Anda di halaman 1dari 8

INDIKASI KARTEL KOMUNDITAS STRATEGIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM

PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT


(Studi Kajian Perlindungan Hukum)

Oleh:

Parida Angriani

Abstract

In general, the competition was fair, if done honestly but the competition was not always done
honestly. The fraudulent acts one of which was the cartel. Cartels were agreements made by
businesses to other businesses in similar production to influence prices and production
process. The cartel action usually choose products that have strategic value, as well as
production of meat and soy. In the production of strategic community such as meat and soy
currently were alleged (indication) the occurence of a cartel. To avoid these allegations, to
marketing, production businesses must leave the Antimonopoly Law No.5/1999. Where in the
legislation there was a ban on cartel action by businesses that contained in Article 11 of the
law. However, the setting of the cartel was still considered less clear and complete, because it
does not provide clear and unequivocal definition of the cartel as well as the type of the cartel.
To avoid the vagueness of the norm government in formulating laws and should be careful and
able to provide legal protection of a clear and unequivocal to the consumer to prevent arbitrary
actions of businesses.

Keywords: Cartels, strategic community, and Unfair Competition.

PENDAHULUAN berdampak luas terhadap masyarakat adalah


Kesejahteraan rakyat tidak akan pernah kartel. Pengertian kartel meliputi penetapan
benar-benar hadir apabila kebijakan negara harga, pembagian wilayah dan pembatasan
tidak berpihak kepada masyarakat termasuk kuota produksi. Kartel merupakan tindakan
memberikan perlindungan dari para pelaku yang sangat merugikan masyarakat, bahkan
usaha yang bertidak dan berlaku curang atau banyak negara memasukkan ke dalam
tidak jujur dalam berusaha, misalnya tentang tindakan ekstraorinary crime, karena
persekongkolan tender, oligopoli, trust, dan dampaknya sangat signifikan terhadap dunia
sebagainya yang merupakan tidankan curang usaha.1 Dalam Pasal 11 Undang-Undang
dalam kegiatan usaha. Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Dari berbagai perkara yang muncul Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak
dalam dunia usaha, pelanggaran yang paling Sehat (UU No. 5 Tahun 1999) mengatur

1
Devi Meyliana, 2013, Hukum Persaingan Usaha Penetapan Harga Dalam Persaingan Usaha),
(Studi Konsep Pembuktian Terhadap Perjanjian Malang: Setara Press, hlm. vii

