Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI PADA PASIEN KEBUTUHAN KHUSUS


DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi keperawatan

Dosen pembimbing: Ns.Wirdan F.R,M.kep

Disusun oleh: Noviaranty P.S

AKADEMI KEPERAWATAN RS.EFARINA


TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas mata kuliah manajemen pasient safety

Purwakarta,16 maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4

A.Latar belakang……………………………………………………………4

B.Rumusan masalah….……………………………………………………..4

C.tujuan dan manfaat….…………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………5

A.Pengertian pasien berkebutuhan khusus…………………………………5

B. Pengertian gangguan pendengaran…………………………………….5

C.Hambatan dalam berkomunikasi………………………………………..6

D.Cara berkomunikasi dengan gangguan pendengaran…………………..6

E.Hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ……………………………….7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………9

A.Kesimpulan…………………………………………………….....9

B.Saran………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan
atau dapat diartikan sebagai saling tukar-menukr pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak
antara manusia baik individu maupun kelompok .keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara
sadar atau pun tidak sadar yang dapat mempengaruhi orang lain tidak hnya komunikasi yang
diucapka dan ditulis,tetapi termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda sematik dan symbol-simbol.
komunikasi merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Dalam
hal ini, perawat dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik.
Kominikasi yang dijalin oleh perawat dengan pasiennya dalam proses keperawatan ini disebut
dengan komunikasi terapeutik.Komunikasi terapeutik dalam keperawatan bukan hanya sekedar
komunikasi biasa, komunikasi ini dilakukan oleh perawat untuk membantu/ mendukung proses
penyembuhan pasien.

B.Rumusan masalah

1.apa yang dimaksud pasien dengan kebutuhan khusus?

2.apa yang dimaksud dengan gangguan pendengaran?

3.Apa saja hambatan yang terjadi saat berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran?

4. Bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran?

5.hal apa saja yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan pasien gangguan
pendengaran?

C.tujuan

Dibuatnya makalah ini bertujuan agar para pembaca mampu memahami bagaimana
berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus dengan gangguan pendengaran. Untuk
lebih jelasnya mari kita bahas di bab selanjutnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Pasien berkebutuhan khusus

Pasien berkebutuhan khusus adalah seseorang dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
orang pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,emosi atau
fisik.Kondisi ini memerlukan pemahaman dan perlakuan khusus karena di masyarakat orang
dengan kebutuhan khusus sulit diterima di tengah-tengah masyarakat normal.Sebagian mereka
seperti terkucilkan karena “kelainan” atau “gangguannya”.

B.Pengertian gangguan pendengaran

Ganguan pendengaran adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi pendengarannya.
Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen. Terdapat dua jenis gangguan
pendengaran yang membuat seseorang menjadi tunarungu, yaitu yang bersifat bawaan (sudah
ada sejak lahir) dan yang terjadi setelah dilahirkan. Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh
mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam
kandungan. Sedangkan tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan
suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi. Pada
lansia Presbiakusis merupakan salah satu gangguan kesehatan yang berisiko terjadi pada usia
lanjut. Yang disebabkan oleh proses penuaan atau degenerasi pada usia lanjut. Presbiakusis
merupakan gangguan sensoris yang terjadi pada telinga dan ditandai dengan penurunan kualitas
dan kuantitas suara yang diterima pemilik telinga. Penyebab dari presbiakusis itu sendiri adalah
perubahan pada telinga luardan telinga tengah yang berkurang elastisitasnya serta bertambah
besar ukuran daun telinga,bertambah kakunya daun telinga, penumpukan serumen, membran
timpani yang bertambah tebaldan kaku, juga kekakuan pada persendian tulang
pendengaran.Gangguan pendengaran jenis ini banyak dialami oleh usia lanjut. Dalam
berkomunikasi dengan pasien presbiakusis membutuhkan pendekatan khusus. Komunikasi
adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau
universal) berupa simbol-simbol(berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non-verbal yang
disadari atau tidak disadari yangbertujuan memengaruhi sikap orang lain. Komunikasi yang
efektif adalah mencocokkan arti,mencapai konsistensi, dan mencapai kesesuaian antara pesan

5
yang diterima dan diharapkan. Namunpada orang yang mengalami gangguan pendengaran,
khususnya pada lansia komunikasi yang efektifdengan menggunakan komunikasi verbal
cenderung sulit untuk dicapai maka komunikasi nonverbal yang berperan agar pesan atau ide
yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh lansia,hususnya dalam berkomunikasi
dengan keluarga tempat lansia tinggal.

C.Hambatan saat berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran

1.Sulit mengerti.

Terkadang seorang pasien dengan gangguan pendengaran sulot untuk mengerti apa yang kita
bicarakan kepadanya.misalnya kita berbicara dengan nada yang agak tinggi dengan tujuan agar
pasien mampu mendengar kalimat yang kita lontarkan tetapi pasien tersebut menganggap kita
berbicara keras seperti sedang memarahinya.

2.susah diajak bicara.

Hal ini terkadang terjadi karena pasien dengan gangguan ini apa lagi terjadi kepada lansia akan
sulit sekali diajak berbicara apa lagi jika mood atau perasaan pasien sedang tidak baik atau jelek
jadi kita sebagai petugas kesehatan harus menunggu mood/perasaan pasien tersebut kembali
baik.

3.perkataan tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan.

Seorang paien dengan gangguan pendengaran tentu akan sulit mendengar dengan jelas kalimat
demi kalimat yang terucap dari mulut kita oleh karena itu terkadang apa yang kita tanyakan
kepada pasien tersebut pasien tidak menjawab sesuai dengan apa yang kita tanyakan.

