UJI IMPAK
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Tegar Nur Faturahman
NPM : 3331180041
Kelompok : 5 (Lima)
Rekan : 1. Fransiskus Manurung
2. Thariq Al Aziz Pratama
Tanggal Praktikum : 24 Juli 2020
Tanggal Pengumpulan Lap. : 31 Juli 2020
Asisten : Ninda Yuliayahya
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan
(Ninda Yuliayahya)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Persen Bentuk Patahan Terhadap Temperature ... 17
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang diuji cobakan dengan cara merusaknya. Tujuan dari destructive testing
adalah untuk memahami ketahanan suatu material dengan cara merusak agar
pembebanan yang cepat (rapid loading). Pada masa ini pengujian impak sudah
lebih diperhatikan, karena material yang digunakan sebagian besar adalah material
impak harus terlebih dahulu diuji untuk mengetahui besar kekuatan impaknya.
Sehingga material yang diproduksi disamping memiliki kekuatan tarik yang baik,
juga memiliki kekuatan impak yang baik pula. Material jenis ini akan memiliki
ketangguhan pada saat mekanik yang dimiliki oleh suatu material tersebut.
Tujuan percobaan dari uji impak ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh
temperature terhadap harga impak (HI) serta jenis patahan dan sifat pepatahan
Pengujian ini memeiliki batasan masalah terdiri atas dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam percobaan ini adalah
terdiri atas bab I Pendahuluan, pada bab I ini terdiri dari beberapa sub bab yang
terdiri dari latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah dan sistematika
perhitungan harga impak, metode charpy, metode izod, perpatahan impak, jenis –
jenis patahan, dan macam – macam bentuk takik. Bab III Metode Percobaan,
berisikan tentang diagram alir percobaan, alat dan bahan, dan prosedur percobaan.
Bab IV Hasil dan Pembahasan, pada bab IV berisikan tentang hasil percobaan dan
pembahasan dari praktikum uji tarik. Bab V Kesimpulan dan Saran, menjelaskan
mengenai kesimpulan dari hasil tujuan penelitian serta saran dari penulis. Daftar
jawaban pertanyaan pada modul dan tugas khusus, dan blanko percobaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cepat (rapid loading). Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang mengukur
ketahanan bahan terhadap kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan
pengujian tarik, dimana pembebanan dilakukan pada pengujian tarik secara perlahan
impak ini adalah menghitung energy yang diberikan oleh beban dan menghitung
energy yang diserap oleh specimen. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk
tranportasi atau konstruksi, dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan –
lahan, melainkan secara tiba – tiba atau secara cepat, contoh deformasi pada bemper
mobil pada saat terjadinya tumbukan kecelakaan. Dasar pengujian impak adalah
penyerapan energy potensial beban yang berayun dari suatau ketiggian dan
yang digunakan untuk mematahkan specimen (E) dengan luas penampang sisa setelah
HI = ……………………………………………..……… (1)
Keterangan:
HI : Harga impak
tinggi yang menentukan jumlah energy yang diserap oleh bahan selama terjadi
patahan. Energy yang diserap adalah ukuran ketangguhan bahan tertentu dan
bertindak sebagai alat untuk belajar bergantung pada suhu transisi ulet getas. Metode
ini banyak digunakan pada industri dengan keselamatan yang kritis, karena mudah
untuk dipersiapkan dan dilakukan. Kemudian hasil pengujian dapat diperoleh dengan
cepat dan murah. Metode charpy merupakan pengujian tumbuk dengan meletakkan
posisi specimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah
pembebanannya berlawanan dengan arah takikan. Benda uji charpy mempunyai luas
penampang lintang bujung sangkar (10x10 mm) dan mengandung takik V- 45o,
5
dengan jari – jari dasar 0,25 mm, dan kedalaman 2 mm. Benda uji diletakkan pada
tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak bertakik diberi beban impak
dengan ayunan bandul. Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan
yang tinggi.
Metode izod digunakan di Inggris, namun saat ini jarang digunakan. Benda uji
izod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V di
dekat ujung yang dijepit. Posisi peletakan bahan uji metode izod dengan posisi
vertikal, dan arah pembebanannya searah dengan takikan. Perbedaan antar metode
charpy dengan metode izod dapat diketahui dari peletakkan bahan uji dan beban arah
impaknya.
1) Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan specimen
menjadi 3,yaitu:
mekanisme pembelahan pada butir – butir dari bahan (logam) yang rapuh
yaitu:
dahulu dan dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa
patah getas dinilai lebih berbahaya daripada patah ulet, karena terjadi
tanpa disadari begitu saja. Biasanya patah getas terjadi pada material
sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh. Ciri-ciri patahan getas
cahaya.
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang
akan berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai
yang dihasilkan, jadi bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah
ulet terjadi pada material berstruktur bainit yang merupakan baja dengan
a. Takikan Segitiga
Memiliki energy impak yang paling kecil, sehingga paling mudah patah.
Memiliki energy yang lebih besar pada takikan segitiga karena tegangan
Takik lubang kunci (Key Hole) yaitu takik yang pada tengahnya terdapat
lubang seperti halnya lubang kunci dimana memiliki celah mendatar yang
BAB III
METODE PERCOBAAN
Berikut ini pada gambar 3.1 merupakan diagram alir dari praktikum
Hitung harga impak (HI) yang didapatkan pada setiap benda uji
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Berikut ini merupakan alat – alat yang digunakan oleh penulis saat
2. Oven
3. Bejana
4. Jangka sorong
5. Thermometer
1. Benda uji
14
2. Es
benda uji,
7. Hitung harga impak (HI) yang didapatkan pada setiap benda uji,
BAB IV
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada pengujian impak, maka
4.2 Pembahasan
cepat (rapid loading). Pengujian kali ini menggunakan metode charpy. Pengujian
impak metode charpy merupakan standar pengujian laju regangan tinggi yang
menentukan jumlah energy yang diserap oleh bahan selama terjadi patahan.
16
Specimen/benda uji yang digunakan adalah baja BSN 375. Baja BSN 375
memiliki luas penampang yang sama pada specimen 1, specimen 2, dan specimen
3 yaitu sebesar 80 mm2. Pada proses uji impak kali ini, temperature yang
akan semakin getas sehingga ketangguhan dan nilai harga impak (HI) pun akan
semakin rendah.
menyiapkan benda uji sesuai dengan ukuran standar, benda uji yang dipakai
adalah baja BSN 375. Setelah itu benda uji diukur kedalaman takiknya dan luas
penampangnya. Jika sudah, atur bandul pada posisi skala 300 Joule. Setelah itu
letakkan benda uji pada mesin uji impak charpy. Jika sudah, lepaskan bandul lalu
mencatat energy yang diserap untuk mematahkan benda uji. Pada saat pengujian,
benda uji. Tangguhnya suatu benda uji dilihat dari besarnya harga impak dan %
(persen) patahan yang didapatkan. Pada tabel 4.1 diatas, nilai energy yang diserap
merupakan hasil yang dapat dilihat dari skala yang terdapat pada mesin uji impak
charpy. Harga impak (HI) merupakan hasil dari perbandingan antara energy yang
Dari hasil uji impak, specimen 1 pada temperature 30oC hasil energy yang
diserap sebesar 88 J, maka didapatkan harga impaknya (HI) 1,1 J/mm2. Kemudian
specimen 2 temperature 8oC hasil energy yang diserap 86 J, maka didapatkan harga
impaknya (HI) 1,075 J/mm2 , dan specimen 3 temperature 100oC hasil energy yang
diserap sebesar 100 J, maka didapatkan harga impaknya (HI) 1,25 J/mm2.
