Contoh Laporan
Contoh Laporan
Disusun oleh :
Nisa Maulida
05/187371/KU/11489
BAGIAN 1. ASSESSMENT
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : An. FAF No RM : 1-46-90-58
Umur : 2 tahun 5 bulan (17-10-‘07) Ruang : Kartika 2 Ruang Selatan Kelas III
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 7 April 2010
Pendidikan : belum sekolah Tgl Kasus : 8 April 2010
Agama : Islam Alamat : Perum Ngembik RT02/ RW10 Magelang Utara
Jawa Tengah
Diagnosis medis : Suspect Keganasan ALL dd AML
Agranulositosis
1
Modifikasi diet : tidak ada Jenis dan lama pengobatan : tidak ada
Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak ada), Gigi lengkap (ya)
Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : tidak ada
Pengobatan
Frekuensi dan jumlah : tidak ada
Perubahan BB Tidak diketahui
Fasilitas memasak : baik, kompor gas, ruang dapur di dalam
bangunan utama rumah dengan ventilasi cukup (jendela dan pintu). Ibu pasien
Mempersiapkan mengolah masakan sendiri, jarang beli di luar
makanan Fasilitas menyimpan makanan : baik, yaitu dengan tudung saji, kulkas, meja
makan, lemari makan. Makanan yang sudah diolah terkadang dihangatkan
kembali oleh ibu pasien.
Pasien diberikan ASI eksklusif hingga usia 40 hari, kemudian ASI tidak
diberikan lagi, karena tidak keluar dan diganti dengan susu formula sesuka
anak hingga usia 6 bulan. Selanjutnya susu formula diberikan ditambah dengan
bubur susu hingga usia 8 bulan, dan diganti dengan bubur nasi saat anak
sudah tumbuh gigi dan mampu mengunyah makanan dengan tekstur yang lebih
padat hingga 12 bulan. Saat usia anak lebih dari 1 tahun, makanan anak sudah
mengkuti makanan keluarga, yaitu nasi dan lauk pauk ditambah susu.
Sebelum masuk RS pasien terbiasa makan dengan pola 3 kali sehari dan
jarang diselingi camilan, baik itu berupa kacang,kerupuk, makanan ringan,
bahkan jajanan pasar.
Pasien terbiasa minum air putih sebanyak 1-2 gelas sehari @ 200 cc, susu 3
sdm + gula ½ sdm + air 200 cc sebanyak 2-3 kali sehari.
Makanan diolah sebagian besar dengan cara digoreng, ditumis, dibacem, atau
Riwayat / pola makan
di-sayur bening. Penggunaan garam masih tidak dibatasi dalam pengolahan
makanan. Ibu pasien tidak pernah memberikan makanan dengan olahan kelapa
dan santan.
Makanan pokok = nasi 3 kali sehari @ 50-100 gram (1/2 - 1 entong)
Lauk hewani = ikan 2-3 x/minggu @ ½ ekor ukuran sedang (tongkol dan lele);
telur ayam negeri 1x/hari @ 1 butir; jarang konsumsi daging dan ayam Lauk
nabati = tempe 1-2x/hari @ 50 gram dan tahu 1x/hari @ 50 gram
Sayur = bayam, labu siam, labu kuning, wortel, 3-4x/minggu @ ¼ gelas atau
25 gram, jenis sayuran terbatas
Buah = pisang ambon 1-2x/minggu @ 1 buah kecil
Energi = 1038,6 kkal; Protein= 41,1 gram; Lemak= 47,9 gram; KH= 113,5 gram
AKG anak 1-3 tahun dengan BB 12 kg dan TB 90 cm adalah
Energi 1000 kkal; Protein 25 gram
Kesimpulan :
Dihadapkan pasien umur 2 tahun 5 bulan, datang dengan keluhan bisitopenia dan merupakan pasien
rujukan dari RS Tidar Magelang dengan diagnose suspect keganasan dan memiliki riwayat keganasan.
Pasien belum menerapkan diet khusus, tidak mengkonsumsi suplemen/vitamin/lain selain yang diresepkan
oleh dokter. Pasien tidak memiliki pantangan makan maupun alergi makanan maupun obat dan saat ini
pasien mengalami anoreksia. Pasien berstatus ekonomi menengah dengan 3 saudara, belum bersekolah,
memiliki kebiasaan tidur yang cukup. Aktifitas pasien sebelum masuk rumah sakit ringan dan pasien tidak
pernah berolahraga. Pasien tidak mengetaahui adanya peningkatan atau penurunan berat badan.
Kebiasaan makan pasien telah teratur, pola makan sudah baik, dan secara kuantitas telah memenuhi
kebutuhan berdasarkan AKG usia 1-3 tahun, namun jenis bahan makanan kurang beranekaragam.
Pembahasan Anamnesis :
2
Menurut AKG 2004, rata-rata kebutuhan anak usia 1-3 tahun adalah 1000 kkal dan 25 gram protein.
Berdasatkan analisis kebiasaan makan, dapat dilihat bahwa asupan pasien telah mencukupi AKG yaitu
1038,6 kkal dan protein sebanyak 41,1 gram. Hal ini tercermin pada status gizi pasien yang baik.
B. ANTROPOMETRI
Tinggi Badan Berat Badan LK L. Dada Lingkar lengan kiri atas
87 cm 12 kg 47 cm 50 cm 13 cm
Kesimpulan :
BB//U : (-1) – (median) SD
= baik
TB//U : (-1) – (median) SD
= baik
BB//TB :(median) – (+1)
= baik
Status gizi pasien saat ini termasuk Status Gizi Baik
Pembahasan :
Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan secara langsung dengan alat ukur tinggi
badan dan timbangan pegas. Berdasarkan tabel z-score untuk anak usia hingga 5 tahun, pasien tergolong
status gizi baik.
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan Satuan/ RS Tidar RS Tidar Masuk RSS Awal Kasus
urin/darah Nilai Normal (4-4-’10) (6-4-’10) (7-4-‘10) (8-4-’10)
WBC 6 – 17 103/UL 6,48 - - -
6
RBC 3,9 – 5,9 10 /UL 2,19 (R) - - -
HGB 11,5 – 13,5 g/dl 5,3 (R) 16,6 (T) - -
HCT 34 – 40% 17,9 (R) 48,9 (T) - -
MCV 79 – 99 fl 81,7 - - -
MCH 27 – 31 pg 24,2 (R) - - -
MCHC 33 – 37 g/dl 29,6 (R) - - -
PLT 150 – 450 103/UL 31 (R) 21 (R) - -
RDW-CV 11,5 – 14,5 % 17,4 (T) - - -
RDW-SD 35 – 47 fl 48,4 (T) - - -
Eosin % 2–4% 0,2 (R) - - -
Baso % 0–1% 0,2 - - -
Neut % 50 – 70 % 7,5 (R) - - -
Lymph % 25 – 40 % 81,6 (T) - - -
Mono % 2–8% 10,5 (T) - - -
SGOT/AST 15 – 46 U/L - - 46,4 (T) -
SGPT/ALT 13 – 69 U/L - - 15,6 -
BUN 7 – 20 mg/dl - - 8,2 -
Creatinin 0,7 – 1,5 mg/dl - - 0,46 (R) -
Na 137 – 145 mmol/L - - 142 -
K 3,6 – 5 mmol/L - - 4,1 -
CL 98 – 107 mmol/L - - 102 -
Ket : T = tinggi; N = normal; R = Rendah
Kesimpulan :
3
Pasien mengalami peningkatan nilai Hb, HCT, limfosit, dan monosit.. Selain itu, pasien juga mengalami
penurunan nilai eritrosit, MCH, MCHC, trombosit, eosinofil, dan neutrofil.
Pembahasan :
Pasien kanker biasanya mengalami penurunan nilai eritrosit, MCH, dan MCHC karena anemia.
Penurunan nilai trombosit biasa muncul pada penderita kanker darah sehingga menyebabkan pasien
berisiko tinggi untuk mengalami perdarahan karena trombosit berfungsi utama dalam proses pembekuan
darah. Penurunan nilai neutrofil dan eosinofil dapat terjadi pada kasus kanker darah dan agranulositosis.
Pasien kanker darah umumnya akan mengalami penurunan nilai Hb dan hematokrit, namun pasien
justru mengalami peningkatan nilai Hb dan hematokrit, hal ini mungkin disebabkan oleh pasien menerima
transfusi darah (Sacher, RA and McPherson, RA, 2004)
D. PEMERIKSAAN FISIK
4
Eritropoetik : menurun, normoblast basofilik-asidofilik, terdesak proliferasi seri limfoid
Granulopoetik : menurun, terdesak proliferasi seri limfoid, ditemukan seri granulosit (myelosit 1%,
segemen 2%) monoblast 2%
Lain-lain : limfoblast 89% {ukuran heterogen, N/C rasio sebagian tinggi, nukleoli sebagian
prominent, cleft (+) indentasi (+), limfosit 6% smudge cell (+)}
Kesan ALL L2 pas (+) positif chunk (+), positif granul kasar SBB (+)
Kesimpulan :
Pasien mengalami hepatomegali, hasil pemeriksaan darah menunjukkan observasi trombositopenia dd
AIHA dan keganasan hematologi, dan menunjukkan kesan ALL L 2.
