Anda di halaman 1dari 14

Teknologi Informasi 

(TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information


technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI
menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh
dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV,
peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah


teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang
lain tetapi itu tidak bertahan secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang
berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu
jangkauan suara juga terbatas. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang
melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-
bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih
lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia
sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.

Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih


efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan
kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943.
Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi
percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik
seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area
yang lebih luas dan lebih lama tersimpan. Tentunya adanya teknologi informasi memiliki fungsi
penting. Tidak mungkin bahwa dengan adanya teknologi informasi tidak berpengaruh penting
dalam kehidupan. Setidaknya terdapat enam fungsi teknologi informasi yaitu Menangkap
(Capture), Menyimpan (Storage), Mengolah (Processing), Transmisi (Transmission), Mencari
Kembali (Retrieval), Menghasilkan (Generating). Berikut ini terdapat penjabaran dari keenam
fungsi teknologi informasi adalah :

 Menangkap (Capture)

Menangkap disini dapat diartikan sebagai menginput. Misalnya, menerima inputan dari
mic, keyboard, scanner, dan lain sebagainya. Fitur Capturing mungkin juga sudah tidak
asing ketika Anda memakainya untuk menyimpan informasi tertentu.

 Fungsi Teknologi Informasi sebagai Pengolah (Processing)

Fungsi teknologi informasi ini mengkompilasikan catatan rinci aktivitas, misalnya


menerima input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Dengan adanya Processing
Anda akan lebih mudah mengolah file maupun data Anda.
 Mengolah atau memproses data masukan yang diterima untuk menjadi informasi.

Pengolahan atau pemrosesan data dapat berupa konversi (pengubahan data ke bentuk lain),
analisis (analisis kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk
data dan informasi. Dengan Adanya Fungsi ini pasti akan lebih memudahkan User

 Fungsi Teknologi Informasi sebagai Menghasilkan (Generating)

Fungsi generating adalah dimana teknologi berperan sebagai alat untuk mengorganisasikan
suatu informasi ke dalam sebuah bentuk yang lebih terarah dan mudah dipahami. Contoh
sederhananya adalah grafik dan table.

 Fungsi Teknologi Informasi sebagai Penyimpan (storage)

Fungsi teknologi informasi ini merekam atau menyimpan data dan informasi dalam suatu
media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya saja disimpan ke harddisk,
tape, disket, CD (compact disc) dan sebagainya.

 Fungsi Teknologi Informasi sebagai Pencari Kembali (Retrieval)

Fungsi teknologi informasi ini menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin
data dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas dan
sebagainya. Adakalanya data yang tersimpan sulit untuk ditemukan karena terlalu penuh
dengan adanya fungsi ini dapat memudahkan user serta menghemat waktu juga.

 Fungsi Teknologi Informasi sebagai Transmisi (Transmission)

Fungsi teknologi informasi ini mengirim data dan informasi dari suatu lokasi lain melalui
jaringan komputer. Misalnya saja mengirimkan data penjualan dari user A ke user lainnya.
Sehingga kita tidak perlu menyalin satu persatu cukup dengan saling sharing saja.

Tujuan Teknologi Informasi

Tujuan Teknologi Informasi adalah untuk memecahkan suatu masalah, membuka


kreativitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Jadi dapat
dikatakan karena dibutuhkannya pemecahan masalah, membuka kreativitas dan efisiensi
manusia dalam melakukan pekerjaan, menjadi penyebab atau acuan diciptakannya
teknologi informasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat pekerjaan manusia
menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan kata lain, karena sangat solusi, kreativitas,
efektivitas dan efisiensi dibutuhkan dalam sebuah sistem kerja maka teknologi informasi
ini kemudian diciptakan.

 
Manfaat Teknologi Informasi

Manfaat teknologi informasi dalam aktivitas sehari-hari sangat penting. Manfaat ini bisa
digunakan sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik dikarenakan ada teknologi
informasi yang bisa membantu aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien. Manfaat ini
dapat digolongkan berdasarkan kebutuhannya seperti :

 Untuk Pendidikan

Dengan adanya teknologi informasi di dunia pendidikan terutama komputer, membuat


siswa lebih efektif dalam belajar. Komputer adalah sarana yang memudahkan dalam
menumbuhkan kreativitas siswa Sekaligus sumber informasi.

 Untuk Industri dan Manufaktur

Teknologi informasi dapat membantu membuat rancangan desain sebuah produk yang
akan dikeluarkan pada industri serta bisa mengontrol mesin produksi dengan ketepatan
yang baik. Apalagi seperti yang kita ketahui industri membutuhkan hal yang cepat untuk
produksi dalam jumlah besar.

 Untuk Bisnis dan Perbankan

Dengan teknologi informasi bisa membantu dalam transaksi, menyimpan berkas dengan
lebih aman dan sistem perbankan yang lebih maju. Serta akses nya dapat dikontrol
dengan mudah cukup dengan teknologi saja.

 Untuk Militer

Dengan teknologi informasi yang maju, bisa dimanfaatkan untuk navigasi pada kapal
selam, mengendalikan pesawat luar angkasa dengan kemudi atau tanpa kemudi. Dengan
adanya teknologi Militer juga dapat membuat suatu akses ketika berada dikeadaan
genting.

 Untuk Teknik dan Pengetahuan

Teknologi informasi bisa digunakan dalam mempelajari struktur tanah, angin dan juga
cuaca. Dan bisa membantu dalam menghitung. Saat ini akses ilmu pengetahuan pun
bertebaran dimana-mana dan dapat di akses dengan mudah cukup dengan jaringan
internet. Begitupun dalam bidang Teknik dan proyek-proyek tertentu.

 Untuk Kedokteran
Bisa dimanfaatkan dalam mendiagnosa suatu penyakit dan mengambil gambar semua
organ tubuh dengan komputer. Bahkan teknologi merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dengan bidang kedokteran saat ini seperti: scan, Radiologi, maupun Usg.

 Untuk Pemerintahan

Teknologi informasi dapat diaplikasikan dalam mengolah suatu data dan informasi yang
ditujukan kepada masyarakat. Bisa meningkatkan hubungan antara pemerintah dan
masyarakatnya. Sehingga apa yang terjadi di suatu daerah tertentu dapat diketahui dengan
cepat menggunakan teknologi.

 Untuk Hiburan dan Permainan

Teknologi komputer bisa digunakan untuk membuat animasi, periklanan, desain grafis
dan juga audiovisual supaya menjadi lebih baik dan menarik. Bahkan Kini banyak
programer-programer tertentu sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baginya.

 Untuk Bidang Kriminal

Teknologi bisa membuat mudah aparat dalam menyelesaikan permasalahan, bisa dengan
mudah terdeteksinya pelanggaran demi pelanggaran lalu lintas dan sidik jari. Bahakn
untuk kejahatan sekelas cyberCrime sekalipun dapat dengan mudah dilacak lewat
teknologi.

Namun, dari kelebihan teknologi informasi dan telekomunikasi terdapat kekurangan yang
tanpa disadari menimbulkan efek-efek yang besar terhadap penggunanya.

 Dari Segi Sosial

Kelebihan: TIK membantu penggunanya untuk berkomunikasi dengan saudara, teman,


ataupun banyak orang dengan cara yang mudah serta tanpa dibatasi oleh batas negara.

kekurangan: Dengan semakin seringnya kita berkomunikasi lewat TIK, kita menjadi


malas untuk berjumpa langsung karena sudah terbiasa dengan cara yang lebih mudah.

 Dari Segi Pendidikan


Kelebihan: TIK sangat membantu dalam proses pembelajaran dimana segala informasi
pendidikan dapat diakses dengan cara lebih mudah dan cepat.

Kekurangan: Dengan pelayanan TIK yang menawarkan kemudahan didalam proses


pembelajaran, membuat kita menjadi malas.

 Dari Segi Hiburan

Kelebihan: TIK menawarkan permainan-permainan yang dapat menghilangkan


kejenuhan dan dapat menimbulkan strategi didalam berpikir.

