Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GEOLOGI TAMBANG

TAHAPAN - TAHAPAN EKSPLORASI

Oleh

Nama : Elsa Tresna

NIM : 03021281924025

Dosen Pengampuh :

Prof. Dr. Ir. Eddy Ibrahim, M.S.

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Eksplorasi


a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan
lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;
penyelidikan; penjajakan.
b. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian
kemungkinan dilakukannya penambangan.
c. Menurut Bates dan Jackso (1980)
Eksplorasi adalah pencarian mineral berharga atau bahan bakar fosil. Kegiatan ini
meliputi penyelidikan geologi seperti penginderaan jauh, geologi foto, geofisika,
geokimia, serta penyelidikan di permukaan dan bawah tanah.

Dari pengertian eksplorasi di atas, dapat disimpulkan bahwa eksplorasi adalah suatu
kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui
ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata, dan besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari
endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah ditemukan.
Sedangkan studi kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek
ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian
ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa
bank/lembaga keuangan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau
pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaan seluruh informasi geologi berdasarkan
laporan eksplorasi dan faktor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran
hukum/perundangundangan, lingkungan, sosial serta faktor yang terkait.
1.2 Tujuan Eksplorasi
Tujuan dari kegiatan eksplorasi dalam pertambangan adalah untuk mengetahui sumber
daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi
dan menentukan gambaran geologi dan mineral berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara
ekonomis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tahapan Eksplorasi

Menurut Peters, 1978 dalam Koesomadinata, 2000 tahapan eksplorasi modern adalah
suatu strategi eksplorasi modern meliputi 2 tahapan eksplorasi dengan sub-tahapannya,
dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan untuk pengambilan keputusan serta
penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk geologi yang lebih relevan. Tahapan ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

1. Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage)


Rancangan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang review literatur, geologi
regional, citra landsat, interpretasi foto udara. Selain itu juga mencakup tentang model
eksplorasi sebagai hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi.
Pada tahapan ini terdapat beberapa yang perlu dilakukan :
a. Mempelajari sistem statigrafi, konsep dan sejarah geologi, struktur,
geomorfologi, interpretasi landsat maupun foto udara;
b. Studi hipotesis tentang karakteristik mineralisasi bahan galian yang diperkirakan
terjadi berdasarkan data geologi yang ada;
c. Membuat rencana kerja dan peta kerja, dengan luas area yang di-plotting sangat
luas;
d. Membuat rencana pengambilan contoh;
e. Cadangan yang diketahui bersifat spekulatif, dengan tingkat kesalahan antara
80% sampai dengan 90%;
f. Mempersiapkan aspek administrative, surat-surat untuk instansi terkait, aspek
legalitas perusahaan, dan lain-lain;
g. Mencari data tentang budaya dan aspek sosial ekonomi setempat.
2. Tahapan Eksplorasi Tinjau - Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration Stage -
Strategic Phase)
Rancangan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang review literatur, geologi
regional, citra landsat, interpretasi foto udara. Selain itu juga mencakup tentang model
eksplorasi sebagai hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi.
Survei tinjau, yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional,
pemotretan udara, citra satelit dan metode survei tidak langsung lainnya untuk
mengidentifikasi daerah-daerah anomial atau mineralisasi yang prospektif untuk
diselidiki lebih lanjut untuk ke depannya.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengidentifikasi daerah-daerah
mineralisasi/ cebakan skala regional terutama hasil studi geologi regional dan analisis
pengindraan jarak jauh untuk dilakukannya pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya,
pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah Pemetaan Geologi dan Topografi skala
1 : 25.000 atau skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek
geologi diantaranya, pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan geologi
dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan
contoh yang berkaitan dengan aspek geologi di lapangan. Adapun pengamatan yang
dilakukan meliputi, jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan,
sedangkan pengambilan contoh berupa batuan terpilih. Sebelum melakukan survei tinjau,
perlu dilakukan kegiatan di bawah ini :
a. Studi Literatur (Penilaian Regional)
Dalam studi literatur ini, dilakukan studi terlebih dahulu terhadap peta-peta yang
sudah ada sebelumnya, catatan, atau data-data lainnya lalu dipilih daerah yang akan
disurvei nantinya. Setelah didapatkan daerahnya, barulah dilakukan studi pustaka
dimana dilakukan untuk menemukan keadaan geologi regional, keadaan tektonik,
keadaan paleogeography setting, serta batasan luas daerah kerja.
b. Survei dan Pemetaan (Peninjauan Daerah)
Pada tahap survei ini jika peta dasar atau peta topografi di daerah eksplorasi sudah
tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan atau gejala geologinya sudah dapat
dimulai. Namun, jika belum ada maka perlu dilakukan pemetaan topografi atau
pembuatan peta geologi berskala kecil (1:100.000 – 1:200.000). Namun, ketika peta
geologi sudah ada, survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda
endapan (singkapan) lalu mulai melengkapi peta geologi dan terkadang dilakukan
pengambilan sampel stream sediment dan survei aeromagnetic radiometric.
c. Pemilihan Sasaran (Target Selection)
Tahap ini merupakan akhir dari semua tahapan eksplorasi tinjau – tingkat
strategis. Tahap ini menindaklanjuti tahap peninjauan daerah dengan sitem metoda
geologi berupa : prospeksi batuan di sungai seperti float mapping and sampling,
stream sediment sampling dan rock sampling. Kadang kala bersamaan dengan
pembuatan paritan, pemboran dangkal dan metoda geofisika seperti survei magnetik,
gravitasi, seismik dan reflaksi seseuai dengan petunjuk geologi.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran
langsung), yang perlu diperhatikan juga adalah perubahan /batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar, dan lain sebagainya.
Lalu, hal-hal tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat seperti kompas
geologi, inclinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah,
belokan sungai, dan lain sebagainya.
Data yang didapat masih bersifat umum, hasilnya digunakan untuk menentukan
daerah yang dianggap berpotensi memiliki prospek.

