Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI DISKUSI RUMPUT HIJAU

‘’PROBLEMATIKA KKN OFFLINE DI TENGAH PENDEMI’’


Rabu, 21 Januari 2021

Pemantik (Presiden Mahasiswa BEM U KBM Unila 2021, Sdr. Irfan Fauzi
Rachman)
Sedari Maret 2020 dimana virus Covid19 memasuki Indonesia, sudah
membuat banyak polemik terkait kegiatan akademik. Dimana kegiatan tersebut harus
memilih untuk dilaksanakan baik secara offline maupun online, termasuk kegiatan
perkuliahan, wisuda dan juga KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kegiatan KKN tersebut
menimbulkan polemik pro dan juga kontra di tengah-tengah mahasiswa yang akan
mengikuti kegiatan tersebut, adapun beberapa daerah yang menjadi bakal calon
penempatan mahasiswa adalah daerah yang memiliki status zona merah. BEM U
KBM UNILA dalam menanggapi polemik tersebut, membuka jaring aspirasi yang
ditujukan kepada seluruh mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan KKN Periode 1
tahun 2021 guna memperoleh data yang akan di tujukan kepada BPKKN serta akan
diformulasikan pada langkah-langkah selanjutnya.

SESI DISKUSI (Penyampaian Pendapat)


Pro Offline
 (Sdr. Sangun, FKIP) Lokasi penempatan Kab.Lampung Timur
Menyetujui kegiatan KKN secara offline dengan catatan adanya tes
SWAB/Rapid secara gratis mengingat kemampuan finansial setiap
mahasiswa, serta menyediakan masker gratis bagi setiap mahasiswa peserta
KKN Periode 1 tahun 2021. Selain itu tidak menyetujui KKN secara online
dikarenakan sudah banyak persiapan yang telah dilakukan baik secara
finansial dan keperluan lainnya. Dan apabila akan dilaksanakan secara
online, maka menyarankan untuk ditiadakan, karena pada kenyataannya
banyak mahasiswa yang sudah berada di Bandar Lampung dan akan kembali
ke daerahnya masing-masing, dan mereka akan tetap menjalankan program
kerja yang mengumpulakan massa.
 (Sdr. Rizky Maulana, Hukum) Lokasi penempatan Kab. Lampung Barat
Menyetujui Kegiatan KKN secara offline dengan catatan diadakannya tes
SWAB/Rapid secara gratis. Kegiatan KKN secara online bukanlah solusi,
dimana pihak kampus sudah mempersiapkan persyaratan protokol kesehatan
yang ketat, banyak dana yang sudah keluar guna melakukan persiapan, serta
tidak adanya kesinambungan antara kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang
seharusnya dilakukan secara langsung dengan KKN yang dilakukan secara
online.
 (Sdr. Sinum, Kedokteran)
Menyetujui kegiatan KKN secara offline dikarenakan apabila dilakukan
secara online, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
persiapan. Selain itu pihak BKKN sudah membuat kebijakan berupa peraturan
terkait protokol kesehatan yang ketat selama pelaksanaan KKN berlangsung.
Adapun jika mengambil contoh kegiatan Pemilu yang notabene adalah
kegiatan mengumpulkan massa dengan tetap dapat dilakukan dengan adanya
protokol kesehatan yang ketat.
 (Sdr. Bagoes Setiawan)
Menyetujui kegiatan KKN secara offline dengan alasan bahwasannya tidak
diketahui kapan berakhirnya virus covid19, sudah banyaknya pengeluaran
dalam melakukan persiapan, KKN menjadi kesempatan bagi mahasiswa yang
berperan sebagai agent of change guna memberikan informasi dan lebih
memberi pehaman kepada warga desa yang tidak aware terhadap virus ini,
dan masih terdapat kegiatan mahasiswa yang tidak memiliki tingkat urgensi
tinggi untuk berkumpul.
Kontra Offline
 (Sdr. Safaana, Fisip) Lokasi penempatan Kab. Mesuji
Tidak menyetujui kegiatan KKN secara offline mengingat kasus yang terus
bertambah. Apabila ditiadakan maka akan mengundur waktu kelulusan
mahasiswa. Selain itu tidak adanya jaminan terhadap mahasiswa tidak
membawa virus kepada warga desa. Dan dengan adanya jaminan kesehatan
yang disediakan senilai Rp. 15.000 tetap tidak akan menjamin terhadap
kondisi mahasiswa selama KKN.
 (Sdr. Veronica, Fisip) Lokasi penempatan Kab. Tulang Bawang
Tidak menyetujui kegiatan KKN secara offline dikarenakan lebih berfokus
pada kondisi dimana apabila mahasiswa KKN Periode 1 tahun 2021 yang
malah membawa virus tersebut kepada warga desa. Dengan alih memperoleh
potongan harga pada tes rapid yang akan dilakukan di klinik Unila senilai
Rp.10.000, akan tetapi tes tersebut merupakan tes rapid antibodi, dimana tes
tersebut tidak akurat dibandingkan tes rapid antigen yang mana memiliki
harga yang jauh lebih mahal. Selain itu jika dihadapkan dengan pilihan untuk
offline tetapi memiliki resiko pada keselamatan baik warga desa maupun
mahasiswa, atau secara online tetapi kehilangan sejumlah dana yang sudah
keluar guna persiapan, maka akan memililih untuk kehilangan sejumlah dana.
 (Sdr. Alka, Kedokteran) Lokasi penempatan Kab. Tulang Bawang Barat
Tidak menyetujui kegiatan secara offline dikarenakan apabila mengundurkan
diri dan dapat mengikuti kegiataan KKN kembali pada tahun depan bukanlah
solusi yang baik, selain itu mobilitas jika dilakukan secara online dimana
setiap putera/puteri daerah sudah mengetahui kondisi akan masing-masing
desa. Dan juga meskipun kegiatan ini dilakukan secara offline dan
menerapkan protokol secara katat akan tetapi warga desa yang masih tidak
aware terhadap virus covid19, maka akan sama saja.
 (Sdr. Velda)
Tidak menyetujui kegiatan KKN secara offline dikarenakan mengingkat
kondisi Provinsi Lampung yang berstatus zona merah, dan urusan
keselamatan merupakan hal yang utama.

SESI DISKUSI (Solusi)


Berdasarkan pemaparan dari peserta Diskusi Rumput Hijau, maka solusi terkait
problematika KKN Offline ini adalah :
1. Memahami secara utuh perihal protokol kesehatan
2. Mengikuti sistem KKN pada periode sebelumnya, yaitu dengan KKN
online/mandiri didaerah masing-masing dikarenakan tidak adanya polemik
yang bermunculan
3. Mempersingkat lama waktu KKN bukan selama 40 hari, apabila dilakukan
secara offline
4. Melakukan kegiatan rapid/Swab test secara gratis dari pihak BPKKN dan
dilakukan selama 14 hari sekali selama kegiatan KKN berlangsung, apabila
dilakukan secara offline
5. Melakukan kunjungan ke daerah penempatan mahasiswa peserta KKN hanya
beberapa waktu saja dan tidak menginap, apabila dilakukan secara offline
6. Apabila kegiatan KKN dilakukan secara online yang dimana akan
membutuhkan waktu lebih dalam persiapan dan akan mengundur waktu
kelulusan, maka mahasiswa meminta regulasi terkait hal tersebut
7. Mengadakan audiensi bersama BPKKN dengan mahasiswa yang pro maupun
kontra tehadap KKN secara offline, guna menemukan solusi terbaik
8. Dari masing-masing kecamatan/desa yang diwakilkan oleh korcam/kordes
memberikan aspirasi guna memperoleh ruang yang lebih untuk dapat
mewakilkan aspirasi secara keseluruhan yang kemudian diserahkan kepada
pihak BPKKN melalui BEM U berupa konsideran.
ARAH GERAK SELANJUTNYA
1. Kita sajikan data real dari jaring aspirasi kita, validasi terkait mahasiswa KKN
yang menolak KKN, disertai dengan rasionalisasi
2. Menghimpun gerakan korcam kordes melalui wa grup/telegram
3. Kumpulkan bukti terkait harga Tes PCR dan kesanggupan mahasiswa dalam
pembayarannya
4. Terkait statement Satgas Covid-19 melalui laman surat kabar tadi agar
dijadikan landasan untuk berargumen, dan cari landasan2 lain
5. Kita cari metode terbaik untuk KKN ini, bisa melalui referensi di Kampus lain
ataupun kembali mengadopsi metode pada KKN di Juli kemarin
6. Siapkan siapa saja nantinya yang akan audiensi, dan diusahakan tiap korcam
dan kordes ikut dan sudah memiliki data mengapa tidak sepakat dengan
Pelaksanaan KKN Periode ini

CLOSING STATEMENT
Berdasarkan diskusi yang sudah dilakukan, maka terdapat hal-hal yang perlu
menjadi pertimbangan dan didiskusikan oleh masing-masing kelompok desa. Adapun
hal yang perlu didiskusikan antara lain :
Jika pro offline
1. Memikirkan akan dampaknya terhadap penyebaran covid19
2. UNILA seharusnya menanggung penuh jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan apabila terdapat mahasiswa positif covid19
Jika kontra offline
1. Mendiskusikan akan cara membatalkan surat izin dari orang tua untuk
mengikuti kegiatan KKN Periode 1 tahun 2021
2. Waktu yang sudah mepet akan jadwal keberangkatan
3. Memikirkan segala persiapan yang dilakukan, baik pra KKN dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai