Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kerja Praktek

I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


PT SIER - PIER

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga perguruan tinggi kini dituntut untuk menghasilkan output


yang mampu menjawab tuntutan zaman yang mana pribadi yang mampu
memecahkan masalah yang ada dimasyarakat atau pribadi yang siap bekerja
secara professional. Oleh karena itu setiap perguruan tinggi berlomba-lomba
menciptakan generasi berkualitas yang siap diterjunkan ke masyarakat
maupun di dunia kerja. Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme
menuntut adanya pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. Untuk
meningkatkan wawasan dan kemampuan pada bidang manajemen dan
aplikasi serta juga untuk memahami dunia kerja maka dilakukan kegiatan
kerja praktek. Melalui program kerja praktek (KP) yang bersifat wajib, setiap
mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan
mengaplikasikan keahlian yang diperoleh pada perusahaan instansi tertentu.

Kerja praktek merupakan salah satu persyaratan wajib yang bernila satu
(1) SKS dari jurusan teknik kimia, Institut Teknologi Adhitama Surabaya.
Dengan kerja praktek diharapkan mahasiswa mampu berinteraksi dengan baik
dengan masyarakat ditempat kerja praktek dilakukan. Dan pada prinsipnya
kerja praktek dapat dilakukan dimana saja dengan persyaratan objek yang
memiliki hubungan dengan bidang teknik kimia. Hal ini tentunya sangat
berguna untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap bidang studi
dan permasalahan yang kerap terjadi dilapangan.

Kemampuan mahasiswa dibidang teknik kimia masih kurang memadai,


jika hanya mendapatkan ilmu dibangku kuliah saja sehingga akan lebih baik
jika ilmu yang didapat dibangku kuliah diterapkan langsung dalam pekerjaan
sesungguhnya. Tentunya dengan melalui penerapan prinsip-prinsip siklus
pemecahan meliputi analisis situasi, perumusan dan penetapan prioritas
masalah, penyusunan alternatif dan pemilihan alternatif terbaik, penyusunan
rencana operasional, implementasi, monitoring dan evaluasi.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
1
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

1.2 Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan air limbah di Instalasi Pengolahan Air


Limbah (IPAL) di kawasan PIER (Pasuruan Industrial Estate
Rembang) yang dikelola oleh PT. SIER Surabaya
2. Menganalisa parameter hasil pengolahan air limbah di kawasan PIER
terhadap lingkungan.
1.2 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa mampu berfikir positif dan kreatif dalam menghadapi


suatu permasalahan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kenyataan yang ada dalam
dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu
yang telah didapat dalam dunia kerja.
c. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh dan dimiliki baik
di dalam maupun di luar pendidikan formal.
d. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerja di masa mendatang.
e. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mahasiswa
untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan
kerja.

1.3.2 Bagi Institut

a. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana


kesesuaian kurikulum yang ada dengan perkembangan yang terjadi
di dunia industri.
b. Mencetak mahasiswa yang siap kerja dengan keterampilan dan
kejujuran dalam melaksanakan tugas.
c. Institut mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan
perusahaan.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
2
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

1.3.3 Bagi Instansi tempat KP


a. Merupakan sarana penghubung kerjasama antara instansi atau
perusahaan dengan lembaga perguruan tinggi mengenai
pengembangan R & D (Research and Development), khususnya bagi
mahasiswa jurusan Teknik KimiaInstitut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.Yang mana hasil riset dimungkinkan dapat dikembangkan
dan diaplikasikan Institut maupun di instansi tempat KP.
b. Sebagai sarana untuk melihat kemampuan dan kinerja dari
mahasiswa khususnyamahasiswajurusan Teknik KimiaInstitut
Teknologi Adhi Tama Surabaya menurut bidang keahlian masing-
masing.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilaksanakan pada :

Waktu : 17juli – 18agustus 2017

Tempat : IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) – PIER (Pasuruan


Industrial Estate Rembang)

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
3
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air limbah

Limbah merupakan salah satu dampak yang muncul akibat adanya


pemanfaatan sumber daya alam. Limbah yang tidak dikelola dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, terutama lingkungan perairan. Limbah yang
mencemari badan air akan berdampak buruk bagi organisme penghuninya, air
limbah bisa bersumber dari air limbah domestik atau air limbah industri. Air
limbah yang berasal dari industri merupakan salah satu permasalahan lingkungan
yang banyak dijumpai saat ini. Menurut Sugiharto (1987), air limbah domestik
adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau
pemukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar
mandi, tempat cuci, dan tempat memasak. Air limbah yang berasal dari industri
sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri tersebut.

