Judul Baru
Judul Baru
PROPOSAL SKRIPSI
Siti Maryam
160641100075
PROPOSAL SKRIPSI
Siti Maryam
160641100075
2020
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Siti Maryam
160641100075
Menyetujui,
Dosen pembimbing I
Mochammad Ahied, S,Si., M.Si
.......... ..........
NIP. 19700804200801 1 010
Dosen pembimbing II
Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd .......... ..........
NIP. 19911014201903 2 019
4
HALAMAN PENGESAHAN
Siti Maryam
160641100075
Proposal skripsi ini telah dipertahankan didepan tim penguji Program Studi
Pendidkan IPA
Pada Tanggal:
TIM PENGUJI,
Dosen penguji I
Ana Yuniasti Retno W. S.Pd., M.Pd
.......... ..........
NIP. 19880601 201404 2 001
Dosen penguji II
Mochammad Ahied, S,Si., M.Si
.......... ..........
NIP. 19700804200801 1 010
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Bunyi pada Siswa SMPN 1 Arosbaya”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita pada agama yang sempurna ini. Ucapan terimakasih penyusun
untuk melangsungkan proses studi hingga saat ini serta memberikan saran,
proposal ini..
2. Ibu Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
4. Orang tua (Bapak dan Ibu) yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penyusun.
6
semoga proposal skripsi ini bermanfaat baik bagi penyusun dan pembaca.
dalam proposal skripsi ini, karena semua kebenaran datangnya dari Allah SWT
Penyusun
Siti Maryam
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR RUMUS.............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................3
C. Rumusan Masalah...................................................................................3
D. Tujuan Penelitian....................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..................................................................................4
F. Batasan Penelitian...................................................................................4
G. Definisi Istilah.........................................................................................5
A. Kajian Teori............................................................................................6
1. Pengertian IPA..................................................................................6
2. Pembelajaran IPA..............................................................................7
3. Pemahaman Konsep..........................................................................8
8
4. Teori APOS.......................................................................................9
5. Teori Pendukung...............................................................................11
6. Materi Suhu dan Kalor......................................................................16
B. Penelitian Relevan...................................................................................27
C. Kerangka Berpikir...................................................................................30
A. Jenis Penelitian........................................................................................31
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................31
C. Subyek Penelitian....................................................................................31
D. Desain Penelitian.....................................................................................31
E. Instrumen Penelitian................................................................................32
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................33
G. Teknik Analisis Data...............................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................40
LAMPIRAN........................................................................................................44
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Koefisien Muai Panjang beberapa bahan............................................20
Tabel 2.2 Koefisien Muai Volume beberapa zat.................................................21
Tabel 2.3 Kalor Jenis (c) zat pada Suhu 25°C....................................................24
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Butir Instrumen oleh Validator..............................35
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kevalidan Isntrumen..............................................35
Tabel 3.3 Kriteria Variansi..................................................................................37
Tabel 3.4 Kategori Angket..................................................................................37
Tabel 3.5 Kriteria Angket Respon Siswa............................................................37
Tabel 3.6 Interval Kategori Pemahaman Konsep...............................................39
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR RUMUS
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses penemuan, dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA membahas konsep yang
bukti secara nyata bagi siswa. Pembelajaran IPA seharusnya menjadi sarana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam di sekitar (Depdiknas, 2014).
untuk menggali pengetahuan dan mengaitkan konsep dengan situasi yang berbeda.
Selain itu, siswa kurang tertarik terhadap pelajaran IPA. Hal tersebut
mengakibatkan siswa hanya memahami konsep IPA secara parsial apa yang telah
siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh
pandangan siswa mengenai materi IPA yang sulit meskipun sudah didapatkan
sejak jenjang sekolah dasar. Materi IPA dipandang sulit karena merupakan materi
siswa akan maksimal melalui sikap, pemahaman konsep, dan keterampilan dalam
pembelajaran IPA. Siswa diharapkan tidak hanya mempelajari konsep, teori, dan
fakta ilmiah dalam kelas tetapi juga dapat memahami aplikasi konsep pada
kesulitan memahami konsep yaitu getaran, gelombang, dan bunyi (Liza et al.,
2017). Getaran, gelombang, dan bunyi merupakan konsep yang bersifat abstrak.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
suatu fenomena alam. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
B. Identifikasi Masalah
pandangan siswa mengenai pelajaran IPA yang masih dianggap sulit dan
bersifat kompleks.
