Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI, INFORMASI

KESEHATAN, JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI


KESEHATAN DAN HUBUNGAN ANTAR SISTEM &
KOMPONEN SISTEM INFORMASI

Oleh:
Depri Entoni
(2012.C.04a.0289)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, Serta penyertaanNya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca, khususnya
oleh mahasiswa STIKES Eka Harap Palangkaraya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih
terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka
kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang
akan mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan di
pergunakan dengan layak sebagai mana mestinya.

Palangkaraya, 26 November 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ..................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Informasi Kesehatan ............................................................... 10
2.3 Jenis-Jenis Sistem Informasi Kesehatan & Hubungan Antar Sistem ............. 16
2.4 Komponen Sistem Informasi........................................................................... 19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Simpulan ......................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat
penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi,
termasuk sistem informasi berbasis Internet, memainkan peranan penting dan
makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis
bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka,
pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga
dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali
berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk
mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan,
transaksi e-commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.teknologi dan sistem
informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang
dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat
ini.
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi
yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Perkembangan
teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual
menjadi sistem yang terkomputerisasi.Demikian juga halnya pembayaran
pasien pada suatu Rumah Sakit.Rumah sakit sebagai salah satu institusi
pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem
informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan
pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.Sistem
informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan
data pada rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode
komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses
penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data
menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi
pokok bahasan makalah ini adalah:
1.2.1 Bagaimana konsep dasar sistem informasi?
1.2.2 Bagaimana konsep dasar informasi kesehatan?
1.2.3 Bagaimana jenis-jenis sistem informasi kesehatan & hubungan antar
sistem?
1.2.4 Bagaimana komponen sistem informasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah agar perawat atau pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang sistem informasi kesehatan yang
dibahas pada makalah ini.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui yang dimaksud konsep dasar sistem informasi.
1.3.2.2 Untuk mengetahui konsep dasar informasi kesehatan
1.3.2.3 Untuk mengetahui jenis-jenis sistem informasi kesehatan & hubungan
antar sistem.
1.3.2.4 Untuk mengetahui komponen sistem informasi

1.4 Manfaat Penulisan


Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penulisan
yang hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapakan dari penulisan
makalah ini adalah:
1.4.1 Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang sistem informasi
kesehatan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan
serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penulisan makalah selanjutnya.

2
1.4.3 Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan.
.
1.5 Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan pendekatan pustaka.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi pustaka yaitu
mengumpulkan data berdasarkan sumber-sumber tertulis tentang sistem informasi
kesehatan. Data dikumpul dari sumber tertulis yang didapatkan dari buku-buku
yang ada diperpustakaan STIKES Eka Harap.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi


2.1.1 Definisi
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi labih berguna
bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu
keputusan.
Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya
data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk
berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis
alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi
(software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber
daya data) sejak permulaan peradaban.

2.1.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi


Bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep
keperilakuan yang abstrak, dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis
serta nonbisnis yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagai seorang manajer atau
praktisi bisnis, Anda tidak harus menyerap semua pengetahuan ini. Pada
gambar 1.1 akan diperlihatkan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk
mengatur pengetahuan yang disajikan dalam bacaan ini dan memberi garis
besar tentang hal-hal yang perlu Anda ketahui mengenai sistem informasi.

4
Gambar 1.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi
Dari gambar kerangka kerja di atas ditekankan bahwa Anda harus memusatkan
usaha Anda dalam lima area pengetahuan Sistem Informasi berikut ini.
 Konsep-konsep Dasar. Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis dan
manajerial termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem
informasi. Contohnya meliputi konsep sistem informasi dasar yang berasal
adari teori sistem umum, atau konsep keunggulan kompetitif yang
digunakan untuk mengembangkan aplikasi bisnis teknologi informasi
dalam keunggulan kompetitif.
 Teknologi Informasi. Konsep-konsep utama, pengembangan, dan
berbagai isu manajemen teknologi informasi—yaitu meliputi hardware,
software, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis
Internet.
 Aplikasi Bisnis. Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi,
manajemen, dan keunggulan kompetitif bisnis
 Proses Pengembangan. Bagaimana para praktisi bisnis dan pakar
informasi merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis.