Kekurangan: Dengan terlalu seringnya kita memanfaatkan TIK sebagai bahan hiburan,


tidak dapat dipungkiri akan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Padahal kita dapat
menggunakan waktu tersebut dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.

 Dari Segi Ekonomi

Kelebihan: Kita dapat mempergunakan TIK untuk mengadakan transaksi-transaksi


bisnis maupun jual-beli dengan mudah dan cepat tanpa dibatasi oleh batas negara.

Kekurangan: Dengan transaksi melalui TIK, tidak dapat dipungkiri akan terjadi hal-hal
yang melanggar aturan seperti transaksi obat terlarang (Narkoba), transaksi perdagangan
manusia.

 Dari Segi Pemerintahan

Kelebihan: Dengan TIK pemerintah dapat dengan mudah menyampaikan kebijakan


program pemerintah kepada masyarakat. Dan masyarakat dengan bebas memberikan
masukan terhadap kebijakan pemerintah melalui TIK.

Kekurangan: Dengan bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah sehingga tidak


dapat dipungkiri akan terjadi peluang-peluang untuk melakukan cyber crime seperti
pembobolan situs KPU disaat diadakan pemilu.

 Dari Segi Media Internet


Kelebihan: Akses informasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya
yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur. Dengan kata lain, kita dapat melakukan
pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu.

Kekurangan: Informasi yang tersedia di internet sangat besar jumlahnya, namun tidak


semuanya kita butuhkan.
Cyberspace berbicara tentang dunia elektronik, ruang virtual dimana orang dapat hadir
tanpa harus ada/perlu eksistensi secara fisik, yang mana keberadaan dan aktivitas manusia
tersebut dapat diwujudkan melalui bahasa 0 dan 1. Pikiran, niat, dan emosi seseorang
dapat diwujudkan melalui bits. Akan tetapi, sama seperti dunia realita, dalam cyberspace
juga banyak terjadi kejahatan-kejahatan, yang lebih sering disebut sebagai cybercrimes.
Kejahatan dalam ruang virtual ini dapat berupa kejahatan konvensional maupun tindakan-
tindakan orang yang kemudian dikriminilisasi sebagai bentuk kejahatan baru yang hanya
mungkin terjadi dalam ruang virtual. Oleh karena itulah, maka diperlukan cyberlaw,
aturan atau norma hukum yang diterapkan dalam cyberspace untuk menjaga ketertiban
masyarakat, termasuk juga memberi sanksi kepada para pelaku kejahatan. Pengertian
kejahatan di bidang teknologi informasi, yang berada dalam cyberspace (dapat disamakan
dengan istilah cybercrime) selalu menunjuk pada kejahatan dalam arti yuridis, yaitu
aktivitas (dalam arti berbuat atau tidak berbuat) manusia yang secara tegas dilarang dalam
peraturan perundangundangan. Tindakan tersebut meliputi aktivitas manusia yang
menjadikan komputer sebagai sasaran, misalnya perusakan data dan akses pada sistem
secara tidak sah, dan juga aktivitas manusia yang menggunakan komputer sebagai sarana
untuk melakukan kejahatan, misalnya penipuan melalui komputer dan pembajakan hak
cipta. Pengertian kejahatan dalam konteks ini tidak sama dengan istilah kejahatan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, yang membedakan antara
tindakan dalam kualifikasi kejahatan (misdrift) dan bentuk tindakan dalam kualifikasi
pelanggaran (overtrading). Namun, kejahatan dalam konteks ini adalah aktivitas manusia
yang oleh peraturan perundang-undangan dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan
pidana (dikriminalisasi).