Limbah yang tidak dikelola dapat menimbulkan dampak yang luar


biasa terhadap lingkungan terutama lingkungan perairan yaitu sumber daya
air yang ada (Ginting, 2007). Sriyanto (1995) menambahkan bahwa
pencemaran air sungai dapat terjadi karenan pengaruh kualitas air limbah
yang melebihi baku mutu air limbah.

2.2 Pengolahan Air limbah

Menurut Sjadzali (1989) dan Siregar (2005) sistem pengolahan air limbah
memerlukan gabungan dari proses-proses fisik, kimiawi, dan biologis. Karena
proses biologis adalah proses yang relatif paling murah dan paling tuntas maka
fungsi dari proses fisik dan kimiawi adalah untuk mempersiapkan air limbah agar
dapat diproses secara biologis. Ketiga proses tersebut terdiri dari:

1. Fisik
a. Screening – memisahkan benda- benda padat (kain, kayu, daun dsb)
yang cukup besar.
b. Oil/ Grease trap – memisahkan minyak dan lemak.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
4
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

c. Sand Trap – Memisahkan pasir – pasir dan partikel – partikel kecil.


2. Kimiawi
a. Presipitasi – Memisahkan logam berat dengan berbagai reaksi kimia.
b. pH – Penyesuaian pH.
3. Biologis
a. Nutirent – Penambahan unsur Fosfat dan Nitrogen (mis: urea)
b. Aerasi – Membantu bakteri/ mikro organisme dalam mengkonsumsi
zat – zat polutan yang organik.
c. Pengendapan – Memisahkan lumpur (gumpalan – gumpalan bakteri)
dari air yang sudah bersih.
d. Thickener – Memadatkan lumpur yang sudah dipisahkan diproses
pengendapan.

Prinsip pengelolaan limbah terdiri dari gabungan suatu hirarki dari


kegiatan pengelolaan limbah didalam pengembangan rencana pengelolaan limbah.
Kegiatan pengelolaan limbah yang spesifik dibuat untuk limbah yang dihasilkan
dan lokasi tertentu yang dapat dipakai untuk reuse, recycle, fasilitas pengolahan,
dan fasilitas pembuangan. Pengelolaan limbah yang baik mengacu pada
penghilangan, merubah atau mengurangi kegiatan dalam operasi yang
menghasilkan buangan ke tanah, udara atau air. Prinsip ini harus digabungkan
kedalam rancangan dan pengelolaan fasilitas eksplorasi dan produksi dan rencana
kegiatan penunjang. Jika nihil limbah (zero waste) tidak memungkinkan,
kemudian dilakukan minimalisasi dari volume limbah yang dihasilkan harus
diperiksa ulang (Ekariyono, 2003).

2.3 Parameter buangan air limbah

Parameter atau standar baku mutu air limbah yang digunnakan oleh PT.
SIER PIER mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya
Khususnya untuk Kawasan Industri. Selain itu PT. SIER PIER memiliki standart
tersendiri untuk air limbah kawasan industri PIER agar bisa diolah oleh PT. SIER
PIER.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
5
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah pada Industri PT. SIER PIER

Satua
No. Parameter Simbol Nilai
n
A. Fisika  
1. Suhu T 40 °C
2. Jumlah Padatan Terlarut   2000 mg/l
Jumlah Padatan
3.   400 mg/l
Tersuspensi
300
4. Warna   Pt. Co
skala
B. Kimia  
1. Derajat Keasaman pH 6–9 mg/l
2. Besi Fe 30 mg/l
3. Mangan Mn 10 mg/l
4. Barium Ba 5 mg/l
5. Tembaga Cu 5 mg/l
6. Seng Zn 5 mg/l
7. Krom Heksavalen Cr 6+ 2 mg/l
8. Krom Total Cr 2 mg/l
9. Kadmium Cd 1 mg/l
10. Raksa/Merkuri Hg 0,005 mg/l
11. Timbal Pb 3 mg/l
12. Timbal Putih Sn 2 mg/l
13. Arsen As 1 mg/l
14. Selenium Se 1 mg/l
15. Nikel Ni 2 mg/l
16. Kobalt Co 1 mg/l
17. Sianida Sn 1 mg/l
18. Sulfida S 1 mg/l
19. Florida F 30 mg/l
20. Klorin Bebas Cl2 1 mg/l
21. Amoniak Bebas NH3 20 mg/l
22. Nitrat NO3 50 mg/l
23. Nitrit NO2 5 mg/l
24. Phospat PO4 20 mg/l
25. Sulfat SO4 500 mg/l
26. COD O2 3000 mg/l
27. BOD O2 1500 mg/l

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
6
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

28. Detergen MBAS 5 mg/l


C6H5O
29. Phenol 2 mg/l
H
30. Minyak/Lemak   30 mg/l
31. Amonium NH4 15 mg/l
32. Klorida Cl 300 mg/l
Sumber : Baku Mutu PT. SIER PIER

Adapun untuk baku mutu kegiatan Industri lainnya menurut Peraturan Gubernur
Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2.Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan industri

No Parameter Satuan Baku Mutu Air Limbah


FISIK I II
1 Temperatur der.C 38 40
2 Zat padat larut (TDS) mg/L 2000* 4000
3 Zat padar tersuspensi mg/L 200 400
KIMIA
1 pH 6,0 sampai 9,0
2 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10
3 Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 5
4 Barium (Ba) mg/L 2 3
5 Tembaga (Cu) mg/L 2 3
6 Seng (Zn) mg/L 5 10
7 Krom Heksavalen(Cr6+) mg/L 0,1 0,5
8 Krom Total (Cr) mg/L 0,5 1
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1
10 Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005
11 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1
12 Stanum(St) mg/L 2 3
13 Arsen (Ar) mg/L 0,1 0,5
14 Selenum (Si) mg/L 0,05 0,5
15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5
16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6
17 Slanida (CN) mg/L 0,05 0,5
18 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1
19 Fluorida (F) mg/L 2 3
20 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2
21 Amonia bebas (NH3-N) mg/L 1 5
22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30
23 Nitrit (NO2-N) mg/L 1 3
24 BOD5 mg/L 50 150

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
7
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

No Parameter Satuan Baku Mutu Air Limbah


25 COD mg/L 100 300
26 Senyawa aktif biru metilen mg/L 5 10
27 Fenol mg/L 0,5 1
28 Minyak Nabati mg/L 5 10
29 Minyak Mineral mg/L 10 50
30 Radioaktivitas **) mg/L - REF
Sumber : PERGUB JATIM No.72 Tahun 2013

2.3 Parameter Lingkungan


2.3.1 Padatan tersuspespensi total (Total Suspended Solid atau TSS)
Adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm) yang tetahan pada
saringan millipore dengan diameter pori 0,45μm. TSS terdiri atas lumpur dan
pasir halus serta jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau
erosi tanah terbawa ke badan air (Effendi,2003)
2.6.2 BOD
Kebutuhan oksigen biokimia (Biological Oxygen Demand : BOD)
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme atau
mikroorganisme untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan
organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut (Wardhana, 1995).
2.6.3 Oksigen Terlarut
Menurut Jusman (2001) mengatakan bahwa kandungan oksigen terlarut
dalam suatu perairan mempengaruhi daya tahan organisme akuatik terhadap
adanya pengaruh suatu kontaminan. Nilai kandungan oksigen terlarut dalam suatu
perairan sangat mempengaruhi kecepatan metabolisme, karena oksigen yang
terlarut yang diabsorbsi oleh ikan dibutuhkan dalam proses pembentukan energi
metabolisme.
Connel (1995) menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
berhubungan dengan penurunan oksigen terlarut yang mempunyai dampak
ekologis. Penurunan oksigen terlarut biasanya berasal dari penambahan zat-zat
organik ke dalam badan air.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
8
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Setelah itu menurut (Fardiaz, 1992) kehidupan makhluk hidup di dalam air
tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahanakan konsentrasi
oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya.
Sedangkan Odum (1971), Kandungan oksigen terlarut ditentukan oleh
lajunya fotosintesis, respirasi, temperatur, laju dan besarnya perombakan bahan
organik.
2.6.4 pH
Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa air
dan merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Adanya karbonat,
hidroksida, dan bikarbonat menaikkan kebasaan air.
Sementara itu adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat
menaikkan kemasaman. Perairan yang bersifat asam lebih banyak dibandingkan
perairan alkalis. pH air dapat mempengaruhi tersedianya hara serta toksisitas dari
unsur-unsur renik. pH perairan air tawar berkisar 5-9. Pada kisaran pH ini ikan air
tawar masih dapat hidup (Jusman, 2001).
2.6.5 COD (Chemical Oxygen Demand)
Menurut Effendi (2003) COD merupakan jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang
didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi
secara biologis (nonbiodegradable) menjadi CO2 dan H2O.
Pada pemeriksaan di laboratorium bahan organik yang ada dalam air limbah
dilarutkan dengan asam kuat, bahan anorganik dioksidasi oleh kalium bikromat
(K2C2O4) menjadi gas CO2 serta jumlah ion chrom, sedang untuk mempercepat
reaksi ditambah katalis perak sulfat (Ag2SO4) dan pemanasan reaksi oksidasi yang
terjadi sebagai berikut.
Bahan organik + Cr2O2 + H+ CO2+ H2O + Cr3+2
Apabila dalam air limbah terdapat clorida diperlukan penambahan merkuri
sulfat untuk mengikat ion chlor menjadi merkuri clorida. Jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik sama dengan jumlah kalium
bicromat yang dipakai dalam reaksi tersebut.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
9
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Makin banyak kalium yang dipakai dalam reaksi oksidasi berarti makin tinggi
keubutuhan oksigen untuk mengoksidasi air limbah. Sebagaimana halnya dengan
BOD, jika hasil pemeriksaan COD juga merupakan petunjuk bahwa kandungan
oksigen dalam air limbah rendah dan zat organiknya tinggi.
Nilai COD biasanya lebih tinggi dari BOD karena bahan-bahan yang stabil
terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat teroksidasi dalam reaksi COD,
jika COD lebih dari 80 mg/liter dapat menyebabkan penyakit perut pada manusia.

2.4Sifat Biologis
Bahan-bahan organik dalam air terdiri dari berbagai macam senyawaan.
Protein adalah salah satu senyawa kimia organik yang membentuk rantai
kompleks, mudah terurai menjadi senyawa-senyawa lain seperti asam amino.
Bahan yang mudah larut dalam air akan terurai menjadi enzim dan bakteri
tertentu. Bahan ragi akan terfermentasi menghasilkan alkohol. Pati sukar larut
dalam air, akan tetapi dapat diubah menjadi gula oleh aktifitas mikrobiologi.
Bahan-bahan ini dalam limbah akan diubah oleh mikroorganisme menjadi
senyawa kimia yang sedrehana seperti karbon dioksida dan air serta amoniak.
(Ginting,2006)
2.5. Teknik Sampling
2.5.1. Pengambilan Sampel Lingkungan
Pengambilan sampel dan uji parameter kualitas lingkungan merupakan
pekerjaan yang tidak mudah karena polutan bersifat dinamis dan bermigrasi
seiring dengan perubahan situasi dan kondisi setempat. Karakteristik fisik matrik
air, udara, tanah/sedimen, padatan/lumpur atau cairan, cuaca, jumlah polutan ke
lingkungan, sumber emisi atau efluen, sifat kimia, biologi, dan fisika polutan, dan
intervensi manusia sangat memengaruhi cara serta kecepatan migrasi polutan.
Pada umumnya, migrasi polutan terjadi melalui angin, hujan, air permukaan, air
tanah, air laut, dan intervensi manusia yang berupa pipa limbah cair, drainase, dan
lain-lain.
Selain mengambil sampel yang akan di uji di laboratorium, petugas juga
harus mengukur parameter lapangan. Pengukuran parameter lapangan harus
ditujukan terhadap faktor-faktor yang dapat memastikan kesahihan hasil

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
10
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

pengujian (ISO/IEC 17025:1999). Contohnya pada saat mengambil sampel air


sungai yang
perlu diukur adalah pH, suhu, DO ( Dissolve Oxygen), DHL ( Daya
Hantar Listrik), kekeruhan, debit air, cuaca, dan kondisi setempat. Parameter itu
sedapat mungkin langsung diukur didalam badan air, namun apabila tidak
memungkinkan dapat diukur dalam wadah yang sesuai segera mungkin.
Sedangkan untuk pengambilan sampel udara ambien, yang perlu diukur adalah
kecapatan angin, arah angin, suhu, dan kelembapan udara, dan kecepatan aliran
pompa penghisap udara. Pengukuran itu sangat berguna sebagai bahan interpretasi
data hasil pengujian di laboratorium.
Pengambilan sampel Gunakan botol kaca gelap bila memungkinkan.
Penggunaan botol plastik harus bersih dari zat-zat organis yang mungkin masih
tersisa didalamnya. Sampel yang mengandung lumpur harus dikocok sampai
merata sebelum dianalisa, karena lumpur juga terdiri dari zat-zat organis yang
harus diokasidasikan dalam tes COD untuk mendapatkan angka COD yang benar.
Sampel yang tidak stabil yaitu sampel yang mempunyai kadar bakteri atau
Fe2+ tinggi, harus dianalisa segera.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
11
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

