Oleh :
201030200011
TANGERANG SELATAN
2020
POST OP ILEUS OBSTRUKSI
I. Definisi
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus
(Brunner & Suddarth, 2002). Penyumbatan bisa terjadi di usus halus atau
saluran cerna .
Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus
Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
didalam lumen usus bagian oral dari obstruksi maupun oleh muntah
Menurut (Smeltzer dan Suzzane, 2001 : 1121) etiologi dari obstruksi usus
Etiologi :
1. Perlengketan
5. Tumor
Faktor Resiko
III. Patofisiologi
Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus
adalah:
Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan
Pada awitan obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal
cepat dan lebih tegas pada blok usus halus karena usus halus lebih sempit
dan secara normal lebih aktif, volume besar sekresi dari usus halus
perut).
Tindakan operasi/pembedahan
Diskontunuitas Konsumsi diet rendah Penurunan peristaltik
jaringan serat usus
1. Gejala awal biasanya berupa nyeri kram yang terasa seperti gelombang
3. Konstipasi absolute.
VI. Komplikasi
Komplikasi dari ileus obstruktif adalah perforasi (lubang atau luka pada
2. Enteroskopi.
3. Sonogram.
seperti kista, abses atau cairan bebas didalam rongga perut atau ruang
adalah :
3. Tirah baring.
4. Analgetik.
5. Pembedahan seperti reseksi usus (pengangkatan segmen yang sakit
mekanis.
a. Pengkajian
keperawatan.
Tujuan :
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.Data subjekyif, yaitu data yang
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
1. Definisi
dilakukan oleh klien, baik pada saat klien sakit maupun sehat.
Terms (SNOMED CT),
Health (ICF),
- Omaha System.
(Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007;
3. Jenis Diagnosa
a) Diagnosis Negatif
Resiko.
b) Diagnosis Positif
2005).
a. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang
Penyebab (Etiology)
yaitu;
2) Efek Terapi/Tindakan,
4) Maturasional
Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)
sehat.
e. Implementasi
medis dilaksanakan.
f. Evaluasi
Wardani, 2013)
(Nurhayati, 2011)
g. Jurnal
LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI
RUANGAN IGD
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
No. RM : 01.53.55.24
Breathing (pernapasan)
- Nafas : spontan
- RR : 20x/menit
- Perkusi : sonor
Circulation (sirkulasi)
- TD : 120/90 mmHg
- Sianosis : tidak
- Akral : hangat
- S : 37 oC
- Perdarahan : tidak
- Turgor : sedang
Disability
- Kesadaran : composmentis
- GCS : E4 V5 M6
- Pupil : isokor
2. Fokus Assesment
Keadaan Umum :
Tingkat Kesadaran :
Composmentis, GCS 15
3. Sekunder Assesment
±1 MSMRS klien mengeluh nyeri perut, klien masih bisa BAB dan flatus.
±3 HSMRS klien mengeluh nyeri perut hilang timbul, klien tidak bisa
BAB dan flatus, BAK dalam batas normal dan tidak ada keluhan. Klien
4. Pemeriksaan Fisik
TD : 120/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 37oC
GDS : E4 V5 M6
- Thoraks
Perkusi : sonor
ronchi
- Abdomen
Inspeksi : nampak luka post op laparotomi eksplorasi dan perut
terlihat kembung
Auskultasi : -
berkemih.
- Ekstremitas
No Terapi/tindakan Jumlah/dosis
1 Pemberian Oksigen 2 lpm
2 Injeksi Ceftriaxone/iv 2x1 g
3 Injeksi Metronidazole/iv 3x500 mg
4 Injeksi Ketorolac 3x15 mg
5 Injeksi Ranitidine 2x50 mg
6. Data penunjang
Data Laboratorium
Pemeriksaan Rentang Normal Hasil
8,3;cairan:0,02-
0,04)
ANALISA DATA
No Tgl/ Data Penunjang Problem Etiologi
jam
DS: Nyeri Akut Agen
26/ Pencedera
01/ - Klien mengatakan nyeri dibagian perut Fisik
21
DO:
DO :
- Distensi abdomen
- Bising usus menurun
26/ DS: Defisit Nutrisi Ketidakmamp
01/ uan Mencerna
21 - Klien mengeluh mual dan muntah Makanan
DO :
Prioritas Masalah
1. Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisik
2. Konstipasi b/d Penurunan Motilitas Gastrointestinal
3. Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan Mencerna Makanan
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Terapeutik :
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Konstipasi b/d Penurunan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Konstipasi
Motilitas Gastrointestinal keperawatan selama 1x3 jam (I. 04155, 193)
maka eliminasi fekal membaik
dengan criteria hasil : Observasi :
1. Kontrol pengeluaran feses - Periksa tanda dan gejala
meningkat konstipasi
2. Keluhan defekasi lama dan - Periksa pergerakan
sulit menurun usus, karakteristik feses
3. Distensi abdomen menurun (konsistensi, bentuk,
4. Nyeri abdomen menurun volume dan warna)
5. Frekuensi defekasi - Identifikasi faktor
membaik resiko konstipasi (mis.
6. Peristaltik usus membaik Obat-obatan, tirah
baring dan diet rendah
serat)
Terapeutik :
- Anjurkan diet tinggi
serat
- Lakukan masase
abdomen
- Lakukan evakuasi feses
secara manual
Edukasi :
- Jelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan
- Anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika tidak
ada kontraindikasi
- Latih buang air besar
secara teratur
- Ajarkan cara mengatasi
konstipasi
Kolaborasi :
- Konsultasikan dengan
tim medis tentang
penurunan/peningkatan
frekuensi suara usus
- Kolaborasikan
penggunaan obat
pencahar, jika perlu
3 Defisit Nutrisi b/d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan keperawatan selama 1x3 jam (I. 03119, 200)
Mencerna Makanan maka status nutrisi membaik
dengan criteria hasil : Observasi :
1. Nyeri abdomen menurun - Identifikasi status
2. Berat badan membaik nutrisi
3. Indeks Masa Tubuh - Identifikasi alergi dan
membaik intoleransi makanan
4. Frekuensi makan membaik - Identifikasi makanan
5. Nafsu makan membaik yang disukai
6. Bising usus membaik - Identifikasi kebutuhan
kalori jenis nutrient
- Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk,
jika perlu
- Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (misalnya :
pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Manajemen Nyeri (I.08238, S :
1. Nyeri Akut b/d Agen - Klien mengatakan nyeri
201)
dibagian perut
Pencedera Fisik
Observasi : O:
- Kesadaran :
- Mengidentifikasi lokasi, composmentis
- Keadaan umum :
karakteristik, durasi,
sedang
frekuensi, kualitas, intensitas - P : Nyeri lebih terasa
jika mengubah posisi
nyeri
- Q : Nyeri terasa seperti
- Mengidentifikasi skala nyeri ditusuk-tusuk
- R : Nyeri terasa
- Mengidentifikasi respons
dibagian perut
nyeri nonverbal - S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri hilang timbul,
- Mengidentifikasi faktor yang
nyeri dirasakan ±2
memperberat dan menit
memperingan nyeri
TTV→ TD: 128/75 HR:
- Mengidentifikasi 87x/menit RR: 20x/menit S:
36,3oC
pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri A:
Masalah nyeri teratasi
- Mengidentifikasi pengaruh
sebagian
nyeri pada kualitas hidup
P:
- Memonitor keberhasilan
Intervensi dilanjutkan
terapi komplementer yang
Observasi :
sudah diberikan
- Memonitor efek samping - Mengidentifikasi skala
penggunaan analgetik nyeri
Terapeutik :
Terapeutik :
- Memberikan teknik
- Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
nonfarmakologis untuk
mngurangi rasa nyeri
mngurangi rasa nyeri yaitu
yaitu kompres hangat
teknik napas dalam
- Mengontrol lingkungan yang Edukasi :
memperberat rasa nyeri (mis, - Mengajarkan teknik non
suhu ruangan, pencahayaan, farmakologis untuk
kebisingan) mengurangi rasa nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan yaitu kompres hangat.
tidur
- Mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
- Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu
teknik napas dalam.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, antinyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasikan
penggunaan obat
pencahar
3 Defisit Nutrisi b/d Manajemen Nutrisi S:
Ketidakmampuan
(I. 03119, 200)
Mencerna Makanan - Klien mengatakan masih
Observasi :
mual tetapi mntah
- Mengidentifikasi status
berkurang
nutrisi
- Memonitor asupan
makanan O:
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Alan (2007). Nursing Ethics: A Virtue-Based Approach. Palgrave
Macmillan. ISBN 978-0-230-50688-6.
Breier-Mackie, Sarah (March–April 2006). “Medical Ethics and Nursing Ethics: Is
There Really Any Difference?”. Gastroenterology Nursing. 29 (2): 182–3.
doi:10.1097/00001610-200603000-00099. Retrieved 25 June 2019.
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
Volume 2. Jakarta : EGC.
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition,
by Lippicot Philadelpia, New York.
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. 1999. Rencana
asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. Jakarta : EGC.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.
Philadelphia. Addison Wesley.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
McHale, J; Gallagher, A (2003). Nursing and Human Rights. Butterworth
Heinemann. ISBN 978-0-7506-5292-6.
PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indicator
diagnostic, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia: Definisi dan tindaka
keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018).Standar luaran keperawatan Indonesia : definisi dan criteria hasil
keperawatan, edisi1. Jakarta : DPP PPNI
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi, konsep klinis proses-
proses penyakit. Jakarta : EGC.