Kau Hebat, Ma
Ma……
Ma…
Ma….
Kau hebat Ma
Bunda Tercinta
Bunda..
Engkau pecahkan kegelisahan yang tetap membuatku
jatuh
Engkau bagai penompang raga yang mulai runtuh
Engkau berikan semua yang kami butuhkan
Tapi kami, seketika kami butuhpun kami belum
menyadari
Bunda..
Kau buang waktumu tanpa penat untuk kami
kau buat kasih sayangmu jadi rutinitas yang sering kami
lupakan
Engkau berikan tanpa kami minta
Engkau gugurkan siraman kasih yang ga ada tandingnya
Bunda..
Andai perasaan ini sepeka hatimu, setegas kasihmu
Semampu dan tetap tersedia untuk kami anakmu
Kan kurubah segala yang jadi kesalmu
Kan kucoba merangkuh rasa yang sering kau berikan
kepadaku
Ibu
Dalam hujan kau memberiku area berteduh
Dalam tangis kau memberiku sebuah kehangat……
Puisi Rindu
IBU
Ibu …
Begitu tinggi cintamu bagiku
Begitu agung kasih dan sayangmu
Abadi di dalam sanubari tak habis di telan waktu
Ibu …
Terima kasih atas semua yang sudah kau beri
Karena cuma inilah yang dapat ku persembahkan
Sekali lagi …Terima kasih Ibu
Cerita Kecilku
Nda…
Aku ingin bertemu dan ingin sekali rasa rindu ini ku lawan
Nda…
Malam ini aku merasa sepi dengan rindu yang tak bertepi
Ibu
Aku begitu mencintaimu saya begitu merindukan mu
kau begitu indah dan prima dimataku
Ibu ibu ibu kau apa kah kah mendengarkan jeritan ini
jeritan anakmu yang merindukan mu
ibu berikan ketegaran untuk anak mu ini
agar anakmu dapat terus seyum sepeti
senyuman mu yang tulus….
Ibu…
Ma’afkan aku…
Yang terpaksa mencintaimu…
Ibu…
Aku menyesal sudah mengecewakanmu…
Meninggalkan titik hitam di hati putihmu…
Membuat air matamu meluap…
Ma’afkan,bodoh anakmu…
Yang tidak pernah menyadari makna perjuangan cuma-
cuma…
Ibu…
Sekarang saya menyadari sehabis mengerti…
Engkau adalah sosok pertama yang ku kenal…
Yang menolong saya dari depan…
Selalu di depan..
Sosok luar biasa…
Membuat kepalan tangan ku jadi bulat…
Tak tergantikan bersama dengan 1000 wanita…
Ibu…
Aku menyadari sehabis tahu…
Seorang anak tidak bakal pernah menyadari bakal besar
cinta orang tua..
Sampai ia sendiri jadi orang tua…
Ibu…
Terpaksa saya kudu mencintaimu…
Puisi Romantis
Terima Kasih Ibu
Ibu…
Kau adalah wanita terhebat yang saya miliki
Kau menjaga ku dari saya kecil hingga saya tumbuh
dewasa bersama dengan kasih sayang yang tulus darimu
Kau tak pernah penat menjaga ku
Kau rela jalankan apa pun demi anak mu
Ibu…
Pengorbanan mu sungguh terlampau besar
Kau termasuk mengajari saya berjalan hingga saya dapat
berjalan
Dan kau termasuk mengajari saya berbicara hingga saya
dapat berbicara
Jasa mu tak bakal dapat tergantikan oleh ku
Ibu…
Disaat saya sedih kaulah orang yang pertama yang
menghiburku
Maaf kan saya kalau sepanjang ini saya sering menyakiti
hatimu
Dan menerima kasih ibu atas semua yang sudah kau
berikan kepada ku
Ibu kau adalah bintang yang bakal bersinar di surga
Ibu Terhebat
Oh Ibu…
engkau laksana sang surya
Penerang semua jalan
Menuju kebaikan
Oh Ibu…
Engkau melahirkan
Kau besarkan aku
Dengan semua pengorbananmu
Langkahku kau ikuti
Agar jadi anak yang berbakti
Oh Ibu…
Engkau sabar!!!
Sabar menghadapiku
Kan saya ikuti semua nasihatmu
Meski puisi ini tidak sebanding dengan apa yang telah ibu
kita korbankan, Harus anda tahu bahwa surga dibawah
telapak kaki ibu, oleh karena itu hormati dan sayangi ibu
kalian selagi ia masih ada.
By: Patma
Ibu…
kau membingbingku selama satu tahun
kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah
Ibu….
kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru
yang lain
ibu…
kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan
Ibu…
kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan aku
karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek
Ibu…
kalau aku kembali sedih kau menghibur aku
kalau aku kembali kesal kau menghiburku
Ibu…
terimakasih atas jasa-jasamu jikalau aku
masih sempat bertemu bersama dengan ibu
aku amat inginkan memeluk ibu
Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.