Dalam masyarakat seringkali ada pihak yang menyamakan antara cybercrime dengan
computer crime dan internet crime. Ketiga istilah tersebut sama-sama berbasis komputer,
tetapi berbeda modus dan ruang lingkupnya. Computer crime adalah cybercrime dalam
pengertian sempit, yaitu aktivitas manusia yang menjadikan komputer sebagai sasaran
kejahatan. Internet crime adalah kejahatan yang terjadi di dalam atau dengan sarana
internet. Sedangkan cybercrime itu mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu
computer crime, internet crime, termasuk aktivitas yang menggunakan komputer sebagai
sarana untuk melakukan kejahatan. Dengan demikian, setiap computer crime dan internet
crime dalam pengertian sempit adalah cybercrime. Karena itu, cybercrime dalam arti luas
sering disebut kejahatan yang berhubungan dengan komputer (computer-related crime).
Apapun nama, bentuk, dan modusnya, cybercrime perlu diatur dengan peraturan
perundang-undangan (cyberlaw) agar dalam masyarakat tercipta kepastian hukum,
ketertiban, dan keadilan. Karakteristik kejahatan siber yang sarat dengan penggunaan
komputer dan internet serta lintas negara tersebut, membutuhkan penanganan yang tidak
selalu dapat dilakukan berdasarkan cara atau metode yang konvensional. Dalam berbagai
kasus, penyelesaian tindak kejahatan siber tersebut memerlukan kerjasama dari berbagai
pihak, termasuk aparat penegak hukum dari negara lain. Kerjasama tersebut dapat
terlaksana secara efektif apabila didukung oleh instrumen hukum, baik itu regional
maupun internasional, yang selaras dengan hukum nasional masing-masing pihak. Untuk
itu, maka diciptakan sebuah peraturan perundang-undangan yang ditujukan untuk
mengatur seluruh aktivitas/tindak kejahatan dalam cyberspace tersebut. Convention on
Cybercrime adalah instrumen hukum regional yang secara tidak langsung telah diterima
sebagai pedoman yang dipakai secara internasional. Perserikatan Bangsa-bangsa juga
telah sejak lama membahas tentang penanganan tindak kejahatan siber dan juga
memberikan pedoman-pedoman bagi negara-negara anggota. Demikian juga organisasi
kawasan regional Perserikatan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. Selanjutnya, pembahasan
secara rinci mengenai pengaturan cybercrimes dan cyberlaw di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang
selanjutnya disebut sebagai UU ITE. UU ITE tersebut merupakan undang-undang yang
secara khusus mengatur mengenai tindak pidana siber, baik itu hukum pidana maupun
hukum acara pidana. Pengaturan hukum dalam UU ITE tersebut mengadopsi ketentuan
dalam Convention on Cybercrime.

Penerapan hukum harus didasarkan pada asas-asas umum pemberlakuan hukum untu
melindungi hak asasi manusia dan kewenangan negara dalam menciptakan keadilan.
Kadangkala ada kesulitan dalam menerapkan ketentuan hukum konvensional dalam
perkara yang berbasis komputer, terutama yang berkaitan dengan penentuan dimana
tempat terjadinya tindak kejahatan (pidana – locus delicti) dan kapan terjadinya tindak
kejahatan (pidana – tempus delicti) tersebut. Namun, ternyata yurisdiksi cybercrime law
pada dasarnya juga sama, hanya berbeda dalam teknis penyelidikan, penyidikan, dan
pemeriksaannya. Asas-asas hukum tersebut adalah asas legalitas, asas teritorialitas, asas
nasionalitas aktif, asas nasionalitas pasif, dan asas universalitas. Merebaknya kasus
cybercrime di Indonesia ikut memacu pengundangan UU ITE yang materinya sudah
diharmonisasikan dengan Convention on Cybercrime. Namun ternyata, kehadiran UU
ITE juga belum mengatur semua tindak kejahatan (pidana) di bidang teknologi informasi
di Indonesia. Karena itu, sangat dibutuhkan UU khusus yang mengatur cybercrime secara
menyeluruh sebagai pelengkap UU ITE. Banyak persamaan pengaturan cybercrime
dalam UU ITE dengan Convention on Cybercrime, yaitu akses tidak sah (illegal access),
penyadapan atau intersepsi tidak sah (intercepting), gangguan terhadap data komputer
(data interference), gangguan terhadap sistem komputer (sistem interference),
penyalahgunaan perangkat lunak komputer (misuse of device), pemalsuan melalui
komputer (computer-related forgery), pornografi melalui komputer (pornography),
kejahatan “konvensional/tradisional” yang menggunakan komputer. Berdasarkan kajian
historis, Convention on Cybercrime tersebut sudah disepakati oleh mayoritas negara dan
organisasi internasional untuk dijadikan acuan aturan minimum (minimum rule)
pengaturan cybercrime dalam hukum pidana di negara masing-masing. Namun, dalam
rangka menjalankan kedaulatan pada setiap negara, legislator tetap mendapatkan
kebebasan untuk mengembangkan pengaturan tentang bentuk-bentuk tindak kejahatan
dan ancaman pidananya secara detail.