BAB III

KONDISI OBYEKTIF LOKASI KERJA PRAKTEK

3.1 Deskripsi Instansi

3.1.1 Sejarah Singkat PT SIER – PIER PASURUAN

PT SIERatau singkatan dari Surabaya lndustrial Estate Rungkut


merupakan perseroan milik negara yang didirikan pada tahun 1974 dihadapan
Notaris Abdul Latief, SH dengan Nomor 166 tanggal 28 Februari 1974, yang
kemudian dirubah dengan Akta Nomor 2 tanggal 1 Agustus 1974 dan
disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 1 September
1974. Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 1998 dihadapan Notaris Abdurrazaq
Ashiblie SH dilakukan perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 22
tanggal 23 Mei 1998 dan telah disahkan Menteri Kehakiman sesuai
Keputusan Nomor: 98 pada September 1998. Pendirian PT Surabaya
lndustrial Estate Rungkut bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan
pembangunan nasional khususnya dalam bidang pembangunan dan
pengelolaan Kawasan lndustri dalam arti seluas-luasnya.

Sebagai Negara yang sedang berkembang, pembangunan merupakan


hal yang terpenting bagi Indonesia. Untuk itu, pemerintah melakukan usaha
semaksimal mungkin untuk mewujudkan kawasan perindustrian baru di
sejumlah kota di luar Jakarta. Untuk perusahaan di kawasan Surabaya dan
sekitarnya maka Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen
Keuangan mendirikan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) yang
berlokasi di Rungkut Surabaya. PT SIER merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia Depkeu 50%, Pemprov Jatim 25%, Pemkot Surabaya 25% dengan

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
12
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

bisnis utama penjualan tanah industri, persewaan pabrik/gudang, dan


persewaan perkantoran.
PT SIER berdiri pada tanggal 28 Februari 1974 dengan Akta No. 01
Tanggal 1 Agustus 1974. PT SIER diakui secara resmi setelah mendapatkan
pengesahan Menteri Kehakiman berdasarkan Kep. Men. No. VA. 5/341/18
Tanggal 17 September 1974.
Ada 3 wilayah kawasan industri PT SIER (persero) yaitu:
1. Pada tahun 1974 kawasan-kawasan industri pertama kali
dikembangkan di Rungkut, sebelah tenggara kota Surabaya dengan
luas area 246 Ha oleh Pemerintah Kota Madya Surabaya, kurang
lebih 300 industri dengan jumlah tenaga kerja yang ditampung
50.000 orang.
2. Pada tahun 1985 dikembangkan di Brebek Sidoarjo dengan luas 87
Ha. Kurang lebih 60 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja yang
ditampung adalah 10.000 orang.
3. Pada tahun 1989 dikembangkan di Rembang Pasuruan dengan luas
tanah 500 Ha, pada saat ini kurang lebih 119 perusahaan (300 ha),
jumlah tenaga kerja yang nantinya akan diserap jika lokasi penuh
kurang lebih 75.000 orang.
Kawasan PIER adalah yang terluas diantara ketiga kawasan yang
dikelola oleh PT SIER. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
No.2/HPL/DA/1976 Tanggal 2 Januari 1976, dimana PIER memperoleh hak
pengolahan seluas 500 ha, yaitu 60% dari luas lahan merupakan bangunan
pabrik, sedangkan 40% merupakan sarana pengunjung. Hak tersebut
didaftarkan pada kantor Agraria Kabupaten Pasuruan pada tanggal 10
September 1986.
Lahan untuk keperluan industri tersebut dapat diperoleh dengan
pembelian secara tunai atau angsuran dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan
(HGB) selama 20 tahun dan dapat diperpanjang. Pada sekarang ini jumlah
perusahaan yang ada di kawasan industri PIER sebanyak 119 perusahaan
yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
13
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Penanaman Modal Asing (PMA), dimana saat ini yang beroperasi 48


perusahaan dan yang lainnya masih dalam proses konstruksi atau lahan
kosong.

3.1.2 Visi dan Misi

1. Visi
1. Menjadi pengembang Kawasan Industri Modern Yang Terintegrasi
dan Ramah Lingkungan.
2. Misi
1. Mewujudkan kawasan industri yang inovatif, berbasis teknologi
informasi, dan ramah lingkungan.
2. Menyediakan lahan industri siap bangun untuk kepentingan semua
investor.
3. Peka dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan
rencana pengembangan regional dan nasional.
4. Pemanfaatan sumber daya yang optimal dalam penyediaan layanan
penjualan, persewaan, penyediaan fasilitas industri dan sarana
penunjangnya dengan kualitas terbaik guna mendukung proses
bisnis.
3.1.3 Struktur Organisasi
Kawasan industri yang dikelola oleh PT SIER-PIER Pasuruan
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang merupakan cabang dari PT SIER.
Secara umum struktur organisasi di PT SIER dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Dewan Direksi dipimpin oleh seorang direktur utama yang dalam
menjalankan tugasnya dibantu 3 direktorat, yaitu :
a. Direktorat Operasi
b. Direktorat Pengembangan dan Pemasaran
c. Direktorat Umum, Keuangan, dan Administrasi
Uraian dari Gambar 3.1 terdiri dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
14
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

