Anda di halaman 1dari 39

Meskipun Nyawa Taruhannya

Aku terdiam di sini, yang aku tahu aku di temani ari-ari

Ku sering menendang-nendang bahkan seperti ingin


berlari

Aku sering mendengar ia menangis kesakitan

Ini akibat tingkah ku yang tak beraturan

Aku besar, sehingga perutnya seperti tak mampu


menopangku

Terkadang aku manja, sehingga membuat ia lelah itu


karenaku

Aku selalu membuat jam tidurnya tidak nyenyak

Sehingga ia terbangun dan selalu beranjak

Meskipun aku sering merepotkan

Ia selalu menyentuh ku dengan kelembutan

Setiap pagi aku selalu di do’akan

Supaya menjadi anak yang sopan dan dermawan

Rasanya aku tersentuh, dan aku ingin bertemu dengan


bulan ke Sembilan

Dan akhirnya aku lahir di dunia

Siapa lagi yang berperan, jika bukan dia

Dia seorang yang berjuang tiada tara


Ia mengeluarkan semua tenaganya

Hanya ingin membuat aku keluar dari perutnya

Ia menangis kesakitan, namun ia seperti tidak


merasakannya

Ku lihat keringat membasahi seluruh dahinya

Ia tersenyum ketika aku berhasil dikeluarkannya

Tuhan, ia baik sekali dan sangat berjasa

Taruhan nyawa ia korbankan

Hanya untuk aku yang ia lahirkan

Kau Hebat, Ma

Ma……

Aku sadar sekarang akan gigihnya sebuah perjuangan

Perjuangan mama yang tak pernah lelah

Cinta kasih yang mama berikan

Selalu membuat aku tak pernah kehilangan arah

Kau berjuang sendiri, mengganti sosok papa

Ma, bolehkah hari ini aku menangis?

Jika melihat semua perjuanganmu, hati ku miris

Mama yang mencari nafkah


Mama yang menjemput berkah

Agar apa? Agar kita tak hidup susah

Mama tak pernah gundah dan resah

Dan kau memang hebat Ma…

Ma…

Tergambar jelas di memoriku

Di kala pagi, kau sudah terbangun demi aku

Menata semua makanan sarapanku

Dengan keikhlasan hati yang tak pernah jemu

Mama selalu menyebar senyum di kala itu

Perkataannya selalu “rajinlah menuntut ilmu”

Ma….

Hari ini aku rindu, dengan semua masakanmu

Namun, apa daya aku tak mungkin bisa bertemu

Aku sukses Ma, kini aku telah sarjana dan bekerja

Semua karena Mama, atas perjuangan Mama

Kau hebat Ma

Bunda Tercinta
Bunda..
Engkau pecahkan kegelisahan yang tetap membuatku
jatuh
Engkau bagai penompang raga yang mulai runtuh
Engkau berikan semua yang kami butuhkan
Tapi kami, seketika kami butuhpun kami belum
menyadari

Bunda..
Kau buang waktumu tanpa penat untuk kami
kau buat kasih sayangmu jadi rutinitas yang sering kami
lupakan
Engkau berikan tanpa kami minta
Engkau gugurkan siraman kasih yang ga ada tandingnya

Bunda..
Andai perasaan ini sepeka hatimu, setegas kasihmu
Semampu dan tetap tersedia untuk kami anakmu
Kan kurubah segala yang jadi kesalmu
Kan kucoba merangkuh rasa yang sering kau berikan
kepadaku

Diatas langit yang tak terbatas


Kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah
Terimakasih bunda..
Terimakasih sudah menjagaku hingga sementara ini
Memberikanku cinta tanpa putus asa
Dengan cintamu, saya merasakan kemampuan yang
sungguh luar biasa

Ibu
Dalam hujan kau memberiku area berteduh
Dalam tangis kau memberiku sebuah kehangat……

Saat saya terpuruk di dalam penyesalan


Saat saya membisu di dalam kesedihan
kau datang bersama dengan sejuta senyuman
kau datang memberiku sebuah kehangatan.