Sejak tahun 1983, pengadilan di Indonesia sudah mengadili perkara cybercrime


berdasarkan ketentuan dalam KUHP dengan cara melakukan penafsiran ekstensif
terhadap ketentuan yang ada dalam KUHP. Penafsiran tersebut misalnya dilakukan
dengan cara memperluas pengertian “barang”, sehingga barang-barang yang intangible
dianggap sebagai barang.6 Selain itu, kata “memalsu” diperluas sehingga termasuk di
dalamnya pengertian memalsu data elektronik melalui internet. Saat ini, bentuk
cybercrime di Indonesia sudah sangat canggih dan bahkan melebihi beberapa negara lain.
Buktinya pada tahun 2009, Indonesia disinyalir sebagai tempat pemalsuan kartu kredit
(carder) terbesar di seluruh dunia, dan pada tahun berikutnya Indonesia menduduki
ranking 11 sebagai wilayah negara yang paling banyak terjadi pembajakan software.
Sejak sebelum berlakunya UU ITE, ketentuan sanksi di luar KUHP dan KUHAP juga
sudah digunakan dalam mengadili perkara cybercrime, sepanjang sudah mengatur secara
khusus (misalnya UU Telekomunikasi untuk mengadili kasus defacing, UU Persaingan
Usaha untuk mengadili “pembajakan” domain name. Setelah UU ITE berlaku, semua
ketentuan hukum, baik dalam KUHP, KUHAP, UU ITE, dan UU lain sudah digunakan
dalam mengadili cybercrime, antara lain dalam perkara akses ilegal, penghinaan melalui
media online, hacking, dan defacing. Dalam beberapa kasus, penipuan melalui internet
banyak variasinya, ada yang berbentuk penipuan dalam jual beli, penipuan dengan modus
prostitusi, kasus pencemaran nama baik dan penghinaan, ada yang menggunakan fasilitas
jejaring sosial dalam internet -facebook, twitter, dan ada yang menggunakan SMS.
Sayangnya, banyak juga perkara yang mestinya dapat diadili berdasarkan UU ITE, tetapi
hanya diadili dengan berdasarkan ketentuan KUHP. Proses tersebut dapat berdampak
kurang baik pada wibawa penegakan cybercrime law di Indonesia, dan berkurangnya
kualitas keadilan yang diperoleh masyarakat.

Istilah hukum di bidang teknologi informasi merupakan istilah yuridis, artinya istilah
tersebut sudah tertuang dalam peraturan perundang-undangan, yaitu dalam Pasal 43 ayat
(1) dan (2) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, yang kemudian disebut dengan UU ITE. Dalam ketentuan tersebut diatur
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan penyidikan di bidang Teknologi Informasi.
Berdasarkan UU ITE, Pasal 1 angka 3, pengertian Teknologi Informasi adalah suatu
teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan,
menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi. Dalam konteks hukum di bidang
teknologi informasi, pengertian teknologi informasi mengarah pada pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi berbasis komputer. Ruang lingkup teknologi
informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (yang terdiri atas piranti keras dan
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Teknologi informasi
ini merupakan teknologi yang menggabungkan komputer dengan jaringan komunikasi
berkecepatan tinggi yang mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi dalam bentuk data,
audio, dan visual. Teknologi informasi tersebut merupakan konvergensi antara teknologi
komputer dan teknologi telekomunikasi. Sedangkan pengertian komputer berdasarkan
Pasal 1 angka 14 UU ITE adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik,
atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan. Pengertian
komputer dalam konteks ini termasuk jaringan komputer sebagai basis jaringan sistem
elektronik. Sistem elektronik juga digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem
informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan
telekomunikasi dan media elektronik, yang berfungsi merancang, memproses,
menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik.
Dengan demikian, pengertian hukum pidana di bidang teknologi informasi adalah
ketentuan-ketentuan pidana yang dapat diterapkan pada aktivitas manusia berbasis
komputer dan dalam jaringan komputer di dunia maya (virtual) dalam hal
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarkan informasi dalam bentuk data, suara, dan gambar. Dalam konteks
hukum pidana di bidang teknologi informasi, ruang lingkup hukum pidana di bidang
teknologi informasi mencakup pengertian hukum pidana dalam arti luas, yaitu:

1. Hukum pidana materiil (meliputi ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


-KUHP, dan ketentuan hukum pidana dalam peraturan perundangundangan) di
luar KUHP (misalnya dalam UU ITE, UU Pornografi, UU Komunikasi, dan UU
Hak Cipta);

2. Hukum pidana formil (terdiri atas ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana -KUHAP, dan ketentuan hukum acara pidana yang ada di luar
KUHAP, misalnya UU ITE, UU Pornografi, UU Komunikasi, dan UU Hak
Cipta); dan

3. Hukum panitensier (terdiri atas ketentuan pelaksanaan pidana, baik yang ada
dalam Buku I KUHP maupun ketentuan lain yang tersebar di luar Buku I KUHP,
misalnya dalam UU RI No. 20 Tahun 1946 tentang Hukuman Tutupan, UU No.
12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, dan peraturan perundang-undangan pelaksanaannya.
MOTIF CYBERCRIME

Motif pelaku kejahatan di dunia maya (cybercrime) pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu :

1. Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan
menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan
mengimplementasikan bidang teknologi informasi. Kejahatan dengan motif ini pada
umumnya dilakukan oleh seseorang secara individual.

2. Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk
keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara
ekonomi dan politik pada pihak lain. Karena memiliki tujuan yang dapat berdampak
besar, kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh sebuah korporasi

Berdasarkan Motif Kegiatannya

- Cybercrime sebagai tindakan murni kriminal

Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan.
Contoh kejahatan ini adalah carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit milik orang lain
untuk digunakan dalam transaksi perdagangan di internet. Juga pemanfaatan media
internet untuk menyebarkan material bajakan.

- Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”

Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu”, cukup sulit
menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan , mengingat motif
kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan.

Salah satu contohnya adalah probing atau postcanning. Ini adalah sebutan untuk semacam
tindakan pengintain terhadap sistem orang lain dengan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem informasi yang di
gunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun yang tertutup, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Sasaran Kegiatannya

Sedangkan berdasarkan sasaran kejahatannya, cybercrime dapat dikelompokan manjadi


beberapa kategori seperti berikut ini:
- Cybercrime yang menyerang individu (Against Person)

Jenis kegiatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang
memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa contoh
kejahatan ini antara lain:

a. Pornografi

Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan dan


menyebarkan material yang berbau pornografi.

b. Cyberstalking

Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan


memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan
secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber.

c. Cyber-Tresspass

Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web
Hacking, breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan teknologi digital, kejahatan siber yang bermotif finansial banyak
menargetkan pada aplikasi e-commerce, investasi, dan sistem pemrosesan data keuangan online.
Ancaman kejahatan siber sektor finansial menjadi paling berbahaya karena dampaknya langsung
mengakibatkan kerugian finansial bagi para korban.

