Tugas - KDL - KLP 2
Tugas - KDL - KLP 2
RONA LINGKUNGAN
OLEH :
KELOMPOK 2
1. Netania Pricilia Tarigan (1806541018)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum
suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun yang
berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan
usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa akan dating.
Dampak lingkungan yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti
perubahan fisik kimia, biologi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal
akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaliknya dilakukan
terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak yang bakal timbul,
juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan
nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan di
sekitarnya, baik di dalam maupun di luar suatu usaha atau proyek, yang akan dijalankan. Arti
keberadaan suatu usaha atau proyek akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar
rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap kegiatan yang sudah ada.
Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat penting.
Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik terhadap manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika aspek lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan,
maka sebaiknya dibatalkan karena akan memperoleh kerugian lebih besar daripada
manfaatnya.Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian kegiatan
studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi kelayakan ini nantinya
sangat berguna untuk para perencana, serta djuga bagi pengambilan keputusan.
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut PP Nomor 27 Tahun 1999
pasal 1 adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah
proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan
jalan laternatif pencegahannya.
Sebelum dilakukannya penelitian terhadap AMDAL ini, perlu diketahui dulu bagaimana rona
lingkungan hidup lokasi yang akan diteliti. Rona lingkungan hidup ini dibutuhkan sebagai
perbandingan kondisi awal lingkungan tersebut sebelum dilakukan kegiatan dan setelah dilakukan
kegiatan (proyek). Dari data perbandingan ini dapat diketahui dampak apa saja yang terjadi setelah
kegiatan (proyek) dilakukan di daerah tersebut, dan dapat dicarikan alternatif penyelesaian masalah
yang ditimbulkan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah satu bagian dari
aspek studi kelayakan bisnis. Artinya untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau bisnis atau
proyek, studi mengenai AMDAL merupakan salah satu syarat kelayakan tersebut. Perlunya
dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi pada
umunya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu menjadi penting untuk
memperhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan
fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer;
2. Sumber daya manusia;
3. Keanekaragaman hayati;
4. Kualitas udara;
5. Warisan alam dan warisan budaya;
6. Kenyamanan lingkungan hidup;
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.
Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan penting
bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan atau kegiatan, seperti antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. Kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.
Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Atau
dengan kata lain untuk menjaga lingkungan dari segala bentuk perusakan, pencemaran atau kegiatan
yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu
sendiri. Dalam rangka menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu dilakukan studi
AMDAL yang benar.
Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan. Rona
lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan karena dijadikan sebagai
pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang. Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua
komponen lingkungan tetapi hanya terbatas pada indikator yang paling tepat dan penting dalam
kaitannya dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap pasca operasi.
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam bentuk, ukuran, tujuan,
sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi,
keanekaragaman faktor lingkungan hidup dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya
dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan. Dengan mengungkapkan secara mendalam
komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak penting usaha dan atai
kegiatan. Kemudian komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekonomi dan erti ekologis perlu
mendapat perhatian;
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di wilayah studi rencana
usaha dan atau kegiatan baik yang sudah dan yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam
bentuk potensi. Penyajian kondisi sumber daya ala mini perlu dikemukakan dalam peta dan atau
dengan lanel dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram gambar, grafik
atau foto.
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk ditelaah
sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan,
keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi
rencana usaha.
Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi
tersebut.
Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi
cuaca buruk.
Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.
Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
b. Fisiografis
Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara geologis.
c. Hidrologi
Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari dan industri.
Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air yang
terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
Pasang surut
Arus dan gelombang
Morfologi pantai
Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang diajukan
dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh
pemerintah setempat.
Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya
yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada diwilayah
studi rencana usaha.
2. Biologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada
dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah
studi rencana usaha.
Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting
karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.
Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara memelihara
anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan
agama.
Tingkat kepadatan penduduk.
Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
Tenaga kerja.
b. Ekonomi
Ekonomi rumah tangga.
Ekonomi sumber daya alam.
Perekonomian lokal dan regional.
c. Budaya
Kebudayaan.
Proses sosial.
Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
Warisan budaya.
Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.
Kekuasaan dan kewenangan.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan
berpengaruh terhadap kesehatan.
Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
Sumber daya kesehatan.
Kondisi sanitasi lingkungan.
Status gizi masyarakat.
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
Rona lingkungan hidup awal menurut PERMENEG LH 08 Th 2006
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat diperkirakan
dampak serta hal-hal lain, diantaranya;
a. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan pembangunan, tingkat
pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya
gerak penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif tersebut dapat terjadi pada masa kegiatan operasional
c. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang
menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang terkena
dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
d. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para ahli, metoda
statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan
perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara membandingkan hasil analisis
data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman
Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
e. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak lingkungan akibat
masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi dampak kegiatan terhadap komponen
lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut didasarkan pada Keputusan
Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan.
Pada tahap pasca operasi, pemutusan hubungan kerja menimbulkan ekses negatif berupa
hilangnya pendapatan dan peningkatan angka pengangguran. Dari kedua dampak negatif ini akan
berdampak terhadap ikutannya berupa kerawanan sosial. Berdasarkan hal tersebut maka sikap dan
persepsi masyarakat terhadap dampak tergolong negatif penting (-3) dengan besaran dampak
tergolong besar (4).
3.2 Saran
Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan berdasarkan
pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Memberikan pelatihan keterampilan kepada para tenaga kerja yang akan terkena PHK seperti
kerajinan tangan
b. Pelaksanaan PHK dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan tenaga kerja dan
dilaksanakan secara bertahap.
c. Mengarahakan tenaga yang di PHK ke lapangan pekerjaan lain sesuai dengan pengalaman dan
keterampilan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Marzali, A. 2002, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.