C. Rumusan Masalah
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman konsep siswa pada
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Batasan Penelitian
1. Penelitian dilakukan pada siswa SMPN 1 Arosbaya kelas VIII semester genap
pemecahan masalah.
G. Definisi Istilah
bentuk lain, misalnya dari bentuk verbal menjadi bentuk rumus, dapat
baru dan lama atau pengetahuan baru yang masuk dipadukan dengan skema-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPA
Manusia tidak pernah lepas dari proses belajar dalam kehidupan sehari-
sebuah proses pembelajaran secara formal dengan melibatkan peran seorang guru
sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan guru.
tidak formal (Trianto, 2015). Pembelajaran adalah tindakan sadar atau usaha guru
sikap, dan keterampilan yang akan bermanfaat bagi orang lain ataupun diri sendiri
IPA memiliki empat unsur utama. Unsur yang pertama yaitu proses,
belajar IPA melewati serangkaian proses yang runtut melalui metode ilmiah.
Unsur kedua yaitu produk, belajar IPA mampu menghasilkan produk berupa
prinsip, teori, fakta, dan hukum. Unsur ketiga yaitu sikap ilmiah, belajar IPA
keempat yaitu aplikasi, pembelajaran IPA menerapkan metode ilmiah dan konsep
satu-kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, meliputi proses, produk, sikap ilmiah
dan aplikasi.
19
2. Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman
kata sendiri. Pemahaman juga dapat diartikan sebagai penjelasan ulang dari apa
sendiri.
b. Pengertian Konsep
Konsep merupakan hal dasar yang harus dipahami oleh siswa dalam
bahwa konsep adalah rumusan suatu prinsip yang merupakan hasil dari suatu
diterima oleh siswa dengan pemahaman berbeda. Pengajaran oleh guru kepada
konsep satu sama lain (Sadiqin et al., 2017). Pemahaman konsep tidak lepas dari
konsep yang telah diperoleh siswa. Pemahaman konsep dalam taksonomi Bloom
pada tingkat yang lebih tinggi. Trianggono (2017) berpendapat bahwa siswa dapat
konsep menurut Dahar (2011) antara lain yaitu; tingkat konkret, identitas,
klasifikasi, dan formal. Tingkat konkret yaitu siswa mampu membuat kesimpulan
bermain dengan mainan dan membuat respons yang sama ketika melihat mainan
itu kembali, maka siswa tersebut telah mencapai konsep tingkat konkret. Identitas
yaitu siswa mampu melihat ciri khas dari sesuatu yang sama. Misalnya mengenal
yaitu siswa mampu mengklasifikasi atas suatu konsep. Seseorang dapat dikatakan
telah mencapai konsep pada tingkat klasifikasi apabila mengenal persamaan dari
dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal yaitu siswa
dikatakan telah mencapai konsep pada tingkat formal apabila mampu memberi
konsep siswa adalah; menyatakan kembali suatu konsep, memberi contoh dan
21
3. Teori Pendukung
dengan konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang (Trianto,
2015). Faktor utama yang dapat memengaruhi proses belajar siswa ialah
pengetahuan awal yang telah dimiliki. Berdasarkan teori Ausubel, konsep awal
yang sudah dimiliki siswa diperlukan untuk mengaitkan dengan konsep yang akan
aspek, yaitu aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek figuratif berupa
imajinasi/gambaran mental individu terhadap objek yang bersifat sesaat dan statis.