D.Cara berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran

Berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran itu tidak usah keras-keras yang penting
pasien mengerti gerakan mulut dari yang mengajak bicara ini atau dengan memberi isyarat
seperti menyentuhnya jika akan mengajak pasien tersebut berbicara dengan harapan pasien
tersebut memfokuskan perhatiannya. Karena pada pasien tersebut sangat sulit untuk memahami
pembicaraan orang lain yang tertuju padanya yang berbeda dengan orang normal, apalagi jika
pembicaraan dengan pasien tersebut tidak dibantu dengan gerakan anggota badan seperti

6
menggunakan tangan ataupun gerakan bibir atau yang disebut dengan komunikasi non-verbal.
Dimana komunikasi non-verbal menurut Potter dan Perry (2005), adalah transmisi pesan tanpa
menggunakan kata-kata, dan merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk
mengirimkan pesan kepada orang lain, karena gerakan tubuh memberi makna yang lebih jelas
daripada kata-kata. Sedangkan komunikasi verbal atau lisan adalah proses penyampaian pesan
yang disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis (Potter dan Perry,
2005). Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Tamsuri (2005), bahwa kemampuan
komunikasi pada lansia (lanjut usia) dapat mengalami penurunan akibat penurunan fungsi
berbagai sistem organ, seperti penglihatan, pendengaran, wicara dan persepsi. Semua ini
menyebabkan penurunan kemampuan lansia menangkap pesan atau informasi dan melakukan
transfer informasi. Gangguan pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara
yang relatif keras dan pada tempo suara yang lebih lambat. Kadang kala gangguan pendengaran
terlalu parah sedemikian sehingga orang tua memerlukan alat bantu dengar dan perlu melihat
mimik (gerak bibir) untuk kemudian menyimpulkan apa yang telah diucapkan orang lain. Karena
menurut Ali (2006), gangguan pendengaran pada lanjut usia adalah gangguan sensoris yang
terjadi pada telinga yang ditandai dengan penurunan kualitas dan kuantitas suara yang diterima
pemilik telinga. Perlu diingat bahwa dalam berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran
tidak semudah dengan jika kita berkomunikasi dengan orang yang pendengarannya normal,
maka dalam hal ini dibutuhkan suatu cara yang setidaknya dapat membantu untuk
mempermudah keluarga maupun orang lain dalam berkomunikasi dengan pasien tersebut.
Karena pada penelitian ini anggota keluarga adalah orang yang paling dekat dengan pasien, dan
yang membantu untuk memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari, hal ini perlu diingat bahwa untuk
merawat lansia dengan gangguan pendengaran seperti memenuhi kebutuhannya (misal; memberi
makan, menyiapkan kebutuhan lainnya) membutuhkan kesabaran dan harus mengerti keadaan
pasien, karena sikap kita yang tidak bersahabat (seperti tidak memperhatikan jika diajak lansia
berbicara) bisa membuat pasien tersinggung dan merasa diabaikan.

E. Hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran

1.Cari perhatian

Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi dengannya.
Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.

7
2.Cari tempat yang tenang

Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang ada di dekat
Anda.

3.Sejajarkan posisi wajah

Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan letak mata Anda dengan dirinya. Pastikan Anda tidak
berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua bahasa tubuh Anda. Pastikan juga
agar lokasi pembicaraan cukup terang.

4.Kontak mata

Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus Anda
dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa mengganggu jalinan komunikasi,
seperti masker atau kacamata hitam. Tidak ada salahnya untuk menggunakan ekspresi wajah
agar dia lebih mudah memahami arah pembicaraan.

5.Bicaralah dengan normal dan jelas

Hindari berbicara dengan cara berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkan
penyandang tunarungu dalam membaca gerakan bibir Anda. Sebaliknya, berbicaralah dengan
suara dan kecepatan normal. Hindari pula berbicara sambil mengunyah atau menutupi mulut
Anda.

6.Nyatakan topik pembicaraan

Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah topik.

7.Tanya apakah sudah mengerti

Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda katakan.

8.Ulangi

Ulangi apa yang Anda sampaikan, atau tulis apa yang ingin Anda sampaikan di kertas.

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berkomunikasi dengan pasien gangguan pendengaran itu tidak usah keras-keras yang penting
pasien mengerti gerakan mulut dari yang mengajak bicara ini atau dengan memberi isyarat
seperti menyentuhnya jika akan mengajak pasien tersebut berbicara dengan harapan pasien
tersebut memfokuskan perhatiannya. Karena pada pasien tersebut sangat sulit untuk memahami
pembicaraan orang lain yang tertuju padanya yang berbeda dengan orang normal, apalagi jika
pembicaraan dengan pasien tersebut tidak dibantu dengan gerakan anggota badan seperti
menggunakan tangan ataupun gerakan bibir atau yang disebut dengan komunikasi non-verbal.

B.Saran

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/348495690/Komunikasi-Dengan-Pasien-Berkebutuhan-
Khusus,diakses pada hari selasa tanggal 17 maret 2020 pukul 12.20

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-4-komunikasi-pasien-kebutuhan-khusus,diakses
pada hari selasa tanggal 17 maret 2020 pukul 12.25

file:///C:/Users/Asus/Downloads/1664-3327-1-SM.pdf,diakses pada hari selasa tangal 17 maret


2020 pukul 13.15

10

Anda mungkin juga menyukai