Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI WEBINAR

“How To Build Your Personal Branding During Pandemic Profesionally”

- Dimulai pada pukul 14:00 WIB - 16:00 WIB

- Pembicara :

- Bu Elysa Dian Thamrin (Presiden Direktur Thamrin Group),

- Partisipasi peserta +700 orang

Penyampaian Materi oleh Ibu Elysa Dian Thamrin.

Setiap usaha dan kemauan dimulai dari Nol. Begitupun dengan Ibu Elsya Dian
Tamprin selaku Presiden Direktur Thamrin Group. Berkat kedua orang tuanya yang
mendidiknya mulai dari bawah sampai ssetiap tahunnya mengalami perkembangan
yang lebih baik. Personal Branding dapat didefinisikan sebagai monetisasi untuk
mengembangkan potensi diri, salah satunya adalah Platform Media Sosial. Bagaimana
persepsi orang yang ada diluar sana melihat kita secara personal dan professional,
kualitas apa yang kita punya, dan nilai-nilai apa yang bisa kita perlihatkan kepada
orang-orang disekitar kita. Sehingga, komunikasi interpersonal terbentuk dari apa
yang sudah kita buat.

Prinsip dari Ibu Elysa mengenai personal branding adalah : “what people see
as our identity, who they see us and what qualities and things thay associate with us.”
Dalam masyarakat era digital sekarang, media sosial adalah platform yang cuup
memiliki insight terhadap personal branding. Komponen dari Personal Branding
sendiri diantaranya Personality (Kepribadian), Skills (Keterampilan), dan Value
(Nilai).

Personal Branding merupakan cara yang fantastis untuk memikirkan ide-ide


baru sebagai personal. Personal Branding juga mendorong semua orang untuk
menjadi kreatif dengan menuliskannya di media sosial dan membagikannya secara
anonim. Ketika kita sudah memiliki personality dan skills yang baik, namun kita
belum mengetahui dan memahami alasan mengapa kita membentuk personal branding
tersebut.

Skill yang wajib dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswi yang nantinya akan turun
dilapangan kerja yaitu : Pertama, Leadership. Bukan hanya tentang me and my self,
namun bagaimana kita dapat bertanggung jawab, responsible, dan memimpin
kedepannya dalam melaksanakan kegiatan secara baik. Kedua, Communication Skills.
Bukan persoalan yang mudah bagi semua orang untuk berkomunikasi dengan baik.
Jadi, kita harus belajar bagaimana cara berkomunikasi dari anak yang paling kecil
hingga orang dewasa. Kita harus tau siapa audiensi kita, bagaimana kita
menempatkan diri, berbicara, dakn eksekusi coomunication skills ini.

Ketiga, Etos Kerja. Beliau melihat generasi muda sekarang adalah generasi
yang tekun terhadap pendidikan. Hingga pada saat bekerja nanti, tidak semua
memiliki kepribadian yang sama. Ada yang hanya ingin bekerja pada saat jam kerja
saja. Tapi, ada juga yang mau lebih, karena dia ingin lebih selangkah maju. Maka dari
itu, ada banyak hal yang ia lakukan setelahnya. Hal inilah yang akan emnciptakan
kepribadian dan apa yang dijalankan setiap harinya. Karena skills yang beliau
bicarakan bukan hanya untuk show up saja, tetapi harus diterapkan sesuai dengan
tempatnya.

Keempat, Problem Solving. Seseorang yang selalu berpikir positif, akan mudah untuk
emnemukan jalan dan solusi ketika dihadapkan dengan permasalahan yang ada.
Kelima, Adaptif. Covid-19 adalah fenomena yang hampir mengubah seluruh aspek
kemanusiaan. Tahun ini berbeda dengan tahun kemarin, pun dengan kebiasaan kita.
Namun, dengan adnaya pandemic bukan menjadi penghalang bai kita untuk tetap
melakukan kegiatan yang positif. Kita harus dapat beradaptasi ketika perubahan
menghampiri.

Komponen yang ketiga yaitu Values, membahas mengenai apa yang ingin kita
tonjolkan. Misalnya, tik-tok. Lewat aplikasi ini, kita bisa mengembangkan kreativitas
dengan berbagai macam isi, seperti edukasi, keterampilan, hobi, kebiasan dan lainnya.
Hal ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang melihat konten kita. Kemudian,
berbicara mengenai media, secara tidak langsung kita sudah pernah
mengkonstruksikan sebelum adanya media sosial. Dulu ada televisi channel RCTI,
SCTV, TVRI. Sedangkan, saat ini sudah banyak platform yang dapat kita manfaatkan
guna mengembangkan personal branding itu sendiri. Apalagi, di Indonesia Platform
media sosial yang memiliki insight tertinggi adalah instagram.

Personal Branding di media sosial dapat kita lakukan melalui tahap-tahap


berikut, yaitu : Pertama, kita harus mengenal diri kita terlebih dahulu. Apa yang
membuat diri kita berbeda dengan orang lain yang menjadi kertertarikan pada saat
kita membuat konten. Konten tersebut dapat diisi dengan kebiasaan positif, hobby,
kelebihan, dan sesuatu yang dapat menjual. Hingga audiensi yang menjadi pengikut
kita mempunyai alasan untuk menetap dan terus mengikuti perkembangan kita.

Kedua, Objektif. Tujuan dari personal branding adala fulfillment, validasi,


inspirasi, sharing, berwirausaha, dan yang lainnya. Sehingga, ketika kita ingin
memulai konsistensi membuat konten, kita sudah mengetahui objektif kita untuk
personal branding seperti apa. Ketiga, Kepuasan Diri. Dengan adanya sosial media
yang membantu kita dalam personal branding, dapat juga membantu pencapaian-
pencapaian kita. Namun, beliau mengatakan bahwa keika kita sudah memasuki dunia
media sosial, kita harus mengetahui audiens dan jangan pernah mencari konsumen.

Bukan hanya instagram, platform yang dapat membantuk kita dalam


meningkatkan personal branding juga adalah twitter, instagram, facebook, dan lain
sebagainya. Secara regular, kita harus konsisten dalam mengupdate konten kita secara
berkala. Selain dapat menambah audiens, kita juga dapat mengevaluasi personality
kita dalam setiap harinya. Di era saat ini, sudah banyak aplikasi yang
mempermudahkan kita untuk membuat presentasi media sosial kita lebih baik seperti
canva, inshot, adobe, photoshop, dan lainnya. Dalam memposting konten tersebut,
waktu menjadi hal yang paling genting dan krusial terhadap personal branding.

Keempat, Engagement. Media sosial merupakan salah satu wadah untuk


mecari jati diri kita. Ketika sudha mengalami perkembangan, audiens harus menjadi
teman kita. Istilah lainnya adalah kita harus lebih interaktif kepada audiens, lewat
komentar, kritikan, saran, dan pertanyaan. Kita harus tau keterikatan apa yang kita
lakukan dimedia sosial, sehingga audiens mendapatkan effort dan mendapatkan
apresiasi.

Saat ini, influencer menjadi salah satu representative personal branding di


media sosial. Kita dapat menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi),
sehingga kita membuat target dan network , serta tetap menjadi diri sendiri. Platform
lainnya yang dapat membantu kita dalam membranding diri kita secara profesional
adalah Linkedln. Lewat aplikasi tersebut, kita dapat menganalisa orang-orang dan
konten yang beragam untuk kita pelajari dan imporvisasi. Praktis terbaik apa yang
digunakan, sehingga kita dapat mengeksekusinya versi diri kita sendiri. Dengan
adanya Linkdln juga dapat mempermudahkan kita untuk bertemu orang-orang yang
dapat kita pelajari ilmunya.

QnA

1. Shidiq Islam Dkaro


UNIVERSITAS JAMBI
Bagaimana cara Kak Thamrin untuk membedakan bahwasanya kaka itu
ekslusif dari personal yang lain. Kemudian, apakah personal branding ini
dibutuhkan untuk setiap profesi atau untuk profesi tertentu saja?

