ID Kejadian Penyakit Cacing Usus Di Kota Palu Dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tenga
ID Kejadian Penyakit Cacing Usus Di Kota Palu Dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tenga
181
Chadijah S, dkk. Kejadian penyakit cacing usus
dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan dan penelitian. Kelurahan Watusampu adalah kelurahan
yang terletak di ujung Kota Palu dan masyarakatnya
Sulawesi Utara (1990-1991) menunjukkan bahwa
tergolong masyarakat golongan menengah ke
di Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi
bawah. Berdasarkan data penduduk
yang diperoleh dari kantor desa tercatat 1.928 jiwa di Proporsi jenis cacing yang paling banyak
wilayah kelurahan tersebut. Sedangkan wilayah Lolu ditemukan di dua Kelurahan di Kota Palu adalah
Utara merupakan kelurahan yang terletak di tengah T. trichiura sebanyak 43,01 % dan diikuti oleh
kota dan merupakan salah satu daerah terpadat di infeksi A . lumbricoides sebanyak 27,96%, dan O.
Kota Palu. Golongan masyarakat di wilayah ini relatif vermicularis sebanyak 9,68%, juga ditemukan
bervariasi, baik dari segi lingkungan maupun infeksi campuran.
ekonomi. Jumlah penduduk yang tercatat di wilayah
Tabel 2. Distribusi hasil pemeriksaan Kecacingan
ini berdasarkan data dari kelurahan setempat adalah Berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan
sebanyak 8.497 jiwa. kelompok umur di wilayah Kelurahan Watusampu
dan Lolu Utara, Kota Palu tahun 2009
Kategori Hasil Pemeriksaan (n=180)
Positif % Negatif %
Jenis Kelamin
Laki-laki 45 48,39 35 40,23
Perempuan 48 51,61 52 59,77
Pendidikan
Tidak/belum 10 10,75 12 13,79
Sekolah
Tidak tamat SD 5 5,38 1 2,30
Tamat SD 32 34,41 17 18,39
SMP 13 13,98 17 19,54
SMA 23 24,73 37 42,53
Gambar 1. Hasil pemeriksaan tinja dan tinja yang tidak SMA keatas 10 10,75 3 3,54
terkumpul di wilayah Kelurahan Watusampu dan Kelompok Umur (thn)
Lolu Utara, Kota Palu tahun 2009 <6 8 8,60 11 12,64
6–11 14 15,05 6 6,90
Total responden untuk Kota Palu adalah 223 orang, 12–17 7 7,53 9 10,34
18–40 32 34,41 32 36,78
tetapi hanya 180 responden yang mengumpulkan 41–65 29 31,18 22 25,29
> 65 3 3,23 7 8,07
tinjanya (80,7%). Sebanyak 93 responden (41,7%)
positif ditemukan adanya telur cacing baik infeksi
Hasil pemeriksaan kecacingan di dua kelurahan di
tunggal maupun infeksi campuran (gambar 1). Telur
Kota Palu menunjukkan bahwa kecacingan terjadi
cacing yang ditemukan dalam tinja sampel adalah A.
baik pada laki-laki maupun pada perempuan dengan
lumbricoides, Hookworm, T. trichiura, dan O.
persentase lebih banyak terjadi pada perempuan.
vermicularis (tabel 1).
Pada tingkat pendidikan terlihat bahwa yang positif
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Tinja Menurut Jenis cacing di terinfeksi kecacingan paling banyak pada tingkat
Wilayah Kelurahan Watusampu dan Lolu Utara, pendidikan tamat SD, kemudian tamat SMA, dan
Kota Palu Tahun 2009
terendah pada tingkat tidak tamat SD. Sedangkan
Frekuensi
Jenis Cacing (N=93) % menurut kelompok umur yang positif kecacingan
A. lumbricoides 26 27,96
paling banyak ditemukan pada kelompok umur 18-
A. lumbricoides dan Hookworm 1 1,08 40 tahun, dan terendah pada kelompok umur lebih
A. lumbricoides dan T. trichiura 2 2,15
Hookworm 4 4,30 dari 65 tahun.
Hookworm dan A. lumbricoides 2 2,15 Desa Wani II dan Desa Toposo adalah dua wilayah
O. vermicularis 9 9,68
O. vermicularis dan A. lumbricoides 1 1,08 yang dipilih menjadi wilayah penelitian. Desa Wani
O. vermicularis dan Hookworm 1 1,08
O. vermicularis dan T. trichura 1 1,08 II terletak di perbatasan Kota Palu dan Donggala.
Trichostrongylus 1 1,08 Sebanyak 39 responden (36,9%) dari total
Trichostrongylus dan A. lumbricoides 1 1,08
Trichostrongylus dan O. vermicularis 1 1,08 responden tidak bersedia mengumpulkan
T. trichiura 40 43,01 tinjanya, hanya 159 responden yang
T. trichiura dan A. lumbricoides 1 1,08
T. trichiura dan O. vermicularis 2 2,15 mengumpulkan tinjanya (63,1%) (gambar 2).
dengan sindrom disentri, anemia, berat badan intensitas infeksi Hookworm, dengan pola
menurun dan kadang disertai prolapsus rektum. transmisi umumnya terjadi di dekat rumah.