RUPS merupakan pemegang kekuasan tertinggi yang berfungsi sebagai


penentu arah dan tujuan perusahaan.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris berfungsi sebagai pengawas pelaksanaan dan
aktifitas perusahaan
3. Dewan Direksi
Dewan Direksi sebagai pelaksana harian perusahaan sesuai dengan SK
Direksi No. 01/SKD/1/75 tanggal 27 Januari 1975.
4. Direktur Utama
Tugas direktur utama :
 Bertindak atas nama direksi terhadap pihak ketiga.
 Menjamin pelaksanaan anggaran dasar perusahaan serta keputusan.
 Petunjuk rapat umum pemegang saham.
 Mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan sesuai dengan
pembagian tugas yang ada.
 Mengkoordinir managemen personalia, administrasi, humas, dan
bidang hukum.
 Mengkoordinir usaha-usaha marketing.memberi persetujuan
terakhir atas permohonan tanah di dalam kawasan.
 Bersama anggota direksi menyusun dan menetapkan program
budget dan laporan tahunan perusahaan.
5. Direktorat Operasi
Tugas direktorat operasi :
 Menyusun progam kerja direktorat.
 Menjalankan instalasi dan fasilitas kawasan.
 Mengawasi dan memelihara fasilitas kawasan.
 Membeli dan menyimpan barang-barang dan suku cadang yang
diperlukan untuk operasi dan pemeliharaan kawasan.
 Melakukan perencanaan dan tindakan pengamanan.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
15
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

 Menjaga keselamatan kawasan dari kecelakaan dari akibat


kebakaran, lalu lintas, kecerobohan pemakaian mesin dan instalasi
listrik dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
 Menjaga koordinasi dengan direktur perencanaan dan pemasaran
mengenai perusahaan-perusahaan pemakai untuk menjamin
kelancaran kawasan.
 Menjaga ketertiban dan pematuhan peraturan di dalam kawasan
oleh semua pihak.
 Memberikan konsultasi pada penghuni kawasan terutama bagi
yang baru masuk.
 Menetapkan biaya pembebanan dan ongkos operasi.
6. Direktorat Pengembangan dan Pemasaran
Tugas direktorat pengembangan dan pemasaran :
 Menyusun master plan kawasan industri yang akan dibangun.
 Menyusun rencana detail pekerjaan atau pembanguna dan
membuat program pelaksaannya.
 Mengkoordinaskan program pelaksaan tiap-tiap pekerjaan, baik di
dalam maupun di luar kawasan industri.
 Menyusun dan mengeluarkan peraturan bangunan.
 Mengeluarkan pernyataan tentang dipenuhinya ketentuan atau
peraturan kawasan industri oleh semua pihak.
 Mencatat dan melaporkan perkembangan pembangunan fisik
kepada anggota dewan direksi.
 Merencanakan proyek-proyek baru jika dipandang perlu.
 Menyusun strategi pemasaran.
 Membantu menyelesaikan hak-hak atas bagi tanah penghuni
kawasan.
 Memberikan informasi umum, seperti data, peraturan perundangan,
dan iklim dunia usaha.
 Menyusun program kerja tahunan kepada direksi.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
16
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

 Menyusun laporan tahunan dari direktorat untuk disusun kembali


dalam laporan tahunan perusahaan.

7. Direktorat Umum, Keuangan, dan Administrasi


Tugas direktorat umum, keuangan, dan administrasi :
 Menetapkan keuangan untuk melaksanakan rencana tahunan dan
rencana jangka panjang perusahaan.
 Menyusun anggaran berdasarkan program tahunan perusahaan.
 Mencatat dan membukukan semua transaksi keuangan perusahaan
berdasarkan prinsip-prinsip pembukuan.
 Mecatat dan mebukukan semua kekayaan, modal dan hutang
perusahaan dan mutasinya.
 Melakukan managemen keuangan dengan efisien.
 Melakukan perhitungan biaya perusahaan.
 Membuat analisa keuangan.
 Membuat laporan keuangan kuartalan dan tahunan.
 Merumuskan perjanjian dengan pihak penanaman modal.
 Mengurus rumah tangga perusahaan.
 Mengurus administrasi dan kesejahteraan pegawai.