24
mengenai perjanjian mempengaruhi produksi menyuap hingga miliaran rupiah buat
sebagai perbuatan yang dilarang. mendapatkan kuota impor.4 Kartel ini tidak
Perjanjian penetapan harga (price fixing)2 hanya untuk mengatur harga dan pemasaran
merupakan bentuk kesepakatan penetapah produksi daging saja, melainkan komoditas
harga yang sama oleh pelaku usaha dengan lain, seperti jagung, kedelai, beras, gula, dan
pelaku usaha lainnya atau disebut dengan terigu. Kebutuhan akan impor pangan di
pesaingnya. Pada umumnya, perjanjian Indonesia masih sangat besar seperti yang
tersebut bertujuan untuk meningkatkan harga disampaikan oleh Moch. Maksum
dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu Machfoedz, dimana sembilan komoditas
indikasi kartel adalah adanya keseragaman pangan nasional hampir semuanya impor.
harga yang diawali dengan kelangkaan Disebutkan bahwa komoditas gandum dan
pasokan barang, sehingga terbentuknya harga terigu masih impor 100%, bawang putih
yang diawali dengan kelangkaan pasokan 90%, susu 70%, daging sapi 36%, bibit ayam
barang, sehingga terbentuknya harga yang ras 100%, gula 40%, jagung 10%, dan garam
supra kompetitif, yang memaksa konsumen 70%.5
harus membeli barang lebih mahal dari Kebutuhan yang besar akan pangan
semestinya. 3 impor tersebut, menyebabkan lonjakan harga
Terbentuknya harga yang supra yang cukup signifikan dan sering terjadi dari
kompetitif, biasanya dilakukan pada impor beberapa tahun terakhir. Salah satu contoh
pangan yang merupakan komonditas yang menjadi pusat perhatian pada tahun
strategis. Impor tersebut membuka peluang 2013 terjadi lonjakan harga kedelai, yang
untuk mempermainkan harga. Inilah yang menjadi hot toppik untuk diperbincangkan.
membuat harga daging di negara kita tidak Ketergantungan Indonesia akan kedelai
wajar, bahkan paling tinggi di dunia. impor sangat besar, hingga 70%. Celakanya,
Bayangkan, daging sapi yang diimpor dari tata niaga impor kedelai saat itu dikuasai
Australia harganya Rp 40.000, tapi di sini kartel. Sedangkan di sisi lain, Kementerian
dijual hingga Rp 90.000. Dibandingkan Perdagangan justru memberikan izin impor
dengan negara tetangga seperti Malaysia, kedelai kepada perusahaan-perusahaan yang
harga daging sapi di Indonesia juga dua kali terindikasi kartel dengan kuota sangat besar.
lebih mahal. Laba yang dikeruk para Berdasarkan data penelitian Indef, ada tiga
pengusaha bisa mencapai puluhan triliun importir yang mendapat kuota terbesar, yakni
rupiah setiap tahun. Selama Januari- PT FKS Multi Agro sebesar 210.600 ton
November tiga tahun lalu, misalnya, (46,71 persen dari total alokasi impor), PT
Indonesia mengimpor bahan-bahan pangan Gerbang Cahaya Utama 46.500 ton (10,31
utama itu lebih dari 15 juta ton dengan nilai persen), dan PT Budi Semesta Satria 42.000
Rp 81,5 triliun. Ini yang menjelaskan pula ton (9,31 persen). Mereka menguasai
kenapa importir daging sapi bersedia

2 5
Ibid, hlm. ix https://roeshman.wordpress.com/2015/12/31/mengkr
3
Ibid. itisi-kebijakan-impor-pangan-pemerintahan-jokowi-
4
http://kartel-indonesia.blogspot.co.id/2013/02/kartel- jk-sebuah-catatan-akhir tahun
komoditas-pangan.html

25
299.100 ton atau 66, 33 persen dari total mungkin merusak persaingan sehingga tidak
kuota 450.900 ton.6 perlu lagi melakukan pembuktian akibat
Ketergantungan akan impor pangan di perbutan tersebut. Atau dengan kata lain
Indonesia inilah memberikan peluang besar pendekatan perse rule merupakan
kepada pelaku-pelaku usaha untuk menekan pendekatan dimana perbuatan dinyatakan
produksi. Sayangnya, tidak jarang tindakan sebagai pelanggaran dan dapat dihukum
kartel seperti ini difasilitasi kebijakan tanpa perlu melakukan pertimbangan apakah
pemerintah dalam bentuk peraturan perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian
perundang-undangan sehingga kegiatan atau menghambat persaingan,7 lalu
tersebut seolah-olah memiliki pembenaran menggunaan teori preventif yang
yuridis. dikemukakan Philipus M.Hadjon yang
Menginggat dampak kartel yang memberikan kesempatan kepada masyarakat
signifikan terhadap dunia bisnis, untuk menyampaikan keberatan terhadap
diperlukannya usaha preventif maupun kebijakan pemerintah sehingga pemerintah
refprensif atau tindakan pemerintah dalam lebih berhati-hati dalam mengambil
hal ini sebagai pemberi jaminan atas keputusan,8 serta Mengutip pendapat Kelsen,
kesejahteraan rakyatnya terutama konsumen konsep penerapan hukum harus dengan
haruslah memperhatikan lebih cermat pendekatan metode normative-yuridis yang
tindakan-tindakan dalam persaingan usaha, bersih dari anasir non-yuridis seperti
sehingga hak-hak dari konsumen tidak sosiologis, politis, historis, dan etika.
terabaikan, tujuannya adalah untuk Peraturan hukum selalu merupakan hukum
mencegah kesewenang-wenangan dari para positif (tertulis).9 Kemudian pada akhirnya
pelaku-pelaku usaha yang bertindak sebagai meminjam teori (utility) Jeremy Bentham
penentu harga dalam prekonomian tidak tujuan hukum ialah menjamin adanya
melakukan tindak-tindakan yang kemamfaatan atau kebahagiaan sebanyak-
bertentangan dengan hukum yang telah ada. banyaknya pada orang sebanyak-
10
banyaknya.
PEMBAHASAN
Kerangka Teori Metode Penelitian
Teori Perse rule, teori hukum murni dan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
teori utilytas yang digunakan sebagai pisau yuridis normatif. Penelitian ini menggunakan
analisis untuk menjawab permasalahan yang dua metode pendekatan yaitu metode
terjadi. Pendekatan perse rule merupakan pendekatan Conseptual Approach dan
larangan yang bersifat jelas dan tegas, dan Statute Approach. Conceptual approach
mutlak disebabkan prilaku yang sangat adalah suatu pendekatan yuridis normatif

6 8
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/ce Phillipus M. Hadjon, Dalam Pakde Karwo Pintu
tak/2013/09/11/236478/Kartel- Kuasai-Impor- Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, Jakarta:
Kedelai Prenadamedia Group, 2015, hlm. 303.
7 9
Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah,
(Teori dan Praktiknya di Indonesia), Jakarta: Raja Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum, Raja Grafindo
Grafindo Persada, 2012, hlm. 72. Persada, Jakarta, 2012, hlm. 205.
10
Ibid, hlm.203.

26
yang beranjak dari suatu perundang- perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku
undangan dan doktrin-doktrin yang sebagai undang-undang bagi mereka
berkembang dalam ilmu hukum sedangkan yang membuatnya. Sedangka pengertian
metode pendekatan Statute Approach adalah sahnya perjanjian berdasarkan syarat
penelitian yang dilakukan dengan menelaah sahnya perjanjian yang tercantum dalam
peraturan Perundang-Undangan Nomor Pasal 1320 KUHPerdata, mengenai
5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli kesepakan, kecakapan, objek, dan causa
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan yang diperbolehkan undang-undang.
peraturan yang terkait seperti Undang- Namun demikian, dipenuhinya
Undang No 8/1999 tentang Perlindungan keempat syarat diatas belum menjamin
Konsumen. kesempurnaan perjanjian yang dimaksud,
karena masih ada ketentuan lain yang
Hubungan Hukum Antara Produsen harus diperhatikan apakah perjanjian
(Pelaku Usaha) dengan Konsumen. tersebut sah tanpa ada alasan pembatal,
a. Hubungan Langsung sehingga perjanjian tersebut mengikat
Hubungan langsung yang dimaksud sebagaimana mengikatnya undang-
pada bagian ini adalah hubungan antara undang. Ketentuan yang dimaksuda
produsen dan konsumen dengan adalah kesempurnaan kata sepakat,
konsumen yang terikat secara langsung karena apabila kata sepakat diberikan
dengan perjanjian. Tanpa mengabaikan karena adanya paksaan, kekhilafan, atau
jenis perjanjian-perjanjian lainnya, penipuan, maka perjanjian tersebut tidak
pengalihan barang dari produsen kepada sempurna sehingga masih ada
13
konsumen, pada umumya dilakukan kemungkinan dibatalkan.
dengan perjanjian jual beli, baik yang
dilakukan secara lisan maupun tertulis. b. Hubungan Tidak Langusung
Salah satu perjanjian tertulis yang dikenal Pada awal sejarah manusia, transaksi
adalah perjanjian baku, yaitu bentuk bisnis terjadi secara langsung antara
perjanjian yang banyak dipergunakan produsen dan konsumen. Seiring dengan
jika salah satu pihak sering berhadapan revolusi industri, transaksi usaha
dengan pihak lain dalam jumlah yang berkembang ke arah hubungan yang tidak
banyak dan memiliki kepentingan yang langsung melalui suatu mata rantai
sama.11 distribusi, dari pelaku usaha, disalurkan
Perjanjian baku yang ditemukan atau didistribusikan kepada agen, lalu ke
dalam praktik pada dasarnya dilakukan pengecer baru sampai konsumen. Dalam
bedasarkan asas kebebasan bekontrak12 hubungan ini tidak terdapat hubungan
sebagimana yang diatur dalam Pasal 1338 kontraktual (perjanjian) antara produsen
(1) KUHPerdata, yaitu bahwa semua

11
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia), Yogjakarta:
Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia, Jakarta: Raja Aswaja Pressindo, 2013, hlm. 24
13
Grafindo Persada, 2011, hlm. 34 Ibid, Dalam, Ahmadi Miru, hlm. 35
12
Galuh Puspita Ningrum, Hukum Persaingan Usaha
(Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang dalam

27
dan konsumen.14 Hubungan tidak hukum yang menyebabkan kerugian
langsung yang dimaksud adalah kepada orang lain, mewajibkan orang
hubungan antara produsen denga yang karena salahnya menerbitkan
konsumen yang tidak terikat secara kerugian itu menganti kerugian
langsung dengan perjanjian, karena tersebut”.
adanya pihak diantara pihak konsumen Berdasarkan ketentuan diatas,maka
dengan produsen.15 konsumen yang dirugikan karena
Dalam tindakan kartel konsumen tindakan pelaku usaha yang curang dalam
sebagai pihak yang lemah, dimana memainkan harga dengan mengatur
hubungan kontraktual mereka tidak ada produksi komunditas strategis (kartel)
secara langsung antara produsen yang seperti daging, kedelai, bawang, dan
memainkan harga dengan konsumen segala jenis kebutuhan pagan
sebagai pihak pembeli, namun karena (komunditas stategis) lainnya, tidak perlu
tindakan tersebut tidak baik berdampak harus terikat perjanjian secara langsung
pada kerugian yang besar tehadap untung dapat menuntut ganti kerugian.
konsumen. Ketiadaan hubungan
langsung dalam bentuk perjanjian antara c. Hak dan Kewajiban Konsumen
pihak produsen (pelaku usaha) dengan Menginggat banyaknya tindakan
konsumen ini tidak berarti bahwa kartel dalam persaingan usaha serta
konsumen yang dirugikan tidak dapat mengingat melambungnya harga kedelai,
menuntut ganti kerugian kepada daging, bawang maupun komuditas
produsen (pelaku usaha) dengan siapa dia strategis lainnya yang kerap terjadi saat
tidak memiliki hubungan perjanjian, ini yang di duga peningkatan harga
karena dalam hukum perikatan tidak tersebut terjadi karena adanya penekanan
hanya perjanjian yang melahirkan jumlah produksi pada komuditas strategis
perikatan melainkan perikatan dapat yang menyebabkan harga kebutuhan
timbul karena perjanjian dan undang- pokok melonjak dipasaran, sehingga
undang.16 sangat perlu bagi konsumen untuk
Perikatan yang lahir karena undang- memahami hukum yang mengatur
undang dapat diklasifikasian lagi menjadi tentang persaingan usaha untuk
yang lahir karena undang-undang dan melindungi hak-hak mereka serta mampu
karena perbuatan manusia yang untuk melakukan perlawanan hukum
melanggar hukum yang merupakan hal yang berlaku untuk menjerat pelaku
yang penting dalam kaitannya dengan usaha curang.
perlindungan konsumen. Perbuatan Berdasarkan pertimbangan tersebut,
meanggar hukum dalam KUPHPerdata maka perlu diketahui apa saja yang
diatur dalam Pasal 1365, yaitu sebagai menjadi hak maupun kewajiban
berikut: “Tiap perbuatan melanggar konsumen.

14 15
https://www.google.seacrhFillinAnggraini.com/diak Loc-Cit, Dalam Ahmadi Miru
16
ses/26/03/2016/-hubungan hukum pelaku usaha dan Ibid.
konsumen.

28
1. Hak-Hak Konsumen diterima tidak sesuai dengan
Dalam Pasal 4 UUPK (Undang- perjanjian dan tidak
Undang Perlindungan Konsumen) sebagaimana mestinya.
dirumuskan hak-hak konsumen i. Hak-hak yang diatur dalam
sebagai berikut:17 ketentuan perundang-
a. Hak atas kenyamanan, undangan lain.
keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang 2. Kewajiban konsumen
dan/atau jasa. Dalam Pasal 5 UUPK dirumuskan
b. Hak untuk memilih barang kewajiban konsumen sebagai berikut:
dan/jasa serta mendapatkan a. Membaca atau mengikuti
barang dan/atau jasa tersebut petunjuk informasi dan
sesuai dengan nilai tukar dan prosedur pemakaian atau
kondisi dan jaminan yang pemanfaatan barang dan/atau
dijanjikan. jasa, demi keamanan dan
c. Hak atas informasi yang keselamatan.
benar, jelas, dan jujur b. Beritikad baik dalam
mengenai kondisi dan melakukan transaksi
jaminan barang dan/ atau jasa. pembelian barang dan/atau
d. Hak untuk didengar pendapat jasa.
dan keluhannya atas barang c. Membayar sesuai dengan
dan/atau jasa yang digunakan. nilai tukar yang disepakati.
e. Hak untuk mendapat d. Mengikuti upaya
advokasi, perlindungan penyelesaian hukum sengketa
konsumen, dan upaya penyelesaian konsumen
penyelesaian sengketa secara patut.
perlindungan konsumen
secara patut. Bedasarkan pemaparan di atas penulis
f. Hak untuk mendapat dapat menyimpulkan bahwa dalam
pembinaan dan pendidikan persaingan usaha, konsumen atau masyarakat
konsumen. dapat dilindungi hak-haknya dari tindakan
g. Hak untuk diperlakukan atau pelaku usaha yang tidak patut tidak terkecuali
dilayani seacara benar dan hak-hak konsumen yang sering diabaikan
jujur serta tidak diskriminatif. oleh pelaku usaha dalam menjalankan
h. Hak untuk mendapatkan usahanya dengan membuat perjanjian kartel,
kompensasi, ganti rugi khususnya indikasi kartel terhadap
dan/atau penggantian jika komunditas strategis yang sedang hangat
barang dan/atau jasa yang dipebincangkan.

17
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen
Indonesia, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2006

29
Merujuk dari Undang-Undang No 8 Jeremi Betcham yang menyatakan bahwa
Tahun 1999 tentang Perlindungan tujuan pembentukan hukum adalah unrtuk
Konsumen, maka menurut hemat penulis menjamin kebahagian dan kenyamanan
apabila terjadi kartel terhadap komunditas untuk orang lain atau orang banyak.
strategis hak-hak konsumen yang perlu Dengan demikian dalam pembentukan
dilindungi adalah sebagai berikut: peraturan perundang-undangan haruslah
a. Hak untuk dilindungi dari akibat memberikan kepastian hukum bagi banyak
negatif persaingan curang, pihak dan perlu adanya kordinasi yang jelas
b. Hak untuk memperoleh ganti rugi antara pemerintah dan aparat penegak hukum
jika terjadi kartel, dalam menegakan hukum sehingga hal
c. Hak untuk memperoleh kebutuhan tersebut sejalan dengan teori preventif yang
hidup yang diperlukan, dicetuskan oleh Philippus M. Hadjon dan
d. Hak untuk memperoleh penyelesaian dengan terjalinya kerjasma yang baik serta
hukum akibat perbuatan pelaku adanya kepastian hukum dalam peraturan
usaha. perundang-undangan akan dapat mengurangi
Dalam pemasaran antara produsen atau praktek kartel serta mencegah munculnya
pelaku usaha utama tidak memiliki hubungan praktek-praktek kartel pada komununditas
kontraktual secara langsung dengan strategis dalam persaingan usaha yang terjadi
konsumen, sehingga posisi tawar konsumen di Indonesia
sangat lemah dan perlu di lindungi. maka
perlu adanya payung hukum yang lebih tegas KESIMPULAN
dalam memberikan perlindungan hukum Dalam tindakan kartel konsumen sebagai
terhadap konsumen, agar hak-hak konsumen pihak yang lemah, dimana hubungan
tidak terabaikan perlu adanya penerapan kontraktual mereka tidak ada secara langsung
secara perse rule. antara produsen yang memainkan harga
Sehingga menurut hemat penulis, dengan konsumen sebagai pihak pembeli.
Pendekatan perse rule baik diterapkan untuk Perlindungan hukum konsumen terhadap
memberikan perlindungan hukum maupun adanya kartel kedelai berupa hak-hak yang
jaminan kepastian hukum bagi konsumen harus dilindungi oleh hukum.
sehingga dengan adanya penerapan perse a. berhak untuk dilindungi dari akibat
rule tersebut memberikan jaminan terhadap negatif persaingan;
hak-hak konsumen, karena tanpa harus b. hak untuk memperoleh ganti rugi jika
melihat dampak atau akibat kartel itu lebih terjadi kartel;
lanjut, tetapi dirasa akan sangat merugikan c. hak untuk memperoleh kebutuhan
bahkan mengabaikan hak-hak konsumen hidup yang diperlukan, dan;
maka tindakan tersebut harus ditindak lanjuti. d. hak untuk memperoleh penyelesaian
Hal tersebut seirama dengan teori Hals hukum akibat perbuatan pelaku
Kelsen bahwa hukum yang tertinggi adalah usaha.
aturan yang tertulis yang dapat memberikan
jaminan bagi masyarakat. Pendapat lain yang Diharapkan bagi pemerintah untuk lebih
tidak kalah penting adalah pendapat dari meningkatkan mutu dan kualitas aturan

30
hukum yang memberikan perlindungan Rokan, Mustafa Kamal, Hukum Persaingan
hukum terhadap konsumen dengan Usaha (Teori dan Praktiknya di
menyusun kembali Undang-Undang No. Indonesia), Jakarta: Raja Grafindo
5/1999 tersebut karena sudah tidak sesuai Persada, 2012.
dengan perkembangan jaman, serta
diharapkan kepada konsumen atau Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen
masyarakat untuk lebih peka terhadap hak- Indonesia, Jakarta: Gramedia
hak mauapun kewajibannya dalam Widiasarana Indonesia, 2006.
persaingan usahan.
Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Buku dan Karya Ilmiah Nomor. 566. Tahun 1924.

Meyliana, Devi, Hukum Persaingan Usaha Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
(Studi Konsep Pembuktian Terhadap Larangan Monopoli dan Persaingan
Perjanjian Penetapan Harga Dalam Usaha Tidak Sehat.
Persaingan Usaha), Malang: Setara
Press, 2013. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
Miru, Ahmadi, Prinsip-Prinsip
Perlindungan Hukum Bagi Internet
Konsumen Di Indonesia, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2011. http://kartel-
indonesia.blogspot.co.id/2013/02/kar
Ningrum, Galuh Puspita, Hukum Persaingan tel-komoditas-pangan.html
Usaha (Perjanjian dan Kegiatan
yang Dilarang dalam Hukum https://roeshman.wordpress.com/2015/12/31
Persaingan Usaha Di Indonesia), /mengkritisi-kebijakan-impor-
Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013. pangan-pemerintahan-jokowi-jk-
sebuah-catatan-akhir tahun
Pakde Karwo Pintu Gerbang MEA 2015 http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php
Harus Dibuka, Jakarta: Prenadamedia /read/cetak/2013/09/11/236478/Karte
Group. l- Kuasai-Impor-Kedelai

Prasetyo, Teguh, Abdul Halim Barkatullah, https://www. Google.search-Fillin


Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Anggraini.com/diakses/26/03/2016/-
Pemikiran Menuju Masyarakat yang hubungan hukum pelaku usaha dan
Berkeadilan dan Bermatabat, konsumen
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

31

Anda mungkin juga menyukai