Izinkan saya untuk membalas jasa-jasa mu.


Ini semua demi mu.
Walau letih…Ku kan tetap gigih
Walau sulit…Ku kan tetap bangkit.
Bangkit dari penyesalan
Bangkit dari kegagalan.
Untuk sebuah HARAPAN
Untuk sebuah MASA DEPAN

Bait demi bait kutulis cerita perihal Mu


Tentang Mu yang sudah menjagaku
Dari gelapnya Dunia ini.
Kau bagaikan PELITA yang menerangi gelapnya Dunia
ini…

Dan kau bagaikan air yang memadamkan Amarahku


Laksana api yang membakar jiwaku.
Air Mu yang menyejukkan jiwa ku
Api Mu yang memberiku motivasi baru.
Semangat untuk tetap BERTAHAN
Semangat untuk SEBUAH IMPIAN.

  Puisi Rindu
 

Puisi Ibu Tentang Kesabarannya

Ibu memang selalu sabar akan hal apa pun yang


terkadang kita lakukan untuk memancing emosinya.
Bahkan tak hanya itu, ia juga sering menuturkan apa itu
kata sabar. Coba anda simak puisi di bawah ini, tentang
kesabaran yang dimiliki seorang ibu :

Kau Juara, Melerai Amarahku

Yang aku tau, aku adalah anak yang menyebalkan


Aku memiliki polah tingkah yang tak beraturan

Ku tak bisa diam, aku suka berlarian

Aku anak yang sangat nakal, bukan?

Namun ia, yang berparas lembut

Yang menghangatkan bak sebuah selimut

Siapa lagi jika bukan ibu ku sendiri

Ibu yang selalu bermurah hati

Meskipun aku senang marah

Ia tak pernah susah

Ia selalu berjuang agar aku tak berapi-api

Meskipun sering gagal, ia tak pernah berhenti

Ibu mengajarkan tentang sabar

Namun aku terkadang tak mendengarkannya

Ia tak menyerah, dan selalu memberikan arti sebuah


sabar

Hingga aku dewasa kini aku tahu,

Bahwa sabar memang di butuhkan

Untuk menuntun ke masa depan

Masa depan yang gemilang


Ibu “Si Penyabar” PUNYA MINAN DHIA

Kau sering bangunkan ku ketika subuh

Meski itu selalu tak membuat aku luluh

Kau selalu memanjakanku di pagi hari

Meski terkadang aku tak bersemangat

Kau selalu memberi sapaan hangat

Dengan senyum pagi, terbaiknya

Kadang aku sesekali acuh kepadanya

Namun ia selalu baik dalam bertutur kata

Kadang aku sesekali melawan perintahnya

Namun ia selalu sabar tiada batasnya

Dialah si penyabar itu

Dengan segala kekuranganku

Ia selalu menutupi itu

Aku sayang ibu

Maafkan semua kesalahan anak mu bu.

IBU

Engkau manusia yang paling berjasa di dalam hidupku


Engkau manusia berhati malaikat bagiku
Engkau bakal tetap tersedia dihatiku
Berkah semua ketulusanmu

Cintaku padamu menduduki urutan ketiga


Setelah cintaku pada Tuhan dan Rassul-Nya
Cintaku padamu tak bakal pernah pudar
Cintaku padamu akanlah sejati

Perjuangan dan juga keringatmu miliki nilai untukku


Sebagai bukti kasihmu yang tulus
Begitu besar kebaikan yang sudah engkau berikan
Hanya do’a yang tetap ku balaskan

Engkau adalah ibuku


Engkau adalah cahaya
Engkau adalah guru terbaikku
Engkau adalah semua nya bagiku

Ibu …
Begitu tinggi cintamu bagiku
Begitu agung kasih dan sayangmu
Abadi di dalam sanubari tak habis di telan waktu

Ibu …
Terima kasih atas semua yang sudah kau beri
Karena cuma inilah yang dapat ku persembahkan
Sekali lagi …Terima kasih Ibu

Cerita Kecilku

Andai sementara ku putar kembali


Ingatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?
Saat saya tetap dipangkuanmu
Saat saya tetap di dalam timanganmu

Kau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya


sendiri
Kau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiri
Terjatuh ku berulang dan menangis
Dengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan
kau buat ku tersenyum kembali

Apakah kau tetap mengingatnya bu?


