Prosiding Senmi 20141

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu

Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014


ISSN : 2087 - 0930

ANALISA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI


SISTEM INFORMASI E
E-VOTING UNTUK PEMILIHAN
AN KETUA
BEM PADA HIMPUNAN MA
MAHASISWA
HASISWA JURUSAN TEKNIK
TEKN
GRAFIKA DAN PENERBIT
PENERBITAN

Nawindah1 , Akhmad Sofwan2


1
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260
Email : nawindah@gmail.com
2
Magister Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
Email : sofwan@sofwan.net

ABSTRAKSI
E-voting adalah suatu metode pemungutan suara menggunakan media elektronik atau perangkat elektronik.
Sistem informasi e-voting
voting ini digunakan sebagai perangkat pemungutan suara elektronik sehingga memiliki
kemampuan untuk mempercepat tabulasi data, untuk mengurangi biaya pemi pemilihan
lihan ketua BEM dan telah
memberikan kontribusi untuk mencegah pemilih yang tidak berhak. Sistem informasi ini memiliki tiga aktor
yaitu administrator,operator dan mahasiswa.Dalam sistem informasi ee-voting
voting ini terdapat password admin
dan operator yang dapatt di encrypt dengan menggunakan teknik MD5, sehingga mengamankan sistem
informasi dari yang tidak bertanggung jawab. Sistem informasi ini dirancang dengan sangat sederhana
dan seminimal mungkin sehingga pengguna dapat mengoperasikan dengan mudah.

voting, sistem informasi, MD5.


Kata kunci : e-voting,

ABSTRACT
E-voting
voting is a voting method using electronic media or electronic devices. Information e-voting
e system is
used as an electronic voting device that has the ability to speed up the tabulation of data, to reduce the cost
of the election and have contributed to prevent ineligible voters. The information system has three actors,
namely administrator, operator and student .In this ee-voting
voting information contained admin password and
operators that can be encrypted ted using the MD5 technique, thus securing the information system of
irresponsible. This information system is designed with a very simple and minimal as possible so that users
can operate it easily.

Keyword : e-voting,
voting, information system, MD5.

I. PENDAHULUAN
Sebuah organisasi wajib memiliki struktur kepemimpinan. Ketua organisasi adalah seorang yang penting di
dalam struktur kepemimpinan, yang memimpin sebuah organisasi yang di pilih dengan cara aklamasi,
musyawarah oleh para anggota atau pemiliha
pemilihan
n umum, terutama jika calon pemimpin lebih dari seorang.
Jika di lakukan pemilihan ketua dengan cara pemilihan umum, di lakukan dengan cara peserta memilih
salah satu calon pemimpin dengan cara mencoblos pada kertas pemilih. Dengan bantuan komputer dan
aplikasi,
plikasi, sistem pemilihan umum dapat di otomatisasi untuk kemudahan panitia dan pemilih. Walaupun
begitu, kendala berupa reliability dan keamanan menjadi sorotan penting pada aplikasi berbasis komputer,
agar pemilihan berlangsung dengan lancar.
1.1 Permasalahan
Permasalahan yang sering terjadi pada pemilihan ketua BEM secara konvensional adalah sebagai berikut :

A-151
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014
ISSN : 2087 - 0930

1. Permasalahan pada proses penyediaan, pencetakan dan pendistribusian kertas suara. Dengan kebutuhan
terhadap kertas suara ,rawan terhadap terjad
terjadinya
inya kesalahan cetak, kerusakan, kesalahan ataupun
keterlambatan distribusi sehingga dapat mempengaruhi pelaksanaan pemilihan ketua BEM.
2. Permasalahan dalam proses perhitungan suara yang dilakukan secara manual ,kerap terjadi
ketidaksesuaian hasil perhitungan yang dilakukan secara manual , sering terjadi ketidaksesuaian hasil
perhitungan yang dilakukan panitia pelaksana dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh para saksi
maupun mahasiswa.
3. Permasalahan pada lamanya waktu yang dibutuhkan dalam mel melakukan
akukan proses perhitungan manual
sehingga mengakibatkan adanya waktu dimana tanpa ada kejelasan informasi hasil pemilihan ketua
BEM yang dikhawatirkan akan dapat mengganggu stabilitas keamanan.