Kesimpulan :
Asupan pasien inadekuat, karena asupan energi <80% meskipun asupan karbohidrat dan
protein telah mencukupi (Supariasa, 2001).
F. . Terapi Medis
Problem Gizi
1. Domain Intake : asupan inadekuat, peningkatan kebutuhan energi dan protein
2. Domain Clinical : anoreksia
3. Domain Behavior : tidak ada
Kesimpulan
NI 1.1
5
Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan hiperkatabolisme protein karena
keganasan darah ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan trombositopenia dan
kesan ALL L2
NI 1.4
Asupan energi inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai oleh hasil recall <80%
A. PLANNING
1. Terapi Diet , Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
TKTP/nasi/oral
2. Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan energi yang meningkat akibat keganasan
b. Mencegah penurunan berat badan
c. Memberikan makanan sesuai dengan kemampuan pasien
3. Syarat / prinsip Diet
a. Energi sesuai dengan kebutuhan, dengan faktor aktivitas (1,2) dan faktor stres (1,4)
b. Protein tinggi, yaitu 3 gram/kg berat badan
c. Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sebagai sisa dari kebutuhan energi total
4. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
a. Kebutuhan Energi menurut rumus Nelson
50 % x BMR menurut golongan umur (100 kkal) x BB (12 kg) = 600 kcal
10 % SDA (600 kkal) = 60 kcal +
660 kcal
12% pertumbuhan (660 kkal) = 79,2 kcal +
739,2 kcal
25 % aktivitas fisik (739,2 kkal) =184,8 kcal +
924 kcal
10% feses (924 kkal) = 92,4 kcal +
1016,4 kcal
30% factor stres (1016,4 kkal) = 304,92 kcal +
1321,32 kcal
b. Protein = 3 g/kgBB/hari
= 3 x 12 kg
= 36 gram
c. Lemak = 25% x 1322 kcal
6
= 330,5 kcal
= 36,72 gram
d. Karbohidrat
KH = E – (P + L)
= 1322 - (144+ 330,5)
= 847,5 kcal
= 211,875 gram
B. IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
7
Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian : Nasi A
Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Diet Nasi A 1372 34,4 50,2 198
Infus 57,6 - - 11,52
Kebutuhan (planning) 1322 36 36,72 211,875
% standar/kebutuhan 108,14% 95,55% 136,71 98,89%
Pembahasan Diet RS
Dari hasil analisis diet yang diberikan dari rumah sakit yaitu nasi A sudah memenuhi kebutuhan
pasien dalam batas ±10% meskipun asupan lemak sedikit berlebih.
Makan siang
- Nasi 75 g 75 g
- Lauk hewani 25 g 25 g
- Sayur 50 g 50 g
- Buah (pepaya) 100 g 100 g
- Minyak 7,5 g 7,5 g
Selingan siang Susu manis 20 g Susu manis 20 g
Makan malam
- Nasi 75 g 75 g
- Lauk hewani 25 g 25 g
- Sayur 50 g 50 g
- Buah (pisang) 50 g 50 g
- Minyak 7,5 g 7,5 g
- Gula 10 g 10 g
Energi 1372 kcal 1372 kcal
Protein 34,4 g 34,4 g
Lemak 50,2 g 50,2 g
Karbohidrat 198 g 198 g
8
BAGIAN 4. MONITORING , EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
9 April Susp. TB 87 cm Tidak ada Demam (+) mual E = 1461,3 kcal Assesmen
2010 Keganasan BB 12 kg pemeriksaan (-) muntah (-) (110,84%) Asupan pasien adekuat, tidak ada masalah dalam kesehatan mulut,
ALL dd anoreksia (-) P = 68 g pasien mengalami demam netropeni.
AML Vital sign jam (197,67%) Diagnosa gizi
agranulosit 11.00 WIB : L = 59,8 g (119,12%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
osis t = 382 oC KH = 162,5 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
HR 110 x/menit (87,89%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
RR 24x/menit trombositopenia dan kesan ALL L2, suhu tubuh 382 oC, nadi 110x/menit,
Perhitungan energi
Koreksi febris 0,7 x 13% BMR (100 kkal) = 9,1 kcal
Sehingga kebutuhan energi adalah 1322 + 9,1 =1331,1 kkal, protein 36
g, lemak 36,72 g, KH 856,5 kcal = 214,125 g
Intervensi gizi : Nasi A
9
10 ALL L1 pro TB 87 cm Tidak ada Demam (+) mual E = 2048,2 kcal Assesmen
April kemoterapi BB 12 kg pemeriksaan (-) muntah (-) (153,48%) Asupan pasien adekuat, tidak ada masalah dalam kesehatan mulut,
2010 anoreksia (-) P = 95,4 g pasien mengalami demam netropeni
Vital sign (277,32%) Diagnosa gizi
t = 37 oC L = 84,8 g (168,92%) Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan
HR 120 x/menit KH = 225,4 g hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
RR 40x/menit (119,66%) ditandai oleh hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kesan
trombositopenia dan kesan ALL L2, nadi 120x/menit, RR 40x/menit
Intervensi gizi : Nasi A
10
F. PEMBAHASAN
1. Antropometri
Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan pada hari pengambilan kasus.
