Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 3 tahun 2018 : 226-229

Studi Kasus Network Analysis (NA) P2B PT. PLN (PERSERO)

Kendi Moro NS1, Jusri Aditama2, Robi Muklis Alimudin3, dan Wahyu Aprilianto4
1234
Teknik Otomasi Listrik Industri, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakatra
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425

E-mail: Robi.muklis@gmail.com

Abstrak

Energy Management System (EMS) merupakan aplikasi yang digunakan dispatcher untuk memonitor, mengontrol dan
mengoptimalkan peforma pembangkit dan transmisi di Sistem Jawa bali secara real time. EMS PT.PLN (Persero) P2B
menggunakan aplikasi Spectrum Power. EMS dapat memberikan masukan mengenai kondisi jaringan yang optimal
dengan mengedepankan mutu dan keandalan. Fungsi Network Analysis (NA) pada EMS dapat melakukan studi aliran
beban. Network Anlaysis merupakan fungsi dari EMS yang dapat menganalisa gangguan yang terjadi di SCADA.
Network Analysis digunakan untuk melakukan dua studi kasus. Studi kasus pertama adalah studi simulasi pelepasan
SUTET Gandul-Depokdengan beban 258 Mega Watt karena ada pekerjaan pemeliharaan rutin transmisigandul Depok 1.
Hasil studi kasus pertama dapat disimpulkan bahwa setelah penghantar Depok 1 dilepas penghantar Depok 2 menjadi 659
Mega Watt dan masuk batas normal sesuai kemampuan. Studi kasus kedua adalah menghitung jumlah daya pada SUTET
Gandul 500 kV setelah penghantar Depok 1 dilepas. Hasil studi kasus kedua dapat disimpulkan bahwa jumlah Daya yang
keluar sama dengan jumlah daya yang masuk pada SUTET Gandul 500 kV.

Abstrak

Energy management system ( ems ) is applications were used the dispatcher to monitor, controls and optimize lagged
power station and transmission of java bali system in real time.Ems pt.pln ( persero ) p2b use application spectrum
power.Ems could provided input on the condition tissue optimal by putting forward quality and the reliability
of.Function network analysis ( na in ems could study the flow of burden.Network anlaysis is a function of ems that can
be analyzed disturbances taking place in scada.Network analysis used to do two case study.The first case study is a
study simulation the release of sutet gandul-depokdengan burden 258 mega watt because there are the job routine
maintenance transmisigandul depok 1.The results of a study the first case could be concluded that after penghantar
depok 1 detachable penghantar depok 2 to 659 mega watt and empties normal limits according to their.Study the second
case is measuring the number of the power on sutet gandul 500 kv s

1. Pendahuluan sistem tenaga listrik Jawa-Bali. EMS mempunyai fungsi


Network Analysis (NA) yang dapat menganalisa
Penyaluran tenaga listrik dari mulai jaringan dan mempersiapkan startegi jaringan bila ada
pembangkitan sampai konsumen harus mempunyai kendala. Pentingnya fungsi analisa jaringan tenaga
kualitas yang baik. Untuk meningkatkan kualitas listrik tersebut maka penulis membahas mengenai EMS
pengaturan beban tenaga listrik diperlukan sistem dan studi kasus menggunakan Network Analysis (NA).
kendali berbasis komputer yang dipakai untuk
2.
pengontrolan suatu proses. Dalam hal ini, PT. PLN P2B 2. Metode Penelitian
sebagai perusahaan yang mengatur beban listrik Jawa-
Bali menggunakan EMS. Dalam melaksanakan penelitian ini, metode
Energy Management System (EMS) penelitiannya adalah:
merupakan aplikasi yang mengambil data dari SCADA, 1. Studi literatur, data-data yang ada di PT.
data base EMS, dan setting parameter yang digunakan PLN (PERSERO) P2B Jawa-Bali.
dispatcher untuk mengontrol, memonitor, dan 2. Melakukan simulasi di ruang simulasi
mengoptimalkan peforma pembangkitan dan penyaluran dispatcher.
226
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 3 tahun 2018 : 226-229 227

