TBR BD1 Gupta Common Radiologic Procedurs Ch.11 - Intro
TBR BD1 Gupta Common Radiologic Procedurs Ch.11 - Intro
Dari atom-atom radiopak yang diperiksa, sejauh ini hanya tiga yang terbukti bermanfaat
sebagai dasar pengembangan media kontras: Barium, bromin dan, khususnya, yodium karena
posisi tepi-K yang menguntungkan dalam spektrum absorpsi. Yodium ini adalah atom kunci
yang propertinya telah dieksploitasi dalam pembuatan dan aplikasi klinis media kontras. Iodine
adalah satu-satunya elemen yang terbukti memuaskan dalam penggunaan umum sebagai agen
kontras intravena.
Saat ini media kontras beriodin dapat dibagi menjadi 4 kategori:
Kontras Ionic
a. Ionic monomer diatrizoate, iothalamte
b. Ionic dimer ioxaglate
Kontras non-ionic
a. Nonionic monomer iohexol, iopamidol
b. Nonionic dimer iotrolan, iodixanol
Klasifikasi di atas didasarkan pada apakah molekul terionisasi dalam larutan (yaitu body water)
dan apakah itu monomer atau dimer. Kedua sifat ini — ionisasi dan dimerisasi memberikan
kelebihan dan kekurangan tertentu pada molekul dan menyebabkan dampak yang signifikan
dalam aplikasi klinis juga. Biasanya, agen kontras nonionik lebih disukai daripada agen ionik
untuk injeksi intravena karena tingkat efek samping yang sangat rendah.
Reaksi yang merugikan dari agen-agen tersebut dapat dibagi berdasarkan mekanisme dasar
menjadi: (1) Idiosynctratic anaphylactoid reactions, (2) Non-idiosyncratic reactions, (3) Reaksi
gabungan. Reaksi yang merugikan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi minor, sedang, dan
reaksi berat yang mengancam nyawa dan kematian. Hal ini termasuk flushing, nausea,
vomiting, headache, urticaria, hypotension, dan bronko spasme. Meskipun senyawa non-ionic
lebih sedikit dalam menyebabkan reaksi yang merugikan, senyawa tersebut lebih mahal
ketimbang senyawa ionic.
Perlindungan radiasi.
Radiasi ion memiliki efek yang berbahaya yang mungkin non-stokastik (akut) dan stokastik
(kronis). Beberapa diantaranya termasuk katarak, kanker, mutase genetic, dan bahkan
kematian. Oleh karena itu, diperlukan untuk menjaga pajanan radiasi serendah mungkin baik
bagi pasien maupun petugas radiologi. Beberapa Langkah yang harus diambil adalah:
1. Berhati-hati dalam menggunakan modalitas yang terdapat radiasi ion jika modalitas
non-radiasi seperti US dan MRI tidak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
2. Selama melakukan pemeriksaan x-ray atau CT, pajanan radiasi harus dalam batas
minimal. Untuk mengurangi radiasi, pembatasan sinar (kolimasi) harus dilakukan hanya
pada area yang akan diperiksa.
3. Selama pemeriksaan fluroskopi, waktu pemaparan harus dijaga seminimal mungkin dan
film spot diambil hanya jika diperlukan.
4. Penggunaan radiografi digital, jika tersedia, membantu mengurangi paparan radiasi.
5. Aprons timah harus dipakai oleh orang-orang di lingkungan radiasi (operator, orang tua
anak, orang lain) untuk perlindungan pribadi.
Ini lebih sering dilakukan pada populasi anak daripada orang dewasa.
Indikasi
ISK berulang
Posterior uretra valve
Vesikouretera reflux disease
Neurogenic bladder
Anomaly seperti ektopik ureter.
Kontraindikasi
ISK akut
Prosedur
Sedasi jarang digunakan: Prosedur ini dilakukan sacara rawat jalan. Pemberian antibiotic
biasanya diberikan sebelum prosedur dan dilanjutkan setelahnya bila diperlukan. Tindakan
pencegahan aseptic dilakukaan saat prosedur. Radiografi awal ginjal, ureterm dan bladder
adalah hal yang esensial dengan alas an sebagai berikut.
Memberikan gambaran tentang factor pajanan pada pasien
Radiodensitas yang abnormal seperti calculi dapat dideteksi.
Anomaly tulang, seperti spina bifida, hemi vertebre dapat diidentifikasikan yang
mungkin akan menyebabkan masalah perkemihan.