Jawaban Bu Elsya :
Pertama-tama, tujuan pertama saya mempunyai Instagram ini bukan
hanya untuk personal branding, namun untuk dokumentasi perjalanan
kehidupan anak-anak saya. Namun, seiring waktu saya melihat Manfaat dari
Instagram lebih dari sekedar itu. Audiensnya bukan hanya di Palembang saja,
namun sleuruh Indonesia, bahkan dunia. Ketika saya melihat audiensnya,
value (nilai) apa yang dapat saya berikan. Saya melihat diri sendiri bahwa saya
ini adalah wanita dan sudah bekerja selama 20 tahun pun banyak sekali saya
dibantu dengan semua wanita-wanita dan saya juga banyak belajar dari Ibu
saya.
Saya ingin punya instagram yang mengempower wanita. Saya ingin
apabila mereka melihat saya bahwa menikah bukanlah perjalanan akhir, tapi
begitu banyak yang dapat kita lakukan sebagai seorang ibu, teman, adik, dan
lainnya. Sehingga Saya melihat bahwa semua ini dapat tercapai, jika kita mau
menngerjakan. Saya tidak memikirkan apakah itu unik atau tidak, tetapi saya
ingin berkontribusi dan bermnafaat untuk orang-orang disekitar saya. Kedua,
Personal Branding itu penting apabila kita memiliki tujuan. Apakah
kedepannya kita hanya ingin begini saja, atau maju. Apakah dapat membuat
jejak bagi orang lain.
2. Nur Rizki Febrianti
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kira-kira saya itu fokus untuk menjadi lebih sukses dan berprestasi terlebih
dahulu, baru kemudian personal branding. Atau sebaliknya, kita membuat
personal branding dulu baru menjadi lebih sukses?

Jawaban dari Bu Elsya :


Ketika kita ingin membuat media sosial, kita tidak perlu menunggu untuk
sukses terlebih dahulu. Buat saja personal barnding, setelah itu baru kita tau
tujuan kita setelah membuat media sosial. Bukan hanya dalam satu hari,
namun apa yang kita lakukan memiliki dampak yang jangka panjang. Oleh
karena itu, personal branding diawali dengan megenal diri kita terlebih dahulu.
Membuat personal Branding harus membuat kepribadian kita nyaman. Fase-
fase ini menjadi pembelajaran untuk kita agar menjadi diri kita sendiri, dan
kita akan menjadi manusia yang lebih baik.

3. Yessica Irene Sembiring


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bagaimana kita sudah berusaha semaksimal mungkin membuat personal


branding diri kita, namun feedback yang kita dapat kurang baik. Menruut Bu
Elsya, bagaimana menjaga semangat kita agar tetap konsistensi ketika kita
mendapatkan feedback yang kurang baik tersebut?

Jawaban Bu Elsya :
Hal ini dinamakan jangka panjang. Jika ada yang mengomentari kurang baik,
kita harus belajar lagi. Apa yang salah dari diri kita, apa yang salah dari
kemampuan kita. Jadi, kita fokus mengevalusi, bukan rasa sedih bagaimana
orang melihat diri kita dan menjadi harapan orang. Personal branding harus
membuat kita menjadi pribadi yang positif. Setiap proses pasti mempunyai
hambatan. Ketika kita berjalan da nada hal yang menjanggal, itu sudah
membuat personal branding diri kita menjadi lebih baik, karena kritikan
diperlukan untuk membuat kualitas kepribadian kita yang lebih baik.
4. Fitriana Inayah
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Bagaiamana caranya mebangun personal branding disetiap media sosial
dengan tepat sasaran?

Jawaban Bu Elsya :
Bagaimana kita mendefinisikan media sosial yang ada. Kita harus tau
kelebihan kita apa dan apa yang kita ingin tonjolkan. Audiens yang mau kita
raih kemana, misalnya makanan, produk, Bikin sesuatu yang kita bisa, bukan
terpaksa. Media sosial harus memiliki impact dari konsistensi personal
branding yang telah kita buat. Engga perlu berusaha banget, cuma harus dapat
target pengikut. Kalian masih muda banget dan bisa mengeksplore potensi di
media sosial seluas mungkin. Lakukan secara positif dan tetap menjadid iri
kalian sendiri.

Anda mungkin juga menyukai