Ibu…
Ku cuma inginkan selalu bersamamu.
sepanjang waktuku…
Puisi Sekolah
Kini…
Rintih pergi…
Ibu..
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku
jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kita butuhkan..
tapi kami, saat engkau butuhpun kita belum menyadari..
Ibu..
kau membuang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi normalitas yang sering
kita lupakan..
Engkau memberi tanpa kita meminta..
Engkau memberkan siraman kasih yang tidak ada
tandingannya..
Ibu..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu tersedia untuk kita anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan
kepadaku..
Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah..
Ibu..
Lautan udah ku seberangi
Rantau udah ku perjauh
Aku di sini dan kau di sana
Kita tetap berpijak di bumi yang sama
Namun saat ini siangku adalah malammu
Dan malamku, siang bagimu
Ibu..
Bagaimana kabarmu?
Masihkah kau menungguku?
Berharap aku hadir isi hari-harimu yang sepi
Menemanimu saksikan dan makan gado-gado
kesukaanmu
Ibu..
Begitu banyak perihal yang kurindukan bersamamu
Begitu banyak kisah yang menghendaki kuceritakan
Tapi tidak sekarang
Tidak sebelum akan aku mampu ulang ke tempat itu
Ibu..
Bersabarlah sedikit lagi
Demi aku, demi kita
Aku tau kau lelah
Aku tau kau hampir menyerah
Tapi percayalah ibu, aku pasti datang..
Kokoh rahangmu
Menopang saratnya beban persoalan
Begitu kerasnya
Hingga engkau oleng dibuatnya
Mencoba bertahan
Menyatukan tulang-tulang renta
Menjalin kulit-kulit keriput
Menjemput asa yang tlah kusut
Aku marah !
Jika keasingan merengut senyum bunga
Sangat teriris…
Ibu,
Kau adalah bulanku
Yang selalu di hatiku
Ayah,
Kau adalah mentariku
Yang selalu menyinariku
Ayah, Ibu,
Aku mecintai kalian
Seperti aku mencintai Tuhan
Bu, Makasih
Bu, puisi ini untukmu
Puisi ini kutulis untukmu
Meski tak ada kalimat yang melebihi kasihmu
Tak ada kata-kata seindah senyummu
Kini,
Aku tahu apa itu sabar
Apa itu ikhlas
Seperti kau membesarkanku
Seperti kau mendidikku
Dengan sabar dan ikhlas
Kesabaranmu,
Menggendong dengan perutmu selama sembilan bulan
Hingga sakit tuk mengeluarkanku
Kau tak pernah marah dengan semua itu
Kau selalu tersenyum,
Kau selalu mengelusku dan berkata,
“Anakku, sebentar lagi kau bisa menikmati dunia”
Aku berada di ruang cintamu
Ayah,
Badanmu yang dulu kekar
Kini habis termakan peluh
Kulitmu yang dulu lembut
Kini dipenuhi kesakitan
Ayah,
Tanah dan lelahmu bagai bajumu
Kesal dan pusingmu adalah makananmu
Letih dan lunglaimu adalah minumanmu
Ayah,
Aku salut
Atas semua yang kau lakukan
Aku kagum
Dengan semua perjuanganmu
Semua itu untuk istri dan anakmu tercinta
Meski mengembara
Meski banyak manusia
Kau tetap di hatiku
Meski ku mengembara
Meski ku menemui banyak orang
Kalian tak ada yang menandingi
Kalian istimewa
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.
Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.
Betapa hancurnya
hatiku ketika melihat ibu menangis
Betapa ibu mengharapkanku menjadi orang yang berhasil
Setiap kali ibu menutup telepon dengan
berkata
”Belajar yang rajin ya!”
Aamiin!!
*ditulis tepat di Hari Ibu”.
(Oleh: Rananda)
Ibu
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku…
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya…
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku
Menjadikanku pelipur lara jiwanya
Kau…
Perempuan hebat di jiwa lemahku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku
Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku
Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Ibu…
Aku mencintaimu.
Sahabatku
Bukan karena pondasi ini telah rubuh
Bukan pula persahabatan ini telah melepuh
Tapi kita memang harus menempuh
Hidup baru yang membuat kita lebih tangguh
Percayalah..
Persahabatan ini tak pernah kenal lelah
Meski harus berpisah
Ku harap kau tak memilih arah yang salah
Karena ku tak ingin kau salah melangkah
Sahabatku..
Ku akan selalu mendoakan mu
Berharap bisa kembali bertemu
Walau dalam ilusi waktu yang tak menentu
Created by : Az