Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS DIETETIK

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Anak dengan


Suspect Keganasan Acute Limphoblastic Leukemia
dd Acute Myelocytic Leukemia Agranulositosis

Disusun oleh :

Nisa Maulida

05/187371/KU/11489

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
LAPORAN KASUS

BAGIAN 1. ASSESSMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : An. FAF No RM : 1-46-90-58
Umur : 2 tahun 5 bulan (17-10-‘07) Ruang : Kartika 2 Ruang Selatan Kelas III
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 7 April 2010
Pendidikan : belum sekolah Tgl Kasus : 8 April 2010
Agama : Islam Alamat : Perum Ngembik RT02/ RW10 Magelang Utara
Jawa Tengah
Diagnosis medis : Suspect Keganasan ALL dd AML
Agranulositosis

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Perdarahan, demam, suspect leukemia, bisitopenia
Riwayat Penyakit 1 BSMRS anak mulai sering demam naik turun, anak tidak tampak mulai pucat,
Sekarang nyeri sendi (-), perdarahan (-), anak sering dibawa berobat ke dokter tapi keluhan
hilang timbul
± 1MSMRS anak demam (+), tampak pucat, lemas (+), perdarahan (-), nyeri
sendi, perut tampak membesar, pasien dibawa ke RS Tidar Magelang dan
didiagnosa suspect keganasan darah. Hasil Lab. Hb 7, AL 8.090, AT 54.000,
limfosit 75,6%. Anak diterapi dengan cefotaxime 3x400 mg, paracetamol 3xcth,
transfuse PRC 2 kolf. Nilai Hb terakhir yang disarankan adalah 16,6 dan AT
21.000
HSMRS demam (-), batuk (-), tanda perdarahan (-), nyeri sendi (-)
Riwayat Penyakit Sebelum dir away di RSS pasien di rawat di RS Tidar Magelang dengan diagnose
Dahulu suspect leukemia
Riwayat Penyakit Riwayat keganasan (+), nenek dari pihak ibu mengalami kanker rahim, adik dari
Keluarga kakek pihak ayah mengalami kanker payudara

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Penghasilan : pasien berasal dari keluarga dengan ekonomi kelas menengah
dengan orang tua (ayah) bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu sebagi ibu
rumah tangga
Data Sosio ekonomi
Jumlah anggota keluarga : 6 orang (orang tua, 2 orang saudara/i), pasien
adalah anak ke-3 (anak pertama berusia 10 th dan anak kedua berusia 5 th)
Suku : Jawa
Jumlah jam tidur sehari : ± 9 jam, sulit tidur, dari jam 22.00 – 06.00, dan
terbiasa tidur siang selama ± 1 jam
Aktifitas fisik
Jenis olahraga : tidak pernah berolahraga, aktivitas sehari-hari hanya bermain
dengan teman-teman
Alergi makanan : tidak ada Pantangan makan : tidak ada
Alergi makanan
Penyebab : tidak ada Jenis diet khusus : tidak ada
Nyeri ulu hati (tidak ada), Mual (tidak ada), Muntah (tidak ada), Diare (tidak
Masalah
ada) Konstipasi (tidak ada), Anoreksia (ada), Perubahan pengecapan/penciuman
gastrointestinal
(tidak ada)
Penyakit kronik Jenis penyakit : tidak ada

1
Modifikasi diet : tidak ada Jenis dan lama pengobatan : tidak ada
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak ada), Gigi lengkap (ya)
Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : tidak ada
Pengobatan
Frekuensi dan jumlah : tidak ada
Perubahan BB Tidak diketahui
Fasilitas memasak : baik, kompor gas, ruang dapur di dalam
bangunan utama rumah dengan ventilasi cukup (jendela dan pintu). Ibu pasien
Mempersiapkan mengolah masakan sendiri, jarang beli di luar
makanan Fasilitas menyimpan makanan : baik, yaitu dengan tudung saji, kulkas, meja
makan, lemari makan. Makanan yang sudah diolah terkadang dihangatkan
kembali oleh ibu pasien.
Pasien diberikan ASI eksklusif hingga usia 40 hari, kemudian ASI tidak
diberikan lagi, karena tidak keluar dan diganti dengan susu formula sesuka
anak hingga usia 6 bulan. Selanjutnya susu formula diberikan ditambah dengan
bubur susu hingga usia 8 bulan, dan diganti dengan bubur nasi saat anak
sudah tumbuh gigi dan mampu mengunyah makanan dengan tekstur yang lebih
padat hingga 12 bulan. Saat usia anak lebih dari 1 tahun, makanan anak sudah
mengkuti makanan keluarga, yaitu nasi dan lauk pauk ditambah susu.
Sebelum masuk RS pasien terbiasa makan dengan pola 3 kali sehari dan
jarang diselingi camilan, baik itu berupa kacang,kerupuk, makanan ringan,
bahkan jajanan pasar.
Pasien terbiasa minum air putih sebanyak 1-2 gelas sehari @ 200 cc, susu 3
sdm + gula ½ sdm + air 200 cc sebanyak 2-3 kali sehari.
Makanan diolah sebagian besar dengan cara digoreng, ditumis, dibacem, atau
Riwayat / pola makan
di-sayur bening. Penggunaan garam masih tidak dibatasi dalam pengolahan
makanan. Ibu pasien tidak pernah memberikan makanan dengan olahan kelapa
dan santan.
Makanan pokok = nasi 3 kali sehari @ 50-100 gram (1/2 - 1 entong)
Lauk hewani = ikan 2-3 x/minggu @ ½ ekor ukuran sedang (tongkol dan lele);
telur ayam negeri 1x/hari @ 1 butir; jarang konsumsi daging dan ayam Lauk
nabati = tempe 1-2x/hari @ 50 gram dan tahu 1x/hari @ 50 gram
Sayur = bayam, labu siam, labu kuning, wortel, 3-4x/minggu @ ¼ gelas atau
25 gram, jenis sayuran terbatas
Buah = pisang ambon 1-2x/minggu @ 1 buah kecil
Energi = 1038,6 kkal; Protein= 41,1 gram; Lemak= 47,9 gram; KH= 113,5 gram
AKG anak 1-3 tahun dengan BB 12 kg dan TB 90 cm adalah
Energi 1000 kkal; Protein 25 gram

Kesimpulan :
Dihadapkan pasien umur 2 tahun 5 bulan, datang dengan keluhan bisitopenia dan merupakan pasien
rujukan dari RS Tidar Magelang dengan diagnose suspect keganasan dan memiliki riwayat keganasan.
Pasien belum menerapkan diet khusus, tidak mengkonsumsi suplemen/vitamin/lain selain yang diresepkan
oleh dokter. Pasien tidak memiliki pantangan makan maupun alergi makanan maupun obat dan saat ini
pasien mengalami anoreksia. Pasien berstatus ekonomi menengah dengan 3 saudara, belum bersekolah,
memiliki kebiasaan tidur yang cukup. Aktifitas pasien sebelum masuk rumah sakit ringan dan pasien tidak
pernah berolahraga. Pasien tidak mengetaahui adanya peningkatan atau penurunan berat badan.
Kebiasaan makan pasien telah teratur, pola makan sudah baik, dan secara kuantitas telah memenuhi
kebutuhan berdasarkan AKG usia 1-3 tahun, namun jenis bahan makanan kurang beranekaragam.

Pembahasan Anamnesis :

2
Menurut AKG 2004, rata-rata kebutuhan anak usia 1-3 tahun adalah 1000 kkal dan 25 gram protein.
Berdasatkan analisis kebiasaan makan, dapat dilihat bahwa asupan pasien telah mencukupi AKG yaitu
1038,6 kkal dan protein sebanyak 41,1 gram. Hal ini tercermin pada status gizi pasien yang baik.

B. ANTROPOMETRI
Tinggi Badan Berat Badan LK L. Dada Lingkar lengan kiri atas
87 cm 12 kg 47 cm 50 cm 13 cm

Kesimpulan :
BB//U : (-1) – (median) SD
= baik
TB//U : (-1) – (median) SD
= baik
BB//TB :(median) – (+1)
= baik
Status gizi pasien saat ini termasuk Status Gizi Baik

Pembahasan :
Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan secara langsung dengan alat ukur tinggi
badan dan timbangan pegas. Berdasarkan tabel z-score untuk anak usia hingga 5 tahun, pasien tergolong
status gizi baik.