5
 Tantangan Manajemen. Tantangan untuk secara efektif dan etis
mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan,
dan globaldalam bisnis.

2.1.3 Jenis-jenis Sistem Informasi


Secara konsep, aplikasi sistem informasi yang diimplementasiakn
dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara.
Contohnya, beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai
sistem informasi operasi atau manajemen.

Sistem Informasi

Sistem Sistem
Pendukung Pendukung
Operasai Manajemen

Sistem Sistem Sistem Kerja Sistem Decision Executive


Pemrosesan Pengendalian Sama Informasi Support Information
Transaksi Proses Perusahaan Manajemen Sistem Sistem

Gambar 1.2. Klasifikasi Operasi dan Manajemen Sistem Informasi

1. Sistem Pendukung Operasi


Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan
oleh, dan digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung operasi
semacam ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat
digunakan oleh para manajer. Peran dari sistem pendukung operasi
perusahaan bisnis adalah untuk secara efisien memproses transaksi bisnis,
mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan kerjasama
perusahaan.

6
2. Sistem Pendukung Manajemen
Ketika aplikasi sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan
dukungan untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer,
aplikasi sistem tersebut akan disebut sebagai sistem pendukung manajemen.
Memberikan informasi dan dukungan untuk pengambilan keputusan semua
jenis manajer serta praktisi bisnis adalah tugas yang rumit. Berdasarkan
konsep, beberapa jenis utama sistem informasi mendukungberbagai tanggung
jawab penganbilan keputusan : (1) sistem informasi manajemen, (2) sistem
pendukung keputusan, dan (3) sistem informai eksekutif.
3. Klasifikasi Lainnya Sistem Informasi
Beberapa kategori lainnya sistem informasi dapat mendukung baik aplikasi
operasi maupun manajemen, contohnya, sistem pakar dapat memberi saran
pakar untuk tugas-tugas dasar operasi seperti diagnosa perlengkapan, atau
keputusan manajerial seperti manajemen portofolio pinjaman. Sistem
manajemen pengetahuan adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang
mendukung pembentukan, pengaturan, dan penyebaran pengetahuan bisnis ke
para pegawai dan manajer di seluruh perusahaan. Sistem informasi yang
berfokus pada aplikasi operasi dan manajerial dalam mendukung fungsi bisnis
dasarnya seperti akuntansi dan pemasaran, disebut sebagai sistem bisnis
fungsional. Terakhir, sistem informasi strategis menerapakan teknologi
informasi pada produk, layanan atau proses bisnis perusahaan, untuk
membantunya mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaingnya. Jadi,
kebanyakan sistem informasididesain untuk menghasilkan informasi dan
mendukung pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat manajemen dan
fungsi bisnis, seperti juga untuk tugas dasar pencatatan serta pemrosesan
transaksi.
2.1.4 Fungsi Sistem Informasi
1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan bisnis,
seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran,
dan manajemen sumber daya manusia.

7
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral
pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer
dan parktisi bisnis.
4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan startegis dalam pasar
global.
5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan
pria dan wanita.
6. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan
perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
2.1.5 Komponen Sistem Informasi
Dalam menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya
menjadi produk informasi sebagai outputnya, sistem informasi memerlukan
beberapa komponen-komponen untuk mencapainya. Komponen-komponen
tersebut adalah :
1. Manusia, hardware, software, data, dan jaringan adalah lima sumber daya
dasar sistem informasi.
2. Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi,
sumber daya hardware terdiri dari mesin dan media, sumber daya software
meliputi baik program maupun prosedur, sumber daya data meliputi dasar
data dan pengetahuan, serta sumber daya jaringan yang meliputi media
komunikasi dan jaringan.
3. Sumber daya data diubah melalui aktivitas pemrosesan informasi menjadi
berbagai produk informasi bagi pemakai-akhir.
4. Pemrosesan informasi terdiri dari aktivitas input daalm sistem,
pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian.
2.1.6 Aktivitas Sistem Informasi
Mari kita lihat lebih dekat setiap aktivitas pemrosesan informasi dasar
(atau pemrosesan data) yang terjadi dalam sistem informasi.
1. Input Sumber Daya Data

