fungsi
pemeriksaan
CT Scan tanpa/dengan kontras) mengidentifikasi adanya hemoragik,
menentukan ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak
Angiografi menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran
serebral jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma.
X-Ray mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan
struktur garis (perdarahan / edema), fragmen tulang
Analisa Gas medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi)
Darah jika terjadi peningkatan tekanan intracranial
Elektrolit untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat
peningkatan tekanan intrakranial.
MRI Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa
kontras radioaktif
Serial EEG Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
BAER Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil
7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana Pemulangan
Jelaskan tentang kondisi anak yang memerlukan perawatan dan
pengobatan.
Ajarkan orang tua untuk mengenal komplikasi, termasuk
menurunnya kesadaran, perubahan gaya berjalan, demam, kejang,
sering muntah, dan perubahan bicara.
Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan
reaksi dari pemberian obat.
Ajarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang: penggunaan
sudip lidah, mempertahankan jalan nafas selama kejang.
Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk
aktivitas sehari-hari di rumah, kebutuhan kebersihan personal,
makan-minum. Aktivitas bermain, dan latihan ROM bila anak
mengalami gangguan mobilitas fisik.
Ajarkan bagaimana untuk mencegah injuri, seperti gangguan alat
pengaman.
Tekankan pentingnya kontrol ulang sesuai dengan jadual.
Ajarkan pada orang tua bagaimana mengurangi peningkatan
tekanan intrakranial.
Prioritas Perawatan:
Maksimalkan perfusi / fungsi otak
Mencegah komplikasi
Pengaturan fungsi secara optimal / mengembalikan ke fungsi normal
Mendukung proses pemulihan koping klien / keluarga
Pemberian informasi tentang proses penyakit, prognosis, rencana
pengobatan, dan rehabilitasi.
Tujuan:
Fungsi otak membaik : defisit neurologis berkurang/tetap
Komplikasi tidak terjadi
Kebutuhan sehari-hari dapat dipenuhi sendiri atau dibantu orang lain
Keluarga dapat menerima kenyataan dan berpartisipasi dalam
perawatan
Proses penyakit, prognosis, program pengobatan dapat dimengerti
oleh keluarga sebagai sumber informasi.
Pendidikan kesehatan
Pentingnya pemantauan
Sangat mudah bagi otak menjadi rusak selama periode ini. Ketahui
hipotensi, hipoksia atau batuk, yang dapat terjadi secara tidak
terduga dan tiba-tiba, dapat menyebabkan kerusakan
ireversibel. dekat klinis pemantauan Oleh karena itu pasien sangat
penting.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi & Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak , Edisi I. Jakarta: CV
Sagung Seto; 2001.
Hudak & Gallo. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik , Volume II. Jakarta:
EGC; 1996.
Cecily LB & Linda AS. Buku Saku Keperawatan Pediatrik . Edisi 3. Jakarta:
EGC; 2000.
Suzanne CS & Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah . Edisi 8. Volume 3.
Jakarta: EGC; 1999
http://www.ferne.org/Lectures/bis01%20adult%20mshi.htm
Abdul Hafid (1989), Strategi Dasar Penanganan Cidera Otak. PKB Ilmu
Bedah XI – Traumatologi , Surabaya.
http://www.facs.org/trauma/publications/headinjury.pdf