C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan Satuan/ RS Tidar RS Tidar Masuk RSS Awal Kasus
urin/darah Nilai Normal (4-4-’10) (6-4-’10) (7-4-‘10) (8-4-’10)
WBC 6 – 17 103/UL 6,48 - - -
6
RBC 3,9 – 5,9 10 /UL 2,19 (R) - - -
HGB 11,5 – 13,5 g/dl 5,3 (R) 16,6 (T) - -
HCT 34 – 40% 17,9 (R) 48,9 (T) - -
MCV 79 – 99 fl 81,7 - - -
MCH 27 – 31 pg 24,2 (R) - - -
MCHC 33 – 37 g/dl 29,6 (R) - - -
PLT 150 – 450 103/UL 31 (R) 21 (R) - -
RDW-CV 11,5 – 14,5 % 17,4 (T) - - -
RDW-SD 35 – 47 fl 48,4 (T) - - -
Eosin % 2–4% 0,2 (R) - - -
Baso % 0–1% 0,2 - - -
Neut % 50 – 70 % 7,5 (R) - - -
Lymph % 25 – 40 % 81,6 (T) - - -
Mono % 2–8% 10,5 (T) - - -
SGOT/AST 15 – 46 U/L - - 46,4 (T) -
SGPT/ALT 13 – 69 U/L - - 15,6 -
BUN 7 – 20 mg/dl - - 8,2 -
Creatinin 0,7 – 1,5 mg/dl - - 0,46 (R) -
Na 137 – 145 mmol/L - - 142 -
K 3,6 – 5 mmol/L - - 4,1 -
CL 98 – 107 mmol/L - - 102 -
Ket : T = tinggi; N = normal; R = Rendah
Kesimpulan :

3
Pasien mengalami peningkatan nilai Hb, HCT, limfosit, dan monosit.. Selain itu, pasien juga mengalami
penurunan nilai eritrosit, MCH, MCHC, trombosit, eosinofil, dan neutrofil.

Pembahasan :
Pasien kanker biasanya mengalami penurunan nilai eritrosit, MCH, dan MCHC karena anemia.
Penurunan nilai trombosit biasa muncul pada penderita kanker darah sehingga menyebabkan pasien
berisiko tinggi untuk mengalami perdarahan karena trombosit berfungsi utama dalam proses pembekuan
darah. Penurunan nilai neutrofil dan eosinofil dapat terjadi pada kasus kanker darah dan agranulositosis.
Pasien kanker darah umumnya akan mengalami penurunan nilai Hb dan hematokrit, namun pasien
justru mengalami peningkatan nilai Hb dan hematokrit, hal ini mungkin disebabkan oleh pasien menerima
transfusi darah (Sacher, RA and McPherson, RA, 2004)

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesan Umum : sedang, compos mentis, gizi cukup


2. Vital Sign : - Tensi : 90/68 mmHg (<108/70 mmHg) - Respirasi : 28 (15 – 20x/menit)
- Nadi : 84x/mnt(60 - 140x/menit) - Suhu : 36 oC (36,5 – 37,50C)
3. Kepala/ abdomen/extremitas dll :
Kepala : Conjunctiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP tidak ada peningkatan, lnn tidak teraba
Thoraks : simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi (-)
Jantung : SI tunggal SII split tak konstan, bising (-)
Paru : simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi (-), fremitus kanan = kiri, sonor, vesikuler
Abdomen : supel, BU + N, T/E N
Hepar : 4 cm bac/bpx
Lien : tidak teraba
Ekstremitas Udem tidak ada, hangat, perfusi baik, nadi teraba kuat
4. Hasil Pemeriksaan Penunjang :
1 April 2010
Pasien mengalami pemeriksaan Widal dengan hasil negatif dengan metode aglutinasi
Pemeriksaan Gambaran Sediaan Apus Darah Tepi
8 April 2010
Kesan eritrosit : Anisitosis ringan, dominasi normositik, sferosit, normokromik polikromasi, NRBC
Kesan leukosit : Jumlah cukup, blast like (+), limfosit atipik, limfosit reaktif, LPB (+), smudge cell (+)
Kesan trombosit : Jumlah menurun, hipogranulasi trombosit
Simpulan : Observasi trombositopenia dengan proses hemolitik disertai proses infeksi bakterial dan
ditemukan blast like di area tebal, dd AIHA, keganasan hematologi
Trombopoetik : menurun, megakariosit tidak ditemukan, terdesak seri limfoid

4
Eritropoetik : menurun, normoblast basofilik-asidofilik, terdesak proliferasi seri limfoid
Granulopoetik : menurun, terdesak proliferasi seri limfoid, ditemukan seri granulosit (myelosit 1%,
segemen 2%) monoblast 2%
Lain-lain : limfoblast 89% {ukuran heterogen, N/C rasio sebagian tinggi, nukleoli sebagian
prominent, cleft (+) indentasi (+), limfosit 6% smudge cell (+)}
Kesan ALL L2 pas (+) positif chunk (+), positif granul kasar SBB (+)

Kesimpulan :
Pasien mengalami hepatomegali, hasil pemeriksaan darah menunjukkan observasi trombositopenia dd
AIHA dan keganasan hematologi, dan menunjukkan kesan ALL L 2.

