Perkembangan Keperawatan Pada Pendidikan
Perkembangan Keperawatan Pada Pendidikan
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan pendidikan keperawatan di
masa kini.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan pendidikan keperawatan di
masa yang akan datang.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila,
Kewiraan dan Etika Umum)
Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan
Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi
dan Patologi.
Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika
Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV
dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II,
Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III,
Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan
Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.
b. Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada
pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar
baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang
memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.
c. Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar
aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan
iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional
keperawatan.
4
2.2 Pendidikan Keperawatan pada Masa yang Akan Datang di Indonesia
Pendidikan keperawatan di Indonesia sangat menentukan dalam
membina sikap pandangan dan kemampuan profesional, meningkatkan mutu
pelayanan/asuhan keperawatan profesional, mengembangkan pendidikan
keperawatan formal dan tidak formal, menyelesaikan masalah keperawatan
dan mengembangkan IPTEK keperawatan melalui penelitian, dan
meningkatkan kehidupan keprofesian.
1. Membina Sikap Pandangan dan Kemampuan Profesional
Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina
sikap, pandangan, dan kemampuan profesional lulusannya. Diharapkan
perawat mampu bersikap dan berpandangan profesional, berwawasan
keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan profesional
secara baik dan benar. Sebagai perawat profesional diperoleh kepuasan
kerja yang selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui
penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam
mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor
utama tercapainya kepuasaan kerja. (Jones dan Beck, 1996)
Kepuasaan kerja perawat akan menghasilkan kepuasaan pada
pemakai jasa keperawatan, baik masyarakat maupun intitusi tempat
bekerja.
2. Meningkatkan Mutu Pelayanan/Askep dan Kesehatan
Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap
professional mencakup keterampilan intelektual, interpersonal, dan
tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi,
serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.
Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa
diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan sistem manajemen
keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang
5
dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup
kondusif untuk proses pembelajaran peserta didik. (Hamid, 1997)
3. Menyelesaikan Masalah Keperawatan dan Mengembangkan Iptek
Keperawatan Melalui Keperawatan
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan
dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk
teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan
masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan
menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi
masalah, baik melalui produk berupa tekhnologi atau metode baru
maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta
baru.
4. Meningkatkan Kehidupan Keprofesian Melalui Organisasi Profesi
Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan
kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih profesional. Dengan
pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi
profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab,
dan haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat,
pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan
organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu pelayanan
asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak,
tanggung jawab, dan kewenangan tiap perawat berdasarkan kompetensi
yang dimiliki.
Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses
pengembangan dan pembinaan keterampilan profesional dan menerapkan
kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan
sistem pendidikan berkelanjutan serta mengendalikan pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).
6
BAB III
TINJAUAN KASUS
7
Untuk menghadapi permasalahan-permasalahn tersebut dan demi
menghasilkan lulusan yang professional, ada banyak usaha yang harus
dilakukan. Dan setidaknya, ada dua cara yang harus dilakukan pertama kali,
baik itu bagi institusi maupun mahasiswa keperawatannya sendiri. Pertama,
melakukan peningkatan pada aspek kualitas, standarisasi kurikulum, proses
belajar, meningkatkan kualitas dan kuantitas dosen, menambah jumlah
perawat laboratorium, dan meningaktakn penelitian di masyarakat. Kedua,
dengan meningkatkan kelompok lokakarya untuk perawat hal ini guna
menciptakan lulusan perawat yang professional.
8
menurutnya karena umumnya perawat Indonesia belum memenuhi kualitas
yang disyaratkan, yakni memiliki sertifikat kompetensi sebagai "Registered
Nurse" dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.
Masih rendahnya kualitas perawat Indonesia juga diakui oleh Direktur
Program Ditjen Dikti Kemendiknas. Untuk itulah, saat ini pihaknya mulai
menata sistem pendidikan keperawatan dengan mengembangkan sistem uji
kompetensi. Bahkan, kedepan, lulusan lembaga pendidikan keperawatan
seperti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), Akademi Keperawatan
(Akper), dan Politeknik Kesehatan (Poltekes) selain mendapatkan ijazah juga
diharuskan memiliki sertifikat kompetensi.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Tri Tarayati mengungkapkan,
Kadin merupakan partner yang baik untuk Kementerian Kesehatan. Adapun,
dalam pemenuhan pengembangan SDM kesehatan, pihaknya melanjutkan,
peran Kadin amat dinantikan karena kerjasama ini mendukung pembangunan
kesehatan. "Pelayanan kesehatan harus diterima warga secara merata yang
mana SDM didaerah kecil harus dipenuhi dan ini bisa dibantu oleh Kadin,"
ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Tenaga
Kerja, Pendidikan dan Kesehatan James T Riady mengutarakan, perawat
merupakan bidang profesi yang strategis untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan khususnya didalam negeri, juga untuk memenuhi
kebutuhan pasar global.
Di mana, dalam rangka meningkatkan daya saing pelayanan kesehatan
rumah sakit di dalam negeri dibutuhkan tenaga perawat yang handal dan
profesional. Dengan kata lain, ditegaskannya, untuk memanfaatkan
kesempatan kerja yang tersedia di pasar kerja global perawat Indonesia harus
memiliki kompetensi yang disyaratkan.
Kadin Indonesia Bidang Tenaga Kerja, Pendidikan dan Kesehatan
dalam program lima tahunnya mencanangkan pengembangan tiga pilar
penjaminan mutu tenaga kerja, termasuk perawat melalui percepatan
pengembangan standar kompetensi, percepatan pengembangan keselarasan
9
dunia pendidikan dengan pasar kerja dan pengembangan sistem insentif
peningkatan kualitas tenaga kerja. Untuk percepatan pengembangan standar
kompetensi, Kadin Indonesia akan membentuk Majelis Pengembangan
Standar Kompetensi Industri yang beranggotakan para asosiasi industri.
Bahkan, untuk percepatan keselarasan dunia pendidikan dan pasar
kerja, Kadin akan mengembangkan program pendidikan berbasis kompetensi
(competency based training). Sedangkan, untuk pengembangan sistem
insentif peningkatan kualitas tenaga kerja, Kadin akan memprakarsai program
Training Fund dengan pola tabungan.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
4.2 Hubungan Teori dan Kasus Pendidikan Keperawatan Masa akan
Datang di Indonesia
Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan
kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih profesional. Kemampuan
professional sangat memungkinkan organisasi keperawatan berperan sabagai
pengendali mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui
pengaturan hak, tanggung jawab, dan kewenangan tiap perawat berdasarkan
kompetensi yang dimiliki.
Pendidikan keperawatan di Indonesia pada masa akan datang
diharapkan dapat menghasilkan lulusan perawat yang lebih profesional
dengan kualitas dan kuantitas untuk dapat bekerja di dalam maupun di luar
negeri. Pada tahun 2020, negara seperti Amerika Serikat membutuhkan
perawat sebanyak 1,4 juta, Jepang butuh 600 ribu, Uni Eropa dan Asia Pasifik
butuh 500 ribu, serta Timur Tengah 100 ribu hingga akhir 2015. Namun,
untuk mengisi peluang itu, negara-negara tersebut menuntut persyaratan yang
cukup ketat seperti kecakapan dalam bahasa Inggris. Sehingga pendidikan
tinggi keperawatan di Indonesia sangat berperan dalam membina sikap,
pandangan dan berwawasan keperawatan yang luas, berbahasa, berfikir kritis
dalam mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan
keputusan, dan kemampuan profesional lulusannya.
James T Riady mengatakan bahwa perawat merupakan bidang profesi
yang strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya
didalam negeri, juga untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
12
BAB V
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.suarapembaruan.com/home/kadin-pacu-peningkatan-kualitas-perawat-
indonesia/6067
http://daek-chin.blogspot.co.id/2014/07/perkembangan-keperawatan-indonesia-
di.html
https://books.google.co.id/
14