Aku rindu masa-masa indah ku dulu
Akankah ku dapat merasakannya kembali?
Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu

Puisi Rindu Seorang Ibu


Pernahkah merasakan rindu kepada seorang ibu? Pasti
setiap anak pernah mengalaminya. Rasa ini tumbuh
ketika kita berada jauh dengannya dan ingin sekali untuk
bertemu. Yuk simak beberapa puisi ibu di bawah ini, siapa
tau bisa menyampaikan rindu kamu kepada ibu

Bunda, Sedang Apa?

Nda…

Pagi ini apakah bunda sudah sarapan?

Salam rindu dari tanah perantauan

Aku ingin bertemu dan ingin sekali rasa rindu ini ku lawan

Ku ingin sekali dengan harum masakan rumahan

Aku bosan nda, dengan mie instan

Nda…

Bunda sedang apa, sudahkah tidur malam ini?

Aku kesepian, tiada yang menemani

Di malam kota dingin ini, aku sedang minum secangkir


kopi

Jadi teringat, dulu bunda yang selalu meracik kopi ku

Dan aku ingat pula, terkadang kopi itu tak ku habiskan

Namun bunda selalu tidak bosan untuk membuatkan

Moga bunda baik-baik di sana ya


Do’a kan aku betah bekerja

Untuk apa? Untuk membahagiakan bunda

Aku rindu nda… semoga cepat kita berjumpa

Tuhan Sayang Ibu

Sudah saatnya memang ibu berhenti berjuang

Dan sudah takdirnya kini ibu berpulang

Do’akan anakmu supaya tidak malang

Karena ditinggal oleh ibu tersayang

Terimakasih ibu, kau lah laksana hidupku

Kau lah yang berjuang demi aku

Maafkan semua kesalahanku ibu

Malam ini aku merasa sepi dengan rindu yang tak bertepi

aku ingat ibu, dan ingin sekali bertemu

namun tak mungkin, ibu sudah bahagia di sana

di surga sang pencipta

tuhan sayang ibu, untuk itu tuhan menjemputmu

akan aku tahan semua rindu

agar ibu tak jemu

Ibu
Aku begitu mencintaimu saya begitu merindukan mu
kau begitu indah dan prima dimataku

Pengorbananmu begitu tulus hingga saya sulit untuk


membalasnya
doaku tetap ku panajat kan untukmu
kasih sayangmu begitu besar

Pelukkan mu begitu hangat hingga saya tetap terjaga


dalam tidurku….

Ibu ibu ibu saya rindu kepadamu saya rindu sementara


kau membuaiku
dengan kasih sayang….
yaa Allah jagalah ibu ku di sisimu dan biakan lah
ia merasakan surga mu

Ibu ibu ibu kau apa kah kah mendengarkan jeritan ini
jeritan anakmu yang merindukan mu
ibu berikan ketegaran untuk anak mu ini
agar anakmu dapat terus seyum sepeti
senyuman mu yang tulus….

Terpaksa Mencintai Ibu

Ibu…
Ma’afkan aku…
Yang terpaksa mencintaimu…

Wajahmu yang mulai luntur…


Mengajarkan saya makna hidup yang sebenarnya…
Bahumu yang mulai membungkuk…
Mengajarkan saya makna pengorbanan dan perjuangan…
Senyummu yang tetap pagi…
Mengajarkan saya seribu keikhlasan…

Walau petang sudah menjelang…


Tapi semangatmu tetap pagi…
Walau dunia tambah tua…
Tapi kasih muda mu tetap kau bagi…

