Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM JOURNAL BEARING

TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui tekanan yang terjadi dalam journal bearing.
2. Mengetahui distribusi tekanan yang terjadi pada journal bearing untuk
berbagai variasi kecepatan.
3. Mampu menganalisa pengaruh putaran poros terhadap distribusi tekanan
pada journal bearing.
Spesifikasi alat :
Journal Bearing : Motor AC 0.5, HP 1420 rpm.
Diameter journal = 88 mm.
Diamater bearing = 95 mm.
Lebar journal = 86,5 min.
Beban = 3 kg.
Oli= SAE 20.
DASAR TEORI :
Bearing
Bearing banyak digunakan dalam mendesain suatu mekanisme berputar.
Tujuannya yaitu untuk memperhalus gerak putar dan men gurangi
gesekan antara dua permukaan yang bergerak relatif satu sama lain. Bearing
mempunyai beberapa jenis yaitu
1. Journal bearing
1. Rolling Bearing
Journal bearing
Journal bearing merupakan pendukung beban dalam kondisi radial.
Penggunaannya dapat dipertimbangkan dari kemampuan menerima beban
yang sangat tinggi. Journal bearing terdiri dari dua bagian utama, yaitu
poros dan lubang silinder seperti pada gambar 1. Poros dikenal sebagai
journal dan lubang silinder sebagai bearing. Poros yang berbantalan luncur
dapat menghasilkan putaran yang sangat tinggi.
Gambar 1. Sebuah Journal Bearing
Pada journal bearing, permukaan pelumasannya besar, dapat
meredam ayunan, kejutan maupun kebisingan. Untuk mengurangi gesekan
antara poros dan lubang, silinder dapat dengan menggunakan pelumas.
Pelumas yang digunakan dapat dalam bentuk cair, padat maupun gas.
Jenis pelumas, akan mempengaruhi distribusi tekanan yang terjadi.
Dalam aplikasi gerakannya dapat berupa :
1. journal berputar, bearing diam
2. journal diam, bearing berputar
3. journal berputar, bearing berputar
Jenis journal bearing ada dua macam, yaitu
1. Full journal bearing,
lingkaran luar journal dibuat dengan ukuran memenuhi lingkaran dalam
bearing.
2. Partial journal bearing,
lingkaran antara journal dan bearing mempunyai clearance.
Perbedaan dari full journal bearing dan partial journal bearing dapat diiihat pada
gambar 2.
(1)

Gb 2. Full Journal Bearing Dan Partial Journal Bearing

Tekanan dapat diukur dengan menggunakan manometer. Bagian utama


dari manometer adalah tabung U yang terbuat dari plastik ataupun kaca
yang berisi fluida. Fluida yang digunakan dapat berupa air raksa, alkohol, air
dan oli. Perbedaan tekanan dapat diukur dengan :

dimana :
P : beda tekanan (kPa)
ρ : massa jenis fluida (kg,/m2)
g : percepatan gravitasi (m/s 2)
h : tinggi kolom (m)

Tekanan Pelumas
Distribusi tekanan pelumas untuk journal bearing radial, dapat digambarkan
seperti pada gambar 3. Pada putaran tinggi dengan beban rendah,
putaran harus stabil. Untuk mendapatkan kondisi ini dapat digunakan
permukaan luncur yang lebih luas seperti pada gambar 4.

Gambar 3. Distribusi Tekanan Pelumas pada Radial Journal Bearing

a b c

Kemungkinan-kemungkinan untuk pembentukan baji pelumas dan


pengarahan poros pada bantalan radial, a) Mangkok bantalan lingkaran bulat biasa
dengan pembentukan baji pelumas melalui kelonggaran bantalan D — d, b)
Mangkok dengan „kelonggaran sitsun" menghasilkan suatu bantalan permukaan
ganda atau bantalan baji ganda (mangkoknya ditutup dengan suatu penutup dalam
sambungannya dan tanpa penutup yang terpasang di dalam, atau dibagi oleh
sebuah bus yang tidak terpisah dengan penampang tebal). c) Mangkok dengan
kelonggaran sitrun „berseling" menurut Klemencic (mangkoknya dibor eksentris
dan terpasang dalam posisi yang berputar), d) Bantalan permukaan tiga, dicapai
melalui dudukan pres dari bus yang semula lingkaran bulat di antara tiga beban
menurut Mackensen, e) Bantalan permukaan empat, f) Bantalan seginen miring
radial.
Gambar 4. Kemungkinan Pem-bentukan Baji Pelumas dan Pengarahan Pdros pada
Journal Bearing Radial
Tekanan Permukaan Rata-rata
Untuk menghitung tekanan permukaan rata-rata dapat digunakan rumus

dimana :
p : tekanan permukaan rata-rata (n/m2)
F : gaya (N)
b : lebar bantalan terpakai (m)
d : diameter nominal journal bearing radial (m)
Clearance Radial/Kelonggaran Bantalan
Kelonggaran bantalan relatif  didapatkan dengan rumus :

dimana :
d2 : diameter bearing (m)
d1 : diameter journal (m)
s : kelonggaran bearing (m)
d = d1 : diameter nominal journal bearing

Kelonggaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik operasi journal bearing


radial. Bila kelonggaran kecil akan dapat mengakibatkan pemanasan tinggi
pada journal bearing. Namun bila kelonggaran besar, memungkinkan
adanya penyimpangan. Nilai kelonggaran dapat dilihat pada tabel 2.
Nilai standar dari kelonggaran (1) Untuk bantalan mesin perkakas untuk
bantalan relatif dalam 10' untuk bantalan pengarahan poros yang teliti  = 0,05.. 0,25
logarn dalam konstruksi mesin dan Rt  1  m
[N/cm2) u [m/s) (1) Untuk bantalan bahan pres disebabkan
<20 20 — 100 bahaya peleburan   5. Selanjutnya nilai
minimal berikut tidak boleh dilampaui:
>100 Untuk bantalan plastik min  3; Bantalan
<200 0,3 — 0,6 0,6 — 1,2 1,2 besi tuang kelabu  1; Bantalan logam
— 2,0 sinter  1,5; Bantalan logam ringan  1,3;
Ultramid — B  7,5; Bantalan perunggu
200 — 1000 0,6 — 1,2 1,2 — 2,0 2,0
timah hitam  1.
— 3,0
>1000 1,2 — 2,0 2,0 — 3,0 3,0
— 4,5
Tabel 2. Nilai Standar dari Kelonggaran Bantalan Relatif  dalam 10 -3
untuk Bantalan Logam dalam Konstruksi Mesin
Angka Sommerfeld (So)
Angka ini merupakan besaran tanpa dimensi yang menunjukkan
karakteristik gesekan total dari bantalan. Menurut Vogelpohl dibedakan dua
daerah
S0> 1 untuk daerah beban berat
So < 1 untuk daerah kecepatan tinggi
Besar angka Sommerfeld adalah :

dimana :
 : viskositas dinamis dalam operasi (Ns/m 2 )
n : putaran (rps)
Gesekan
Untuk daerah beban berat menghasilkan angka gesekan  :

Untuk daerah kecepatan tinggi angka gesekan  :

Faktor k = 3 yang merupakan angka rata-rata untuk bantalan tertutup.


Pada putaran awal dari journal bearing radial mengalami berbagai
kondisi gesekan. Angka gesekan  ditentukan dari momen gesek MR dengan :

Angka gesekan  menurun dari nilai gesek o dari keadaan diam (gesekan badan
tetap) kedalam daerah gesekan campuran dengan cepat, mencapai nilai
minimum min dan kembali meningkat perlahan dalam daerah gesekan cairan.
Titik transisi dari gesekan campuran menjadi gesekan cairan terletak pada putaran
transisi. Sebuah journal bearing dapat diukur dengan benar kalau bekerja cukup
luas pada putaran transisinya, sehingga keausan karena tekanan oli sendiri yang
mendukung beban.

Tebal Film Pelumas


Tebal film pelumas minimal yang diijinkan adalah hmin, seperti terlihat pada
gambar 6 harus cukup besar dari tebal film pelumas hou pada titik transisi, hou,
selalu lebih besar daripada kedalaman kekasaran Rt. Pada perlambatan maka
bantalan kembali memasuki daerah gesekan campuran. Kemudian karena
viskositas bahan pelumas yang rendah (bantalan panas) dan lamanya proses
perlambatan dapat diperlukan suatu pengereman.

Gambar 6. Nilai Standar Tebal Film Pelumas yang Diijinkan,


Kedalaman Kekasaran dan Toleransi Bentuk menurut DIN 7182
Tebal film pelumas dapat dicari juga dengan menggunakan gambar 7.
Dimana karakteristik dari bearing perlu terlebih dahulu untuk dicari dengan :

dimana :
S : angka karakteristik bearing (tanpa dimensi)
rj : jari-jari journal (m)
c : radial clearance (m)
 : viskositas absolut (reyns) (gambar 8)
n : kecepatan relatif antara journal dan bearing (dalam beberapa kasus
dinyatakan dalam rpm, namun akibatnya S'dalam detik/min, namun
secara langsung dibuat tanpa dimensi.
P : beban persatuan luas dari journal (Pa)
Tebal film pelumas dapat dicari juga dengan menggunakan gambar 7.
Dimana karakteristik dari bearing perlu terlebih dahulu untuk dicari dengan :

dimana :
S’ : angka karakteristik bearing (tanpa dimensi)
rj : jar-jari journal (m)
c : radial clearance (m)
 : viskositas absolut (reyns)
n : kecepatan relatif antara journal dan bearing (dalam
beberapa kasus dinyatakan dalam rpm, namun akibatnya S' dalam
detik/min, namun secara langsung dibuat tanpa dimensi.
P : beban persatuan luas dari journal (Pa)
Besar P bisa dihitung dengan rumus :

dimana :
W : beban (N)
L : panjang bearing (m)

