Protein Hewani Dan Nabati (IKAN) : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 2019
Protein Hewani Dan Nabati (IKAN) : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 2019
(IKAN)
Dosen pembimbing :
Widawati,SP,MHSc,MSSc
Kelompok 2
S1 GIZI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan dan seafood adalah jenis bahan makanan hewani yang mengandung protein tinggi
dan harganya relatif murah serta hampir selalu tersedia sepanjang tahun. Kebanyakan orang
memilih ikan untuk konsumsi karena mengandung protein tinggi dan cocok untuk seluruh orang
dan ikan banyak ditemukan di pasar-pasar.
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ikan air tawar (sungai, danau, rawa) seperti : ikan mas, gurami, mujair, lele, nila, bawal,
dan bandeng.
b. Ikan air laut : tongkol, kakap, tenggiri, kembung dan tuna.
Secara fisik ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut, ikan air tawar bentuknya lebih pipih,
daging lebih tipis, dan banyak duri. Sedangkan ikan air laut bentuknya lebih tebal, dagingnya
juga tebal dan tidak banyak duri. Seafood terdiri dari bermacam-macam udang, kerang, cumi-
cumi. Memasak ikan tidak membutuhkan waktu lama, karena serat ikan lebih lembut dari pada
serat dagingsapi ataupun daging ayam.
Ikan yang dikonsumsi adalah semua sumber daya ikan yang ada di air tawar atau laut yang
dapat dikonsumsi oleh manusia. Ikan konsumsi dapat diartikan semua hayati kelautan dan air
tawar yang mengandung protein tinggi dan mempunyai arti penting bagi kepentingan
perekonomian. Ikan konsumsi digolongkan berdasarkan hasil upaya perolehan dan tempat
habitat. Ikan konsumsi berdasarkan upaya perolehan yaitu ikan hasil penangkapan dan ikan hasil
budidaya. Ikan konsumsi digolongkan berdasarkan tempat habitat yaitu jenis ikan hidup di
perairan darat dan jenis ikan di perairan laut.
Marimin (2010) mengemukan bahwa produksi perikanan global secara keseluruhan baik dari
ikan hasil perikanan tangkap dan budidaya total 141,6 juta ton per tahun. Sekitar 105,6 juta ton
ini (75%) digunakan untuk konsumsi manusia secara langsung, sedangkan sisanya dipakai untuk
produk non-pangan, khususnya pembuatan fishmeal dan minyak.
BAB III
HASIL
MENU :
RESEP :
Alat
1. Alat pengolahan
a. Alat persiapan
Pisau
Baskom
Telenan
Timbangan
Gelas ukur
b. Alat memasak
Kompor
Dandang (kukusan)
Panci
Kuali
Pemanggang (grill)
c. Alat pelengkap
Sendok kayu
Sendok teh
Sendok makan
Tapis
2. Alat dapur
Blender
3. Alat penghidang
Piring saji
Gelas saos
Sendok makan
Bahan :
Ikan tenggiri 100 gr
Tepung tapioca 75 gr
Telur 1 btr
Santan kental 25 ml
Bumbu :
No Kegiatan Waktu
1. Menyiapkan alat dan bahan 15 menit
2. Menghaluskan daging ikan 10 menit
3. Menghaluskan bumbu 5 menit
4. Mengaduk daging ikan dan bumbu 10 menit
5. Membungkus adonan otak-otak 10 menit
6. Mengukus otak-otak 30 menit
7. Memanggang otak-otak 15 menit
8. Menyangrai kacang tanah 10 menit
9. Menghaluskan kacang tanah 5 menit
10. Menghaluskan bumbu saos 5 menit
11. Menuangi air panas, jeruk nipis, dan kecap manis kedalam saos 5 menit
kacang
12. Menyusun otak-otak ke piring saji 10 menit
13. Menyiapkan saos kacang dalam gelas 5 menit
14. Menyajikan 5 menit
15. Membersihkan peralatan dan meja kerja 15 menit
16. Membuang sampah 1 menit
TOTAL 1 jam 56 menit
DAFTAR BELANJA
PENILAIAN MASAKAN
NILAI GIZI
Ada beberapa bahan makanan yang dapat dilihat nilai gizi nya ,serta ada juga garnish
yang bisa dihitung nilai gizinya
PEMBAHASAN
Menyiapkan ikan dan seafood memang sedikit rumit karena bentuk fisiknya dan
aromanya yang tajam (amis). Kualitas masakan ikan dipengaruhi oleh cara persiapannya dan
kondisi ikan tersebut apakah masih segar atau sedang rusak.
1. Membuang sisik ikan, insang dan isi perutnya, hati-hati mengeluarkan isi perut karena
bila empedunya pecah akan menyebabkan ikan menjadi pahit.
2. Setelah ikan dibersihkan, cuci hingga bersih dibawahkan air mengalir.
3. Potong-potong sesuai resep.
1. Teknik mengukus merupakan teknik yang digunakan pada masakan jenis pepes, ikan
dibumbui lalu dibungkus daun pisang kemudian dikukus hingga matang seperti otak-
otak ikan tengiri
2. Teknik memanggang/ membakar, ikan banyak dipanggang karena rasanya dan tidak
terlalu repot mengolahnya. Pilih ikan yang tebal dagingnya dan masih benar-benar segar
agar hasilnya memuaskan. Setelah proses pengukusan otak-otak lalu dilanjutkan teknik
memanggang agar otak-otak masak dengan sempurna dan rasanya lebih enak.
1. Haluskan ikan tenggiri, campur dengan putih telur, santan, dan bumbu halus. Diaduk.
2. Campurkan dengan tepung tapioca, uleni sampai rata dan kalis.
3. Olesi daun pisang dengan minyak, ambil sedikit adonan, taruh di daun, lalu gulung dan
semat ujung-ujungny lakukan hingga adonan habis.
4. Kukus selama 20-30 menit hingga matang. Bakar dibara api sebentar. Sajikan dengan
saus kacang.
Enak tidaknya masakan ikan dipengaruhi oleh kualitas ikan tersebut, ikan yang sudah
tidak segar akan menghasilkan makanan yang kurang enak dan mudah hancur ketika dimasak
serta baunya tidak sedap. Hal yang lebih berbahaya lagi adalah kandungan histaminya lebih
tinggi sehingga resiko untuk terjadi keracunan atau alergi lebih besar.
Kualitas ikan ditentukan oleh tingkat kesegaran ikan (freshness) ditandai dengan daging
ikan yang masih elastic dan kenyal, jika ditekan dagingnya teras keras, insangnya berwarna
merah tua, terang, cerah dan tidak berbau. Ikan yang sudah busuk warna insang pucat, kotor,
berlendir dan bau busuk.
Dari hasil praktikum kelompok 2 ;
Kesimpulan
Enak tidaknya masakan ikan dipengaruhi oleh kualitas ikan . Memasak ikan tidak
membutuhkan waktu lama, karena serat ikan lebih lembut dari pada serat dagingsapi ataupun
daging ayam. ). Kualitas masakan ikan dipengaruhi oleh cara persiapannya dan kondisi ikan
tersebut apakah masih segar atau sedang rusak.
Saran
Saat memfilet ikan ,lihat juga ada atau tidaknya tulang tulang yang ada,karena akan
membahayakan juga bagi pemakannya.memasak ikan menggunakan api sedang dan saat
membakar jangan terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, M.S. 2004. Teknik Penggaraman dan Pengeringan. Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. 2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen
PPHP
Ishikawa K.1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu (Terjemahan). Di dalam Muhandri T dan
D. Kasarisma. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
Moeljanto R. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi
Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation,
1993
Teknologi desa.Jakarta : Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kerja,