Bahan Perkuliahan Pengembangan Media Video 2020 M
Bahan Perkuliahan Pengembangan Media Video 2020 M
VIDEO/TELEVISI
OLEH : SULISTIOWATI
2020
Tujuan pembelajaran:
Televisi gabungan dari dua kata yakni tele dan visi, kata tele berasal dari bahasa
Yunani yang berarti jauh, sedangkan visi dari bahasa Latin yakni videre yang berarti
melihat. Jadi televise dapat diartikan melihat jarak jauh. (The Word book Encyclopedia,
2004) Gambar dan suara yang diterima oleh pesawat-pesawat televise kita dirumah
dipancarkan dari jarak jauh yaitu stasiun pemancar televisi yang berbentuk signal – signal
elektronik yang disebut dengan gelombang – gelombang elektro magnitik yang kemudian
Penemuan Televisi memakan waktu yang cukup lama. Pada abad ke 19 para ilmuan
yakin jika suara atau signal dapat dikirimkan (mis: telepon, peger), maka demikian pula
Menurut Sandy Tyas (Surabayya post, 2008) kisah penemuan televise dimulai pada
tahu 1883 oleh seorang berkebangsaan Jerman Paul Nipkow, setelah sebelumnya banyak
hal-hal ditemukan seperti listrik, radio, telephone, mokrofon dan sebagainya yang
semuanya itu ikut memberikan andil dalam penemuan Televisi. Pada tahun 1860 – 1940
Nipkow sedang berada dikamar seorang diri, tiba-tiba seolah olah ia melihat titik titik
mozaik, garis-garis dan bundaran spiral serta cakram yang berputar. Titik, garis spiral
serta cakram tadi seperti didorong oleh tenaga listrik berkumpul bersatu membentuk
gambar, setahun kemudian (tahun 1884), khayalannya tadi berhasil ia realisasikan. Pada
tahun 1885 ia memlperoleh hak paten dari pemerintahnya untuk membuat alat yang
Sampai lebih kurang tahun 1940 Televisi belum begitu berperan sebagai alat
komunikasi. Baru 10 tahun kemudian sekitar tahun 1950 Televisi beerkembang dengan
pesatnya.
Indonesia yang pertama Ir. Sukarno pada tahun 1962. (Arswendo Almowiloto, 1986).
Ketika itu jumlah pesawat televise di Indonesia baru sekitar 10.000 buah. Televisi masih
dianggap barang mewah. Sekarang hampir semua gedung baik rumah maupun
tahun 1932 di Iowa State University, dan pada tahun 1950 mulai digunakan pada
pengajaran formal. Sambutan terhadap hadirnya Televisi dalam dunia pendidikan dapat
digambarkan sebagai sebuah garis dengan dua kontinum yang berlawanan pada kedua
ujungnya. Pada ujung yanbg satu adalah mereka yang dengan sangat antusias
menyambutnya karena melihat banyak hal akan bisa dipecahkan oleh Televisi seperti:
kekurangan guru, mutu pendidikan yang rendah, perbedaan individual siswa dalam satu
kelas, pengajarang yang kurang menarik dan sebagainya. Sementara pada ujung yang
lain adalah mereka yang cemas akan kemungkinan dominasi Televisi sehingga
menggeser kedudukan guru, interaksi belajar mengajar yang menjadi mekanis tak lagi
sebagai media pendidikan, maka secara berangsur angsur kecemasan akan Televisi
menjadi berkurang.