50 Persen Patahan
45 (%)
40
35
30
25 persen
20 patahan
15
10
5
0 Temperatur (oC)
0 50 100 150
Dari hasil uji impak, specimen 1 pada temperature 30oC, didapatkan bentuk
bentuk % (persen) patahan sebesar 30%, dan temperature 100oC, didapatkan bentuk
% (persen) patahan sebesar 47% . Dari percobaan uji impak ini, bedasarkan teori
semakin tinggi temperature benda uji maka akan semakin tinggi energy yang diserap
oleh benda uji untuk mematahkan benda uji tersebut juga sebaliknya, jika semakin
rendah temperature benda uji, maka akan semakin rendah energy yang diserap oleh
benda uji untuk mematahkannya. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi
temperature benda uji, maka patahan yang akan terjadi adalah patah ulet (ductile)
sehingga benda uji akan semakin sulit untuk dipatahkan. Sebalikya semakin rendah
temperature benda uji, maka patahan yang akan terjadi adalah patah getas / rapuh
specimen 2 menghasilkan bentuk patahan sebesar 30% serta pada specimen 3 yang
terakhir menghasilkan bentuk patahan sebesar 47%. Hal ini berbeda dengan teori,
karena seharusnya semakin tinggi suhu, persen patahan akan semakin kecil. Data
pada specimen 3 menunjukan memiliki suhu tertinggi yaitu 100 oC, tetapi persen
patahannya terbesar, yaitu 47%. Keuntungan utama dari uji impak charpy ini adalah
mudah dilakukan, waktu pengujian lebih singkat, dan murah. Pengujian pun dapat
dilakukan pada suhu di bawah suhu ruang, dan bentuk benda uji yang digunakan
sesuai untuk mengukur ketangguhan takikan pada bahan berkekuatan rendah seperti
baja konstruksi. Kekurangan dari uji impak charpy ini yaitu pengujian hanya dapat
19
dilakukan pada specimen yang kecil, hasil uji ini kurang mungkin dimanfaatkan
dalam perancangan.
22
BAB V
5.1 Kesimpulan
4. Dari percobaan uji impak ini, bedasarkan teori semakin tinggi temperature
benda uji maka akan semakin tinggi energy yang diserap oleh benda uji.
semakin rendah energy yang diserap oleh benda uji. Hal ini disebabkan
22
karena semakin tinggi temperature benda uji, maka harga impak (HI) akan
semakin tinggi dan % (persen) patahannya akan lebih rendah, maka yang
akan terjadi adalah patah ulet (ductile) sehingga benda uji akan semakin
benda uji, maka harga impak (HI) akan semakin rendah dan % (persen)
patahannya akan lebih tinggi, maka patahan yang akan terjadi adalah patah
getas / rapuh (brittle), sehingga benda uji akan mudah untuk dipatahkan.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum pengujian merusak modul uji impak yang
1. Asisten sudah baik dalam memberikan penjelasan, tetapi akan lebih baik
jika asisten menjelaskan lebih detail lagi, seperti cara mencari % (persen)
bentuk patahan dan penjelasan jika hasil data yang di dapatkan berbeda
[1] Asisten Laboratorium Metallurgi dkk. 2020. Modul Praktikum Destructive Test.
Cilegon: FT UNTIRTA
[2] Dieter, E. George, 1993. Metalurgi Mekanik, PT. Gelora Aksara Pratama,
Jakarta.
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
23
1. Perhitungan mencari harga impak (HI) dengan menggunakan data pada tabel
4.1.
E = 88 J
A = 80 mm2
E = 86 J
A = 80 mm2
E = 100 J
A = 80 mm2
Keterangan:
Jawab:
permukaan.
Jawab:
hanya terkonsentrasi pada satu titik saja, yaitu pada ujung takikan.
Takik lubang kunci (Key Hole) yaitu takik yang pada tengahnya
Jawab:
ini untuk mengetahui salah satu sifat mekanis suatu material yaitu
pengujian ini kita dapat memprediksi akibat atau apa yang sebenarnya
27
diharapkan.
impak?
Jawab:
1) Temperature
getas.
3) Kadar karbon
4) Tegangan triaksial
Jawab:
pada butir – butir dari bahan (logam) yang rapuh (brittle). Ditandai
perpatahan getas!
29
Jawab:
minuman kemasan es kiko, jika ditaruh pada suhu ruang, es kiko sulit
Jawab:
perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila diuji pada temperature yang
Jawab:
4) PT. LATINUSA
Jawab:
jenis, yaitu:
campuran dari patah ulet (ductile) dan getas atau rapuh (brittle).
LAMPIRAN C
BLANKO PERCOBAAN