8
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus ditangkap dan
disiapkan untuk pemrosesan untuk aktivitas input. Input biasanya
berbentuk aktivitas entri data seperti pencatatan dan pengeditan. Para
pemakai akhir biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem
komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dari beberapa jenis
media fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai
aktivitas edit untuk memastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan
benar. Begitu dimasukkan, data bisa dipindahkan ke dalam media yang
dapat dibaca mesin, seperti magnetic disk hingga dibutuhkan untuk
pemrosesan.
2. Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Data biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti perhitungan,
perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran.
Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi data,
hingga mengubahanya ke dalam informasi bagi para pemakai akhir.
Kualitas data apapun yang disimpan dalam sistem informasi juga harus
dipelihara melalui proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan
pembaruan.
3. Output Produk Informasi
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan disediakan
untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah
untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir.
Produk informasi umum meliputi pesan, lapora, formulir, dan gambar
grafis yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio,
produk kertas, dan multimedia.
4. Penyimpanan Sumber Daya Data
Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi. Penyimpanan
adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan
secara teratur untuk digunakan kemudian.
5. Pengendalian Kinerja Sistem
Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja
sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai

9
aktivitas input, pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini
harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapakan apakah sistem dapat
memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas
sistem yang tepat harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat
dihasilkan bagi para pemakai akhir.

2.2 Konsep Dasar Informasi Kesehatan


2.2.1 Pengertian manajemen sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta
kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi.
Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan
pengeluaran informasi.
2.2.2 Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik.
Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas
kesehatan).
3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi
pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk
melayani pasien atau masyarakat.

10
5. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital
di kirim ke bank data nasional (data warehouse).
6. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas
kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
7. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis
komputer.
8. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk
menerapkan Sikda Generik.
9. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
10. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem
Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu
para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan
pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan
pusat) dan sistem dalam hal berikut : 
1. Mendukung manajemen kesehatan 
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan 
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas 
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan
bukti (evidence-based decision) 
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 
7. Membantu penilaian transparansi.
2.4 Peranan system informasi kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)

11
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan
bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan
regulasi  kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan    
subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna,
berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain didalam SKN
sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan
Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat
menghasilkanhal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan
bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam
kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai
komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan
kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel

12
universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien
sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,
mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi
yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara
elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website
dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat
dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka
memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat
dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan
pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen,
penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian
dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit
organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan
dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan
organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan
kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
2.2.5 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup
pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front
office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien: Yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai

13
keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran
rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit : Seperti: penyakit
dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,
gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,
UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose
dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam
medis pasien.
3. Rawat Inap : Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,
konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium : Yang mencatat informasi pemeriksaan
seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan
lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran : Meliputi penagihan dan pembayaran untuk
rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi,
rehab medik), baik secara langsung  maupun melalui jaminan dari pihak
ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan
lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan
transaksi obat-obatan.
2.2.6 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah
Sakit
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis
dari rumah sakit tersebut.
2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu
dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS”
dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan
kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi
SIRS adalah sebagai berikut:

14
1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan
Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu.
2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus
informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang
terpadu.
3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada
berbagai tingkatan.
4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan
hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi
rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu
dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan
hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang
relatif singkat.
7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini
mungkin.
8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan
masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas,
bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi
komputer (user friendly).
10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal
mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS
di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak
yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan
kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,

15
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari
Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
 Memiliki aspek pengawasan terpadu
 Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah
dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
 Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan
dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu
melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
 Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi
dengan menekan pemborosan.
 Terjaminnya konsistensi data.
 Orientasi ke masa depan.
 Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai

2.3 Jenis-jenis Sistem Informasi Kesehatan & Hubungan Antar Sistem


Sistem Informasi Kesehatan sangat erat kaitannya dengan Sistem
Informasi Rumah Sakit (Hospital Information System atau HIS). Sistem
informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan
komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit
(Kusumadewi, 2009).
Salah satu sub sistem dari sistem informasi kesehatan adalah sistem
rekam medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang
proses peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical
Record (EMR) adalah suatu media elektronik yang digunakan untuk
menyimpan informasi klinis. Fungsi utama EMR adalah untuk merekam
informasi, mengakses informasi, membantu pengambilan keputusan,
menggunakan data atau informasi secara bersama-sama, identifikasi pasien,
menangani keamanan dan otentifikasi data, serta membantu auditing. Melalui
sistem perekam medis yang baik dan efektif diharapkan kualitas perawatan

16
kesehatan bagi seorang pasien juga akan meningkat, memudahkan manajemen
dan profesional dalam menetapkan keputusan.
1. Rekam Medis
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam
medis dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat. Kalau diartikan secara dangkal,
seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan
pasien. Namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna
lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena didalam catatan tersebut
sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan
dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang
pasien yang datang ke rumah sakit.

Rekam medis juga sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam


medis. Sedangkan pencatatan rekam medis hanya sebagai salah satu
kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis. Menurut Muslihuddin
(1997), penyelenggaraan rekam medis mempunyai arti proses kegiatan
dimulai dari diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan
pencatatan data medik pasien selama pasien tersebut mendapatkan
pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan
berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan
atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
2. Rekam Medis Elektronik
Menurut Setiawan dan Wahid (2009) yang mengutip pendapat
Raghupathi (1997), sistem informasi rekam medis elektronik atau disebut

17
dengan virtual patient record atau electronic medical record ini digunakan
untuk mengelola informasi rekam medis pasien, sehingga memudahkan dalam
menelusur balik informasi, termasuk sejarah penyakit dan tindakan medis
yang diterima, dan menggunakannya untuk mengambil tindakan medis yang
tepat. Secara umum, sistem informasi ini dapat didefenisikan sebagai
informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk digital yang
mempunyai sebuah penanda unik setiap individu.
Sistem informasi rekam medis memungkinkan pengguna untuk
mengisikan, menyimpan, memanggil ulang, mentransmisikan, dan
memanipulasi/mengelolah data pasien secara spesifik, baik per individu
maupun secara kelompok, termasuk data klinis, administratif, dan
demografi. Hal ini akan meminimalkan potensi duplikasi data, dan
mengurangi biaya dalam pengelolahan.
Sistem informasi ini digunakan di lingkungan rumah sakit atau
lembaga penyedia layanan kesehatan lain yang menangani pasien secara
langsung. Pada masa yang akan datang, sistem informasi ini seharusnya
dapat terjadi inter-operabilitas antar rumah sakit. Rekam medis ini terkait
dengan banyak aktivitas pelayanan kesehatan dan pengembangan sistem
informasi kesehatan lain.
3. Sistem Informasi Berbasis Komputer
Menurut Parker yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono
1994, sistem informasi berbasis komputer (computer-based management
information system) terdiri dari manusia, perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), data, dan prosedur-prosedur organisasi yang
saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang tepat pada
waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi yang
berkompeten. Informasi Manajemen Berbasis Komputer dapat pula
dikatakan sebagai Sistem Informasi Manajemen yang mendapatkan
perkakas pengelolahan data komputer dalam kedudukan yang penting.

18
2.4 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi
antara satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran dan
tujuan, adapun komponen sistem informasi antara lain (Kadir, 2003) :
a. Perangkat keras (hardware), yang mencakup piranti fisik seperti komputer
dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
c. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk memproses data.
d. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan informasi.
e. Basis data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain
yang berkaitan dengan penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu berupa sistem penghubung
yang memungkinkan sumber daya (resources) dipakai secara bersama atau
diakses oleh pemakai lain.
Menurut Hartono (2002) sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen
yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu
proses informasi dan struktur manajemen sistem informasi. Proses informasi,
yang terdiri dari: pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, analisis
data, presentasi informasi sedangkan struktur manajemen sistem informasi, terdiri
dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi orang-orang
(perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data), perangkat
keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format
laporan, program pengolah data) dan sumber dana serta aturan-aturan organisasi,
misalnya penggunaan standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf,
prosedur manajemen distribusi, prosedur pemeliharaan komputer yang akan
memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan dibagi menjadi dua komponen, Teknologi
Informasi (TI) dan Informasi Kesehatan itu sendiri. Ada tiga hal yang menjadi
dasar dari TI tersebut, yang pertama yaitu hardware, kedua software dan yang
tidak kalah pentingnya yaitu brainware. Dan informasi kesehatan itu berkaitan

19
dengan informasi tentang kesehatan, seperti data yang ada di suatu daerah tetang
yang berkaitan dengan kesehatan.
Dalam pengembangan sistem informasi kesehatan, harus dibangun
komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem
informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terprnting menggunakan
teknologi komputer dalam mengimplementasi sisten informasi berbasis komputer
(Computer Based Information System). Melalui hasil pengembangan sistem
informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan
bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam
kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai
komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan
kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel
universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien
sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,
mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi
yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara
elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan
secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki
pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-
baiknya.

20
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan
pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen,
penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan
pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit
organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan
dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan
organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan
kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

21
BAB 3
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sistem informasi merupakan sebagai suatu hubungan dari komponen-
komponen pengumpulan, proses, penyimpanan dan distribusi informasi bahan
pengambilan keputusan dan kontrol dalam suatu organisasi (Whitten et al, 2004).
Sistem informasi kesehatan sangat di butuhkan dalam lingkup kesehatan
dalam hal ini seperti rumah sakit puskesmas dll , di karenakan sistem tersebut
sangat membantu tugas sdm di dalam dinas kesehatan untuk melayani pasien
pasien di rumah sakit ataupun puskesmas.
Sistem Informasi Kesehatan sangat erat kaitannya dengan Sistem Informasi
Rumah Sakit (Hospital Information System atau HIS). Sistem informasi rumah
sakit adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan komunikasi aliran
informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit
Salah satu sub sistem dari sistem informasi kesehatan adalah sistem rekam
medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses
peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical Record
(EMR) adalah suatu media elektronik yang digunakan untuk menyimpan
informasi klinis. Fungsi utama EMR adalah untuk merekam informasi, mengakses
informasi, membantu pengambilan keputusan, menggunakan data atau informasi
secara bersama-sama, identifikasi pasien, menangani keamanan dan otentifikasi
data, serta membantu auditing.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas diharapkan mahasiswa/i dapat mengetahui dan
memahami tentang komponen sistem informasi kesehatan. Apabila ada
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami menerima masukan, kritikan dan
saran yang membangun penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita khususnya pihak yang memerlukan

22
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Murniati AR, M.Pd dan Dr. Nasir Usman, M.Pd Implementasi
Manajemen Strategi Dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Iwa Sukiswa, Penerbit Tarsito Bandung Dasar – Dasar Umum
Manajemen Pendidikan.
Dr.Ibrahim Bafadal, M.Pd. Manajemen Perlengkapan Sekolah.
Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
BPKP  dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Ketua Tim  tahun
2007 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.
Pidarta, DR.Made. (1998). MANAJEMEN PENDIDIKAN
INDONESIA. Jakarta : PT Bina Aksaraa.
Pidarta, made.1988.Manajemen Pendidikan Indonesia.Jakarta : PT.
Bina Aksara.
Tilaar,H.A.R. 1992. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung :
Remaja Rosdalinaya.
Suhardan, Dadang, (1982), Administrasi Kantor Sekolah, Jurusan
Adpen FIP IKIP  Bandung,
Sutisna, Oteng, (1990), Filsafat dan Ilmu Dalam Pendidikan,
Mimbar   Pendidikan .(nomor 4-IX), University Press IKIP Bandung,

Anda mungkin juga menyukai