Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Arsitektur Nusantara


Arsitektur Nusantara adalah sebagai wujud fisik kebudayaan manusia yang memiliki dimensi fungsi
sebagai wadah atau alat yang bermakna dalam kehidupan manusia. Arsitektur adalah dimensi makna
dan menjadi tolok ukur tinggi rendahnya budaya manusia. Kebudayaan arsitektur nusantara yang
memiliki keunggulan dan berpijak pada kearifan lokal sehingga dapat memberi makna bagi kehidupan
manusia. Karya arsitektur diukur dari perspektif filsafat manusia, sehingga dapat diketahui adanya
nilai-nilai relijius yang mendasari ungkapan tersebut terkandung dalam keberagaman dalam
mewujudkan karya arsitektur nusantara. Konsep ruang yang menjadi dasar dalam penataan ruang luar
dan ruang dalam selalu berpijak pada orientasi kehidupan manusia selaras ajaran Islam. Beberapa hal
yang dapat dikesimpulan dari penataan ruang tersebut terdapat beberapa faktor perbedaan cara
pandang dan pada setiap bentuk arsitektur Nusantara ini, karena latar belakang kebudayaan serta
lingkungan sehingga terjadi perbedaan pada daerah tersebut.
B. Pengertian Arsitektur Bali
Arsitektur Tradisional Bali (ATB) merupakan salah satu etnis arsitektur nusantara, telah tumbuh dan
berkembang sesuai dinamika jaman. Sejak jaman pra-Hindu, jaman kerajaan Bali Kuno, jaman
Kerajaan Bali di bawah pengaruh Majapahit, jaman colonial, jaman kemerdekaan, jaman tourist dan
jaman globalisasi, semuanya telah memberikan corak dan makna, datang dan pergi untuk menjadi
pelengkap dan kenangan. Arsitektur Bali (AB) adalah arsitektur yang tumbuh, berkembang, dan
dipertahankan di Bali mengisi sejarah, ruang dan waktu dari masa ke masa. Sebagai wujud Arsitektur
Bali, Globalisasi dan perubahan yang cepat dalam segala aspek dapat mempengaruhi eksistensi
Arsitektur Tradsional Bali. Oleh karena itu pemahaman makna dan konsepnya menjadi strategis dan
vital agar dapat mentransformasikannya kedalam arsitektur kekinian (salah satu bagian Arsitektur
Bali). Untuk mengatasi implikasi perubahan agar konsep-konsep Arsitektur Tradisional Bali dapat
memberikan jati diri dan pemaknaan pada arsitektur kekinian maka diperlukan upaya-upaya eksplorasi
dan konservasi. Salah satu langkah pelesatarian dilakukan dengan mengidentifikasi makna dan konsep
Arsitektur Tradisional Bali. Identifikasi makna dan konsep dapat membangun dan menambah
pengetahuan arsitektur etnis nusantara, bahkan di negara lain dimana arsitektur etnik itu berada. Dari
analisa dan pembahasan yang dilakukan dapat diketahui bahwa Arsitektur Tradisional Bali, terdiri dari
jiwa dan badan fisik. Jiwa yang menghidupkan dianalogikan sebagai maknanya, sedangkan bentuk
badan fisiknya merupakan ekspresinya. Konsep dalam Arsitektur Tradisional Bali dapat
ditransformasiakan dan diaplikasikan pada Arsitektur Bali (kekinian), antara lain :(1) Konsep
keseimbangan kosmos ; (2) Konsep Rwabhineda ; (3) Konsep Tribhuana-Triangga ; (4)
Konsep keserasian dengan lingkungan.

C. Ciri khas arsitektur bali

1. Harmoni dengan alam

Salah satu unsur yang kental dari arsitektur di Bali  adalah konsep arsitektur yang harmoni dengan
lingkungan alam. Arsitektur harmoni ini merupakan  karakter dan inheren sebagai watak  dasar
arsitektur Bali.

Dengan konsep Tri Hita Karana, arsitektur Bali biasanya terdiri  dari 3 unsur pengubung
kerharmonisan yaitu, jiwa, raga dan tenaga. Tiga unsur ini akan menciptakan keharmonisan hubungan
antara lingkungan alam, antar-manusia serta manusia dengan Tuhan. Biasanya, bangunan tersebut
ditandai dengan material yang kental akan nuansa alam seperti batu-batuan alam ataupun bambu. 
2. Adanya ukiran di batu atau patung

Sejak kedatangan kerajaan Majapahit di sekitar abad 15, arsitektur Bali secara umum mendapatkan
pengaruh dari Hindu. Kedatangan Majapahit ini meninggalkan kebudayaan di Bali berupa teknik
pahatan di batu . Karya-karya pahatan dari batu tersebut kemudian diletakkan di depan rumah dan
digunakan sebagai pura atau tempat ibadah orang Hindu.

Seiring perkembangan jaman, selain kehadiran pura kecil di depan rumah, patung juga menjadi salah
satu gaya arsitektur yang indentik dengan Bali. 

3. Struktur ruang yang  rapi

Gaya arsitektur Bali dibuat dengan konsep Tri Angga yang merupakan konsep \keseimbangan.  Tri
Angga  merupakan pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional Bali, yang
memperlihatkan tiga tingkatan yaitu,

–  Utama atau kepala. Bagian ini diposisikan paling tinggi yang diwujudkan dalam bentuk atap. Pada
arsitektur tradisional, bagian ini menggunakan atap ijuk dan alang-alang. Namun, seiring
perkembangan bagian atap mulai menggunakan bahan modern seperti, genteng.

–  Madya atau badan. Bagian tengah dari bangunan ini diwujudukan dalam bentuk bangunan dinding,
jendela dan pintu.

–  Nista atau kaki merupakan  bagian yang terletak di bawah dari sebuah bangunan. Bagian ini
diwujudkan dengan pondasi rumah atau bawah rumah yang digunakan sebagai penyangga. Biasanya,
bagian ini erbuat dari batu bata atau batu gunung.
D. Elemen pada bangunan yang memiiki pendekatan arsitektur nusantara daerah bali

Bangunan ini memiliki beberapa pendekatan, yaitu arsitektur nusantara bali dan modern, yang
didasari dari elemen-elemen sebagai berikut

1. Penggunaan pintu gebyok , yaitu pintu tradisional bali yang berbahan kayu memiliki ukiran
khas bali yang menjadikan bangunan bernuansa tradisional.
2. Penggunaan aksen batu bata merah pada sisi depan bangunan yang biasanya digunakan pada
arsitektur Bali.
3. Pemakaian atap tradisional dengan memperihatkan iga iga atap.
4. Pada bagian atap atas menggunakan murda dan ikut celedu.
5. Penggunaan keramik ukuran 40x40cm pada tampak depan, penggunaan keramik ini
memberikan kesan bersih dan modern yang selaras dengan unsur tradisional bali.

Anda mungkin juga menyukai