E. ASUPAN ZAT GIZI.


Hasil Recall 24 jam diet : Rumah Sakit
Tanggal : 7 April 2010
Diet RS : Nasi A + susu 3x20 gram

Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)


Asupan oral 713,865 28,8325 25,53 236,122
Infus D5% 12 tpm
57,6 - - 11,52
sebanyak 1152 cc
Standar RS 1372 34,4 50,2 198
% Asupan 56,23% 83,81% 50,86% 125,07%

Kesimpulan :
Asupan pasien inadekuat, karena asupan energi <80% meskipun asupan karbohidrat dan
protein telah mencukupi (Supariasa, 2001).

F. . Terapi Medis

Jenis Obat/tindakan Fungsi Interaksi


Analgesic, untuk nyeri ringan Mengiritasi lambung apabila
Paracetamol
sampai sedang diminum sebelum makan
D5% dan NaCl
Larutan elektrolit dan karbohidrat
0,45% 12 tpm
(IONI, 2000)

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

Problem Gizi
1. Domain Intake : asupan inadekuat, peningkatan kebutuhan energi dan protein
2. Domain Clinical : anoreksia
3. Domain Behavior : tidak ada

Kesimpulan
NI 1.1

5
Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan hiperkatabolisme protein karena
keganasan darah ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan trombositopenia dan
kesan ALL L2
NI 1.4
Asupan energi inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai oleh hasil recall <80%

Pembahasan Diagnosis gizi


Diet diberikan energi dan protein tinggi karena adanya keganasan sehingga dapat terjadi
hiperkatabolisme protein. Pasien juga merupakan anak usia 2 tahun 5 bulan yang masih dalam tahap tumbuh
kembang sehingga memerlukan protein yang tinggi. Energi dan lemak cukup untuk memenuhi kebutuhan
basal, aktifitas, dan mempertimbangkan faktor stres akibat penyakit (Almatsier, 2004).

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING
1. Terapi Diet , Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
TKTP/nasi/oral
2. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan energi yang meningkat akibat keganasan
b. Mencegah penurunan berat badan
c. Memberikan makanan sesuai dengan kemampuan pasien
3. Syarat / prinsip Diet
a. Energi sesuai dengan kebutuhan, dengan faktor aktivitas (1,2) dan faktor stres (1,4)
b. Protein tinggi, yaitu 3 gram/kg berat badan
c. Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sebagai sisa dari kebutuhan energi total
4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
a. Kebutuhan Energi menurut rumus Nelson
50 % x BMR menurut golongan umur (100 kkal) x BB (12 kg) = 600 kcal
10 % SDA (600 kkal) = 60 kcal +
660 kcal
12% pertumbuhan (660 kkal) = 79,2 kcal +
739,2 kcal
25 % aktivitas fisik (739,2 kkal) =184,8 kcal +
924 kcal
10% feses (924 kkal) = 92,4 kcal +
1016,4 kcal
30% factor stres (1016,4 kkal) = 304,92 kcal +
1321,32 kcal

Kebutuhan energi total adalah 1321,32 kcal = 1322 kcal

b. Protein = 3 g/kgBB/hari
= 3 x 12 kg
= 36 gram
c. Lemak = 25% x 1322 kcal

6
= 330,5 kcal
= 36,72 gram
d. Karbohidrat
KH = E – (P + L)
= 1322 - (144+ 330,5)
= 847,5 kcal
= 211,875 gram

Pembahasan Preskripsi Diet :


Kebutuhan protein normal untuk usia 1-3 tahun adalah 2 gram/kg berat badan. Pemberian makanan
TKTP dengan protein 3 gram/kg BB bertujuan untuk mencegah penurunan berat badan karena
hiperkatabolisme yang disebabkan keganasan. Berdasarkan prinsip diet TKTP pada anak, protein dapat
diberikan hingga 60 – 93 gram sehari (RSCM dan Persagi, 2003).