Oleh karena penting setiap pengguna internet dan smartphone mengetahui cara menjaga
keamanan akun dan perangkat smartphone. Berikut 4 cara mencegah kejahatan siber dengan
keamanan digital pribadi:

Keamanan Email

Sekarang ini, email menjadi hal yang wajib dimiliki setiap pengguna smartphone. Tidak hanya
untuk keperluan mengirim dan menerima pesan tetapi juga berguna sebagai penghubung dengan
berbagai aplikasi, termasuk aplikasi e-commerce, investasi dan perbankan. Jadi, jangan heran
kalau email kerap menjadi sasaran utama para hacker dan tindakan Cybercrime.

cara mudah untuk menjaga keamanan informasi email antara lain:

 Lakukan pengecekan virus yang ada di komputer dan smartphone kamu secara rutin
 Waspada dengan dengan social engineering yang dilakukan melalui email
 Lindungi kata sandi
 Selalu lakukan update OS dan aplikasi
 Hindari menggunakan software/aplikasi bajakan

Keamanan Akun Media Sosial

Orang-orang semakin gemar menggunakan media sosial sebagai media komunikasi dan
berekspresi. Namun tanpa disadari kamu telah membagikan informasi tentang teman, keluarga,
dan kontak kamu yang bisa dilihat siapa saja. Informasi ini dapat digunakan oleh pihak tak
bertanggung jawab sebagai bagian dari upaya rekayasa sosial.

Beberapa cara untuk membantu kamu menjaga keamanan informasi dan akun media sosial:

 Batasi informasi pribadi yang kamu publikasikan di sosial media, seperti nama anak,
nama sekolah, nama hewan peliharaan, dan lain-lain. Karena informasi pada profil utama
kamu dapat menjadi jawaban untuk memeriksa pertanyaan yang digunakan untuk
otentikasi.
 Laporkan aktivitas mencurigakan atau spam ke situs media sosial yang digunakan untuk
mengontak kamu. Spam dapat muncul dalam bentuk posting, pesan, email, atau
permintaan pertemanan.
 Ganti kata sandi kamu dan laporkan aktivitas mencurigakan jika kamu merasa seseorang
telah mengakses akun kamu.
 Jika kamu yakin sedang menjadi target di platform media sosial apa pun, segera laporkan
media sosial tersebut. Facebook, LinkedIn, Twitter, Snapchat dan Instagram memberikan
instruksi spesifik tentang cara melakukannya.

Sim Swap Fraud

Sim Swap Fraud merupakan tindakan menduplikasi SIM Card seseorang ke SIM Card baru,
untuk memperoleh data-data penting korban, terutama data perbankan.

Beberapa cara untuk menghindari SIM SWAP:

 Waspada apabila ada telepon atau SMS permintaan untuk mematikan ponsel sementara,
mengetikkan suatu kode khusus di ponsel kamu, atau menanyakan data-data pribadi
kamu.
 Segera hubungi operator seluler kamu apabila layanan komunikasi ponsel tiba-tiba tidak
berfungsi, seperti tidak dapat melakukan dan menerima panggilan atau SMS.
 Jangan mempublikasikan nomor ponsel kamu di media sosial. Gunakan nomor yang
berbeda untuk aktivitas perbankan.
 Lindungi data-data pribadi perbankan kamu, seperti User ID, kata sandi, PIN, OTP, dan
informasi lainnya.

Keamanan Smartphone

Kecanggihan smartphone telah membuat hidup jauh lebih mudah dan praktis. Karena kamu
dapat melakukan transaksi perbankan cukup dengan aplikasi mobile banking. Namun
smartphone juga dapat melacak identitas kamu, lokasi di mana kamu berada, dan informasi
tentang teman, keluarga, dan kontak kamu. Ini dapat membuat kamu dan perangkat kamu
menjadi target utama peretas.

Beberapa langkah mudah untuk menjaga keamanan informasi kamu:

 Pasang kata sandi/keamanan tambahan pada ponsel kamu.


 Sebagai langkah awal keamanan, lindungi ponsel anda dengan menggunakan kata sandi 6
angka ataupun menggunakan biometric (fingerprint/face ID). Hindari menggunakan kata
sandi yang mudah ditebak.
 Lihat kembali aplikasi-aplikasi yang ada di ponsel kamu.
 Pastikan semua aplikasi yang ada miliki aman & di-download dari store resmi. Hindari
mengunduh aplikasi perbankan dari web ataupun link yang tidak resmi.
 Hindari menggunakan device yang sudah di-jailbreak atau rooted.

Anda mungkin juga menyukai