Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA MAHASISWA

(PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DALAM AIR MINUM


KEMASAN)

Nama :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Kelompok/Kelas :

TAHAP I (ORIENTASI)
1. Bacalah wacana berikut ini !
AIR MINERAL KEMASAN
Air mineral kemasan adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Adapun
proses pengolahan air terdiri dari intake, koagulasi dan flokulasi, proses
sedimentasi, filtrasi dan klorinasi yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Proses Pengolahan Air Baku


(Sumber: http://humaspdamsmg.wordpress.com/2011/01/20)
Pada proses pengolahan air baku terdapat beberapa kemungkinan sumber
pencemaran air. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu zat kimia yang dapat
menjadi pencemar adalah ion klorida. Perlu diketahui bahwa di dalam tubuh ion
klorida memang diperlukan tetapi dalam jumlah yang sedikit, dalam jaringan
tubuh manusia diperkirakan kadar ion klorida yang dibutuhkan sekitar 1,1 g/kg
berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol/L.
Menurut permenkes No.907/MENKES/SK/VII/2012 kadar ion klorida dalam
air minum tidak boleh lebih dari 250 mg/L. Peraturan ini harus menjadi acuan
dalam menyediakan air mineral kemasan. Jika kadar klorida melampaui batas
yang telah diterapkan maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena
dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Pada proses identifikasi klor dalam sampel air mineral kemasan dapat
dilakukan dengan dua jenis pengujian kualitatif yaitu pengujian dengan
menggunakan AgNO3 atau PbNO3, sedangkan pada pengujian kuantitatif untuk
menentukan kadar klorida dalam sampel air mineral kemasan tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri atau metode argentometri.
Akan tetapi, metode yang lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan dengan
waktu yang relatif cepat adalah dengan metode titrasi argentometri yang terdiri
dari metode Mohr, metode volhard dan metode fajans. Ketiga jenis metode
tersebut perlu disesuaikan dengan pH sampel yang akan dianalisis, adapun pH
dari air mineral kemasan berkisar 6,5-10.
Berdasarkan wacana di atas, marilah kita lakukan pengujian penentuan kadar
klorida dalam air mineral kemasan.
Sebelum melakukan eksperimen,
1. Jelaskan komponen-komponen yang diperlukan pada titrasi argentometri!
2. Analisislah konsep dasar masing-masing jenis metode argentometri, dan
jelaskanlah metode manakah yang palling efisien untuk dilakukan di
laboratorium Anda?
3. Metode argentometri apakah yang Anda pilih untuk menentukan kadar klorida
dalam air mineral kemasan, kemukakan alasannya! Dan jelaskan dasar
pemilihan indikator yang digunakan!
4. Bagaimana cara menentukan titik akhir titrasi pada penentuan kadar klorida
dalam air mineral kemasaan!
5. Apakah titik ekivalen dapat ditentukan melalui percobaan? Jelaskan bagaimana
cara menentukan titik ekivalen?

TAHAP II (Merumuskan Masalah, Merumuskan Hipotesisis)


1. Buatlah rumusan pertanyaan yang dapat membantu mengarahkan Anda pada
eksperimen penentuan kadar klorida dalam air mineral kemasan!
2. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disepakati, buatlah jawaban
sementara (hipotesis) pada eksperimen penentuan kadar klorida air mineral
kemasan!
3. Tentukanlah variabel bebas, variabel kontrol dan variabel terikat dari
eksperimen yang Anda lakukan!

TAHAP III (Menganalisis Data)


Untuk menjawab pertanyaan No 1 dan 2 bacalah wacana berikut ini !
AIR SADAH
Air adalah salah satu unsur terpenting dalam kehidupan. Air tersedia secara
alami dan dapat diperoleh sebagai air tanah, air hujan, dan lainnya. Air alam
mengandung berbagai jenis mineral tergantung dari asal air itu. Contoh air yang
bersumber dari tanah dan batuan dapat mengandung mineral kalsium sulfat
(CaSO4), Kalsium hidrogen karbonat Ca(HCO 3)2, magnesium sulfat (MgSO4), dan
magnesium hidrogen karbonat Mg(HCO3)2. Air yang mengandung ion Ca2+ dan
ion Mg2+ dalam jumlah banyak disebut air sadah (hard water). Air yang sedikit
atau sama sekali tidak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut air lunak (soft
water).
Berdasarkan wacana di atas,
1. Apakah metode Mohr dapat digunakan untuk menentukan ion Ca2+ dan Mg2+
dalam air sadah? Kemukakan alasan Anda!
2. Apakah yang membedakan cara pengujian kadar klorida dalam air mineral
kemasan dengan cara penentuan ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah?
Untuk menjawab pertanyaan No 3-6 Perhatikan kurva berikut ini!