Ibu…
Aku menyesal sudah mengecewakanmu…
Meninggalkan titik hitam di hati putihmu…
Membuat air matamu meluap…
Ma’afkan,bodoh anakmu…
Yang tidak pernah menyadari makna perjuangan cuma-
cuma…

Ibu…
Sekarang saya menyadari sehabis mengerti…
Engkau adalah sosok pertama yang ku kenal…
Yang menolong saya dari depan…
Selalu di depan..
Sosok luar biasa…
Membuat kepalan tangan ku jadi bulat…
Tak tergantikan bersama dengan 1000 wanita…

Ibu…
Aku menyadari sehabis tahu…
Seorang anak tidak bakal pernah menyadari bakal besar
cinta orang tua..
Sampai ia sendiri jadi orang tua…
Ibu…
Terpaksa saya kudu mencintaimu…

Puisi Ucapan Terimakasih Untuk Ibu

Ibu sangat memiliki peran besar dalam hidup kita dengan


semua kasih sayang yang ia berikan. Sebagai seorang
anak, sudah sepantasnya untuk mengucapkan rasa
terima kasih. Nah di bawah ini terdapat puisi ibu dengan
tema terimakasih ibu :

  Puisi Romantis
Terima Kasih Ibu

Kini aku telah beranjak dewasa

Bahkan aku sudah memiliki keluarga

Aku bahagia tiada tara

Dengan usiaku ini, aku sudah memiliki anak tiga

Terkadang aku ingat apa kata ibu

Yang dulu selalu menasehatiku

Dengan omelan yang selalu ku dengar kala itu

Ia mengajariku akan sebuah kesabaran seorang


perempuan

Ibu yang pernah mengajari ku memasak

Bersih-bersih rumah dan lain sebagainya

Kini aku sadar, bahwa semua itu sangat bermanfaat

Dan benar kini aku menjadi seorang ibu

Suami ku selalu bilang “kau istri terbaik”

Aku tersenyum, dan ini semua berkat ibu


Terimakasih bu…..

Ajaran ibu sangat berguna

Semua ku praktikkan dalam rumah tangga

Dan membuat keluarga kecil ku bangga dan bahagia

Aku sayang ibu,

Tak akan bisa aku lupa saja ibu

Kini Aku Telah Berhasil Ma

Apa yang kini aku dapatkan tidak terlepas dari usaha


mama

Mama yang selalu membangunkan ku dan menjemput


sebuah cita

Aku berhasil karena mama yang selalu menguatkan

Di kala semua tak peduli, mama yang senantiasa


berkorban

Kini aku telah berhasil

Segala usaha ku berbuah manis

Aku telah berhasil

Semua yang aku korbankan tak membuat ku miris

Mama yang selalu mendukungku

Terimakasih banyak ma, kau telah menuntunku


Kau ingatkan , sebuah arti penting dalam kehidupan

Dan kini aku telah merasakan

Terimakasih mama ku sayang

Kau yang terbaik dan akan selalu ku kenang

Ibu Adalah Bintang

Ibu…
Kau adalah wanita terhebat yang saya miliki
Kau menjaga ku dari saya kecil hingga saya tumbuh
dewasa bersama dengan kasih sayang yang tulus darimu
Kau tak pernah penat menjaga ku
Kau rela jalankan apa pun demi anak mu

Ibu…
Pengorbanan mu sungguh terlampau besar
Kau termasuk mengajari saya berjalan hingga saya dapat
berjalan
Dan kau termasuk mengajari saya berbicara hingga saya
dapat berbicara
Jasa mu tak bakal dapat tergantikan oleh ku

Ibu…
Disaat saya sedih kaulah orang yang pertama yang
menghiburku
Maaf kan saya kalau sepanjang ini saya sering menyakiti
hatimu
Dan menerima kasih ibu atas semua yang sudah kau
berikan kepada ku
Ibu kau adalah bintang yang bakal bersinar di surga
Ibu Terhebat

Oh Ibu…
engkau laksana sang surya
Penerang semua jalan
Menuju kebaikan

Oh Ibu…
Engkau melahirkan
Kau besarkan aku
Dengan semua pengorbananmu
Langkahku kau ikuti
Agar jadi anak yang berbakti

Oh Ibu…
Engkau sabar!!!
Sabar menghadapiku
Kan saya ikuti semua nasihatmu

Puisi Tentang Ibu


Melalui puisi ini, mungkin kita dapat mengutarakan
ucapan terimakasih kepada ibu kita, melalui hati terdalam
dengan melalui kata-kata mutiara puisi ibu ini.