Gambar 7. Tebal Film Minimum terhadap Karakteristik Bearing


Temperature. °C
Gambar 8. Diagram Viskositas-Temperatur

Hukum Petroff
Persamaan Petroff dapat digunakan untuk menentukan kerugian gesek dalam
journal bearing yang beroperasi tanpa beban. Journal dan bearing yang
digunakan adalah konsentrik. Jika beban yang terjadi kecil dan kecepatan putar
cukup tinggi, nilai tertentu dapat dicapai. Dengan menggunakan persamaan
Petroff untuk memperkirakan kerugian gesekan dilakukan beberapa langkah.
Hukum Newton.
Langkah Percobaan :
1. Mengisikan oli bersih yang dianjurkan kedalam journal bearing
hingga batas ketinggian yang diberikan.
2. Memposisikan kecepatan pada tingkat kecepatan I (putaran output paling
cepat) .
3. Menyalakan motor listrik.
4. Mengukur putaran dengan menggunakan tachometer.
5. Mengusahakan posisi tachometer sedekat mungkin namun jangan sampai
bersentuhan dengan tanda yang ada.
6. Mengukur ketinggian kenaikan oli dimasing-masing pipa (ada 12 pipa atau
selang).
7. melakukan pengukuran beberapa kali (minimal 3 kali).
8. Mengulangi langkah nomor 2 - 6 dengan tingkat kecepatan yang lebih
lambat. (total ada 4 tingkat kecepatan)

Data ketinggian selang 1-12 (cm) tiap-tiap pulley:


Pulley
RPM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
1 587.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 588.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 586.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Avg.  587.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pulley
RPM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2
1 1087 0 0 0 0 0 3 3.5 2 0 0 0 0
2 1090 0 0 0 0 0 2.7 3.5 2.1 0 0 0 0
3 1088 0 0 0 0 0 2.8 3.5 2.1 0 0 0 0
 Avg. 1088.333 0 0 0 0 0 2.83 3.5 2.07 0 0 0 0

Pulle
RPM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
y3
14. 12. 8.
1 1911 0 0 0 0 0 20.2 17.9 2.6 0
5 9 9
14. 9.
2 1912 0 0 0 0 0 13 20.9 19.1 2.1 0
1 6
12. 13. 8.
3 1912 0 0 0 0 0 19.6 17.8 3 0
1 8 8
1911.66 13. 20.2 18.2 13. 9. 2.56
 Avg. 0 0 0 0 0 0
7 2 3 7 6 1 7

Pulle
RPM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
y4
349 3. 37.
1 4.5 0 0 0 39.5 48.1 30.7 30.7 23.3 21.5
8 6 5
349 40.
2 4.5 0 0 0 0 27.6 45.3 32.5 25.4 17.3 18
9 5
349 34.
3 11.5 0 0 0 0 35 38.2 27.5 22.3 14.2 17.4
7 5
349 6.83 1. 34.0 43.8 37. 30.2 26.1 18.2 18.9
Avg.  0 0 0
8 3 2 3 7 5 3 3 7 7

Pertanyaan :
1. Kerugian Journal Bearing :
- potensi gesekan yang terjadi cukup tinggi
- butuh energi yang lebih besar dibanding ball bearing
- cepat panas
Keuntungan :
- dapat menanggung beban yang besar dengan putaran yang cepat
- karena lapisan film oli pelumas journal bearing bertekanan membuat
mekanisme journal bearing lebih halus dan tidak berisik
2.