Kini penggunaan Televisi yang khusus untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran yang kemudian lebih kita kenal sebagai “Televisi Pendidika” dan “Televisi
pembelajaran” makin lama makin meningkat. Beberapa Negara bahkan telah memiliki
Bila anda menjadi pengarah acara untuk suatu program televise, atau lebih spesifik
lagi bila anda membaca naskah televise atau mengembangkan naskah televise, anda
hendaknya bervikirlah secara gambar (visual). Maksudnya adalah hendaknya anda sudah
bisa langsung membayangkan isi naskah itu dalam gambar, mengimajinasikan akan
bagaimana nantinya hasil naskah itu bila sudah digarap dengan kamera dan peralatan
Bagi yang belum pernah menjadi pengarah acara mungkin akan sukar
membayangkannya. Untuk membantu anda ada 2 tahap yang dapat dilakukan supaya
terbiasa dengan berfikir secara gambar atau biasa disebut dengan bervikir visual.
Pertama ada yang dinamakan visualization , yaitu berusaha memindahkan ide dan
tepat sehingga kontinuitasnya mengandung arti seperti yang dimaksudkanb oleh ide
1. Visualization
Dalam kegiatan memproduksi program di studio yang kecil dan sederhana, pada
umumnya kita akan lebih banyak menampilkan bentuk bentuk program yang
dramatis. Tujuan kita yang utama dalam keadaan seperti itu adalah menampilkan
pelaku, obyek dan adegan sejelas mungkin. Untuk itu kamera televisi adalah reporter
kita. Sedangkan dalam presentasi yang dramatis kita dituntut untuk sebanyak
Sehubungan dengan ini jika misalnya ide yang akan ditampilkan itu adalah suatu
cerita tentang cinta, mungkin cloce-up mata seorang gadis dengan sudut pengambilan
sedemikian rupa sehingga terlihat mata itu berbinar binar akan lebih kena,
dibandingkan dengan jika menampilkan anatomi mata manusia. Jadi sesuai dengan
kead sejelas mungkin dan tepat pada waktunya, sehingga ia membawa arti yang jelas
pula.
Sehubungan dengan proses visualisasi ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan
a. Komposisi gambar
Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan tentang beberapa hal yang dapat
yang relative besar dalam layar televise. Dengan kata lain anda harus lebih
banyak bekerja dengan close-up (CU) dan medium shot (MS), dari pada
(2). Karena aspek ratio perbandingan layar televise 3:4, anda harus selalu bekerja
dengan frame seperti itu, anda tidak mungkin bisa merubah aspek ratio
menjadi vertical, jika anda ingin menampilkan sesuatu yang amat tinggi. Jadi
bagian bagian dari obyek itu dari atas ke bawah dengan teknik gerakan
( Layar TV 3:4)
(3). Gambar pada layar televise adalah gambar 2 demensi, anda hendaklah
memberi kesan 3 demensi. Hal ini dilakukan bisa dengan teknik penyusunan
obyek atau teknik lighting. Efek atas foreground (latar depan), middle ground
(4). Kamera yang bertindak sebagai pengganti mata penonton dan obyek
(5). Karena kira kira nantinya 10 % dari area gambar akan hilang dalam proses
gambar dengan komposisi yang lebih lapang (looser) dari visualisasi yang
sesungguhnya.
(6). Waktu yang amat terbatas dari setiap fase dalam memproduksi media televise
setiap detail kecil komposisi gambar dan gerak dalam frame. Tapi dengan
komposisi gambar.
(7). Hendaknya obyek obyek harus selalu disusun dalam frame (tentu dengan tidak
melupakan aspek ratio 3:4) agar gambar tetap seimbang. Seimbang (balance)
berarti sebagian dari gambar, jika dilihat secara keseluruhan, tidak lebih berat
dari yang bagian yg lain. Baik dari segi bentuk warna atau gerakan.
Pembagian ratio atas 2/5 s/d 3/5 atau 1/3 s/d 2/3 adalah prinsip framing yang
(8). Untuk close-up kepala seseorang harus diperhatikan headroom nya, jangan
terlalu boros atau terlalu sedikit. Bagian atas kepala tidak boleh menyentuh
sisi atas frame, begitupula bagian bawah (dagu) tidak menyentuh sisi bawah
(9). Pada CU atau MS dari seseorang, letak matanya biasanya diantara 1/3 sampai
kamera.