Meski puisi ini tidak sebanding dengan apa yang telah ibu
kita korbankan, Harus anda tahu bahwa surga dibawah
telapak kaki ibu, oleh karena itu hormati dan sayangi ibu
kalian selagi ia masih ada.

Puisi Tentang ibu – Tangisan Air mata Bunda

Puisi Monika Sebentina

Dalam Senyum mu kau sembunyikan lelah mu


Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan cara mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan cara untuk masa depan ku
mencari harapan baru kembali bagi anak mu

Bukan setumpuk Emas yg kau menginginkan di dalam


kesuksesan ku
bukan gulungan duit yg kau minta di dalam kesuksesan
ku
bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenangan ku
tapi permohonan hati mu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata terhadap ku


Aku menyayangi mu saat ini dan pas aku tak kembali
bersama dengan mu
aku menyayangi mu anak ku bersama dengan ketulusan
hati ku

Puisi Tentang Ibu – Jasa Seorang Ibu

By: Patma

Ibu…
kau membingbingku selama satu tahun
kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah

Ibu….
kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru
yang lain
ibu…
kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan
Ibu…
kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan aku
karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek

Ibu…
kalau aku kembali sedih kau menghibur aku
kalau aku kembali kesal kau menghiburku

Ibu…
terimakasih atas jasa-jasamu jikalau aku
masih sempat bertemu bersama dengan ibu
aku amat inginkan memeluk ibu

Puisi Tentang ibu – Jauh lebih bermakna

oleh Taufiq Ridho

Telah berjuta kata coba ku rangkai


ketika inginnya hati menggambarkan
lautan tinta telah ku habiskan
ketika tangan kotorku inginkan tuliskan

Seketika, tubuhku mematung pas yg seakan berhenti


jiwa yg bergejolak mencampur adukan rasa…
aku tak bisa…
Apa yg sulit berasal dari merangkai kata? begitu sulitkah
menulis?
Tidak! Ternyata Bukan itu

Karna Berapa dan seindah apa pun kata yg ku rangkai


sebanyak apa pun tinta yg ku habiskan
kasihmu jauh melebihi itu
semua tentangmu, jiwa yg suci itu
sebuah pengharga’an yang inginkan ku berikan
walau jauh berbanding bersama dengan tulusnya
kasihmu itu
apalah makna sebuah kronologis kaata ini
kasihmu itu jauh lebih bermakna

karna engkau, aku mengertri hidup ini


kau itu bagai mentari
kau yg menyinari siangkuku
dan memberikan sinarmu terhadap bulan untuk
menerangi malamku

aku menyayangimu, …ibu

Puisi Tentang ibu – Untuk Ibuku tercinta

By: Agus Suarsono

Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.

Ibu…
Ku cuma inginkan selalu bersamamu.
sepanjang waktuku…

Puisi Tentang ibu – Puisi Seorang Anak Untuk Ibu


Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..
Untuk berjuang di dalam pertempuran..
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..
Doakanlah sehingga aku berhasil..

Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..


Merebut kemenangan di mana pun adanya..
Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..
Biar kucari jalanku sendiri..

Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..


Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..
Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..
Biar kuutarakan pikiranku..

Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..


Memahat tempatku, menjahit kainku..
Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..
Aku mencintaimu, di selama jalanku.