5. Rencana monitoring dan evaluasi


Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target
Anamnesis Masalah gastrointestinal Tidak ada
Setiap hari
Kesehatan mulut Baik
BB pasien dalam batas
Antropometri BB dan TB 3 hari sekali
normal
Klinik Vital sign Normal
Demam Suhu tubuh normal
Setiap hari
Kemampuan mengunyah dan Normal
menelan
Asupan zat E, P, L, dan KH Setiap hari Minimal 75% kebutuhan
gizi

6. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah gizi
- Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan keganasan
- Asupan inadekuat karena penurunan nafsu makan
Tujuan : Meningkatkan kepatuhan diet dan memberikan motivasi
Sasaran : Pasien dan orang tua
Sarana : Leaflet TKTP
Konseling gizi :
1. Memberikan informasi mengenai status gizi
2. Memotivasi keluarga pasien agar memotivasi anak untuk meningkatkan asupan
3. Memberikan informasi mengenai prinsip diet TKTP

B. IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

7
 Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian : Nasi A
Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Diet Nasi A 1372 34,4 50,2 198
Infus 57,6 - - 11,52
Kebutuhan (planning) 1322 36 36,72 211,875
% standar/kebutuhan 108,14% 95,55% 136,71 98,89%

Pembahasan Diet RS
Dari hasil analisis diet yang diberikan dari rumah sakit yaitu nasi A sudah memenuhi kebutuhan
pasien dalam batas ±10% meskipun asupan lemak sedikit berlebih.

Standar Diet Nasi A


STANDAR DIET RS REKOMENDASI STANDAR
DIET
Makan Pagi
- Nasi 75 g 75 g
- Lauk hewani 25 g 25 g
- Sayur 50 g 50 g
- Minyak 7,5 g 7,5 g
- Gula pasir 10 g 10 g
- Susu manis 20 g 20 g
Selingan pagi Bubur kacang ijo ½ porsi Bubur kacang ijo ½ porsi

Makan siang
- Nasi 75 g 75 g
- Lauk hewani 25 g 25 g
- Sayur 50 g 50 g
- Buah (pepaya) 100 g 100 g
- Minyak 7,5 g 7,5 g
Selingan siang Susu manis 20 g Susu manis 20 g
Makan malam
- Nasi 75 g 75 g
- Lauk hewani 25 g 25 g
- Sayur 50 g 50 g
- Buah (pisang) 50 g 50 g
- Minyak 7,5 g 7,5 g
- Gula 10 g 10 g
Energi 1372 kcal 1372 kcal
Protein 34,4 g 34,4 g
Lemak 50,2 g 50,2 g
Karbohidrat 198 g 198 g

Rekomendasi : diet diteruskan

Pemesanan Diet : Nasi A

8
BAGIAN 4. MONITORING , EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

TGL DIAGNOSI MONITORING DAN EVALUASI ABCD KESIMPULAN


S Antropom Biokimia Fisik & Klinis Asupan Recall (ASSESMEN, DIAGNOSIS GIZI, INTERVENSI GIZI)
etri
8 April Susp. TB 87 cm Tidak ada Demam (-) mual E = 1948,4 kcal Assesmen
2010 Keganasan BB 12 kg pemeriksaan (-) muntah (-) (146,2%) Asupan pasien adekuat, tidak ada masalah dalam kesehatan mulut
ALL dd anoreksia (-) P = 90,7 g Diagnosa gizi
AML t = 360C (263,37%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
HR 84 x/menit L = 79,8 g (158,96%) hiperkatabolisme protein karena keganasan darah ditandai oleh hasil
RR 28x/menit KH = 216,7 g pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan trombositopenia dan
(115,26%) kesan ALL L2
Intervensi gizi : Nasi A

9 April Susp. TB 87 cm Tidak ada Demam (+) mual E = 1461,3 kcal Assesmen
2010 Keganasan BB 12 kg pemeriksaan (-) muntah (-) (110,84%) Asupan pasien adekuat, tidak ada masalah dalam kesehatan mulut,
ALL dd anoreksia (-) P = 68 g pasien mengalami demam netropeni.
AML Vital sign jam (197,67%) Diagnosa gizi
agranulosit 11.00 WIB : L = 59,8 g (119,12%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
osis t = 382 oC KH = 162,5 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
HR 110 x/menit (87,89%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
RR 24x/menit trombositopenia dan kesan ALL L2, suhu tubuh 382 oC, nadi 110x/menit,
Perhitungan energi
Koreksi febris 0,7 x 13% BMR (100 kkal) = 9,1 kcal
Sehingga kebutuhan energi adalah 1322 + 9,1 =1331,1 kkal, protein 36
g, lemak 36,72 g, KH 856,5 kcal = 214,125 g
Intervensi gizi : Nasi A