(10). Pada individuan CU, bila ia berpaling ke kiri atau ke kanan layar perhatikan
nose-room nya.
(11). Jika hanya hanya ada satu performen yang berbicara langsung ke kamera
(12). Hindari sudut pengambilan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah kecuali
(13). Perhatikan keadan performen dengan set dan prop disekitarnya. Misalnya
jangan sampai sebuah vas terlihat seolah olah berdiri diatas kepala, atau
(14). Jika anda hendak menampilkan orang secara LS atau MS, jangan memotong
bagian kepalanya. Anda hendaknya lebih menitik beratkan bagian atas badan
(15). Dalam group shot hindarilah ke posisi segaris, tetapi buatlah ke posisi
(16). Dalam mengambil gerak usahakan gerak itu menjauhi atau mendekati
2. Pictuarisasi.
Pictuarisasi adalah teknik menyusun gambar satu dan gambar lainnya ke dala suatu
urutan yang tepat sehingga menjadi suatu urutan gambar yang menarik. Dengan
kata lain keseimbangan shot demi shot. Untuk itu diperlukan adanya gerak, baik
gerak didepan kamera maupun gerak kamera itu sendiri. Ada jenis gerak yang
fungsinya merubah gambar secara perlahan (pan, zoom, dolly), ada yang secara
1. Gerak primer (primary movement), yaitu gerak yang terjadi di depan kamera,
pada umumnya adalah gerak performen. Kamera tidak bergerak, akan tetapi
performer. Maksudnya adalah agar penonton dapat melihat kemana arah gerak
obyek, bukan darimana datangnya obyek. Begitu pula agar terlihat balance
2. Gerak sekunder (secondary movement), yaitu gerak kamera itu sendiri (mis:
pan, dolly, tilt dsb). Dipakai mengikuti primary movement untuk kepentingan
komposisi juga..
Tujuan utama menggunakan pan adalah untuk mengikuti gerak obyek. Bila
kamera di pan namun melewati beberapa obyek yang tidak bergerak usahakan
menampilkan sesuatu yang amat tinggi anda bisa tilt perlahan lahan dari bawah
ke atas.
“dolly in” untuk melihat bagian tertentu pada obyek, atau sebaliknya “dolly out”
untuk melihat obyek secara keseluruhan. Dolly bisa juga dipakai untuk
Zoom, meskipun kamera tidak bergerak dalam zooming, tetapi zoom dapat
seperti dolly in dn dolly out. Hanya bedanya perspektif obyek dilihat dari
nya). Shot yang di “truck” kelihatan akan lebih efektif bila ada foreground yang
sementara obyek dan background nya tetap, Hal ini sangaat membantu untuk
Pedestal, adalah menggerakkan seluruh kamera naik atau turun diatas pedestal.
keseimbangan shot yang diambil dengan beberapa kamera (mis: out, dissolve
dan sebagainya).
Tertiary movement terjadi dari sequence shot-shot 2 kamera atau lebih, dan
merupakan hal yang paling penting dalam proses pictuarization. Tiga jenis
standart transisi dalam jenis gerakan ini adalah: Cut, dissolve, fade.
Cut, merupakan pergantian gambar yang paling umum dipakai. Jika dilakukan
dengan tepat efek pergantian shotnya adalah yang paling tidak jelas tertlihat.
Cut gerak:
- Jika meng Cut gerak/action, cut sewaktu action terjadi, jangan sebelum atau
sesudahnya.
- Jangan cut dari kamera yang sedang panning ke kamera yang lainnya.
- Jangan cut suatu gerak menyamping dari posisi yang berlawanan (screen
direction)
- Jangan over cut, serangkaian cut yang cepat dan beruntun kalau tidak tepat
Cut Identifikasi:
- Jangan cut dari dan ke shot yang amat berlawanan (mis: dari XLS ke XCU).
