Anda di halaman 1dari 2

Dari wawancara mendalam didapat beberapa kategori pada pengetahuan informan mengenai

HIV/AIDS yaitu penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual, penyakit karena cairan tubuh,
penyakit karena jarum suntik, menular melalui hubungan sex, melalui cairan tubuh, melalui
jarum suntik, sex bebas, narkoba suntik.
a. Pengertian HIV/AIDS
HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual atau yang disebabkan oleh
cairan tubuh dan jarum suntik. Padahal secara teoritis, HIV itu virus yang menyebabkan AIDS
dan AIDS sendiri adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Sudoyo Aru, dkk, 2009)
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Seseorang yang terinfeksi virus HIV
atau menderita AIDS sering disebut dengan Odha singkatan dari orang yang hidyp dengan
HIV/AIDS. Penderita infeksi HIV dinyatakan sebagai penderita AIDS ketika menunjukkan
gejala tertentu yang merupakan akibat penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan virus HIV
atau tes darah menunjukkan jumlah CD4<200/mm3.
Dengan ini, terdapat hubungan antara pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Hasil ini menggambarkan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin baik pula tingkat
pengetahuannya. Responden yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih baik, demikian juga sebaliknya.

b. Cara penularan HIV/AIDS


Virus HIV dapat diisolasikan dari cairan semen, limfosit, sel-sel dalam plasma bebas, cairan
serebrospinal, air mata, saliva, air seni dan air susu. Namun tidak berarti semua cairan tersebut
dapat menjalarkan infeksi karena konsentrasi virus dalam cairan-cairan tersebut sangat
bervariasi. Sampai saat ini hanya darah dan air mani serta sekresi serviks/vagina yang terbukti
sebagai sumber penularan serta ASI yang dapat menularkan HIV dari ibu ke bayinya. Karena itu
HIV dapat tersebar melalui hubungan seks baik homo maupun heteroseksual, penggunaan jarum
yang tercemar pada penyalahgunaan NAPZA, kecelakaan kerja pada sarana pelayanan kesehatan
misalnya tertusuk jarum atau alat tajam yang tercemar, transfusi darah, donor organ, tindakan
medis serta perinatal dan pemberian ASI dari ibu ke anak. Tidak ada bukti bahwa HIV dapat
menular melalui kontak sosial, alat makan, toilet, kolam renang, udara, maupun serangga.
C. Faktor Penyebab terjadinya HIV
Variabel terikat penelitian adalah faktor-faktor penularan HIV/AIDS. Faktor-faktor risiko yang
diteliti terdiri dari:
a. Faktor risiko perilaku, yaitu perilaku seksual yang berisiko terhadap penularan HIV/AIDS
yang meliputi partner hubungan seks lebih dari satu, seks anal, pemakaian kondom
b. Faktor risiko parenteral, yaitu faktor risiko penularan HIV/AIDS yang berkaitan dengan
pemberian cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena. Faktor ini meliputi riwayat
transfusi darah, pemakaian narkotika dan obat-obatan terlarang secara suntik.
c. Faktor risiko infeksi menular seksual (IMS) yaitu riwayat penyakit infeksi bakteri atau virus
yang ditularkan melalui hubungan seksual yang pernah diderita responden seperti sifilis
condiloma acuminata dan gonorrhoea.

Astuti, W., Rayasari, F. 2017. “Pengalaman Seksual Pasangan Penderita HIV dalam
Mempertahankan Status HIV Negatif di RSPI Prof. Dr. Sulianto Saroso”. Indonesian Journal of
Nursing Practices. Vol 1(2): 36-37
Laksana, Agung., Lestari, Dyah. 2014. “Faktor-Faktor Risiko Penularan HIV/AIDS pada
Laki-laki dengan Orientasi Seks Heteroseksual dan Homoseksual di Purwokerto”. Mandala of
Health. Vol. 4(2): 115

Anda mungkin juga menyukai