Puisi Tentang ibu – Perjuangan Tanpa Banding

Oleh Ary Gembel

Bermula berasal dari kasih sayang tulus…


Lukis semua rasa yang halus…

kini ku mulai cerita…


Saat merintih mencegah dera…
Tiada banding hantamannya…
Bagai terbakar larpa…
Tak perna ia acuhkan jiwa kan tinggalkan raga…
Tak tersedia lukisan betapa menakutkan itu…
Layaknya petir bergemuruh…
Samua daya dan ingin tumpah…
meruah semua gelisah…

  Puisi Sekolah

Tiada sedetikpun yang mau…


Mau sejenak beri ruang untuk mengeluh…
Raungnya menyayat kalbu…
Tak juga butir-butir peluh…
Tapi badai belum berlalu…

Ia masih dan belum berhenti berperang…


Genggaman tangannya bagai remukkan tulang…
Hanya dia sendiri yang tau…
Jurang yang dapat dia lalu…

Kini…
Rintih pergi…

Dan air sebening salju pun mulai berlinang…


Tak pas rengek meraung lantang…
Cemas melayang hilang…
Karena seonggak daging dan gumpalan darah telah
datang…
Datang bagai bintang…

Kumandang asma illahi terdengar memenuhi tiap tiap


segi ruang…
Lahir la buah cinta yang beri terang
 

Puisi Tentang ibu – Tidak Akan Terganti

Puisi Nurhalimah Lubis

Ketika kupandang lekat terhadap sudut matamu


Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita
anakmu

Air mata yang telah kita lakukan


Ibu
Kamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi
nomer satu
Namun sering kali kita melawan dan melalaikan
perintahmu

Kami selalu membuatmu bersedih


Mulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air
matamu…
dan menggantinya bersama dengan canda dan tawa

Terima kasih Ibu


Kau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita
anakmu

Puisi untuk ibu – Ulang Tahun Ibu

Ibu..
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku
jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kita butuhkan..
tapi kami, saat engkau butuhpun kita belum menyadari..

Ibu..
kau membuang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi normalitas yang sering
kita lupakan..
Engkau memberi tanpa kita meminta..
Engkau memberkan siraman kasih yang tidak ada
tandingannya..

Ibu..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu tersedia untuk kita anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan
kepadaku..
Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah..

Trimakasih Bunda.. terimakasih telah menjagaku sampai


dewasa..
Memberikanku semua cinta tanpa putus asa..
dengan cintamu, aku merasakan kapabilitas yang
sungguh luar biasa..
Love you Mom, aku gak dapat pernah bisa membalas
seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan
kepadaku, Sampai kapanpun!
Puisi untuk ibu – Kehebatanmu Ibu

oleh Rifka Nurul Aulia

Ketika ku tak bisa berjalan


Ketika ku tidak bisa berbicara
Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu
Yang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susah
ketika anda mulai membesar
Kau bisa sadar hidup
Betapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmu
Keringat bercucuran mulai jatuh
Dan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani
Ibu
Dan ayahmu berkata “Yang kuat “
Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi
makhluk normal
Masih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan
anaknya normal
Tapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian
anak yang tidak normal
Sebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong
menolong
Maka,Kita perlu berterimakasih ke Ibu sebab 9 bulan dia
mengandung
Tiada lelah yang dirasakannya
Maka saat ini kita perlu balas budi kepada ibu
Ibu I you
You are my everything
because you’re forever in my heart mother.
Thanks you allah and Thanks Mother
Selamanya kau selau di hatiku

Puisi untuk ibu –  Aku Pasti Datang

Oleh Nina Yusuf

Ibu..
Lautan udah ku seberangi
Rantau udah ku perjauh
Aku di sini dan kau di sana
Kita tetap berpijak di bumi yang sama
Namun saat ini siangku adalah malammu
Dan malamku, siang bagimu

Ibu..
Bagaimana kabarmu?
Masihkah kau menungguku?
Berharap aku hadir isi hari-harimu yang sepi
Menemanimu saksikan dan makan gado-gado
kesukaanmu

Ibu..
Begitu banyak perihal yang kurindukan bersamamu
Begitu banyak kisah yang menghendaki kuceritakan
Tapi tidak sekarang
Tidak sebelum akan aku mampu ulang ke tempat itu

Ibu..
Bersabarlah sedikit lagi
Demi aku, demi kita
Aku tau kau lelah
Aku tau kau hampir menyerah
Tapi percayalah ibu, aku pasti datang..

