Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

SPIKOSOSIAL dan ISBD KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Nama: camelya marlissa
Kelas: A
NPM: 12114201180117

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


2020
1. Jelaskan terkait fase – fase kehilangan yang dialami manusia ?
Jawab :
Menurut Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon berduka dalam lima fase, yaitu :
1. Fase Pengingkaran ( denial ). Reaksi pertama seseorang yang mengalami kehilangan
adalah syok, tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang
benar terjadi, dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak percaya itu terjadi “ atau “ itu
tidak mungkin terjadi .” “Anakku belum mati, dokter… tolong dikasih oksigen,
” atau “Tidak mungkin ini kangker, ini hanya benjolan kecil, kenapa kakiku harus
diamputasi?”  ”Apa dosaku, aku adalah orang yang rajin beribadah, tidak mungkin ini
terjadi padaku…”Pada fase ini tindakan menghibur agar bersabar kurang memberi
respon yang baik, berikan pelukan yang bersahabat dan belaian yang lembut tanpa
kata-kata. Tapi hanya untuk MAHRAM lho.
2. Fase Marah (Anger). Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan
kenyataan terjadinya kehilangan. Seseorang menunjukkan rasa marah yang meningkat
yang sering diproyeksikan kepada orang lain atau pada dirinya sendiri. Tidak jarang ia
menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan, menuduh
dokter-perawat yang tidak pecus. “Rumah sakit ini rumah sakit yang besar, mumpuni,
katanya alatnya lengkap, tapi kenyataannya…anakku meninggal dunia di
sini,”Kadang ada ungkapan marah seperti ini. “Tidak usah cuci darah…saya ke
aternatif saja, buat apa cuci darah kalau tidak menyembuhkan ginjalku,” Ungkapan
menolak pengobatan yang seperti ini sering saya dapati.
3. Fase Tawar-menawar (bargaining). Seseorang telah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara intensif, maka ia akan maju ke fase tawar-menawar dengan
memohon kemurahan pada Tuhan. Seseorang akan berdoa memohon kepada Tuhan
agar ditunda sakitnya, dengan berandai-andai. ” Ya Allah, seandainya Engkau
mengembalikan kakiku, maka aku akan berinfak yang banyak…” “Seandainya
kemarin aku melarang anakku bepergian, tentu tidak jadi seperti ini.”
4. Fase Depresi. Seseorang pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang
sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan
tidak berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan antara
lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido manurun. Pada fase ini
merupakan fase menentukan untuk kembali pada pemulihan. Ada orang yang begitu
lama pada fase ini, bahkan sampai berakhir dengan bunuh diri. Lihat saja orang-orang
yang kehilangan kekuasaan sampai harus mengakhiri hidupnya dengan membunuh
dirinya sendiri. AWAS… pada fase ini syetan begitu giat membisikkan hal-hal yang
bisa menjerumuskan seseorang kepada perbuatan dosa. Ajak orang yang kehilangan
dengan berbagai aktifitas yang bisa mengalihkan dia memikirkan orang yang
meninggalkannya.
5. Fase Penerimaan (acceptance). Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat kepada obyek atau orang yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang. Seseorang telah menerima kehilangan yang dialaminya.
Gambaran tentang obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara
bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru. Kalaupun ia teringat
kembali dengan sesuatu yang meninggalkannya, ia tidak akan bersedih yang
berlebihan.
2. Sebutkan salah satu contoh persepsi sehat sakit dan etiologi penyakit yabg berkaitan
dengan salah satu budaya daerah
Jawab :
Persepsi masyarakat Tentang sehat sakit dan etiologi penyakit malaria disalah satu budaya
daerah irian jaya
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang Iain. Karena persepsi masyarakat mengenai penyakit juga bergantung dari
kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut.
Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada
di masyarakat. Persepsi ini turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat
berkembang menjadi luas
Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di
beberapa daerah pedesaan di Irian Jaya. Makanan pokok penduduk Irian Jaya adalah sagu.
Pohon sagu tumbuh di mana-mana di daerah rawa-rawa. Selain dari rawa-rawa tidak jauh dari
mereka tinggal terdapat hutan Iebat yang ditumbuhi berbagai macam pohon dan tanaman.
Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan yang Iebat itu adalah milik penguasa gaib
dan dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran yang dapat
dilakukan penduduk misalnya menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan Iain-
lainnya. Apabila mereka melakukan pelanggaran dapat memperoleh hukuman berupa
penyakit. Gejala penyakit yang mereka alami berupa panas tinggi, menggigil dan muntah.
Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian
memetik daun dari pohon tertentu, daunnya dibuat ramuan untuk diminum dan dioleskan ke
seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh dari sakitnya.

3. sebutkan peran perawat secara teoritis kemudian jelaskan peran manakah yang
perankan perawat saat menghadapi pasien mengalami.kesakitan nyeri kornis karena
menderita ca mammae stadium 4 dan.masih berpengang prinsip dengan Pengobatan
tradisional
Jawab:
Peran perawat secara teoritis yaitu
 Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya
dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi
keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi
kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier.

 Peran perawat dalam menangani pasien dengan nyeri kronis karena menderita
penyakit kanker payudara yaitu :
Peran Perawat pada Pasien Kanker

Secara umum, peran perawat adalah membantu penderita kanker, menjaga asupan
makanan, mendampingi serta memberikan motivasi.Tidak hanya itu, perawat juga memiliki
tugas lain seperti memberikan informasi mengenai cara merawat penderita kanker,
pendidikan kesehatan dan dukungan positif kepada pasien.
 Adapun tugas dan peran perawat pada pasien kanker antara lain:

Adapun tugas dan peran perawat pada pasien kanker antara lain:

1. Memberikan Layanan On-Call

Pasca operasi pasien kanker mengalami keterbatasan gerak dan melakukan aktifitas sehari-
hari.
Selain itu kondisi pasien kanker dalam masa perawatan umumnya  tidak stabil.
Oleh sebab itu dalam keadaan darurat biasanya pasien atau keluarga akan
memanggil perawat untuk segera datang membantu.

1. Memantau kondisi dan asupan nutrisi pasien

Selama proses pengobatan dan perawatan, pasien kanker memerlukan perhatian khusus,
seperti gejala penyakit yang datang mendadak, asupan gizi pasien serta kondisi kesehatan
mental pasien.
Maka dari itu peran perawat pada pasien kanker tidak hanya merawat akan tetapi
memastikan asupan gizi juga terpenuhi.

 Memberikan Arahan dan Saran Untuk Pasien Kanker

Perawat tidak hanya bertugas menjaga kondisi penderita kanker.


Akan tetapi juga menjadi pendidik keluarga serta caregiver agar keadaan penderita kanker
dapat tetap terkontrol walaupun ada di rumah.

 Memberikan Dukungan

Peran perawat pada pasien kanker selanjutnya adalah sebagai motivator yang bertugas
membangun kembali semangat penderita kanker untuk bisa sembuh.
Dengan cara menjadi pendukung baik secara emosional atau spiritual bagi penderita dan
keluarga.
Kebutuhan pasien tidak hanya secara fisik, tetapi juga kebutuhan emosi atau psikis.
Contoh dari kebutuhan spiritual adalah diakui, dihargai, berkomunikasi dengan orang lain,
bebas mengekspresikan perasaan serta kebutuhannya, tetap dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, mempunyai privasi dan keyakinannya.
Sedangkan emosional meliputi motivasi dan semangat untuk sembuh serta membangun
kembali percaya diri penderita kanker.

 Penyedia Fasilitas

Kemudian peran perawat pada pasien kanker selanjutnya adalah memberikan


lingkungan nyaman dengan memberikan fasilitas serta alat-alat yang memadai dengan
profesionalitasnya.

Hal tersebut dilakukan karena perawat harus terus memantau perkembangan penderita
Perawatan pasien kanker harus disesuaikan oleh kondisi dari setiap penderita karena
kebutuhannya yang berbeda-beda.

Berikut rangkaian perawatan yang perlu diberikan kepada pasien kanker, antara lain:

Perawatan lanjutan pra-operasi yang terdiri dari pencegahan infeksi, manajemen nyeri,
pencegahan komplikasi, kemungkinan adanya efek radiasi dan perawatan kulit.
Edukasi pasien tentang pengelolaan kecemasan pasca operasi, keseimbangan cairan dan
masih banyak lagi.
Pemberian motivasi kepada penderita kanker.
Persiapan serta pemberian obat sitostatik yang dibarengi dengan pencegahan dan penanganan
efek samping.

Anda mungkin juga menyukai