Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Analisis Resiko Bencana ”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Disaster nursing

Dosen pengampu : Rahmawati shoupiah, S.ST.,M.Pd

Disusun oleh :

Annisa Anggara P07220118067


Dinda Eka Syafitri P07220118078
Fiqhi Syarifatun Nisa P07220118083
Oktaviana P07220118098

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR
PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
TAHUN AJARAN
2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang “ analisis resiko
bencana ” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas mata kuliah
disaster nursing

Terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam


proses penyusunan makalah ini, baik yang terlibat secara langsung maupun yang
tidak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang
lebih baik lagi.

Balikpapan, 16 januari 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................5
A. Pengertian.............................................................................................................5
B. Komponen kewaspadaan menghadapi bencana............................................7
C. Penilaian kerawanan bencana..............................................................................9
D. menyusun rencana darurat................................................................................12
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
A. KESIMPULAN...................................................................................................14
B. SARAN………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam adalah salah satu fenomena yang dapat terjadi setiap saat, dimanapun
dan kapanpun sehingga menimbulkan risiko atau bahaya terhadap kehidupan
manusia, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa manusia (Nugroho. dkk,
2009).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,
dan gangguan kegiatan masyarakat. Kajian risiko bencana adalah mekanisme terpadu
untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap risiko bencana suatu daerah
dengan menganalisis tingkta ancaman, tingkat kerugian dan kapasitas daerah
(Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 2 Tahun 2012).

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non
alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut
juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

3
B . Rumusan Masalah

1. Pengertian resiko bencana ?


2. Komponen kewaspadaan menghadapi bencana ?
3. Penilaian kerawaan bencana ?
4. Cara Menyusun rencana darurat

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami resiko bencana
2. Mengetahui komponen kewaspadaan menghadapi bencana
3. Mengetahui dan memahami penilaian kerawanan bencana
4. Mengetahui cara menyusun rencana darurat

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian resiko bencana


Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi
akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan
datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan
ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki
dapat menimbulkan suatu kerugian.

Risiko bencana dapat diuraikan sebagai fungsi dari bahaya (hazard) dan
kerawanan (vulnearabilty), yang dapat dikombinasikan dengan kemampuan unrtuk
mengatasi bencana (coping capacity). Secara sederhana, risiko dapat 29
diformulasikan sebagai berikut (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 2 Tahun 2012) :

RISIKO = HAZARD x VULNERABILITY


CAPACITY

• Keterangan =>   R  : Resiko Bencana


                           H  : Bahaya
                           V  : Kerentanan
                           C  : Kapasitas 

VULN
HAZA
RISK ERAB
RD LE
.

5
HAZARD VULNER
DISASTE A BLE
R
SOCIETY

Berdasarkan formula diatas, dapat dipahami bahwa semakin besar nilai C, maka
risiko akan menjadi lebih rendah. Apabila nilai C besar, maka kearawanan menjadi
lebih kecil.

Penaksiran Risiko harus memperhatikan dasar-dasar  sebagai berikut:

1. Multi-hazard: pada suatu area yang sama dapat terancam oleh beberapa tipe bahaya
yang berbeda

2. Multi-sectoral: bahaya akan berdampak pada beberapa tipe element at risk yang


berbeda, sehingga macam sektor yang terdampak juga dapat beragam

3. Multi-level: bahaya dapat terjadi dalam beberapa tingkatan nasional, provinsi, dan


lokal

 4. Multi-stakeholder: melibatkan berbagai macam stakeholder

5. Multi-phase: penaksiran risiko  harus mempertimbangkan beberapa


langkah aksi (fase), meliputi fase respon, recovery, mitigasi, dan
kesiapsiagaan.

6
B. KOMPONEN KEWASPADAAN MENGHADAPI BENCANA
(ALERTNESS)

1. MENGURANGI BENCANA/HAZARD

Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang


berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia.

Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu


menjadi bencana.

a. Bahaya yang berisiko tinggi

Didasarkan pada dua penilaian ancaman yaitu:

 Probabilitas atau kemungkinan terjadinya bencana, dan

 Dampak, kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan.