Puisi untuk ibu – Maafkan Aku, Ibu

Akulah sang pengukir mimpi


Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku

Kau tuntun aku di jalur berliku


Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu

Karena ridho Allah adalah ridhomu


Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku

Puisi untuk ibu – Hati Yang Tersisa

Oleh Eko Supriyono

Di bayang matamu yang sayu


Tersimpan sejuta rahasia
Penuh misteri
Yang tetap belum terjawab
Di garis dahimu
Tersirat banyak pertanyaan
Begitu sesaknya
Sehingga engkau perlu tertunduk

Kokoh rahangmu
Menopang saratnya beban persoalan
Begitu kerasnya
Hingga engkau oleng dibuatnya

Mencoba bertahan
Menyatukan tulang-tulang renta
Menjalin kulit-kulit keriput
Menjemput asa yang tlah kusut

Berusaha selalu berdiri


Berpegang terhadap impuls yang tlah berkarat
Berusaha selalu memberi
Walau yang tersisa tinggal HATI

Puisi untuk ibu – Bunga

Oleh Ellen Erviandani

Aku pilih mati !


Jika bunga tetap menangis
Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku

Aku pilih mati !


Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatas
Kala itu menghendaki aku bunuh sang waktu
Aku pilih mati !
Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap
Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya

Aku marah !
Jika keasingan merengut senyum bunga
Sangat teriris…

Aku tak pilih mati !


Sinar doa-doanya selimuti malamku
Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku

Aku bakal berdiam diri


Dengarkan sepoi angin berasal dari dirinya
Menyongsong tajam sorot mata tuanya

Aku tak boleh mati !


Mendahului bunga
Itu pintanya
Untuk Kalian Berdua
Cintamu,
Kasihmu,
Kau berikan padaku
Tulangmu,
Keringatmu,
Kau berikan padaku

Meski lelah, kau tetap tersenyum


Meski aku sering berbuat salah
Kau tetap memberikan senyum dan cinta
Tak pernah sedikitpun meminta balasan
Aku tahu,
Semua itu agar aku bahagia
Kau adalah cahaya
Kau adalah pelita
Kau adalah penuntun jalanku
Maaf,
Jika aku belum bisa membalas
Semua pemberianmu untukku
Tapi aku janji,
Doaku selalu menyertaimu
Agar kau bahagia menjalani masa tua
Agar kau selalu tersenyum
Meskipun tak sebesar apa yang kau beri padaku

Ibu,
Kau adalah bulanku
Yang selalu di hatiku
Ayah,
Kau adalah mentariku
Yang selalu menyinariku

Ayah, Ibu,
Aku mecintai kalian
Seperti aku mencintai Tuhan

Semoga Tuhan memberikan kebaikan pada kalian


Di taman yang indah nanti

Bu, Makasih
Bu, puisi ini untukmu
Puisi ini kutulis untukmu
Meski tak ada kalimat yang melebihi kasihmu
Tak ada kata-kata seindah senyummu

Cinta dan tulusmu sangat berarti


Kau di sisiku,
Memberiku kekuatan
Mengajari keikhlasan

Kini,
Aku tahu apa itu sabar
Apa itu ikhlas
Seperti kau membesarkanku
Seperti kau mendidikku
Dengan sabar dan ikhlas

Kesabaranmu,
Menggendong dengan perutmu selama sembilan bulan
Hingga sakit tuk mengeluarkanku
Kau tak pernah marah dengan semua itu
Kau selalu tersenyum,
Kau selalu mengelusku dan berkata,
“Anakku, sebentar lagi kau bisa menikmati dunia”
Aku berada di ruang cintamu