3. Menggunakan fungsi Network Analysis


dalam EMS. 3.4. Ketersediaan Data

3. Pembahasan Untuk kebutuhan fungsi EMS, harus tersedia data


tambahan yang diperlukan untuk memenuhi fungsi
yang ditetapkan serta melengkapi dan menentukan
3.1. Master Station ukuran D yang terkait. Data-Data parameter yang
diperlukan untuk keperluan database EMS meliputi :
Master Station merupakan kumpulan perangkat keras a. Busbar
dan lunak yang ada di control center, pada umumnya b. Penghantar (transmission line)
konfigurasi sebuah master station tidak akan sama, c. Trafo berikut tipenya
disesuaikan dengan kebutuhan system SCADA d. Generator
(Gambar 1)
Regional Control Center e. Beban (load)
f. Reaktor dan Kapasitor (shunt)
Mimic Projection
Server Projection
Workstation Dispatcher Workstation Enjiner Server SCADA & GPS 2 Server EMS Historikal Data Multimedia
2 set 2 set set 2 set 2 set 2 set

g. Injection (beban pengganti)


SD

SD

SD

SD

SD

SD
SD

PROLIANT
8000

SD SD

PROLIANT
8000 PROLIANT
8000
ESC

ESC ESC

SD
Server Kontroller
2 set
SD SD

DLT

DLT DLT

8000
SD
PROLIANT
8000
SD
Switch Gegabit Ethernet 2 bh

3.5 Network Analysis (NA)


Offline
PROLIANT

SD

ESC
CONSOLE

LOOP ESC
SD
OK

BRI DSU
B1
B2

LP

S/T CPU
S3

CONSOLE

Database
WIC 0 OK FDX 100 LNK LOOP
AUX WIC 1 OK
OK

BRI DSU
B1
B2

LP

Cisco 1720 S/T CPU


S3

WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK


AUX

Cisco 1720

Server +
SD

Printer Laser
DLT

Printer Laser
SD

Firewall
Berwarna DLT

1 set
Hitam putih

Fungsi Network Analysis yang akan dipakai di EMS


1 buah Workstation 3 VDU
1 bh
Updating Database
Sub sistem komunikasi Server Static Display
2 set
Inter Center Link dan Updating
workstation di luar Database

adalah untuk :
control center 2 set

Router + A B C D E F G H
SELECTED
ON-LINE

Firewall 2 set

a. Memonitor operasi sistem tenaga,


Switch Office Fast Ethernet LAN
1 set Router
+ Firewall 1 set
Pengukur CONSOLE
SD

Frekuensi
LOOP
OK

BRI DSU
B1
B2

LP

S/T CPU
S3

WIC 0 OK FDX 100 LNK WIC 1 OK

b. Menganalisa problem sekuriti sistem tenaga dan


AUX

RTU Pembangkit
Cisco 1720

1 set Printer Laser


Hitam Putih Printer Dot Matriks
Sub Sistem Komunikasi Tampilan Frekuensi 1 set 1 set
Pembangkit Kinerja SCADA, Operasi

c. Menentukan kontrol koreksi dan pencegahan


2 set dan EMS Komunikasi dengan
Frekuensi 1 set Pembangkit
Pembangkit

Gambar 1: Konfigurasi Master Station 1 yang akan dipergunakan oleh enjiner operasi
untuk meminimalkan pengaruh problem sekuriti
3.2. EMS PT. PLN (Persero) P2B terhadap keandalan dan keekonomian operasi
sistem tenaga[5].
Energy Management System (EMS) merupakan
3.6 Fungsi-fungsi NA EMS
aplikasi yang digunakan dispatcher untuk memonitor,
mengontrol dan mengoptimalkan peforma pembangkit
dan transmisi di Sistem Jawa Bali secara real time. EMS NA EMS yang dimiliki SCADA PLN P2B Jawa Bali
PT.PLN (Persero) P2B menggunakan aplikasi Spectrum menyertakan fungsi sebagai berikut :
Power(Gambar 2). a. Network Status Processor (NSP)
Digunakan untuk Perhitungan topology jaringan
Prinsipnya : analisis connectivity dari jaringan dan
perhitungan topology jaringan yang akan
GI JCC digunakan oleh fungsi NA lainnya.
SCADA
b. Bus Scheduler (BS)
GI RTU
Aplikasi yang menyimpan nilai beban trafo
M S E
A T
selama selama satu minggu terakhir untuk
M
GI
FO = Fiber Optic S A Pengukuran
Topologi digunakan apabila GI / node tidak mendapatkan
SAS T T S
data realtime.
PLC = Power Line Carrier
E I
N
R O
Prinsipnya : penentuan beban berdasarkan jam dan
P