Menurut Jean Piaget dalam proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan
kondisi lingkungan di sekitarnya. Empat tahapan yang diyakini oleh Jean Piaget
operasi konkret; dan 4) operasi formal (Aini & Hidayati, 2017). Masing-masing
tahapan. Tahapan mengenai perkembangan kognitif Jean Piaget dapat dilihat pada
tabel berikut.
pemikiran yang abstrak, dapat menalar secara logis dan detail dalam menemukan
serta memecahkan masalah melalui metode ilmiah. Hal ini sesuai dengan materi
penelitian yaitu getaran, gelombang dan bunyi yang merupakan materi IPA.
Materi getaran, gelombang dan bunyi terlihat abstrak ketika siswa mencoba untuk
Inti dari teori Vigotsky yaitu lebih menekankan pada adanya interaksi antara
terjadi apabila siswa belajar menangani tugas yang belum dipelajari namun tugas
dapat memecahkan masalah dari tugas yang diberikan apabila tugas tersebut
24
a. Getaran
bahwa benda dapat bergetar apabila bergerak secara bolak-balik melalui titik
kesetimbangan yakni benda kembali pada posisi tertentu setelah selang waktu
gambar 2.1. Benda dikatakan bergetar dalam satu kali getaran penuh yaitu jika
Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut dengan
periode. Periode (T) dinyatakan dalam satuan waktu yaitu sekon atau detik.
Frekuensi (f) dinyatakan dalam hertz (Hz) yaitu 1 Hz = 1/s (1/detik). Hubungan
antara periode dan frekuensi getaran dinyatakan dengan rumus 2.1 (Surya, 2009).
1 1
f= atau T = ............................................................................(2.1)
T f
Keterangan:
F = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
b. Gelombang
dengan gelombang radio, infra merah, sinar-x, dan sinar gamma (Sears &
dua yaitu, gelombang mekanis dan gelombang elektromagnet (gem) (Jati &
gelombang.
26
1) Gelombang Longitudinal
2) Gelombang Transversal
gelombang transversal yaitu gelombang permukaan air dan gem, termasuk juga
terdekat antara 2 titik pada gelombang yang memiliki simpangan (y), kelajuan
dy
tranversal ( ), dan arah getar (= arah anak panah) yang sama. Panjang
dt
menit atau sekon (s). Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut
λ
v= atau v =λ × f .....................................................(2.2)
T
Keterangan:
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
dalam gas
Vakum Transversal Elektromagnetik Cahaya
(Sarojo, 2011)
c. Bunyi
Bunyi merupakan bentuk dari energi yang dihasilkan oleh getaran yang
disebabkan oleh adanya pergerakan partikel. Suara dicirikan oleh getaran suara
medium dalam perambatannya seperti medium padat, cair, dan gas. Gelombang
suara yang datang dari sumber suara ditransmisikan sebagai getaran suara di udara
dan diteruskan ke tujuan yaitu telinga manusia (Serway & Jewett, 2014).
1) Gelombang Audio
sampai dengan 20.000 Hz. Bunyi dengan frekuensi tersebut berada pada kawasan
2) Gelombang Infrasonik
frekuensi bunyi kurang dari 20 Hz. Kepekaan syaraf pendengaran pada manusia
normal tidak dapat menjangkau bunyi dengan frekuensi bunyi kurang dari 20 Hz.
Contoh bunyi infrasonik yaitu getaran gunung api atau getaran seismiik.