Gambar 2. Kurva pH Pada penentuan Kadar klorida pada air sumur


(Sumber : http://stikeswiramediaka.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/9)
Kurva di atas merupakan kurva yang menyatakan hubungan pH terhadap kadar
klorida yang ditentukan berdasarkan hasil titrasi argentometri (Metode Mohr)
dengan kadar standar klorida secara teoritis (standar) adalah tepat pada 0,014
grek/L sedangkan pada percobaan di pH 7 adalah 0,013 grek/L.
Berdasarkan kurva tersebut :
3. Berikan penjelasan bagaimana pengaruh pH terhadap kadar klorida yang
dianalisis, bagaimana reaksi yang terjadi? Dan apakah yang dapat Anda
simpulkan dari kurva tersebut!
4. Apakah yang harus Anda lakukan agar kadar klorida dalam sampel yang Anda
uji dapat terukur secara akurat?
5. Suatu larutan NaX 0,10 M sebanyak 50 ml dititrasi dengan 0,1 M AgNO 3.
Hitunglah tetapan kesetimbangan untuk reaksi :
Ag+ + X- AgX
Sehingga apabila 49,9 ml titran ditambahkan reaksinya sempurna dan pX berubah
dengan 2,00 satuan untuk penambahan 0,20 ml kelebihan titran. Hitunglah Ksp
dari AgX!
Langkah Kerja yang dilakukan dimulai dari membuat larutan, standarisari, dan
penentuan konsentrasi sampel. Secara lebih rinci langkah kerjanya sebagai berikut:
Pembuatan Larutan, pada umumnya, konsentrasi yang digunakan untuk titrasi adalah
0,1N.
1. Pembuatan Larutan Baku Primer NaCl 0,1N
Timbang dengan teliti kurang lebih 0,5844 gram NaCl. Pindahkan ke dalam labu ukur
100 mL, kemudian larutkan dengan air suling sampai tepat tanda batas. Tutup labu
ukur dan kocok.
2. Pembuatan Larutan Baku Sekunder AgNO3 0,1 N
Timbang dengan teliti kurang lebih 1,6987 gram AgNO 3. Pindahkan ke dalam labu
ukur 100 mL, kemudian larutkan dengan air suling sampai tepat tanda batas. Tutup
labu ukur dan kocok.
3. Titrasi Blanko Aquades
Pipet 10 mL aquades ke dalam labu titrasi 250 mL (labu Erlenmeyer). Tambahkan 10
tetes indikator K2CrO4, lalu titrasi dengan larutan AgNO 3 0,1N dari buret sampai
terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang setelah di kocok selama 15 detik.
Lakukan duplo atau triplo. Hitunglah volume rata-rata dari AgNO3.
4. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl
Pipet 10 mL larutan NaCl 0,1N (yang telah dibuat di larutan baku primer) ke dalam
labu titrasi 250 mL (labu Erlenmeyer). Tambahkan 10 tetes indikator K 2CrO4, lalu
titrasi dengan larutan AgNO3 0,1N dari buret sampai terbentuk warna merah jambu
yang tidak hilang setelah di kocok selama 15 detik. Lakukan duplo atau triplo.
Hitunglah volume rata-rata dari AgNO3.
5. Penentuan kadar ion klorida pada air minum kemasan (sampel air minum :
Aqua, Vit, dan Al-Masoem)
Pipet 10 mL sampel ke dalam labu titrasi 250 mL (labu Erlenmeyer). Tambahkan 10
tetes indikator K2CrO4, lalu titrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N yang telah
distandarisasi oleh larutan NaCl 0,1 N dari buret sampai terbentuk warna merah
jambu yang tidak hilang setelah di kocok selama 15 detik. Lakukan duplo atau triplo.
Hitunglah volume rata-rata dari AgNO3 serta hitunglah %kadar ion klorida dalam
masing-masing sampel air minum kemasan.

Anda mungkin juga menyukai