Berdasarkan BB//TB pasien menunjukkan gizi baik (Supariasa, 2001).
2. Biokimia
Selama monitoring, hasil laboratorium dilakukan sebanyak 2 kali dan merupakan pemeriksaan
darah rutin. Pada hari ke-2 pasien mengalami demam dan dilakukan pemeriksaan darah untuk
mencari penyebab demam. Pada hari ke-3 diketahui pasien mengalami trombositopenia
sehingga mengalami demam netropeni.
4. Dietary Recall
Pada hari pertama monitoring, diet yang diberikan adalah nasi A. Diet yang diberikan
tidak mau dimakan, namun pasien tidak mau mengkonsumsi susu dari rumah sakit, sehingga
diputuskan untuk tetap memberikan nasi A dan mengijinkan pasien untuk mengkonsumsi susu
Ideal yang lebih disukai pasien. Hal ini diijinkan agar asupan pasien tetap baik. Namun, tetap
diberikan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan asupan dari diet rumah sakit agar
kebutuhan serat dan zat gizi lain yang tidak dapat dipenuhi dari susu dapat tercukupi.
Untuk selanjutnya, diet yang diberikan tetap nasi A. Hasil recall menunjukkan asupan
pasien adekuat, namun berasal dari susu bukan dari diet rumah sakit. Motivasi terus diberikan
dalam bentuk konseling gizi.
G. KESIMPULAN
1. Pasien mengalami peningkatan kebutuhan energi, protein, dan lemak berkaitan dengan
hiperkatabolisme protein karena keganasan darah dan stress metabolik
2. Menurut pengukuran BB//TB status gizi pasien adalah kesan status gizi baik
3. Kondisi fisik pasien fluktuatif tergantung dari kondisi pasien. Pasien mengalami demam
netropeni dan trombositopenia.
4. Intervensi yang diberikan adalah diet TKTP (nasi A)
5. Asupan pasien dikatakan baik karena >80% dari kebutuhan energi total
H. LAMPIRAN (Asupan zat gizi melalui Recall dengan Nutrisurvey)
=====================================================================
Analisis Riwayat Makan
=====================================================================
Makanan Jumlah
=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
=====================================================================
Analisis Recall 9 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
tepung susu 420 g (12 x 35 gram)
=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
1
=====================================================================
Analisis Recall 10 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
bubur sun beras merah belu 20 g
tepung susu 420 g
bubur sun beras merah belu 20 g
nasi putih 20 g
telur goreng 30 g
=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
=====================================================================
Analisis Recall 11 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
tepung susu 315 g (9 x 35 gram)
=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
2
=====================================================================
Analisis Recall 12 April 2010
=====================================================================
Makanan Jumlah
=====================================================================
Hasil
=====================================================================
Zat Gizi Analisis Saran kebutuhan Persentase
Nilai Gizi per hari Pemenuhan
energi 1298,9 kcal 2036,3 kcal 64 %
protein 60,5 g(19%) 60,1 g(12 %) 101 %
lemak 53,2 g(36%) 69,1 g(< 30 %) 77 %
karbohidrat 144,5 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 50 %
3
Referensi :
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietesien Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto
Fahmi, R. 2010. Infeksi Sitomegalovirus. diunduh dari forum Universitas Negeri Malang pada tanggal 6 April
2010 dari http//.www.community.um.ac.id
Mahan, L. Kathleen., Sylvia Escoot-Stump. 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy. Elsevier : Canada
Purba, Jan Sudir. 2008. Epilepsi: Permasalahan di Reseptor atau Neurotransmitteru. diunduh dari medikanus,
scientific journal of pharmaceutical development and medical application, volume 21, Nove-Des, no.4,
2008, ISSN1979-391x
Remig, Valentina M. 2008. Medical Nutrition Therapy for Neurologic Disorders in Krause’s Food & Nutrition
Therapy. Elsevier : Canada.
Sacher, RA and McPherson, RA. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksan Laboratorium Edisi 11 dengan alih
bahasa Brahm U. Pendit, Dewi Wulandari. Jakarta: EGC