Disusun oleh:
MIA FITRIYANI 20103155201007
Dosen pengampu:
RUSDI,S.Ag.,S.Pd.M.Pd
PRODI INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam
kami panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat
ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Agama serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tauhid” kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
A.Latar Belakang
Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam
Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk
pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada ‘Aqidah
Islamiyah. Kalimat Tauhid atau lebih dikanal dengan kalimat Syahadat atau juga
disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat
Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam
setiap shalat wajibnya yang lima waktu.
Namun rupanya saat ini pembahasan masalah ‘Aqidah menjadi sesuatu yang
terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis
dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi
suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk
masalah keberagamaan, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi
penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang
semakin hari semakin buruk ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua
akan pentingnya peran agama Islam sebagai agama paripurna yang tidak mengatur
urusan ukhrawi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang
menjadikan ‘aqidah sebagai landasan berfikirnya.
Diharapkan dari penulisan makalah ini, selain pengetahuan yang lebih luas
tentang Tauhid sebagai intisari peradaban yang telah mengantarkan umat Islam
menuju kejayaan demi kejayaan yang tidak pernah tertandingi.
B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan adalah sbb:
1.Apa pengertian tauhid sebagai inti peradaban islam?
2.Bagaimana konsep ajaran tauhid ?
3.Apa saja hal-hal yang merusak tauhid?
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari
penulisan makalah ini antara lain:
1. Memahami dan mempelajari pengertian tauhid.
2. Memahami dan mempelajari konsep-konsep ajaran tauhid
3. Memahami dan mempelajari hal yang merusak tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikianpula) para
malaikat dan orang-orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (TQS. Ali Imran: 18)
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka maha suci Allah yang mempunyai arasy dari apa yang
mereka sifatkan.” (TQS. Al Anbiya’: 22 )
Dari sini dapat kita lihat bahwa beriman kepada Allah SWT terwujud dalam empat
perkara: Beriman kepada Wujud Allah,Beriman kepada Rububiyah Allah,Beriman
kepada Uluhiyah Allah ,Beriman kepada Asma’ dan shifat Allah. Dari keempat
perkara tersebut hanya tiga perkara yang diuraikan dalam makalah ini yaitu :
1. TAUHID RUBUBIYAH
Mengenai tauhid rububiyah ini firman Allah mengatakan :
“Allah yang Meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia Menundukkan matahari dan Bulan;
masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia Mengatur
urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu
yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu”. (TQS. Ar-Ra’d: 2)
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu
‘Rabb’. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi (pemelihara),
al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Mushlih (yang memperbaiki), al-
Sayyid (tuan) dan al-Wali (wali). Dan dalam terminologi syariat Islam, istilah
Tauhid Rububiyah berarti: “Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta,
Pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan
mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya.” (DR. Ibrahim
bin Muhammad, hal. 141-142)
2. TAUHID ASMA’ dan SIFAT
Firman Allah.
3.TAUHID ULUHIYAH
Tauhid Uluhiyah merupakan salah satu cabang Tauhid dari tiga macam Tauhid
yang ada, yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah manusia harus
bertuhan, beribadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendah serta
tidak kepada yang lain. Makna Uluhiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah lah
Tuhan yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. (DR. Abdul Aziz bin M.
Alu Abdullatief, hal. 13).Tauhid Uluhiyah merupakan ujung ruh Al Qur’an, yang
karenanya para Rasul diutus, yang karenanya ada pahala dan siksa, dan karenanya
keikhlasan beragama kepada Allah terealisasi. (Ibnu Taimiyah Menghindari
pertentangan Wahyu dan Akal, hal. 30). Ayat al Qur’an yang menerangkan tentang
Tauhid jenis ini adalah:
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar
kamu tidak menyembah setan, Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
Dan hendaklah kamu menyembah-Ku, inilah jalan yang lurus.” (TQS. Yasin: 60 –
61)
3. Hal-hal yang merusak tauhid
Syirik adalah lawan kata dari tauhid. Yaitu sikap menyekutukan Allah
secara zat, sifat, perbuatan dan ibadah. Adapun syirik secara zat adalah dengan
meyakini bahwa zat Allah seperti zat makhluk-Nya. Aqidah ini dianut oleh
kelompok mujassimah. Syirik secara sifat artinya: seseorang meyakini bahwa sifat-
sifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain bahwa makhluk
mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah, tidak ada bedanya sama sekali.
Syirik secara perbuatan artinya: seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur
alam semesta dan rezki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini.
Sedangkan syirik secara ibadah artinya: seseorang menyembah selain Allah dan
mengagungkannya seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti
mencintai Allah. Syirik-syirik dalam pengertian tersebut secara eksplisit maupun
implisit telah ditolak oleh Islam. karenanya seorang muslim harus benar-benar hat-
hati dan menghindar jauh-jauh dari syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di
atas.
Kesimpulan
Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu
itu esa’. Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara
yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah,
Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
Tauhid di bagi menjadi tiga yaitu: (1) Tauhid Ar-Rububiyyah Yaitu mengesakan
Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah, dengan meyakini bahwasanya Dia
adalah satu-satuNya Pencipta seluruh makhluk-Nya, (2) Tauhid Al-
Uluhiyyah disebut juga Tauhid Ibadah, dengan kaitannya yang disandarkan kepada
Allah disebut tauhid uluhiyyah dan dengan kaitannya yang disandarkan kepada
hamba disebut tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam
peribadahan, (3) Tauhid Al-Asma’ wa Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-
nama dan Sifat-sifat bagi-Nya, dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-
sifat yang Allah sendiri menamai dan mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-
Qur’an), Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi waSallam tanpa Tahrif
(menyelewengkanmakna), Ta’thil (mengingkari), Takyif (mempertanyakan/mengg
ambarkan bagaimana-nya)dan Tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
(http://id.islamiclopedia.org/wiki/Kitab_Tauhid-Tauhid)
(http://blog.re.or.id/tauhid-dan-korelasinya-dalam-menghapus-dosa.htm)
(http://halaqah.net/v10/index.php?action=printpage;topic=9800.0)