Infeksi berat T. trichiura disertai dengan cacing Tingginya prevalensi Hookworm di Kab. Donggala
lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya mungkin disebabkan kurangnya menjaga higiene
tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau perorangan dan sanitasi lingkungan yang masih
sama sekali tanpa gejala.13 kurang. Infeksi Hookworm berhubungan dengan
Semua umur dapat terinfeksi A. lumbricoides, kemiskinan. Menurut Peter Hotez (2008) 18,
anak-anak kecil yang lebih sering terkontaminasi semakin parah tingkat kemiskinan masyarakat
dengan tanah maka pada kelompok anak lebih akan semakin berpeluang untuk mengalami
mudah terinfeksi. Beratnya penyakit akibat infeksi Hookworm. Hal ini dikaitkan dengan
migrasi A. lumbricoides yang berlangsung dengan kemampuan dalam menjaga higiene perorangan
jumlah larva yang bermigrasi bersamaan, dan sanitasi lingkungan tempat tinggal.
sehingga gejala klinis akibat infestasi A. Ada 4 aspek yang menyebabkan terjadinya infeksi
lumbricoides dapat asimtomtik dan simtomatik. kecacingan yang ditularkan melalui tanah, keempat
Gejala yang nyata dapat berupa nyeri perut aspek tersebut adalah mencuci tangan sebelum
dengan kolik di daerah pusat atau epigastrium, makan, membuang air besar dijamban, memakai
perut buncit (pot belly), mual dan kadang-kadang alas kaki bila bermain dan keluar rumah dan
sampai muntah, penderita cengeng anoreksia, kebiasaan menggigit kuku jari tangan. 19 Kebiasaan
susah tidur dan diare. Beberapa penelitian tidak mencuci tangan sebelum makan merupakan
menunjukan bahwa A. lumbricoides mengambil aspek higiene perseorangan yang berhubungan
sedikit karbohidrat dari hospes, sedangkan lemak dengan infeksi kecacingan yang penyebarannya
dan protein tidak diambilnya. Infeksi A. melalui mulut yaitu A. lumbriciodes dan T. trichiura.
lumbricoides dalam tubuh anak menyebabkan Manusia terinfeksi oleh A. lumbriciodes dan T.
anak mudah mengalami gangguan gizi.14 trichiura karena menelan telur infektif (telur yang
Faktor yang sangat mendukung terjadinya mengandung larva) yang mengkontaminasi
penularan dan meluasnya penyakit cacing adalah makanan, minuman dan alat makan.13
karena keadaan daerah yang terletak didaerah Hasil penelitian ini juga menemukan adanya infeksi
tropis dengan iklim panas dan kelembaban yang t campuran, Penelitian Meliala (1991) 20 melaporkan
inggi.Sehinggasangatcocokuntu bahwa infeksi nematoda usus dua atau tiga spesies
k perkembangan cacing usus yang ditularkan sekaligus mengambarkan masih banyak penduduk
melalui tanah seperti A. lumbricoides, T. trichiura, yang kurang memperhatikan masalah kesehatan
N. americanus dan A. duodenale.15 dan keterlambatan pengobatan.
Berbeda dengan Kota Palu, di Kab.Donggala Prevalensi penyakit kecacingan dapat ditekan
Proporsi infeksi Hookworm lebih tinggi daripada serendah mungkin dengan mengendalikan faktor
infeksi cacing usus lainnya. Insidens tinggi lingkungan tanpa mengesampingkan faktor
Hookworm di Indonesia terutama di daerah perilaku. Menurut Achmadi (2005)21, bahwa
pedesaan, khususnya di perkebunan. I n f e k s i penyakit kecacingan merupakan penyakit
Hookworm pada manusia didapat melalui penetrasi berbasis lingkungan. Untuk mengendalikan
larva filaform yang terdapat ditanah, masuk melalui diperlukan upaya perbaikan sanitasi lingkungan
kulit, biasanya terjadi ketika berjalan tanpa alas kaki yang diikuti dengan upaya perbaikan hidup sehat.
di atas tanah yang terkontaminasi oleh Hookworm.14
Kesimpulan
Hasil penelitian Gusti (2004) ada hubungan
bermakna antara kebiasaan tidak memakai alas kaki Kesimpulan dari penelitian ini yaitu proporsi jenis
dengan infeksi Hookworm,16 menurut Bakta (1995)17 cacing di Kota Palu adalah T. trichiura sebanyak
perilaku masyarakat membuang air besar di 43,01 %, A. lumbricoides sebanyak 27,96%, dan
sembarang tempat dan kebiasaan tidak memakai O. vermicularis sebanyak 9,68% dan infeksi
alas kaki mempunyai campuran 1,08%. Proporsi jenis cacing di Kab.
Donggala Telur cacing adalah Hookworm 11,95% anak balita serta pada tanah di Kecamatan Paseh,
A. lumbricoides 7,55%, T. trichiura 2,52%, dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Maj. Parasitol.
infeksi campuran 0,63%. Ind. 2000; 13(1-2) : 28-32.
Saran 8. Suwarni, Ilahude H, Marwoto. Angka Pencemaran
Bagi Dinas Kesehatan Kota Palu dan Kab. Cacing Usus di Sungai Ciliwung. Cermin Dunia