Anda di halaman 1dari 17

Makalah Perencanaan Pembangunan

KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dosen Pengampu : Dr. ABD. RAJAB, MM

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

Ainun Mardiah Lubis 0501171005

Ilham Habibi 0501171082

Nur Asriza Pasaribu 0501171080

Ridho Erianto 0501171084

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUMATERA UTARA

Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya serta memberi kesehatan dan
pengetahuan sehingga penulis dapat memperoleh kemudahan dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Perencanaan Pembangunan Daerah" yang
diselesaikan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dalam
penyelesaiannya. Namun berkat karunia-Nya dan bantuan dari semua pihak serta usaha yang
maksimal, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami mengucapkan
terima kasih kepada rekan – rekan sekalian yang telah membantu dan memberikan waktu,
tenaga, dan pikirannya sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Namun, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini dan juga dapat berkontribusi dan berupaya dengan
lebih baik lagi untuk yang akan datang.Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan penelitian ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengajaran
kepada penulis khususnya dan pembaca umumnya. Terima Kasih

Medan, 26 November 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembangunan Daerah

B. Proses Pengambilan Keputusan Perencanaan Pembangunan Daerah

C. Tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah

D. Pentingnya Perencanaaan Pembangunan Daerah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan
yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data
sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya


berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian
penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan
daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25


Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan
arah pembangunan daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD
dan lintas SKPD, program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Selanjutnya RPJM Daerah
dijabarkan dalam perencanaan berdurasi tahunan yang disebut sebagai Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

B. Rumsan masalah

1. Apa yang dimaksud perencanaan pembangunan daerah ?

2.Bagaimana proses pengambilan keputusan perencanaan pembangunan daerah?

3. Bagaimana tahapan perencanaan pembangunan daerah?


4. Mengapa perencanaan pembangunan daerah penting?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui perencanaan pembangunan daerah.

2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan perencanaan pembangunan daerah.

3. Untuk mengetahui tahapan perencanaan pembangunan daerah.

4. Untuk mengetahui seberapa penting perencanaan pembangunan daerah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses continue, yang terdiri dari keputusan atau pilihan dan berbagai
cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan
tertentu dimasa mendatang. Pada dasarnya segala kegiatan pembangunan itu baru akan
terarah apabila dilandaskan pada suatu perencanaan pembangunan dan dikontrol, serta
dievaluasi. Banyak pendapat tentang perncanaan pembangunan, antara lain pendapat yang
dikemukakan oleh Sondang P Siagian.1 Menurutnya perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka yang telah ditentukan.

Sementara itu menurut Pariata Westra. dalam bukunya Ensklopedia Administrasi,


perencanaan adalah :

Aktivitas pokok dalam manajemen yang menggambarkan hal-hal yang akan dikerjakan dan
cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perkerjaaan
perencanaan ini merupakan salah satu fungsi manajer, disamping fungsi-fungsi pokok
lainnya, yaitu penggerakan dan pengontrolan. Sebagaimana dikemukakan oleh Soul M. Ketz,
dalam bukunya A. Sistem Approach to Development Administration, yang dikutip Bintaro
Tjokroamidjojo3, bahwa perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting, yaitu :

a. Dengan adanya perencanaan diharapakan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,


adanya pedoman bagi pelaksanaan bagi kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
b. perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam pelaksanaan
yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek
perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang
mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi
sedikit mungkin.
c. memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik
(the best alternative) atau kesempatan untuk memiliki kombinasi cara yang terbaik
(the best combinasition).
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
e. Adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan/kontrol.

Diana Conyers dan Peten Hits (An Introduction Development Planning in the Trird Woeld,
1984) menyatakan bahwa “Perencanaan dalah proses yang kontinyu, yang terdiri dari
keputusan atau pillihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada,
dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu dimasa mendatang, sehingga ia
mendifinisikan perencanaan teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud
dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik
oleh Badan Perencanaan Pusat".
Dari difinisi yang telah diberikan di atas terlihat adanaya berbagai elemen dalam perencanaan
yang perlu diuraikan lebih lanjut antara lain :

a. Merencanakan berarti memilih

Menunjukkan bahwa dalam melakukan perencanaan, para pengambil keputusan harus


mampu melakukan suatu pilihan, karena tidak semua kebijakan dapat dilakukan secara
sekaligus.

(1) Memilih berbagai alternatif tujuan agar terdapat kondisi yang lebih baik.

(2) Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.

b. Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya.

Perencanaan harus dapat memutuskan agar berbagai potensi sumber daya yang ada (SDA,
SDM, dan Modal) dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Oleh karenanya jumlah dan mutu
berbagai sumber daya ini menjadi sangat penting dalam proses menetukan berbagai tindakan.
Di lain pihak, sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya
sebaik mungkin. Konsekuensinya pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai
ketersedian sumber daya yang ada menjadi sangat penting.

c. Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran.

Hal ini memunculkan masalah lain mengenai bentuk dan tujuan yang ingin dicapai serta
proses memformulisasikan tujuan/goal tersebut beberapa masalah yang dihadapi dalam
pembuatan tujuan tersebut antara lain:

(1) Tujuan tidak terdifinisikan dengan baik

(2) Tujuan tidak realistis

(3) Perencanaan cenderung mencapai lebih dari satu tujaan, dan kadang-kadang tujuan tidak
konsisten satu sama lain

(4) Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan lain.

d. Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, sehingga sangat berkaitan
dengan masalah ketidak pastian implikasinya perencanaan sangat berkaitan dengan kegiatan.
(1) Proyeksi/pridiksi mengenai apa yang akan terjadi dimasa datang (2) Penjadwalan
kegiatan, dan

(3) Monitoring dan Evaluasi

e. Perencanaan sebagai suatu proses

Perkembangan perencanaan pada dasarnya juga merupakan suatu proses. Dengan demikian
terlihat bahwa orientasi perencanaanpun selalu berubah dari waktu ke waktu. Beberapa
perubahan yang dapat didifinisikan :

(1) Perubahan kesadaran akan perlunya perencanaan

(2) Perubahan metode

(3) Tujuan intervensi lebih luas

Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat
dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.

2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.


3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.

2. Pengertian Pembangunan

Sondang P siagian. mendefinisikan Pembangunan yaitu : “Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa
negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (natton
building)”.

Pembangunan dapat pula diartikan sebagai proses tindakan untuk mengubah kehidupan dan
penghidupan penduduk, sehingga dapat memenuhi segala macam dan bentuk kebutuhan
secara layak, bahkan mampu memenuhi peningkatan kebutuhan perkembangan penduduknya
serta sesuai ilmu tekhnologi dan tekhnik yang semakin maju. Apabila definisi di atas
dijabarkan lebih lanjut akan terlihat beberapa ide pokok yang terkandung didalamnya
sebagaimana dikemukakan oleh Sondang P Siagian.

3. Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai kegiatan yang merupakan proses


mempersiapkan secara sistematis kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dimana pemilihan tujuan dilakukan secara sadar atas
dasar skala kebutuhan dan dengan memperhatikan faktor-faktor keterbatasan yang ada.
Perencanaan pembangunan daerah dalam arti sempit adalah perencanaan pembangunan yang
akan dilaksanakan oleh aparat Pemerintah Daerah, Sedangkan perencanaan pembangunan
daerah dalam arti luas adalah seluruh kegiatan perencanaan pembangunan yang akan
dilaksanakan di daerah, baik oleh aparat Pemerintah Daerah, Pusat maupun masyarakat.

Ketika menyusun suatu perencanaan pembangunan, maka ada lima hal pokok yang perlu
mendapat perhatian, yaitu :

a. Permasalahan dan potensi yang ada

b. Tujuan serta sasaran yang ingin dicapai

c. Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran terrasebut

d. Penerjemahan rencanan kedalam bentuk program yang nyata.

e. Jangka waktu pencapaian tujuan

B. Proses Pengambilan Keputusan Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai


sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa depan guna mencapai tujuan yang
diinginkan, serta perantaraan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaannya yang
akan dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Proses pengambilan keputusan
perencanaan secara sistematis dan berkesinambungan dapat dilaksanakan melalui
perencanaan jangka panjang, menengah dan tahunan.

a. Perencanaan Jangka Panjang


Perencanaan Jangka Panjang biasanya mencakup jangka waktu 10-25 tahun. Pada era orde
baru, pembangunan jangka panjang mencakup angka waktu 25 tahun sebagaimana ditetapkan
dalam Garis Garis Besar Haluan Negara. Sedangkan dewasa ini, rencana pembangunan
Jangka Panjang, baik nasional maupun daerah mencakup waktu 20 tahun.

b. Perencanaan Jangka Menengah

Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5 tahun, tergantung dari masa
jabatan Presiden atau kepala daerah. Di Indonesia, perencanaan jangka menengah
mempunyai jangka waktu 5 tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional maupun
pemerintah daerah. Perencanaan jangka menengah pada dasarnya merupakan jabaran dari
perencanaan jangka panjang sehingga bersifat lebih operasional. Selain itu, perencanaan
jangka menengah memuat juga sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif dan
kualitatif supaya besar perencanaan tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan
sebagai dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

c. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek biasanya mencakup 1 tahun, sehingga sering kali dinamakan
sebagai rencana tahunan. Rencana ini pada dasarnya adalah merupakan jabaran dari rencana
jangka menengah. Disamping itu, perencanaan tahunan ini bersifat sangat operasional karena
didalamnya termasuk program dan kegiatan, lengkap dengan pendanaannya. Bahkan dalam
rencana tahunan ini memuat juga indikator dan target kinerja untuk masing-masing program
dan kegiatan. Karena itu, rencana tahunan ini selanjutnya dijadikan dasar utama dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja baik pada tingkat Nasional (RAPBN) maupun
pada tingkat Daerah (RAPBD). Rencana tahunan yang mencakup kesemua sektor dinamakan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sedangkan khusus untuk suatu sektor atau bidang
dinamakan Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

C. Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada pergeseran nilai,
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai yang terjadi setelah reformasi
meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan top down
menjadi bottom up sudah jelas dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang
lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan tersebut
dijamin dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya kedua Undang-undang tersebut disempurnakan
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, maka substansi dan esensi dari sistem perencanaan pembangunan di
tingkat nasional dan daerah menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan,
guna lebih menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih berhasil
guna dan berdayaguna.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara
sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang
perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek
atau tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, juga dinyatakan bahwa


rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan
presiden/kepala daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional/Daerah, yang penyusunannya dengan mengacu pada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional/Daerah.

D. Langkah-Langkah Perencanaan Pembangunan Daerah :

Glasson kemudian menetapkan urutan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:

1. The identification of the problem.


2. The formulation of general goals and more specific and measureable objectives relating to
the problem.

3. The odentification of possible constraints.

4. Projection of the future situation.

5. The generation and evaluation of alternative cources of action, and the production of a
preffered plan, which in generic form may include any policy statement or strategy as well as
a definitive plan.

Langkah yang dikemukakan Glasson ini harus diperluas untuk kebutuhan perencanaan di
Indonesia. Perencanaan daerah di Indonesia setidaknya memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan. Diperlukan kegiatan pengumpulan
data, baik data primer maupun sekunder.

2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Dimana hal yang tercakup didalamnya harus
merupakan kesepakatan bersama sejak awal.

3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun diperkirakan akan
muncul pada masa akan datang.

4. Proyeksikan berbagai variabel terkait, baik bersifat controllable (dapat dikendalikan)


maupun non-controllable (di luar jangkauan pengendalian pihak perencana).

5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu
berupa tujuan yang dapat diukur.

6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran. Perlu diperhatikan


keterbatasan dan faktor produksi yang tersedia.

7. Memilah alternatif terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan pendukung.

8. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

9. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai yang
diharapkan.

E. Tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah


1. Tahap Penyusunan Rencana

Tahap awal kegiatan perencanaan adalah menyusun naskah atau rancangan rencana
pembangunan yang secara formal merupakan tanggung jawab badan perencana, baik
BAPPENAS untuk tingkat Nasional dan BAPPEDA untuk tingkat Daerah. Bila penyusunan
rencana dilakukan dengan menggunakan pendekatan Perencanaan Partisipatif, maka sebelum
naskah rancana disusun, terlebih dahulu perlu dilakukan penjaringan aspirasi dan keinginan
masyarakat tentang visi misi serta arah pembangunan.

Berdasarkan hasil penjaringan aspirasi masyarakat tersebut, maka tim penyusunan rencana
sudah dapat mulai menyusun rencana awal (rancangan) dokumen perencanaan pembangunan
yang dibutuhkan. Kemudian rancangan tersebut dibahas dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) untuk menerima tanggapan baik dari pihak yang peduli dan
berkepentingan dengan pembangunan seperti tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai,
dan para tokoh Lembaga Sosial Masyarakat setempat.

2. Tahapan Penetapan Rencana

Sesuai ketentuan berlaku, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) perlu mendapat
pengesahan dari DPRD setempat, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dan RKPD cukup mendapat pengesahan dari kepala daerah. Pada tahap kedua ini
kegiatan utama badan perencana adalah melakukanproses untuk mendapatkan pengesahan
tersebut.

3. Tahap pengendalian Pelaksanaan rencana

Setelah rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh pihak yang berwenang, maka dimulai
proses pelaksanaan rencana oleh pihak eksekutif melalui SKPD terkait. Sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku, perencana masih tetap mempunyai tanggung jawab
dalam melakukan pengendalian pelaksanaan rencana bersama SKPD bersangkutan.

4. Tahap Evaluasi Keberhasilan Pelaksanaan Rencana

Setelah pelaksanaan kegiatan pembangunan selesai, badan perencana masih mempunyai


tanggungjawab terakhir, yaitu melakukan evaluasi terhadap kinerja dari kegiatan
pembangunan tersebut. Sasaran utama kegiatan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan dan objek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan pemerintah daerah, evaluasi harus dilakukan
dengan dengan menggunakan metode evaluasi kinerja yang paling kurang didasarkan atas 3
unsur utama yaitu: unsur masukan (input) terutama dana, keluaran (output), dan hasil
(outcome). Disamping itu, evaluasi ini juga mencakup faktor-faktor utama yang
menyebabkan berhasilnya atau kendala yang menyebabkan kurangnya manfaat yang dapat
dihasilkan oleh objek dan kegiatan pembangunan tersebut.

F. Pentingnya Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan berkaitan dengan faktor sumber daya yang terbatas untuk dimanfaatkan hasilnya
secara optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pentingnya perencanaan wilayah
dikuatkan oleh beberapa faktor yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Potensi wilayah terbatas, kemungkinan tidak dapat diperbanyak atau diperbaharui


lagi.

2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.

3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah
atau diperbaiki kembali. Misal: penggunaan lahan yagn tidak terencana atau salah
dalam perencanaan.

4. Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya. Disisi lain
kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama sehingga penggunaan atau
kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.

5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian masyarakat, dimana kedua


hal tersebut saling mempengaruhi. Potensi wilayah sebagai aset yang harus
dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat secara lestari, berkelanjutan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan


yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data
sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan


mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya
para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul
akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.

Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan
yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu
wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan. Perencanaan
pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan
tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang


kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
2. Adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.

B. Saran

Konsep perencanaan pembangunan sangat penting untuk kemajuan suatu daerah dengan
melihat potensi yang Aada dalam daerah tersebut. Kedepannya diharapkan ada kerjasama
ppemerintah dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi daerah tersebut.
Sehingga pembangunan daerah terus mengalami peningkatan sehingga mampu
mensejahterakan masyarakat setempat. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk perkembangan kelompok kami dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

P Siagian, Sondang. Administrasi Pembangunan, Jakarta : Gunung Agung, 1983

Pariata, Westra. Ensklopedia Administrasi, Jakarta : Gunung Agung, 1982

Bintaro, Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan, Jakarta : Haji Masagung, 1987

Wibowo, Fahmi Agus. Konsep Dasar Perencanaan. Fahmiagus@blogspot.com. 2013

W. Arthur Lewis, Perencanaan Pembangunan, Jakarta : Rineka Cipta, 1994

Riyadi. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005

https://triagungkurnianto.wordpress.com/kuliah/perencanaanpembangunan/konsepperencanaa
n/#:~:text=perencanaan%20adalah%20sebuah%20konsep%20yang,kapan%2C
%20bagaimana%20dan%20oleh%20siapa.

Anda mungkin juga menyukai