BAB II Bu Metty
BAB II Bu Metty
DASAR TEORI
A. Tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas berdasarkan kode etik bidan
Peran dan tanggung jawab bidan di komunitas meliputi kemampuan menilai
tradisi, budaya, nilai–nilai dan norma hukum yang berlaku di masyarakat. Dengan
memiliki kemampuan tersebut bidan akan mempunyai kemampuan dalam
memeberikan penyuiluhan dan pelayan kepada individu, kelurga, dan masyarakat,
sehingga bidan mampu bertindak secara professional, yaitu mampu memisahkan
nilai– nilai masyarakat dengan nilai–nilai atau keyakinan pribadi, bersikap tidak
menghakimi, tidak membeda–bedakan, dan menjalakn prosedur kepada semua orang
yang diberikan pelayanan (Yulifah dan Yuswanto, 2011)
Tanggung jawab bidan di komunitas meliputi beberapa hal berikut:
a. Menjaga pengetahuannya tetap up to date, berusaha secara terus menerus
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemahiran
b. Menegenali batas–batas pengetahuan, keterampilan pribadi, dan tidak berupaya
untuk bekerja melampaui wewenangnya dalam memberikan pelayanan klinik
c. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
suatu keputusan.
d. Berkomunikasi dan bekerja sama dengan pekerja kesehatan profesional lainnya
(perawat, dokter, dan lain-lain) dengan rasa hormat dan bermartabat.
e. Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
f. Melakukan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan
berkesinambungan, mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit Maternal Perinatal
(AMP).
g. Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan mutu
asuhan kesehatan.
h. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta kondisi
hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur yang terbukti merugikan
perempuan.
Gambaran masyarakat Indonesia dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan
bersih, berprilaku hidup sehat, mampu menjangkau pelayan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya
merupakan impian bagi kita semua (Yulifah dan Yuswanto, 2011)
A. Peran dan fungsi bidan sesuai dengan kompetisi bidan Indonesia berkaitan dengan
asuhan di komunitas.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat:
1. Pengetahuan dasar, meliputi:
a. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas
b. Masalah kebidanan komunitas
c. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan
masyarakat
d. Strategi pelayanan kebidanan komunitas
e. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas
f. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam
keluarga dan masyarakat
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
h. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak
2. Pengetahuan tambahan:
a. Kepemimpinan untuk semua
b. Pemasaran sosial
c. Peran serta masyarakat (PSM)
d. Audit maternal perinatal (AMP)
e. Perilaku kesehatan masyarakat
f. Program-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan
anak (safe motherhood dan Gerakan Sayang Ibu)
g. Paradigma sehat 2010
3. Keterampilan dasar:
a. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita
dan KB di masyarakat
b. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
c. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes
d. Mengelola pondok bersalin desa (Polindes)
e. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi, bayi
dan balita.
f. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk
mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak
g. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Keterampilan tambahan:
PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15
1) Bidan dapat menjalankan Praktik Kebidanan secara mandiri dan/atau bekerja
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2) Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa Praktik Mandiri Bidan.
3) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
1. klinik
2. puskesmas
3. rumah sakit dan/atau
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
Pasal 16
Bidan desa dapat mengajukan Permohonan SIPB kedua berupa Praktik Mandiri
Bidan, selama memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan mengikuti ketentuan:
a. lokasi Praktik Mandiri Bidan yang diajukan, berada pada satu desa/kelurahan
sesuai dengan tempat tinggal dan penugasan dari Pemerintah Daerah
b. memiliki tempat Praktik Mandiri Bidan tersendiri yang tidak bergabung
dengan tempat praktik Bidan desa
c. waktu Praktik Mandiri Bidan yang diajukan, tidak bersamaan dengan waktu
pelayanan praktik Bidan desa.
Bagian Kedua
Kewenangan
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Bagian Ketiga
Pelimpahan kewenangan
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29