9
10 ALL L1 pro TB 87 cm Tidak ada Demam (+) mual E = 2048,2 kcal Assesmen
April kemoterapi BB 12 kg pemeriksaan (-) muntah (-) (153,48%) Asupan pasien adekuat, tidak ada masalah dalam kesehatan mulut,
2010 anoreksia (-) P = 95,4 g pasien mengalami demam netropeni
Vital sign (277,32%) Diagnosa gizi
t = 37 oC L = 84,8 g (168,92%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
HR 120 x/menit KH = 225,4 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
RR 40x/menit (119,66%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
trombositopenia dan kesan ALL L2, nadi 120x/menit, RR 40x/menit
Intervensi gizi : Nasi A

11 Hematoma TB 87 cm AT 11.000 Muncul benjolan E = 1461,3 kcal Assesmen


April R glossus BB 12 kg Urin rutin di tepi lidah (110,7%) Asupan pasien adekuat, terdapat hematoma dan benjolan di tepi lidah
2010 dan menunjukkan Demam (+) mual P = 68 g dan berisi darah sehingga menyulitkan pasien untuk makan
hematuria Bld +2 dan (-) muntah (-) (197,67%) Diagnosa gizi
pada ALL proteinuria anoreksia (-) L = 59,8 g (119,12%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
L1 +2 Vital sign KH = 162,5 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
t = 37 oC (87,88%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
HR 120 x/menit trombositopenia dan kesan ALL L2, nadi 120x/menit, RR 40x/menit
RR 40x/menit Intervensi gizi : Nasi A
Terapi : dexa 1 mg, lasix 6 mg, dan transfusi TC 2,5 kantong
12 ALL L1 pro TB 87 cm Urin rutin Benjolan di lidah E = 1298,9 kcal Assesmen
April kemoterapi, BB 12 kg menunjukkan mengecil (97,58%) Asupan pasien adekuat, terdapat hematoma dan benjolan di tepi lidah
2010 demam Bld +2 dan Demam (+) mual P = 60,5 g dan berisi darah sehingga menyulitkan pasien untuk makan
netropeni proteinuria (-) muntah (-) (168%%) Diagnosa gizi
membaik, +2 anoreksia (-) L = 53,2 g (173,18%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
hematuria Vital sign KH = 144,4 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
mikroskopis t = 37 oC (67,44%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
HR 120 x/menit trombositopenia dan kesan ALL L2, nadi 120x/menit, RR 40x/menit
RR 40x/menit Intervensi gizi : Nasi A
Terapi : cefotaxime 400 mgx3, gentamycin 30 mgx2, paracetamol 200
mg k/p dan transfusi TC 2,5 kantong

10
F. PEMBAHASAN
1. Antropometri
Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan pada hari pengambilan kasus.
Berdasarkan BB//TB pasien menunjukkan gizi baik (Supariasa, 2001).

2. Biokimia
Selama monitoring, hasil laboratorium dilakukan sebanyak 2 kali dan merupakan pemeriksaan
darah rutin. Pada hari ke-2 pasien mengalami demam dan dilakukan pemeriksaan darah untuk
mencari penyebab demam. Pada hari ke-3 diketahui pasien mengalami trombositopenia
sehingga mengalami demam netropeni.

3. Klinis dan fisik


Pada hari ke-3 monitoring keadaan pasien, diketahui pasien mengalami perdarahan dan
terlihat pada benjolan di lidah di st localis r. glossus. Pasien mengalami perdarahan karena
trombositopenia dan dilakukan transfusi darah dan trombosit sebanyak 2 kolf untuk mengatasi
trombositopenia tersebut. Pasien mengalami demam netropeni, sehingga pada perhitungan
kebutuhan energi dilakukan penambahan energi untuk koreksi febris.