 Menetapkan besarnya gaji dan bonus pegawai.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
17
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT SIER-PIER Pasuruan


3.1.4 Tugas dan Fungsi Instansi
Pendirian IPAL merupakan wujud kepedulian PT SIER dalam
melaksanakan sistem managemen lingkungan, yaitu tersedianya fasilitas
pengolahan air limbah atau IPAL. Hal ini merupakan kewajiban dari setiap
kawasan industri berdasarkan Keppres no.53/1989. Dengan adanya IPAL,
maka target pencapaian baku mutu kualitas air air limbah ke dalam golongan
II, sesuai SK gubernur no.45 tahun 2002 terpenuhi, sehingga aman dibuang ke
badan sungai kelas III.

Tugas dan fungsi pendirian IPAL PIER sebagai berikut:

a. Kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap lingkungan.


b. Undang-undang/peraturan tentang lingkungan yang harus
diwujudkan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.
c. Sebagai salah satu fasilitas pendukung yang ditawarkan pada
investor.
3.2 Lokasi dan Tata Letak

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
18
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Kawasan industri PIER terletak di Desa Pandean, Kecamatan Rembang,


Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur seperti yang di tunjukkan pada
Gambar 3.2. Dengan batas-batas wilayah di sebelah utara industri PIER
adalah jalan penghubung ke Desa Pandean, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Pejangkungan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Curah Dukuh, dan
sebeah barat berbatasan Desa Mojoparon dan Desa Pekoren. Kondisi topografi
pada umumnya berbukit dengan ketinggian lokasi PIER 4 - 45 m dari laut.
Sedangkan jarak dari sungai + 4 m, jarak dari perkantoran + 14 km, dan jarak
dari pemukiman penduduk + 3 km. Elevasi tanah dengan ketinggian dari
permukaan air laut rata-rata maksimal 45 m dan minimal 4 m dengan
kemiringan rata-rata 1-2%. Jenis tanah pada umumnya tanah alluvial berupa
tanah liat (tipis) dan pasir (tebal).
Gambaran umum mengenai Site Plan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kantor pemasaran dan informasi PT SIER terletak di ujung utara kawasan,
tepatnya di jalan raya Pasuruan-Surabaya. Di sisi kanan kantor terdapat
gerbang masuk kawasan yang memiliki 2 ruas jalan yang dibatasi dengan
dengan jalur hijau di tengah dan kedua sisinya. Kurang lebih 1,5 km arah
selatan di sisi kiri terdapat kantor Waste Water Treatment Plan (WWTP).
Pabrik utama terletak di depan kantor WWTP. Lokasi pabrik selanjutnya
berderet terus ke selatan. Export Processing Zone (EZP) terletak di bagian
barat kawasan. Dalam EPZ ini kurang lebih 20 kavling pabrik yang sampai saat
ini seluruhya sudah terisi.
Kawasan industri Rembang di Pasuruan berjarak 50 km dari Surabaya,
70 km dari Pelabuhan Tanjung Perak dan 60 km dari Lapangan Udara
Internasional Juanda. Letak lokasi ini didukung oleh kemudahan transportasi
antara lain jalan tol dan jalan provinsi, pelabuhan laut perak, pelabuhan udara
juanda, dan stasiun kereta api yang menghubungkan PIER dengan Surabaya
dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
19
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Gambar 3.2 Lokasi Kawasan PT.SIER-PIER Pasuruan

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
20
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Prose Pengolahan Air limbah di IPAL PT. SIER-PIER

Proses pengolahan air limbah di IPAL PT SIER-PIER menggunakan


proses fisika-biologi tanpa penambahan bahan kimia apapun.Tujuan utama
pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen,
dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam.
Proses pengolahan air limbah di IPAL PT SIER-PIER terbagiatas
Pengolahan Pertama (Primary Treatment) dan Pengolahan Kedua (Secondary
Treatment) di jelaskan sebagai berikut :
1. Pengolahan Pertama (Primary Treatment)

Tahap pengolahan pertamaair limbah sebagian besar adalah berupa


proses pengolahan secara fisika.

a. Bak Kontrol

Air limbah industri sebelum diproses di IPAL PIER ditampung


terlebih dahulu di bak kontrol yang ada di depan masing-masing perusahaan.
Bak kontrol berfungsi sebagai tempat pemeriksaan baku mutu air limbah yang
telah ditentukan oleh IPAL PIER yang dilakukan setiap satu tahun sekali.

b. Bak Pengendap Pertama (Primary Settling Tank)