2.LANDASAN TEORI
2.1. Konsep dasar sistem
Sistem harus memilikiliki beberapa persyaratan umum, yaitu elemen, lingkungan, interaksi, antar elemen,
interaksi antara elemen dengan lingkungannya. Sehingga sistem juga dapat dikatakan sebagai suatu
kesatuan elemen-elemen
elemen yang saling berinteraksi dan bersinergi melakukan pek pekerjaan
erjaan untuk mencapai
sebuah tujuan.
2.2. Konsep dasar informasi
“Referensi [1] Informasi adalah data yang telah diolah sehingga menjadi berguna” .Secara umum
informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang
menerimanya, sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berari
bagi penerimanya yang menggambarkan suat suatu kejadian-kejadian
kejadian yang nyata yang digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Untuk menjadi sebuah informasi, selain berguna data juga harus memenuhi kualitas informasi, yaitu :
1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan
kesalahan-kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas dalam
mencerminkan maksudnya.
2. Tepat waktu (Timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan
mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam penga
pengambilan
mbilan keputusan.
3. Relevan (Relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.Relevansi informasi untuk tiap-tiap tiap orang
berbeda. Nilai informasi untuk pemakai ditentukan reliabilitas (keandalan).
2.3 Konsep dasar sistem dan informasi
Sistem
em Informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang sekarang peranannya tidak hanya
sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi. Sistem ini menyimpan, mengambil,
mengubah, mengolah, dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem
informasi atau peralatan sistem lainnya.
lainnya.“Sistem
“Sistem Informasi seperti sistem lainnya yang ada di dunianya ini,
secara garis besar dapat dijelaskan dan diuraikan berdasarkan struktur dan prosesnya.[2]”
2.4 Analisa sistem
Analisa sistemm sangat bergantung pada teori sistem umum sebagai sebuah landasan konseptual. Terdapat
banyak pendekatan untuk menganalisa sistem dan pada dasarnya semuanya memiliki tujuan yang sama,
yaitu memahami sistem yang rumit kemudian meakukan modifikasi dengan beberapa cara.
2.5 Perancangan sistem
Tujuan dalam perancangan sistem adalah agar mampu memenuhi kebutuhan informasi dari pemakai sistem
(user) tentang gambaran yang jelas mengenai rancang bangun sistem yang akan dibuat serta
diimplementasikan. Sehingga mampu menghasilkan laporan yang berisi tentang spesifikasi teknis dari
bentuk-bentuk
bentuk keluaran dan masukan serta spesifikasi teknis yang akan berf
berfungsi
ungsi sebagai sarana pengolah
data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
2.6 E-Voting
E-Voting adalah pengambilan suara dengan menggunakan media elektronik atau perangkat elektronik.
elek The
Council of Europe (CoE) mendefinisikan sebagai sebuah perangkat pemberian suara secara elektronik ,
sehingga memiliki kemampuan untuk mempercepat tabulasi data, menekan biaya pemilihan dan memiliki
kontribusi untuk mencegah pemilih yang tidak berhak.
berhak.” Legal ,Operational and Technical
nical Standards for E-
E

A-152
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014
ISSN : 2087 - 0930

Voting” yang dikemukakan oleh The Committee of MInisters of the Council of Europe tentang Procedural
safeguards menyatakan bahwa prosedur standar yang harus dimiliki oleh sebuah sistem ee--voting adalah :
1. Transparency
2. Verifiability and Accountability
3. Reliability and Transparency [3]
Cranor and Cytron menyatakan bahwa ee-voting
voting harus memiliki parameter yang bisa dijadikan pedoman.
Pernyataan tersebut dikenal dengan istilah Golden Rules e-voting, yang mencakup accuracy, invulnerability,
privacy, dan verifiability.. Empat parameter utama yang dijadikan rujukan untuk e-voting
voting, tetapi minimal
harus terdapat tiga parameter teknis yang wajib dimiliki yaitu :
1. Convenience
2. Flexibility
3. Mobility [4]

3. METODELOGI PENELITIAN
Dalam penyusunan penulisan sistem informasi e-voting ini digunakan beberapa metode atau cara dalam
pengumpulan data, antara lain :
3.1 Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan bertujuan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan suatu kegiatan dalam obyek
penulisan laporan yang dapat digunakan guna mendapat gambaran mengenai situasi atau kejadian pada
tempat riset . Adapun cara yang adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Metode interview atau wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan bertatap muka
langsung antara si penanya dengan si penjawab atau responden yang bertujuan untuk memperoleh data
yang lebih lengkap dan akurat pada bagian
bagian-bagian terkait dengan sistem e-voting.
2. Pengamatan
Metode Observasi atau pengamatan yaitu cara pengambilan data dengan mengamati langsung proses
kegiatan yang dilakukan oleh bagian yang terkait dengan sistem e-voting.
3. Studi Dokumentasi
adakan pencatatan, pengumpulan data, dan identifikasi dari dokumen
Studi Dokumentasi yaitu mengadakan
dokumen instansi terkait.
3.2 Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan merupakan penelitian dengan cara mempelajari berbagai buku dan sumber data
yang berhubungan dengan pokok perma
permasalahan.
3.3 Analisa Sistem
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Menganalisa sistem yang ada, yaitu mempelajari dan mengetahui apa yang dikerjakan oleh sistem yang
ada.
2. Men-spesifikasikan
spesifikasikan sistem, yaitu memberi spesifikasi masukan yang digunakan, proses yang dilakukan,
dan keluaran yang dihasilkan. Yang dihasilkan dari tahap ini berupa model dari system yang ada.
3. Rancangan Sistem, Tahap Perancangan Sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil
analisa sistem yang ada,sehingga mampu menghasilkan model sistem yang baru yang diusulkan, dengan
disertai rancangan database dan spesifikasi program.

4. PEMBAHASAN
4.1 Uraian Prosedur
Sistem informasi e-voting ini digunakan oleh administrator , operator dan mahasiswa. Dengan uraian
sebagai berikut :
1. Administrator, melakukan kegiatan mengacak PIN, memberikan PIN ke pada operator , dapat melihat
daftar pemilih dan dapat melihat dan mencetak hasil suara dalam pemilihan ketua BEM.
2. Operator,, menerima PIN yang telah diberikan oleh administrator untuk kemudian diberikan kepada
mahasiswa. Operator dapat melihat jumlah pemilih dan mencetak hasil pemilihan suara .
3. Mahasiswa ,dapat melakukan pemilihan ketua BEM apabila namanya terdaftar sebagai pemilih ,dengan
terlebih dahulu menerima PIN dari operator. Pemilihan dilakukan dengan login pada sistem informasi
e-vote.

A-153
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014
ISSN : 2087 - 0930

Berikut ini salah satu activity diagram untuk proses pemilihan suara ,visualisasinya dapat dilihat pada
gambar 1 .

Gambar 1 : Activity diagram untuk pemilihan ketua BEM

4.2. Use Case Diagram


Berikut ini salah satu usecase diagram sistem informasi ee-voting
voting pada Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik
Grafika dan Penerbitan :

Gambar 2 : usecase pemilihan kandidat ketua BEM

5. IMPLEMENTASI
Otentifikasi pada sistem informasi e--voting
voting dilakukan sebelum pemungutan suara yang dilakukan oleh
administrator dan operator terlihat pada gambar 3.

Gambar 3 : Tampilan login administrator/operator

Administrator memberikan PIN melalui operator kepada m


mahasiswa
ahasiswa ,untuk kemudian PIN tersebut akan
diacak ,terlihat pada gambar 4 .

Gambar 4 : Tampilan pemberian PIN untuk pemilih oleh administrator

A-154
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014
ISSN : 2087 - 0930

Mahasiswa akan dapat memilih ketua BEM dengan terlebih dahulu meminta password kepada operator.
Pemilihan oleh mahasiswa hanya dapat dilakukan satu kali , caranya dengan memasukan NIM dan
password , dapat dilihat pada gambar 5 dan 6

Gambar 5 : Tampilan login untuk melakukan pemilihan ketua BEM

Gambar 6 : Tampilan kandidat yang akan dipilih

Hasil suara akan langsung dapat dilihat pada saat pemilihan telah selesai dilakukan, terlihat pada gambar
7.

Gambar 7 : Tampilan hasil suara

5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan perancangan dan implementasi pada program yang dibuat
adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi e-voting yang dibangun dapat mengurangi permasalahan proses pencetakan suara karena suara
yang didapat dalam bentuk data yang langsung bisa diberikan pada saat pemungu
pemungutan
tan suara.
2. Aplikasi dibangun sangat sederhana dan didesain sese-minimal
minimal mungkin untuk memudahkan pengguna
dalam mengoperasikan aplikasi e-voting
voting.

A-155
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur, Jakarta 10 Mei 2014
ISSN : 2087 - 0930

3. Password admin dan operator dapat di encrypt dengan menggunakan teknik MD5.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wiranto Herry Utomo, Pemodelan Basis Data Berorientasi Objek : Fase analisis berorientasi
objek.Yogyakarta : Andi, 2010.
[2] Jogiyanto HM, Sistem Tatakelola Teknologi Informasi : Konsep Sistem Tatakelola TI. Yogyakarta:
Andi, 2011.
egal, Operational and Technical Standards For E
[3] Council of Europe. (2005). Legal, E-Voting
Voting. Council of
Europe Publishing, Canada.
[4] Lorrit Faith Cranor and Ron K,Cytron. (1997). Sensus: A Security-Conscious
Conscious Electronic Polling System
for the Internet. Public Policy Research AT&T Labs Resea
Research
rch and Department of Computer Science
Washington University in St.Louis, USA.

A-156

Anda mungkin juga menyukai