Hasil penilaian kemudian dimasukkan ke dalam matriks pemilihan resiko.

b. Ancaman

Ancaman adalah faktor atau situasi/kondisi yang dapat mengganggu dan


mengancam kehidupan manusia, harta benda dan lingkungan

Misalnya gempabumi, banjir, letusan gunung api, angin topan, epidemi,


kebakaran, konflik dll

a. Penilaian ancaman

Dilakukan dalam 3 tahap:

• Mengidentifikasi jenis ancaman

• Membuat profil setiap jenis ancaman

7
• Mengkuantitatifkan setiap jenis ancaman

b. Identifikasi ancaman

Dapat diperoleh dari :

a). Catatan media massa

b). Data iklim dan cuaca

c). Catatan asuransi

d). Catatan kecelakaan

e). Catatan posko

f). Informasi penduduk asli setempat

c. Variable bahaya

a). Frekuensi:

tingkat keseringan terjadinya bencana

b). Intensitas:

kekuatan (daya rusak)

c). Dampak:

tingkat kerusakan yg ditimbulkan

d)Keluasan:

luasnya areal yang terkena

e)Durasi :

waktu berlangsungnya bencana

8
d. Kuantifikasi ancaman

a). Frekuensi Kejadian:

1. Sangat Pasti (hampir 100% terjadi tahun depan).

2. Hampir Pasti (10 – 100% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 10
tahun mendatang)

3. Mungkin (1-10% terjadi tahun depan, atau sekali dalam 100 tahun)

4. Tak Pernah (kurang dari sekali dalam 100 tahun)

e. Kecepatan terjadi ancaman:

a) Minimal atau tanpa peringatan/ tanda-tanda


b) Diketahui 6 – 12 jam sebelumnya
c) Diketahui 12 – 24 jam sebelumnya
d) Lebih dari 24 jam sebelumnya

C. PENILAIAN KERAWANAN BENCANA (VULNERABILITY


ASSESMENT)

Vulnerability assessment (penilaian kerentanan) adalah proses


mengidentifikasi, mengukur, dan memprioritaskan (atau memberi peringkat)
kerentanan dalam suatu sistem. Kegiatan Vulnerability
assessment meliputi, information technology systems, energy supply systems, water
supply systems, transportation systems, dan communication systems. Penilaian
tersebut dapat dilakukan oleh berbagai organisasi yang berbeda, dari organisasi kecil
hingga besar. Kerentanan dari perspektif disaster management berarti menilai
ancaman berdasarkan potensi bahaya terhadap linkgungan dan infrastruktur. Hal
tersebut dapat dilakukan di bidang politik, sosial, ekonomi atau lingkungan.

9
1. Vulnerability assessment Penilaian biasanya dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah berikut:
2. Mendaftarkan aset dan kemampuan (sumber daya) dalam suatu sistem.
3. Menetapkan nilai terukur (atau setidaknya urutan tingkat) dan pentingnya
sumber daya tersebut
4. Mengidentifikasi kerentanan atau potensi ancaman terhadap setiap sumber
daya
5. Memitigasi atau menghilangkan kerentanan untuk sumber daya yang paling
berharga

Kerentanan

Kerentanan adalah suatu kondisi tertentu yg menunjukkan


ketidakmampuan menghadapi bencana.

a. Penilaian kerentanan

Adalah proses pengukuran tingkat kerentanan, baik individual maupun


kelompok.

Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan aspek fisik, sosial dan ekonomi

Aspek kerentanan

 Fisik:

 kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap bencana

 Sosial:

 kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku


masyarakat)

 Ekonomi:

10
 kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di
wilayahnya

b. kemampuan

Adalah segala upaya yang dapat dilakukan oleh individu maupun


kelompok dalam rangka menghadapi bahaya/ ancaman

Aspek kemampuan antara lain kebijakan,kesiapsiagaan dan partisipasi


masyarakat

Penilaian kemampuan

Adalah proses pengukuran tingkat kemampuan, baik individual


maupun kelompok.

Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan aspek kebijakan,


kesiapsiagaan dan peran serta masyarakat

Aspek kemampuan

 Kebijakan

• peraturan, mekanisme kerja, prosedur tetap, kemauan politis dll

 Kesiapsiagaan

• penyusunan rencana kontinjensi, penyiapan dana cadangan,


koordinasi, komitmen, pelatihan dll.

 Partisipasi Masyarakat

• tingkat kepedulian dan kewaspadaan masyarakat thd bahaya/ancaman

11
D. MENYUSUN RENCANA DARURAT (EMERGENCY PLANNING).

Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja tanpa bisa diduga. Keadaan darurat
umumnya bisa terjadi karena sebab alami seperti banjir, gempa bumi, angin puting
beliung, atau akibat dari keterlibatan manusia, misalnya kebakaran, bahan kimia,
tumpahan zat beracun, atau kegagalan struktur bangunan. ISO 45001 memastikan
organisasi siap untuk menangani semua keadaan darurat melalui perencanaan respons
yang memadai.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perencanaan tanggap darurat adalah:

a. Identifikasi keadaan darurat  

Langkah pertama menuju perencanaan tanggap darurat adalah


mengidentifikasi semua situasi darurat yang mungkin dihadapi organisasi selama jam
kerja atau setelah jam kerja. Pertimbangkan lokasi perusahaan, sifat pekerjaan
perusahaan, mesin atau bahan kimia yang digunakan, dibuat, atau disimpan di dalam
lokasi. Buat daftar semua potensi keadaan darurat yang mungkin dihadapi
perusahaan. Lakukan penilaian risiko yang terkait dengan keadaan darurat ini.