3. Tahapan Eksplorasi Rinci – Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage - Tactical


Phase)
Tahapan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :
a. Penyelidikan Permukaan Rinci (Detail Surface Investigation)
Tahap ini berupa penciutan daerah prospek dengan peta skala 1:5000 -
1:10.000. Kegiatan pada tahap ini antara lain berupa pemetaan geologi rinci,
survei geokimia rinci, pembuatan paritan dan sumur uji dan survei geofisika rinci
dan pengambilan beberapa contoh batuan hasil pemboran. Data yang dibutuhkan
adalah untuk mengetahui lateral dan vertikal secara umum endapan material, juga
kualitas dan kuantitasnya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran awal tentang
endapan Batu bara yang meliputi jarak titik pengamatan, ketebalan, kemiringan
lapisan, bentuk, korelasi lapisan, sebaran, struktur geologi dan sedimen, kuantitas
dan kualitasnya. Jarak antar titik bor berkisar 500-1000 meter. Hasil analisis dari
tahapan ini untuk menentukan aoakah eksplorasi rinci dan studi kelayakan
tambang diperlukan.
b. Penyelidikan Bawah permukaan Rinci (Detail Subsurface Investigation)
Pada tahap ini berupa pembuatan terowongan eksplorasi, pengeboran core-
logging yang lebih rapat, pengukuran geophysical logging, penentuan cadangan
pendahuluan dan pengambilan contoh secara sistimatis. Kegiatan yang paling
utama pada tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu
dengan cara memperbanyak sumur uji atau lubang baru untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan, penyebaran
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak.
Dari sampling tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi
terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian
perancangan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan risiko dapat dihindari.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, kemiringan, dan
penyebran cadangan secara 3 dimensi, serta data mengenai kekuatan sampling,
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur akan sangat memudahkan perencanaan
kemajuan tambang lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang
juga penting.
Eksplorasi rinci dilakukan pada peta dengan skala 1:2.000 - 1:200. Pada
tahapan ini juga dilakukan pula pemetaan geologi detail bawah permukaan (studi
struktur geologi tubuh deposit) juga program pemboran dan pengambilan sampel
yang terperinci dan sistematis untuk estimasi cadangan terukur dan perencanaan
penambangan.
c. Penemuan / Bukan Penemuan (Discovery / Nondiscovery)
Pada tahap ini factor-faktor teknik penambangan, teknik ekstraksi
metalurgi, kebutuhan energi dalam penambangan serta penilaian ekonomis
(feasibility studies) dilakukan agar dapat diketahui suatu prospek dapat ditambang
atau tidak.
4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi ( Evaluation and Preproduction Stage)
Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah.
Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini
juga merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jala,
pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.
Laporan eksplorasi adalah dokumentasi mutahir dari setiap tahapan eksplorasi
yang menggambarkan keberadaaan endapan baik secara bentuk, ukuran, sebaran,
kualitas dan kuantitas. Laporan tersebut memberikan status mutahir sumberdaya
mineral yang dapat digunakan unutk menentukan tahapan-tahapan berikurnya yang
akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Darima, W. 2013. MAKALAH EKSPLORASI. https://www.academia.edu/7893055/MAKA


LAH EKSPLORASI. (Diakses pada tanggal 8 September 2020).
Edward, J., dan Fauzan, A. S. Tanpa tahun. MAKALAH EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI.
Jambi: SMK Dharma Bhakti 1.
Hartono, S. 2017. BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA. https://docplayer.info/
55262809-Bab-i-tahapan-eksplorasi-batubara.html. (Diakses pada tanggal 8 September
2020).
Idrus, A., dkk. 2007. Diktat Mata Kuliah untuk Eksplorasi Sumber daya Mineral. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Koesoemadinata, R. P. 2000. Geologi Eksplorasi. Bandung: ITB.
Sudrajat, N. 2018. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia. Yogyakarta: Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai