Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan
memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran
operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit
akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada kegiatan pertambangan
ResikodiPertambangan
a.Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala
api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan
merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan
kerusakan yang fatal. Selain ledakan karena faktor alam misalnya gas, ledakan juga
bisa timbul karena disengaja menggunakan bahan peledak untuk keperluan operasi
tambang.
b.Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di
dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga
disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
c.Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah
mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan
roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu
terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi
batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan
yang diiringi oleh kebakaran.
Karena itu dibutuhkan suatu manajemen resiko pertambangan yakni suatu proses
interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk
mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna
mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas
beracun, suhu yang ekstrem,dll. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang
bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas
dari ancaman bahaya di tempat kerja.
PengelolaanK3Pertambangan