A A
GI IED/IO N
tipe hari, yang digunakan sebagai nilai estimasi
sementara dalam mode realtime atau untuk
keperluan studi aliran daya.
c. State Estimation (SE)
Gambar 2: Hubungan EMS dan SCADA Mode yang digunakan dalam SE adalah mode
“full” dan mode “partial”. Juga untuk estimasi
3.3. Syarat EMS Running posisi tap serta pendeteksian pengukuran bias.
Mode full adalah seluruh sistem Jawa-Bali dan
a. Data dinamis : Sistem SCADA yang akurat mode partial perhitungan di daerah regional.
Topologi jaringan dalam Single Line Diagram Prinsipnya : perhitungan terhadap konsistensi
(SLD) Gardu Induk dan pengurangan error didasarkan nilai analaog
Akurasi data dan connectivity saat ini yang selanjutnya akan digunakan oleh
b. Data Statis : Database EMS fungsi NA lainnya.
c. Setting parameter d. Dispatcher Power Flow (DPF)
228 Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 3 tahun 2018 : 226-229

Perhitungan aliran daya, arus, dan tegangan. Berikut


pengecekan batas toleransi untuk setiap besaran di
atas untuk suatu kondisi sistem yang di studi.
x Digunakan untuk simulasi sebelum eksekusi
buka / tutup CB
x Digunakan untuk study simulasi operasi,
misalnya manuver line (aman/tidak )
x Digunakan DTS untuk rekontruksi gangguan
x Bisa dikembangkan untuk stability analisis : bisa
mendeteksi potensi sistem blackout
Metoda yang digunakan :
Fast Decoupled (perhitungan alira daya), Newton
Raphson (perhitungan aliran daya), dengan
memperhitungkan kendali tegangan dan export/
import daya antar area. Gambar 3: sebelum dilakukan studi kasus
e. Short Circuit Calculation (SCC)
Perhitungan nilai hubung singkat yang terjadi pada
sistem tenaga. Hubung singkat dapat berupa
gangguan simetris maupun asimetris.
x digunakan untuk memonitor keamanan jaringan
terhadap SC secara real time dengan mengindikasi
batasan kapasitas pemutusan hubung singkat PMT
sesuai kondisi operasi real time
x Study Mode : SC bisa digunakan untuk simulasi
efek penambahan pembangkit terhadap breaking
capasity eksisting (Gambar 4).
Metoda yang digunakan :
Metoda Superposisi, tegangan ekivalen, metoda
sumber/ asal gangguan
f. Contingency Evaluation (CE)
Penentuan kontingensi-kontingensi kritis
berdasarkan daftar
kontingensi yang mungkin terjadi Gambar 4: hasil studi kasus
Metoda yang digunakan :
Contingency Screening untuk pengecekan secara hasil :
umum, serta Contingency Analysis untuk Setelah penghantar (gitet) Depok 1 dilepas penghantar
pengecekan yang lebih mendetail[6]. (gitet) Depok 2 menjadi 659 Mega Watt dan masuk batas
normal sesuai kemampuan (Gambar 4).
3.7 Studi Kasus Network Analysis (NA)
Studi Simulasi Pelepasan SUTET Gandul-Depok 1. Judul Studi Kasus :Menghitung Jumlah Daya pada
1 SUTET Gandul 500 kV setelah penghantar Depok 1
Dilepas.
2. Tujuan Studi : Apakah Daya yang masuk sama
a. Judul Studi Kasus: Studi Simulasi Pelepasan
dengan Daya yang Keluar.
SUTET Gandul-Depokdengan Beban 258 Mega
3. Waktu Pelaksanaan : 28 Agustus 2017 pukul 15.29
Watt karena ada pekerjaan pemeliharaan rutin
WIB.
transmisigandul Depok 1 (Gambar 3).
b. Tujuan Studi: Apakah SUTET Gandul-Depok 2
Daya masuk dari Balaraja 1 dan Balaraja 2 sebesar 840
bisa mengambil alih Semua Beban SUTET Gandul-
MW dimasing-masing penghantar. sehingga jumlah daya
Depok 1.
yang masuk 1.680 MW. Pada Gandul 500 kv daya yang
c. Waktu Pelaksanaan: Selasa, 28 Agustus 2017 Pukul
keluar melalui penghantar Depok 1, Depok 2, Balaraja 1,
14..37 WIB.
Balaraja 2, Kembangan 1, Kembngan 2, IBT 1, IBT 2,
dan IBT 3.
Jumlah Daya Depok 1 dan Depok 2 adalah 659 MW.
Jumlah Daya penghantar Kembangan 1 dan Kembangan
2 adalah 228 MW. Jumlah Daya IBT 1 Gitet Gandul dan
IBT 2 adalah 486 MW. Jumlah semua daya keluar
sebesar 1.681 MW.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 3 tahun 2018 : 226-229 229

Bandingkan nilai daya masuk dan daya keluar. Daya [3]. Anonim. Master Station SCADA. Jakarta:
masuk sebesar 1.681 MW dan daya keluar 1.681 MW PT. PLN (PERSERO).
Hasil : Jadi jumlah Daya yang keluar sama dengan [4]. Anonim. Remote Terminal Unit. Jakarta:
jumlah daya yang masuk pada SUTET Gandul 500 kV. PT. PLN (PERSERO).
[5]. Kelompok Bidang SCADA Standarisasi PT PLN
(Persero). SPLN S3.001-1
4. Ucapan Terimakasih 2011. Master Station Spesifikasi Teknis Fungsi
SCADA. Jakarta: PT PLN
Penelitian ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan (PERSERO).
dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ucapkan [6]. SPLN S3.001-2 2012. Master Station Spesifikasi
terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan Teknis Fungsi EMS dan
untuk kesuksesan penelitian ini. Ucapan terima kasih DMS. Jakarta: PT PLN (PERSERO).
kami tujukan untuk PT PLN (Persero) P2B Jawa-Bali
yang telah memberikan kami tempat dan waktu untuk
kami melakukan penelitian serta berbagai pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

5. Kesimpulan

1. Energy Management System ( EMS ) merupakan


sistem berbasis komputer yang digunakan oleh
operator transmisi tenaga listrik untuk memonitor,
mengendalikan, dan mengoptimalkan kinerja sistem
transmisi/pembangkitan.
2. EMS sangat membantu interpretasi pengukuran dan
mengizinkan operator dalam mengamankan sistem
kontrol SCADA agar berjalan dengan baik.
3. EMS membantu user (dispatcher) mengoperasikan
power sistem dengan mengedepankan manajemen
energi
4. EMS dapat memberikan masukan mengenai kondisi
jaringan yang optimal dengan mengedepankan mutu
dan keandalan.
5. Fungsi Network Analysis (NA) pada EMS dapat
melakukan studi aliran beban.
6. Network Anlaysis merupakan fungsi dari EMS yang
dapat menganalisa gangguan yang terjadi di SCADA.
7. Master Station akan mengirim perintah ke remote
Station melalui splitter (Master Station) dan diterima
oleh RTU (remote Station).
8. Dispatcher akan memberikan perintah melalui
Workstation di olah oleh com server disimpan di
histori server atau adm server untuk di lanjutkan ke
fronds; end di kirim melalui splitter menggunakan
media komunikasi dan di terima oleh RTU.
9. RTU akan megirim data melalui media komunikasi
di terima oleh splitter dan di terjemahkan oleh frond
end di simpan oleh adm server dan di olah oleh com
server untuk di tampilkan di layar tayang.

Daftar Acuan

[1]. Anonim. Pengenalan Sistem Tenaga Listrik.


Jakarta : PT PLN (Persero).
[2]. Anonim. Overview SCADA.Jakarta : PT PLN
(Persero).

Anda mungkin juga menyukai