Pulle Tekanan Pada Titik (Pa)


y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 24.60 30.39 17.94 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 114.60 175.66 158.59 118.07 79.00 22.28 0

4 59.33 0 0 0 10.42 295.47 380.84 325.57 262.48 226.89 158.59 164.67


Contoh Perhitungan:
Pulley 2 pada selang nomor 7
P= ρ. g . h
P=0.885× 9.81× 3.5 ×10−2 =30.39 Pa
3. Grafik Pulley 1 (587.3 rpm):
1
0.9
0.8
0.7
Tekanan (kPa)

0.6
0.5
0.4
0.3 Pulley 1
0.2
0.1
0
1 3 5 7 9 11
Nomor Selang

Grafik Pulley 2 (1088.3 rpm):


35
30
25
Tekanan (kPa)

20
15
10 Pulley 2
5
0
1

9
11

Nomor selang

Grafik Pulley 3 (1911.67 rpm):


200
180
160
140
Tekanan (kPa)

120
100
80
60 Pulley 3
40
20
0
1 3 5 7 9 11
Nomor selang

Grafik Pulley 4 (3498):


400.00
350.00
300.00
250.00

Tekanan (kPa)
200.00
150.00
100.00 Pulley 4
50.00
0.00

Nomor selang

4. Berikut adalah perbandingan grafik tekanan tiap-tiap kecepatan:


400
350
300
250
Pulley 1
200 Pulley 2
Pulley 3
150 Pulley 4
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Perubahan tekanan terjadi karena dipengaruhi oleh beban dari poros, dan
kecepatan putaran (RPM) pada journal bearing.
5. Pulley I = 587,3 rpm
π 2 . μ . L .rj3 . n
T r=
15. c
3,14 2 .0,02 . 0,095 .0,044 3 . 587,3
T r=
15 . 0,0865
T r =0.00072231 Nm
Tf .n
F hp=
63000
0,00072231.587,3
F hp=
63000
F hp=6,73 ×10−6 hp

Pulley II = 1088,3 rpm


π 2 . μ . L .rj3 . n
T r=
15. c

3,14 2 .0,02 . 0,095 .0,044 3 . 1088,3


T r=
15 . 0,0865
T r =0,00134 Nm

Tf .n
F hp=
63000

0,00134.1088,3
F hp=
63000

F hp=2,314 ×10−5 hp

Pulley III = 1911,67 rpm


π 2 . μ . L .rj3 . n
T r=
15. c
3,14 2 .0,02 . 0,095 .0,044 3 . 1911,67
T r=
15 .0,0865
T r =0,00235 Nm

Tf .n
F hp=
63000

0,00235.1911,67
F hp=
63000
F hp=7,131× 10−5 hp

Pulley IV = 3498 rpm


2 3
π . μ . L .rj . n
T r=
15. c

3,14 2 .0,02 . 0,095 .0,044 3 . 3498


T r=
15 . 0,0865
T r =0,0043 Nm

Tf .n
F hp=
63000

0,0043.3498
F hp=
63000

F hp=2,388 ×10−4 hp
6. Hal yangperlu dipertimbangkan dalam mendesain journal bearing ialah lebar
Clearance berpengaruh pada tebal lapisan oli, diameter jurnal mempengaruhi
beban yang dapat ditanggung, panjang bearing, mekanisme pelumasan agar
journal bearing dapat berjalan dengan baik, kecepatan journal, dan Torsi yang
mengakibatkan gesekan.
7. Terjadi perbedaan antara hasil percobaan dengan teoritis, hal ini terjadi karena
sewaktu percobaan factor suhu diabaikan, padahal suhu sangat berpengaruh
pada viskositas fluida. Karena viskositasnya berubah ketinggian dan tekanan
fluida akan berubah sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh ketika
praktek berbeda dengan hasil yang diperoleh secara teoritis.

Analisa dan Kesimpulan :

Kesimpulan : Tekanan oli pada journal bearing berbeda di setiap titiknya. Tekanan
oli pada bagian atas bearing paling besar jika dibandingkan dengan titik lain pada
bearing. Hal ini terjadi karena ada celah pada journal bearing (journal bearing
parsial).
Analisa: Hasil percobaaan berbeda dengan yang teoritis, karena pada teoritis
memperhitungkan pengaruh suhu pada nilai viskositas fluida sedangkan pada
percobaan diabaikan. Kemudian tekanan di selang yang sama berbeda-beda
tergantung pada kecepatan pulley.

Daftar Pustaka :
1. Sudarsono, Bambang., C Rinaldi, Andre. Mekanisme Bantalan Luncur. Tugas
Perencanaan Elemen I, Jurusan Teknik Mesin UK Petra. 1999.
2. Welsh, R.J. Plain Bearing Design Handbook. Butterworths, 1983.
3. Niemann, G., Budiman, Anton., Priambodo, Bambang., Elemen Mesin Jilid 1.
Penerbit Erlangga, edisi kedua, 1994.
4. Aaorn, Deutchsman, Machine Design Theory and Practice, Macmillan
Publishing co., Inc, 1975.
5. Plint and Partners, Journal Bearing Pressure Distribution Module.

Anda mungkin juga menyukai