3) Gelombang Ultrasonik
30
frekuensi bunyi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar memerlukan
pelemahan frekuensi bunyi. Contoh gelombang ultrasonik yaitu radar pelacak ikan
suara atau gelombang udara. Telinga manusia dibedakan menjadi tiga bagian
yakni telinga luar, tengah, dan dalam. Gambar bagian-bagian telingat dapat dilihat
pada gambar 2.6. Pendengaran dimulai pada saat gelombang suara memasuki
1) Telinga luar
Telinga luar terdiri atas pina (daun telinga) dan kanal auditori yang
mempran tipani (gendang telinga), memisahkan telinga luar dan tengah. Daun
telinga memiliki bentuk seperti corong, yakni semakin melebar ke arah luar
karena disesuaikan dengan tugas daun telinga untuk menangkap bunyi. Selain itu,
juga terdapat kanal yang memiliki bentuk seperti pipa memanjang yang berfungsi
2) Telinga Tengah
faring dan menyetarakan tekanan antara telinga tengah dan atmosfer. Selain itu,
pada telinga tengah terdapat tiga saluran yang berfungsi sebagai pengatur
(Campbell & Reece, 2008). Getaran dari gendang telinga kemudian bergerak
melalui tiga tulang kecil yang disebut tulang martil, landasan, dan sanggurdi
3) Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari ruang-ruang yang terisi cairan, termasuk kanal
Reece, 2008). Getaran dari telinga bagian tengah diteruskan pada ruang yang
berisi cairan sehingga sel-sel rambut sensorik pada koklea membengkok dan
menyebabkan impuls listrik dikirim ke otak oleh saraf (Biggs et al., 2008).
B. Penelitian Relevan
masih terbilang rendah, yaitu 45,28% siswa paham konsep, 0% siswa kurang
32
bunyi.
4. Mutambara & Bansilal (2018) menunjukkan bahwa guru harus berusaha keras
C. Kerangka Berpikir
Gambar Kerangka berpikir dalam penelitian ini terdapat pada Gambar 2.7
sebagai berikut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan kualitatif dalam satu waktu (Maryani et al., 2018). Metode penelitian mixed
peristiwa sebagai pusat peneliti (Thoifah, 2015). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Arosbaya pada tahun ajaran 2019/2020
yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, VIII H, dan
VIII I.
2. Sampel
2015). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu teknik Non-
35
D. Desain Penelitian
Huruf kapital kata kual menunjukkan metode penelitian yang dominan. Tanda
E. Instrumen Penelitian
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan untuk
mengukur pemahaman konsep siswa. Tes pemahman konsep berupa tes essay
yang terdiri atas 4 soal. Indikator soal yang digunakan dalam penyusunan tes
2. Angket
pemahaman konsep sehingga tingkat pemahaman konsep siswa dan faktor yang
Likert. Skala likert merupakan skala pengukuran dengan mempunyai empat atau
3. Pedoman Wawancara
berbasis jawaban siswa tentang cara penyelesaian soal tes pemahaman konsep
data yang terdiri dari berbagai sumber data dan melibatkan beberapa metode
penelitian ini, teknik triangulasi yang digunakan yaitu teknik triangulasi sumber
dan teknik triangulasi metode. Teknik triangulasi sumber berasal dari metode
1. Tes
Tes merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang berisi
pertanyaan tertutup atau terbuka yang harus diselesaikan oleh subjek penelitian.
data hampir sepenuhnya tidak terstruktur dan tak terbatas yang memungkinkan
2013).
2. Angket
dijawab (Sugiyono, 2019). Angket ini dibuat untuk mengambil data dengan cara
pemahaman konsep yang telah dikerjakan yang disusun berdasarkan skala likert
dengan 4 poin terdiri dari strongly agree (SA) atau sangat setuju (SS), agree (A)
38
atau setuju (S), disagree (D) atau tidak setuju (TS) dan strongly disagree (SD)
3. Wawancara
didik dengan kriteria kemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan hasil tes
pemahaman konsep.
1. Uji Validitas
Uji Validitas yang digunakan yaitu uji validitas isi untuk memastikan isi telah
sesuai dan relevan dengan tujuan penelitian (Suryani & Hendryadi, 2015). Uji
validitas diukur menggunakan uji statistik Aiken’s yang terdapat pada rumus (3.1).
V=
∑s ....................................................(3.1)
[ n(c−1) ]
(Azwar, 2016)
Keterangan:
s : r – lo
lo : Angka penilaian validitas terendah
c : Angka penilaian validitas tertinggi
r : Angka yang diberikan validator
2. Reabilitas
berkali-kali dan menghasilkan hasil yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini
A−B
R = 1−[ A +B ]
×100 % ................................(3.2)
Keterangan:
R : reliabilitas Instrumen
A : frekuensi tertinggi yang diberikan validator
B : frekuensi terendah yang diberikan validator
3. Variansi
dalam kelompok dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Pada penelitian
dikuadratkan dan diakarkan sehingga diperoleh standar deviasi yang positif dan
3.3 berikut:
∑ X 2 ∑ X 2................................(3.3)
SD=
√ N
−
N ( )
40
∑X
M= ...................................................(3.4)
N
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
M : mean
∑X : jumlah nilai
N : jumlah individu
mean dan SD adalah standar deviasi serta kategori yang terdiri dari tinggi, sedang
4. Analisis Angket
jumla h skor
persentase respon( %)= × 100........................(3.5)
jumla h skor maks
Analisis data kualitatif yang digunakan adalah analisis data menurut Miles
dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data
serta penarikan kesimpulan (Ilyas, 2016). Teknik analisis data kualitatif menurut
a. Pengumpulan data
b. Reduksi data
serta fokus pada hal penting. Data yang diperoleh dilakukan pemilahan mulai dari
c. Penyajian data
Penyajian data merupakan informasi berupa teks naratif yang disusun dan
diatur agar mudah dipahami. Data disajikan dalam bentuk teks yang mudah
d. Penarikan kesimpulan
telah disajikan.
42
B
skor= × 100 ........................................(3.6)
N
Keterangan :
B : butir soal yang dijawab benar
N : banyaknya butir soal
∑B
persentase ( % )= ×100 % ............................(3.7)
N
Keterangan :
∑B : jumlah jawaban benar
N : banyaknya siswa
Berikut interval kategori pemahaman konsep siswa disajikan dalam Tabel 3.5.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D., Syuhendri, & Kistiono. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Teks
Perubahan Konseptual Berbasis Konseptual Berbasis Model Perubahan
Konseptual Pada Materi Gerak Harmonik. Inovasi Dan Pembelajaran Fisika,
199–209.
Aini, I. N., & Hidayati, N. (2017). Tahap Perkembangan Kognitif Matematika
Siswa SMP Kelas Vii Berdasarkan Teori Piaget Ditinjau dari Perbedaan
Jenis Kelamin. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika, 10(2), 25–
30.
Andriani, Y., & Riandi. (2015). Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui
Pembelajaran Argument Driven Inquiry Pada Pembelajaran Ipa Terpadu Di
Smp Kelas Vii. Edusains, 7(2), 114–120.
Ariyawati, P. A. M., Waluyo, J., & Prihatin, J. (2017). Analisis Respon Siswa
Terhadap Model Pairs, Investigation and Communication (PIC) dalam
Pembelajaran IPA. Jurnal Pembelajaran Dan Pendidikan Sains, 2(1), 9–15.
Asari, A., Toloh, B. H., & Sangari, J. R. . (2018). Pengembangan Ekowisata
Bahari Berbasis Masyarakat di Desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat,
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 6(1), 29–41.
Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berman, E. (2017). An Exploratory Sequential Mixed Methods Approach to
Understanding Researchers’ Data Management Practices at UVM: Integrated
Findings to Develop Research Data Services. Journal of EScience
Librarianship, 6(1).
Biggs, A., Daniel, L., Feather, R. M., Ortleb, E., Rillero, P., Snyder, S. L., & Zike,
D. (2008). Science LEVEL GREEN. In Teacher. America: Glencoe McGraw
Hill.
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). BIOLOGI. Jakarta: Erlangga.
Clough, M. P. (2015). A science education that promotes the characteristics of
science and scientists. K-12 STEM Education, 1(1), 23–29.
Dahar, R. W. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Danial, M., Gani, T., & Husnaeni. (2017). Pengaruh model pembelajaran dan
kemampuan awal terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman
konsep peserta didik. Journal of Educational Science and Technology (EST),
3(1), 18–32.
Depdiknas. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 1–162.
44
Dinatha, N. M., & Laksana, D. N. L. (2017). Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran IPA Terpadu. Pendidikan Dasar Nusantara, 2(2), 214–223.
Dwianto, A., Wilujeng, I., Prasetyo, Z. K., & Suryadarma, I. G. P. (2017). The
development of science domain based learning tool which is integrated with
local wisdom to improve science process skill and scientific attitude. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 6(1), 23–31.
Fathurrohman, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran Modern. Yogyakarta:
Penerbit Garudhawaca.
Fitri, N. Y., & Nurhadi. (2017). Analisis Dan Perancangan Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian Kinerja Guru Dengan Menggunakan Metode Simple
Additive Weighting (Saw) Pada Smk Yadika Jambi. Junral Manajemen
Sistem Informasi, 2(1), 318–326.
Fusch, P., Fusch, G. E., & Ness, L. R. (2018). Denzin ’ s Paradigm Shift :
Revisiting Triangulation in Qualitative Research. Journal of Social Change,
10(1), 19–32.
Giancoli, D. C. (2005). PHYSICS: principles with apllications. America: Pearson
Education.
Hanifah. (2016). Model APOS pada Pembelajaran Matematika. Bengkulu: Unit
Penerbitan FKIP Universitas Bengkulu.
Haryono. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21. Yogyakarta: Kepel Press.
Husain, M. S., Kendek, Y., & Fihrin. (2018). Analisis Tingkat Pemahaman
Konsep Fluida Statis dan Penerapannya di Lingkungan Sekitar pada Siswa
SMA Negeri 2 Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online),
6(1), 21–31.
Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. (2018). Belajar dan
Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Ilyas. (2016). Pendidikan Karakter melalui Homeschooling. Journal of Nonformal
Education, 2(1), 91–98.
Irwandani, & Rofiah, S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi Peserta Didik
MTs Al-Hikmah Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni, 4(2), 165–177.
Jati, B. M. E., & Priyambodo, T. K. (2008). FISIKA. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
Karamustafaoglu, S., & Mamlok-Naaman, R. (2015). Understanding
Electrochemistry Concepts using the Predict-Observe-Explain Strategy.
Eurasia Journal of Mathematics, 11(5), 923–936.
45
Pentunjuk Umum:
Soal!
2. Sebuah baja memiliki panjang 100 cm pada suhu 15°C. Kemudian mengalami
pemuaian ketika suhu naik menjadi 50°C. Berapakah panjang baja sekarang? (
α=0,000011)
3. Mawar memanaskan air hingga mencapai suhu 80°C. Setelah mencapai suhu
tersebut, Mawar menuangkan air ke dalam dua bejana. Air tersebut didiamkan
dalam masing – masing bejana hingga suhunya mencapai 1300 K. Berapa °C
perubahan suhu yang terjadi pada setiap bejana?
4. Rani memanaskan air diatas tungku. Ketika suhunya mencapai 100°C air
mendidih dan terjadi penguapan. Perubahan apa yang terjadi pada air saat
terjadi penguapan? Mengapa air dapat mendidih dan menguap?
KD 3.4: menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor dan penerapannya dalam kehidupan sehari–hari termasuk
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan
1. Teknik : tes tulis
2. Bentuk : uraian
3. Kisi–kisi :
No Kompetensi Ranah Nomor
Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban
. Dasar Kognitif Soal
1. 3.4 menganalisis 3.4.1 Menganalisis Meli memasak beberapa telur Suhu telur berubah menjadi lebih
konsep suhu, perubahan suhu dalam air mendidih. Kemudian rendah. Hal ini terjadi karena kalor
pemuaian, kalor, akibat perpindahan mendinginkan telur dengan berpindah dari benda bersuhu tinggi
perpindahan kalor suatu benda menempatkan telur tersebut ke ke benda bersuhu rendah, dalam kasus
C4 5
kalor dan melalui studi kasus dalam mangkuk air dingin. ini suhu telur lebih tinggi daripada
penerapannya Perubahan apa yang terjadi pada suhu air sehingga kalor berpindah dari
dalam telur tersebut dan bagaimana telur ke air dingin
kehidupan mekanisme perubahannya?
sehari – hari 3.4.2 Menghitung Mawar memanaskan air hingga Diketahui: C3 3
termasuk perubahan suhu mencapai suhu 80°C. Setelah T1=80°C
mekanisme melalui studi kasus mencapai suhu tersebut, Mawar T2=300 K→300–273=27°C
menjaga menuangkan air ke dalam dua Ditanya: perubahan suhu?
kestabilan suhu bejana. Air tersebut didiamkan Jawaban:
tubuh pada dalam masing – masing bejana T1–T2=80°C–27°C=53°C
manusia dan hingga suhunya mencapai 300 K.
hewan Berapa °C perubahan suhu yang
terjadi pada setiap bejana?
49
3.4.3 Sebuah zat A bertemperatur –2°C Zat B lebih dingin daripada zat A.
Membandingkan sedangkan zat B bertemperatur Karena +268°F jika dirubah ke °C
C3 1
skala suhu Celcius +268°F. Zat manakah yang lebih menjadi –5°C
dan Fahrenheit dingin?
3.4.4 menghitung Sebuah baja memiliki panjang Diketahui:
pemuaian yang 100 cm pada suhu 15°C. Lo= 100 cm
terjadi pada sebuah Kemudian mengalami pemuaian To= 15°C
benda melalui studi ketika suhu naik menjadi 50°C. Tt=50°C
kasus Berapakah panjang baja sekarang? Ditanya: panjang akhir baja (Lt)?
(α=0,000011) Jawaban:
∆L=α . Lo . ∆T C3 2
∆L=0,000011 . 100 cm . (50°C–15°C)
∆L=0,000011 . 100 cm . 35°C
=0,0385 cm
→Lt=Lo+∆L
Lt=100 cm + 0,0385 cm
=100,0385 cm
3.4.5 menganalisis Rani memanaskan air diatas Pada suhu 100°C air mengalami
perubahan wujud tungku. Ketika suhunya mencapai penguapan yang merubah air dalam
benda akibat 100°C air mendidih dan terjadi bentuk cair ke bentuk gas. Air dapat
perrpindahan kalor penguapan. Perubahan apa yang mendidih karena terjadi perpindahan
melalui studi kasus terjadi pada air saat terjadi kalor secara konveksi dari tungku ke
C4 4
penguapan? Mengapa air dapat air. Pada saat air menerima kalor,
mendidih dan menguap? partikel air di bagian bawah memuai
menjadi lebih ringan sehingga air naik
ke atas dan digantikan oleh partikel air
dingin dari bagian atas
LAMPIRAN III
50
No. Absen :
Kelas :
Petunjuk:
1. Tulislah terlebih dahulu nama, nomor absen dan kelas pada tempat yang telah
disediakan
3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang benar sesuai
APOS
Keterangan jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak setuju
No
Pernyataan SS S TS STS
.
1. Saya dapat langsung menerapkan rumus untuk menjawab soal
Saya menjawab soal dengan mengikuti langkah–langkah
2.
sistematis yang telah ada
Saya dapat menjawab soal jika sesuai dengan contoh yang
3.
diberikan
Saya membutuhkan langkah–langkah yang rinci untuk
4.
menyelesaikan soal
Saya dapat menjawab soal yang berbeda dengan contoh yang
5.
diberikan
Saya dapat menggunakan rumus yang lebih simpel untuk
6.
menyelesaikan soal
7. Saya dapat mengubah bentuk rumus tanpa arahan dari guru
Saya dapat menjelaskan cara mengubah bentuk rumus tanpa
8.
melakukannya
Saya dapat membolak – balikkan cara mengubah bentuk rumus
9.
tanpa melakukannya
51
1. Apa saja informasi yang kamu dapatkan ketika membaca soal tersebut?
5. Apakah anda dapat menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep
yang lain?
Keterangan:
*berlaku untuk jawaban yang menggunakan rumus
**jika siswa tidak menjawab pertanyaan
LAMPIRAN VI
54