b. Identifikasi persediaan / sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi


keadaan darurat:
Anda perlu menilai kemampuan tempat kerja Anda saat ini untuk merespons keadaan
darurat. Ini termasuk sumber daya internal dan eksternal, persediaan medis atau
lainnya yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat. Anda mungkin dapat
mengendalikan beberapa keadaan darurat dengan kontrol proaktif, seperti mengurangi
sumber pengapian. Selain kontrol proaktif, identifikasi kontrol reaktif seperti saluran
komunikasi, bantuan medis, generator, peralatan pemadam kebakaran, dan lain-lain
yang mungkin diperlukan saat keadaan darurat terjadi.

12
c. Buat rencana tanggap darurat:
Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu dibuat setelah keadaan
darurat dan mekanisme tanggapan mereka diidentifikasi. Ini akan mencakup prosedur
untuk menangani keadaan darurat, lokasi dan instruksi untuk fasilitas darurat,
prosedur evakuasi, alarm dan fasilitas darurat.
d. Komunikasikan dan Latih pekerja / pemangku kepentingan yang relevan
tentang tanggap darurat:
Begitu Rencana Tanggap Darurat dibuat, penting untuk
mengkomunikasikan rencana tersebut kepada semua pekerja / pemangku
kepentingan yang relevan. Anda perlu melatih pekerja untuk menangani situasi
darurat.
e. Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat:
Prosedur tanggap darurat harus dievaluasi setelah latihan atau setelah
keadaan darurat dihadapi.
Kebijakan dan strategi
a. Seluruh sistem, terencana, terpadu, melibatkan semua pihak.
b. Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, garis depan yang dimaksud adalah
kabupaten/kota, provinsi merapat, Pusat membantu pada keadaan ekstrim
c. Kerjasama antar negara baik secara regional maupun internasional, bilateral
dan multilateral dilaksanakan pada bebagai tahapan Penanggulangan bencana.
Dalam hal kerjasama tersebut pengaturan dilaksanakan di tingkat pusat.
Pilihan tindakan
a. Pencegahan dan Mitigasi
Pecegahan misal : peraturan, peta rawan dll
Mitigasi contoh : pembuatan dam
b. Kesiapsiagaan (mis: penyiapan posko, Perencanaan kontinjensi, pelatihan
gladi dll
c. Tanggap Darurat (mis: SAR, Kaji cepat dll)
d. Pemulihan/Rehab-rekon (mis: perbaikan sarana, pemulihan ketentraman dll)

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
B. SARAN
Bagi Penelitian selanjutnya Dalam hasil penelitian ini terdapat aspek yang
mempunyai nilai capaian kecil. Sehingga terdapat celah untuk peneliian
selanjutnya. Saran penelitian yang dapat dilakukan oleh peneliti lain untuk
memperkaya penelitian sejenis antara lain: 170 a. Penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program yang
terkait dengan pengembangan desa tangguh bencana. b. Penelitian untuk
strategi meningkatkan tingkat ketangguhan pada Program Desa Tangguh
Bencana. c. Penelitian untuk mengetahui efektivitas Program Desa Tangguh
Bencana.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko#:~:text=Risiko%20adalah%20bahaya%2C
%20akibat%20atau,dikehendaki%20dapat%20menimbulkan%20suatu%20kerugian

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiPopX
oxJ_uAhWz7HMBHQFzAQUQFjACegQIARAC&url=http%3A%2F
%2Fp2mb.geografi.upi.edu
%2FMitigasi_Bencana.html&usg=AOvVaw37ywuVcVuIEtxytph6kGsA

https://disaster.geo.ugm.ac.id/index.php/berita/penaksiran-risiko-bencana

https://itgid.org/vulnerabilty-assessment/#:~:text=Vulnerability%20assessment
%20(penilaian%20kerentanan)%20adalah,peringkat)%20kerentanan%20dalam
%20suatu%20sistem.&text=Mendaftarkan%20aset%20dan%20kemampuan
%20(sumber%20daya)%20dalam%20suatu%20sistem.
https://isoindonesiacenter.com/5-langkah-perencanaan-tanggap-darurat-dalam-iso-
45001/

15

Anda mungkin juga menyukai