4. Dietary Recall
Pada hari pertama monitoring, diet yang diberikan adalah nasi A. Diet yang diberikan
tidak mau dimakan, namun pasien tidak mau mengkonsumsi susu dari rumah sakit, sehingga
diputuskan untuk tetap memberikan nasi A dan mengijinkan pasien untuk mengkonsumsi susu
Ideal yang lebih disukai pasien. Hal ini diijinkan agar asupan pasien tetap baik. Namun, tetap
diberikan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan asupan dari diet rumah sakit agar
kebutuhan serat dan zat gizi lain yang tidak dapat dipenuhi dari susu dapat tercukupi.
Untuk selanjutnya, diet yang diberikan tetap nasi A. Hasil recall menunjukkan asupan
pasien adekuat, namun berasal dari susu bukan dari diet rumah sakit. Motivasi terus diberikan
dalam bentuk konseling gizi.

G. KESIMPULAN
1. Pasien mengalami peningkatan kebutuhan energi, protein, dan lemak berkaitan dengan
hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
2. Menurut pengukuran BB//TB status gizi pasien adalah kesan status gizi baik
3. Kondisi fisik pasien fluktuatif tergantung dari kondisi pasien. Pasien mengalami demam
netropeni dan trombositopenia.
4. Intervensi yang diberikan adalah diet TKTP (nasi A)
5. Asupan pasien dikatakan baik karena >80% dari kebutuhan energi total
H. LAMPIRAN (Asupan zat gizi melalui Recall dengan Nutrisurvey)

=====================================================================
Analisis Riwayat Makan
=====================================================================
Makanan Jumlah

nasi putih 2100 g


ikan tongkol 150 g
tempe goreng 700 g
tahu goreng 350 g
telur dadar 350 g
sayur sop 100 g
pisang ambon 100 g
tepung susu 60 g
gula pasir 12 g

=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan

energi 1038,6 kcal 2036,3 kcal 51 %


protein 41,1 g(16%) 60,1 g(12 %) 68 %
lemak 47,9 g(40%) 69,1 g(< 30 %) 69 %
karbohidrat 113,5 g(44%) 290,7 g(> 55 %) 39 %

=====================================================================
Analisis Recall 9 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
tepung susu 420 g (12 x 35 gram)

=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan

energi 1948,4 kcal 2036,3 kcal 96 %


protein 90,7 g(19%) 60,1 g(12 %) 151 %
lemak 79,8 g(36%) 69,1 g(< 30 %) 116 %
karbohidrat 216,7 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 75 %

1
=====================================================================
Analisis Recall 10 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
bubur sun beras merah belu 20 g
tepung susu 420 g
bubur sun beras merah belu 20 g
nasi putih 20 g
telur goreng 30 g

=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan

energi 2048,2 kcal 2036,3 kcal 101 %


protein 95,4 g(19%) 60,1 g(12 %) 159 %
lemak 84,8 g(37%) 69,1 g(< 30 %) 123 %
karbohidrat 225,4 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 78 %

=====================================================================
Analisis Recall 11 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
tepung susu 315 g (9 x 35 gram)

=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan

energi 1461,3 kcal 2036,3 kcal 72 %


protein 68,0 g(19%) 60,1 g(12 %) 113 %
lemak 59,8 g(36%) 69,1 g(< 30 %) 87 %
karbohidrat 162,5 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 56 %

2
=====================================================================
Analisis Recall 12 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah

tepung susu 280 g

=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
energi 1298,9 kcal 2036,3 kcal 64 %
protein 60,5 g(19%) 60,1 g(12 %) 101 %
lemak 53,2 g(36%) 69,1 g(< 30 %) 77 %
karbohidrat 144,5 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 50 %

3
Referensi :

Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietesien Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto

Fahmi, R. 2010. Infeksi Sitomegalovirus. diunduh dari forum Universitas Negeri Malang pada tanggal 6 April
2010 dari http//.www.community.um.ac.id

Mahan, L. Kathleen., Sylvia Escoot-Stump. 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy. Elsevier : Canada

Purba, Jan Sudir. 2008. Epilepsi: Permasalahan di Reseptor atau Neurotransmitteru. diunduh dari medikanus,
scientific journal of pharmaceutical development and medical application, volume 21, Nove-Des, no.4,
2008, ISSN1979-391x

Remig, Valentina M. 2008. Medical Nutrition Therapy for Neurologic Disorders in Krause’s Food & Nutrition
Therapy. Elsevier : Canada.

Sacher, RA and McPherson, RA. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksan Laboratorium Edisi 11 dengan alih
bahasa Brahm U. Pendit, Dewi Wulandari. Jakarta: EGC

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai