NIM : 1801125062
Kelas : 5A Pendidikan Biologi
Tugas Evaluasi Pendidikan
3. Maksud Test
Berikut langkah pengolahan skor di atas dengan PAN dalam Microsoft excel:
1) Buat tabel seperti tabel di atas
2) Kemudian buat kolom skor rata-rata, mean dan standar deviasi, nilai PAN dan
Kriteran PAN sebagai berikut.
Langkahnya:
a) Buat di kolom F, menu Skor Rata2, dan carilah skor rata-ratanya
dengan cara klik di sel F: =AVERAGE(C2:E2). Kemudian tarik titik
kotak pojok sampai F 11.
b) Mencari mean dari skor rata. Buat kolom mean di sel E 12. Kemudian
klik di sel F 12: =AVERAGE(F2:F11).
c) Mencari standar deviasi. Buat kolom standar deviasi pada sel 13 E.
kemudian klik di sel F 13: =STDEV(F2:F11).
d) Setelah membuat kolom PAN di G 1, diolah skor tersebut dengan PAN
dengan ketentuan berikut: A ≥ x̄+ 1,5SD x̄+ 0,5SD ≤ B < x̄+ 1,5SD x̄-
0,5SD ≤ C < x̄+ 0,5SD x̄- 1,5SD ≤ D < x̄+ 0,05SD E < x̄- 1,5SD
Adapun langkahnya adalah klik pada sel G2 dengan rumus:
e) Untuk kriteria PAN, misalnya Lulus : nilai C ; remidi: nilai < C
Adapun langkahnya, klik pada sel H2, tulis rumus:
K. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM merupakan singkatan dari Kriteria Ketuntasan Minimal, yakni kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Penentuan KKM ini dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran dan kondisi satuan
pendidikan. Sedangkan menurut Prayitno dalam bukunya yang berjudul Dasar Teori
dan Praksis Pendidikan menjelaskan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
adalah acuan untuk menetapkan seseorang peserta didik secara minimal memenuhi
persyaratan penguasaan atas materi pelajaran tertentu.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus ditetapkan oleh satuan pendidikan
sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang
melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering
digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil
rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk
mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva.
Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas
dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan
minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. Kriteria
ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
peserta didik. Pada laporan hasil belajar seperti rapor siswa, harus dicantumkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setiap mata pelajarannya. Hal ini berguna
sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Berikut ini fungsi dari ditetapkannya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam
bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang
harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi
KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui
KD-KD yang belum tuntas dan perlu diadakannya perbaikan.
c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai
tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang
ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KDKD tiap
mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses
pembelajaran maupun pemenuhan saranaprasarana belajar di sekolah.
d. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama
antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.
Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM
dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugastugas
yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi putraputrinya dalam mengikuti pembelajaran.
Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan
kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di
sekolah.
e. Dapat dijadikan sebagai target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin
untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang
tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolokukur
kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
3. Langkah Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Dalam menetapkan KKM terdapat beberapa tahap yang seharusnya dilalui.
Adapaun tahapan penetapan KKM antara lain:
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas6 , daya dukung7 ,
dan intake peserta didik8 . Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada
KKM kompetensi dasar hingga KKM mata pelajaran.
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan
oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.
KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. KKM
dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
Langkah – langkah dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara
real yaitu:
a. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
b. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek.
c. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin
rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
d. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
e. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
semakin tinggi pula.
f. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan
KKM setiap KD.
g. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
h. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
L. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Mengukur kompetensi berpikir atau bernalar siswa ketika membaca teks (literasi)
dan menghadapi persoalan yang membutuhkan pengetahuan matematika (numerasi).
DAFTAR PUSTAKA
Alfath, Khairuddin. 2019. TEKNIK PENGOLAHAN HASIL ASESMEN: TEKNIK
PENGOLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ACUAN NORMA
(PAN) DAN PENDEKATAN ACUAN PATOKAN (PAP). AL-MANAR Jurnal
Komunikasi Dan Pendidikan Islam. Vol.8 No.1. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Nurbayani, Etty. 2012. PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) DI PERGURUAN
TINGGI (PRINSIP DAN OPERASIONALNYA). Jakarta
Pangastuti, Ratna, dkk. 2018. PENILAIAN ACUAN NORMA, PENILAIAN ACUAN
PATOKAN, KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL DI MADRASAH IBTIDAIAH AN-
NUR PLUS JUNWANGI KRIAN SIDORAJO JAWA TIMUR. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.