- Jangan cut dari angle yang berlawanan (mis: dari LS orang yang
- Pada umumnya cut diakhir kalimat. Tetapi reaksi yang penting dapat di cut
- Kalau musik tidak jelas baitnya, atau kontinuis, jangan cut, atau pindah
Disolve: Adalah perpaduan yang perlahan dari satu image ke image yang lain. Jika
suasana atau tempo dari pertunjukan tidak sesuai untuk cut, gunakan dissolve.
Disolve dapat digunakan dalam musik yang kontinu, atau dalam pembicaraan
Fade: Awal dari suatu program biasanya di fade - dari black dan di akhir
Fade ke black dari satu shot dan langsung pindah fade in ke shot lain dapat
Split fade adalah “menarik” (fade cut) salah satu shot dari suatu
superimposesisi.
1). Berapapun jumlah kamera yang digunakan dalam satu produksi program,
gambar yang muncul di layar tv hanya dari dua kamera. Jadi janganlah gugup
jika pada suwaktu waktu diminta untuk mengarahkan acara dari 5 kamera
sekali jalan.
2). Gunakan secondary dan tertiary movement hanya jika perlu. Tidak usah takut
Didalam penulisan naskah program video/TV ada beberapa format penyajian yang dapat
digunakan oleh penulis naskah yang penggunaannya tentu sesuai dengan karakteristk sasaran,
sifat materi atau tujuan program yang telah dirumuskan dan bagaimana program disampaikan.
Format tersebut antara lain:
Naskah yang digunakan dalam format ini hanya berupa pointers/butiran butiran masalah.
Durasi:
20 – 25 menit.
3, Format Feature
Format ini membahas satu permasalahan atau satu materi dengan penyajian berbagai
metode/format penyajian yang berbeda.
Karakteristik:
Format ini menyajikan tentang topic topic yang bersiffat fakta dan opini yang sedang
Karakteristik:
Terdiri dari beberapa topic yang mempunyai relevansi dengan tujuan umumnya.
rubrik;
Naskah:
Complicate/rumit.
5 . Format Drama:
Merupakan lukisan kebenaran hidup yang diangkat dari kenyataan dan ditampilkan
secara sengaja pdengan penekanan utama untuk menyentuh perasaan.
Karak teristik:
6, Format Dokumentasi
Program ini dibuat sesuai dengan apa yang sedang apa yang sedang terjadi, tanpa
perencanaan yaitu apa adanya tanpa pengolahan.
Karakteristik:
7. Format Dokumenter
memiliki nilai esensial dan eksensial menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan
situaasi nyata.
Karakteristik:
dokumentasi)
Naskah:
penulisan sampai rewvisi. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa cara yaitu: Riset
8. Format Naratif
Karakteristik:
Naskah
Format 3 kolom yaitu Nomor, Video dan Audio
Visualisasi diskripsi pada jalur kiri atau langsung gambar yang diinginkan.
Durasi: 10 – 25 menit.
Karakteristik:
Naskah:
Proses lebih lama dari pada documenter karena penggarapannya drama yang akurat.
Suatu program yang ingin mempengaruhi atau mendorong pemirsa untuk tujuan tertentu.
Karakteristik:
Mempengaruhi/memotivasi penonton.
Nasakah:
Durasi: 5” – 30”
selingan.
Format yang menyajikan tayangan hiburan yang bersifat mendidik atau bersifat
Karakteristik:
Murni quiz
Naskah:
Durasi: 20 – 45 menit.
Format yang menampilkan 2orang atau lebih terdiri dari pewawancara dan nara
sumber dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang topic yang disajikan.
Karakteristik:
jawabkan.
Naskah:
============================================
TUGAS:
1. Pelajari konsep visualisasi dan pictuarizasi hingga benar benar faham, kemudian
praktekkan dengan kamera video yang anda miliki. Jika yang ada hanya kamera HP tidak
masalah. Karena visualisasi dan pictuarizasi merupakan konsep dasar dalam penulisan
a. Tonton TV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.