Terimakasih telah bertaruh dengan nyawamu


Agar aku lahir di dunia ini
Terimakasih telah merawatku dengan ikhlas
Tanpa harap imbalan dariku
Terimakasih atas segalanya
Semoga Tuhan memberimu panjang umur dan sehat
Amin

I Love You, Mam…

Kau Hebat, Yah


Tak peduli dengan matahari yang membakar kulitmu
Tak peduli tanah yang menyentuhmu
Kelelahanmu adalah langkahmu,
Ayah
Sakit hatiku
Melihat peluhmu
Sakit hatiku
Mendengar sengal nafasmu

Ayah,
Badanmu yang dulu kekar
Kini habis termakan peluh
Kulitmu yang dulu lembut
Kini dipenuhi kesakitan

Ayah,
Tanah dan lelahmu bagai bajumu
Kesal dan pusingmu adalah makananmu
Letih dan lunglaimu adalah minumanmu

Ayah,
Aku salut
Atas semua yang kau lakukan
Aku kagum
Dengan semua perjuanganmu
Semua itu untuk istri dan anakmu tercinta

Orang Tua Istimewa


Aku senang!
Aku mengambara
Banyak sekali manusia
Tapi kau tetap orang tuaku
Mereka tulus menemaniku
Mereka istimewa

Meski mengembara
Meski banyak manusia
Kau tetap di hatiku

Dengan tulus kukatakan


Aku sayang kalian
Kalian istimewa

Meski ku mengembara
Meski ku menemui banyak orang
Kalian tak ada yang menandingi
Kalian istimewa

Kalian adalah guruku


Kumpulan ilmu dari kalian kugunakan
Cambuk dan ajaranmu selalu kuingat
Itu semua demi masa depanku
Menagislah Bunda
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana kau dilahirkan,
tetapi aku yakin,
hari itu pastilah hari yang indah,
langit memerah jambu,
awan berdesakan hendak turun,
mentari mengerlingkan mata,
sorepun tak ingin
beranjak menjadi malam,
karena gembiranya dunia,
menyambut kehadiran wanita
mulia.

Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.

Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.

Selamat Hari Ibu!


Ibu,
Kaulah yang
kubanggakan
Kaulah tempatku berpijak
Kaulah tempat sandaranku
Kaulah panutanku
segalanya bagiku…

Di tangan ibulah aku dapat merasakan betapa bahagianya aku


Masih mempunyai orang tua
Betapa senangnya aku melihat ibu tertawa lepas.

Betapa hancurnya
hatiku ketika melihat ibu menangis
Betapa ibu mengharapkanku menjadi orang yang berhasil
Setiap kali ibu menutup telepon dengan
berkata
”Belajar yang rajin ya!”

Ya Allah… Berkatilah ibuku, curahkanlah rahmat-Mu untuk ibuku.


Berkatilah pekerjaannya
dan buatlah supaya aku dapat berbakti kepada ibuku dengan
sepenuh hatiku.

Ya Allah, ke dalam tangan-Mu kuserahkan keluargaku…

Aamiin!!
*ditulis tepat di Hari Ibu”.

(Oleh: Rananda)
 Ibu
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya

Aku…
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya…
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku
Menjadikanku pelipur lara jiwanya
Kau…
Perempuan hebat di jiwa lemahku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku

Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku

Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu

Ibu…
Aku mencintaimu.

Sahabatku
Bukan karena pondasi ini telah rubuh
Bukan pula persahabatan ini telah melepuh
Tapi kita memang harus menempuh
Hidup baru yang membuat kita lebih tangguh

Percayalah..
Persahabatan ini tak pernah kenal lelah
Meski harus berpisah
Ku harap kau tak memilih arah yang salah
Karena ku tak ingin kau salah melangkah

Sahabatku..
Ku akan selalu mendoakan mu
Berharap bisa kembali bertemu
Walau dalam ilusi waktu yang tak menentu

Created by : Az

Anda mungkin juga menyukai