Anda di halaman 1dari 3

C.

Studi Pencitraan
Rontgen dada harus dilakukan pada kasus-kasus dengan gejala gangguan respirasi, walaupun
sering kali sangat sulit untuk membedakan GBS atau pneumonia listeria dengan RDS tanpa
komplikasi. satu hal/gambaran signifikan yang didapatkan adalah adanya efusi pleura, dimana
hal ini terjadi pada 67% kasus pneumonia.

D. Studi Lainnya
Pemeriksaan plasenta & membrane fetal dapat menyingkap bukti adanya chorioamnionitis
yang dapat menimbulkan potensi terjadinya infeksi neonatal.

Penatalaksanaan
Tindakan Isolasi pencegahan untuk semua penyakit infeksi, termasuk diantaranya pencegahan
maternal & neonatal, menyusui (breast feeding), dan masalah penjengukan pasien dapat
ditemukan di appendix F. Bab 78 (on call problem “antibotik pasca persalinan”) mendiskuksikan
kriteria bayi yang dipertimbangkan untuk pemberian antibiotic.
A. Pencegahan: profilaksis Streptokokus Grup B.\
Dikarenakan penggunaan luas dari IAP, EOS sekunder yg disebabkan oleh GBS telah
berkurang >85%. Untungnya, usaha pencegahan infeksi GBS tidak mengakibatkan
peningkatan dari infeksi E.Coli onset dini. Sekitar 20 – 30% wanita hamil mengalami
kolonisasi GBS pada area vagina atau rektal. Consensus Guidelines mengenai
tatalaksana GBS telah dipublikasikan oleh CDC tahun 1996 dan kemudian telah
direvisi pada tahun 2002 & 2010. Pada tahun 2017, perwakilan dari CDC, AAP, ACOG
dan organisasi pemangku kepentingan lainnya telah setuju untuk me-review dan
merevisi Guideline (panduan) GBS tahun 2010. Dan saat itu diputuskan bahwa AAP
akan me-revisi rekomendasi perawatan neonatal dan ACOG akan me-revisi guideline
(panduan) perawatan obstetric. Laporan-laporan klinis terpisah namun saling
berhubungan itu tersebut kemudian di publikasikan pada bulan Juli 2019 dan
menggantikan guideline GBS Perinatal CDC tahun 2010. Mereka merekomendasikan
bahwa semua wanita hamil harus dilakukan skrining kolonisasi GBS rektal & vaginal
pada usia kehamilan 36 0/7 sampai dengan 37 6/7 minggu. Pada saat persalinan
atau terjadi ruptur selaput amnion, IAP harus diberikan pada wanita yg
teridentifikasi sebagai karier GBS. Wanita dengan GBS pada urin (bakteuria GBS,
berapapun jumlah koloninya) saat masa kehamilannya, harus mendapatkan IAP
karena wanita tersebut pada umumnya terdapat kolonisasi GBS yang tinggi dan
beresiko tinggi melahirkan bayi dengan EOS. Wanita yang sebelumnya melahirkan
bayi dengan penyakit GBS invasive juga harus mendapatkan IAP. Selain itu, wanita
yang pada kehamilan sebelumnya terdapat kolonisasi GBS akan mengalami
kolonisasi GBS lagi (sebesar 50% kemungkinan) saat kehamilan selanjutnya. Oleh
karena itu, Guidelines ACOG merekomendasikan, wanita hamil yang saat persalinan
tidak diketahui status GBS nya, tetapi memiliki riwwayat kolonisasi GBS pada
kehamilan sebelumya, harus mendapatkan terapi IAP. Penisilin adalah Obat pilihan
utama (drug of choice), tetapi ampicillin dapat dijadikan alternatif terapi. Generasi
pertama sefalosporin (cth : cefazolin) direkomendasikan untuk wanita yg memiliki
alergi terhadap penisilin yang menunjuak risiko rendah anafilaksis atau tingkat
keparahan yang tidak diketahui. Tes kulit alergi penisilin, bila tersedia, aman
dilakukan pada wanita hamil dan direkomendasikan pada wanita dengan alergi
penisilin untuk memastikan risiko sebenarnya dari anafilasksis. Clindamycin juga
direkomendasikan pada pasien yg alaergi penisilin, dengan syarat telah diketahui
bahwa GBS nya sensitive terhadap clindamycin. Vancomycin juga dapat digunakan
bila terdapat riweayat alergi berat terhadap penicillin dan bila GBS resisten terhadap
clindamycin. Pendekatan berbasis resiko tidak boleh dilakukan kecuali hasil skrining
tidak ada sebelum persalinan terjadi. Pada keadaan tersebut, IAP harus diberikan
pada wanit dgn usia kehamila <37 minggu, KPD lebih dari sama dengan 18 jam dan
wanita dengan demam >38o C. wanita dengan kolonisasi GBS pada satu
kehamilannya memiliki resiko sebesar 50% untuk terjadi hal yg sama saat kehamilan
berikutnya, oleh karena itu, pemberian IAP sangat dianjurkan pada pasien tersebut.
Guideline juga menganjurkan pemeriksaan nucleic acid amplification test (NAAT)
seperti PCR untuk deteksi cepat GBS. Bila ada, pemeriksaan NAAT intrapartum
rectovaginal dapat dilakukan pada wanita dengan status GBS yg tidak diketahui dan
tidak adanya factor resiko GBS intrapartum. IAP haru s diberikan bila hasil NAAT
positif atau adanya factor resiko intrapartum tanpa memperdulikan hasil NAAT.
Selain itu, guideline juga menyebutkan algoritma detail dari threatened preterm
labor (PTL) dan preterm prelabor rupture of membranes (pPROM) persalinan
preterm terancam dan pecah ketuban dini preterm. Singkatnya, wanita dengan PTL
atau pPROM harus menjalani skrining kolonisasi GBS kecuali sudah pernah dilakukan
kultur GBS dalam 5 minggu terakhir. Pada dua keadaan tersebut, pasien harus
mendapatkan profilaksis GBS (umumnya untuk 48 jam) kecuali hasil skrining
negative. Pada panduan rekomendasi juga sudah lebih dijelaskan mengenai metode
kultur GBS yg optimal. Dari sisi neonates, guideline (panduan) GBS (dipunlikasikan
oleh AAP) me-review epidemiologi penyakit GBS dan telah menyediakan algoritma
spesifik untuk penatalaksanaan neonatal berdasarkan penilaian resiko dan usia
kehamilan
B. Penilaian resiko neonatal (neonatal risk assessment) untuk bayi yang lahir pada usia
kehamilan 35 minggu.
AAP Report mengakui dan menyetujui 3 pendekatan yang paling sering digunakan
untuk menilai resiko pada bayi yg lahir di usia kehamilan 35 minggu, sebagi berikut:
1. Penilaian resiko berdasarkan kategori
Pendekatan ini menggunakan factor resiko (utamanya demam maternal
intrapartum, suhu >38o) untuk mengidentifikasi peningkatan resiko terjadinya
EOS yang disebabkan oleh GBS (gambar 146 – 1A). versi berbeda lainnya dari
pendekatan ini telah dipublikasikan oleh CDC pada tahun 2010. Untuk
kepentingan penilaian resiko berdasarkan kategori, suhu maternal intrapartum
>38o C digunakan untuk mewakili infeksi intraamniotic (disebut dgn
chorioamnionitis pada thn 2010). Pemberian penisilin G, ampicillin, atau
cefazolin > 4 jam sebelum persalinan dianggap adekuat sebagai IAP GBS.
Penggunaan antibiotic lain atau durasi pemberian terapi < 4 jam dianggap tidak
adekuat untuk pendekatan ini. Telah diketahui pula resiko EOS sangat bervariasi
bila hanya demam maternal yang dipakai sebagai patokan utama dalam
penilaian resiko berdasarkan kategori. Factor penting lainnya yg dapat
memodifikasi resiko cukup besar adalah usia kehamilan, durasi ROM, serta
waktu pemberian antibiotik dan kandungan/jenis antibiotic yang diberikan
intrapartum. Dengan menerapkan pendekatan ini, dapat menurunkan resiko
pemberian terapi antibiotic empiric yang tidak bermanfaat pada bayi, terutama
bila satu-satunya factor resiko yg didapat adalah demam subfebris pada ibu.

Penilaian Resiko berdasarkan


kategori
Neonatal early onset Observasi lanjutan
sepsis calculator
Tanda klinis YA Kultur daraha YA
penyakit Antibiotic empirik Tanda klinis Kultur daraha
penyakit Antibiotic empirik
YA
NO
YA
Suhu maternal Kultur daraha
intrapartum 38o Antibiotic empirik Suhu maternal - Pemeriksaan fisik & TTV
intrapartum 38o atau YA
serial selama 36 –
YA
indikasi pemberian IAP 48 jam
NO GBS inadekuat? - Kultur daraha dan
IAP GBS terindikasi Perawatan
untuk ibu? pemberian
neonatal rutin antibiotic empiric
NO
YA bila terdapat tanda2
Perawatan klinis dari penyakit
Pemberian IAP NO
Observasi klinis neonatal rutin pada bayi
GBS adekuat?
selama 36 – 48
YA jam post partum

Perawatan
neonatal rutin

Gambar 146-1. Pilihan untuk penilaian resiko EOS pada bayi yang lahir di usia kehamilan 35
minggu. (A) penialain resiko berdasarkan kategori. (B) neonatal early onset calculator. (C)
Observasi Lanjutan. apertimbangkan pungsi lumbal dan kultur CSF sebelum pemberian
antibiotic empiric pada bayi dengan risiko infeksi sangat tinggi, khususnya pada bayi dengan
penyakit kritis. Lumbar puncture tidak boleh dilakukan jika kondisi klinis bayi akan terganggu,
dan antibiotic harus diberikan segera dan tidak ditunda akibat penundaan prosedur. GBS IAP
yang adekuat adalah pemberian penisilin G, ampisilin, atau cefazolin >/= 4 jam sebelum
persalinan.

Anda mungkin juga menyukai