Anda di halaman 1dari 3

Pencitraan memainkan peran penting dalam evaluasi kondisi bedah anak.

Dalam bab ini, kita


akan membahas beberapa prosedur pencitraan umum, indikasi, kontraindikasi dan tekniknya,
tanpa membahas penyakit tertentu dan pola pencitraannya. Prosedur yang dibahas adalah:
Micturating cystourethrography (MCU), retrograde urethrography (RGU), intravenous
urography (IVU), investigasi malformasi anorektal (ARM), genitografi, ultrasound (US),
computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) , magnetic resonance
cholangiopancreaticography (MRCP), pemeriksaan sinar-X dan barium konvensional. Sebelum
melangkah lebih jauh, penting untuk mengetahui tentang dua aspek: Agen kontras intravena
dan perlindungan Radiasi

Media kontras intravena larut air.

Dari atom-atom radiopak yang diperiksa, sejauh ini hanya tiga yang terbukti bermanfaat
sebagai dasar pengembangan media kontras: Barium, bromin dan, khususnya, yodium karena
posisi tepi-K yang menguntungkan dalam spektrum absorpsi. Yodium ini adalah atom kunci
yang propertinya telah dieksploitasi dalam pembuatan dan aplikasi klinis media kontras. Iodine
adalah satu-satunya elemen yang terbukti memuaskan dalam penggunaan umum sebagai agen
kontras intravena.
Saat ini media kontras beriodin dapat dibagi menjadi 4 kategori:

Kontras Ionic
a. Ionic monomer  diatrizoate, iothalamte
b. Ionic dimer  ioxaglate

Kontras non-ionic
a. Nonionic monomer  iohexol, iopamidol
b. Nonionic dimer  iotrolan, iodixanol

Klasifikasi di atas didasarkan pada apakah molekul terionisasi dalam larutan (yaitu body water)
dan apakah itu monomer atau dimer. Kedua sifat ini — ionisasi dan dimerisasi memberikan
kelebihan dan kekurangan tertentu pada molekul dan menyebabkan dampak yang signifikan
dalam aplikasi klinis juga. Biasanya, agen kontras nonionik lebih disukai daripada agen ionik
untuk injeksi intravena karena tingkat efek samping yang sangat rendah.
Reaksi yang merugikan dari agen-agen tersebut dapat dibagi berdasarkan mekanisme dasar
menjadi: (1) Idiosynctratic anaphylactoid reactions, (2) Non-idiosyncratic reactions, (3) Reaksi
gabungan. Reaksi yang merugikan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi minor, sedang, dan
reaksi berat yang mengancam nyawa dan kematian. Hal ini termasuk flushing, nausea,
vomiting, headache, urticaria, hypotension, dan bronko spasme. Meskipun senyawa non-ionic
lebih sedikit dalam menyebabkan reaksi yang merugikan, senyawa tersebut lebih mahal
ketimbang senyawa ionic.

Perlindungan radiasi.
Radiasi ion memiliki efek yang berbahaya yang mungkin non-stokastik (akut) dan stokastik
(kronis). Beberapa diantaranya termasuk katarak, kanker, mutase genetic, dan bahkan
kematian. Oleh karena itu, diperlukan untuk menjaga pajanan radiasi serendah mungkin baik
bagi pasien maupun petugas radiologi. Beberapa Langkah yang harus diambil adalah:
1. Berhati-hati dalam menggunakan modalitas yang terdapat radiasi ion jika modalitas
non-radiasi seperti US dan MRI tidak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
2. Selama melakukan pemeriksaan x-ray atau CT, pajanan radiasi harus dalam batas
minimal. Untuk mengurangi radiasi, pembatasan sinar (kolimasi) harus dilakukan hanya
pada area yang akan diperiksa.
3. Selama pemeriksaan fluroskopi, waktu pemaparan harus dijaga seminimal mungkin dan
film spot diambil hanya jika diperlukan.
4. Penggunaan radiografi digital, jika tersedia, membantu mengurangi paparan radiasi.
5. Aprons timah harus dipakai oleh orang-orang di lingkungan radiasi (operator, orang tua
anak, orang lain) untuk perlindungan pribadi.

MIKTURASI SISTOURETROGRAFI (MCU)


Voiding cystourethrography (VCUG), juga dikenal sebagai micturating cystourethrography
(MCU), adalah studi fluoroskopi pada saluran kemih bagian bawah dimana kontras
dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter. Tujuan pemeriksaan adalah untuk
menilai kandung kemih, uretra, anatomi pasca operasi, dan miksi untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan kandung kemih dan uretra, termasuk refluks vesikoureterik (VUR).

Ini lebih sering dilakukan pada populasi anak daripada orang dewasa.

Indikasi
 ISK berulang
 Posterior uretra valve
 Vesikouretera reflux disease
 Neurogenic bladder
 Anomaly seperti ektopik ureter.

Kontraindikasi
 ISK akut

Prosedur
Sedasi jarang digunakan: Prosedur ini dilakukan sacara rawat jalan. Pemberian antibiotic
biasanya diberikan sebelum prosedur dan dilanjutkan setelahnya bila diperlukan. Tindakan
pencegahan aseptic dilakukaan saat prosedur. Radiografi awal ginjal, ureterm dan bladder
adalah hal yang esensial dengan alas an sebagai berikut.
 Memberikan gambaran tentang factor pajanan pada pasien
 Radiodensitas yang abnormal seperti calculi dapat dideteksi.
 Anomaly tulang, seperti spina bifida, hemi vertebre dapat diidentifikasikan yang
mungkin akan menyebabkan masalah perkemihan.

MCU dapat dilakukan menggunakan 2 cara:


a. Teknik kateter: Setelah dilakukan radiografi awal, perineum dan periuretra di bersihkan
menggunakan solusi antiseptic. Lalu uretra di berikan anestesi menggunakan jel
lignocaine 1-2% dan dilakukan pemasangan kateter pada anak menggunakn NGT ukuran
5 atau 6 F. terkadang, terdapat tahanan saat pemasangan kateter di bagian sfingter
eksternal, dimana injeksi bertahap dari normal saline sambil memasukkan kateter
biasanya membantu memecahkan masalah ini. Setelah memasuki bladder, media
kontras laut air encer 1:1, di injeksikan secara bertahap hingga terdapat sensasi rasa
penuh pada bladder. Lalu kateter dilepaskan dan pasien diminta untuk berkemih. Pada
bayi, biasanya berkemih secara spontan ketika kapasitas kandung kemih telah tercapai
dan oleh karena itu penting untuk siap memantau buang air kecil dengan fluoroskopi
dan mengambil film spot.

b. Teknik pungsi suprapubic


Jarum Venlon ukuran 18G dapat ditempatkan kedalam bladder melalui suprapubic
dengan atau tanpa US guidance. Area suprapubic dibersihkan dengan solisu antiseptic
dan jarum ditusukan kedalam bladder. Jika diperlukan, US dapat digunakan sebagai
guidance. Kelebihan teknik ini adalah dapat menghindari trauma pada uretra dan sangat
cocok digunakan pada anak yang lebih muda. Selama MCU, film spot berikut biasanya
diperoleh:
 Film kandung kemih penuh: proyeksi anteroposterior
 Film berkemih: Kandung kemih dan uretra - obliques anteroposterior bilateral
(laki-laki)
 Spot film pada area ginjal untuk mencari refluks vesicoureteral
 Film post berkemih untuk menilai residu

Anda mungkin juga menyukai