Bak pengendapan pertama adalah proses pengendapan pertama air


limbah dari bak kontrol melaluibak kolektor yang berada di Export
Processing Zone (EPZ). Metode pengendapan adalah metode pengolahan
utama dan metode paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
air limbah. Di bak pengendap, air limbah didiamkan agar partikel-partikel
padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar bak.
Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan
dari air limbah dan dialirkan ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
21
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Bak pengendap dapat menurunkan kadar BOD (Biological Oxygen


Demand) dan menurunkan kadar padatannya, selain itu bak pengendap juga
dapat menurunkan Floating Material (kotoran terapung) serta terjadinya
homogenisasi berbagai macam air limbah dari industri yang masuk ke IPAL
yang kemudian akan dialirkan ke bak floating. Foto Bak Pengendap 1 yang
ada di PT SIER-PIER dapat dilihat pada Gambar 4.1.Bak pengendap memiliki
spesifikasi kedalaman sekitar + 4 meter, lebar 10 meter dan panjang + 40
meter.

c. Grit Chamber

Merupakan proses lanjutan dari bak pengendap. Grit chamber


berfungsi sebagai bak pemisah pasir dan partikel-partikel yang tidak terendap
di bak pengendap. Cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel-partikel pasir jatuh ke dasar bak, sementara air limbah terus
dialirkan untuk prosesselanjutnya. Pada tahap ini kandungan pasir dan
partikel sejenisnya dapat diturunkan hingga 85%.

d. Pengendap Kedua (Secondary Settling Tank)

Bak pengendap kedua memiliki fungsi untuk mengendapkan partikel-


partikel yang berhasil melewati Grit Chamber terutama zat padat tersuspensi
secara gravitasi, penyaringan kotoran terapung, sebagai tempat homogenisasi
air limbah sebelum masuk keOxidation Ditch, pemerataan beban hidrolisis
dan organis sehingga tidak akan terjadi shock loading pada proses berikutnya
akibat fluktuasi beban.

Bak pengendap kedua berbentuk lingkaran di lengkapi dengan


Scooper Bridge (Pengumpul Lumpur). Bak pengendap kedua berdiameter 20
m dengan volume total 727,28 m3. Jika proses pada bak pengendap kedua
berjalan dengan baik, maka akan dapat dipisah antarafloating material, dan
suspended solid pada bak pengendap kedua.

e. Distribution Box I

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
22
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Merupakan proses lanjutan dari bak pengendap kedua. Distribution


Boxatau yang disebut kotak pembagi berfungsi untuk menampung
danmendistribusikan air limbah yang berasal dari bak pengendap kedua ke
Oxidation Ditch. Distribution Box juga berfungsi sebagai pengatur debit air
yang akan masuk ke oxidation ditch.
1. Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan biologis,


yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/mendegradasi
bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri
aerob.Metode yang digunakan yaitu kolam perlakuan (treatment ponds /
lagoons) yang terdiri dari :

a. Oxidation Ditch atau Kolam Oksidasi

Terdapat dua kolam oksidasi di IPAL PT.SIER yaitu kolam oksidasi I


dan kolam oksidasi II. Pada masing-masing kolam oksidasi di lengkapi
dengan empat buah Mammoth Rotor yang berfungsi sebagai penyuplai atau
penghasil oksigen dan membantu terjadinya kontak antara air dan udara.

Di dalam kolam oksidasi terjadi proses aerasi selama 20-24 jam


secara continue untuk mengurangi dan memecah zat kimia, yang terdapat
dalam air limbah. Dalam Oxidation Ditchterdapat mikroorganisme berupa
lumpur aktif yang berfungsi sebagai pencerna bahan organik. Selain itu, kolam
oksidasi memiliki fungsi lain yaitu sebagai pencampur bahan organik dan
oksigen serta tempat terjadinya pertukaran gas dari air ke udara atau
sebaliknya.

b. Distribution Box II

Air limbah dari Oxidation Ditch yang membentuk biological flocs


menuju ke distribution box II untuk di transfer ke bak pengendap terakhir atau
Final Settling Tank. Tetapi sebelum masuk ke bak pengendap terakhir,
biological flocs tersebut harus dipisahkan antara partikel cair dan partikel
padatnya.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
23
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Partikel zat padat tersebut masih tergabung dalam lumpur yang masih
aktif. Di bagian ini lumpur aktif dikembalikan lagi ke kolam oksidasi melalui
bak penampung lumpur untuk proses biologis selanjutnya. Lumpur aktif yang
dikembalikan lagi ke kolam oksidasi ini disebut sebagai Return Sludge.

c. Bak Pengendap Akhir (Final Settling Tank)

Bak pengendap akhir ini memiliki fungsi yaitu untuk mengendapkan


sludge dari hasil proses Oxidation Ditch. Sama seperti bak pengendap kedua,
bak pengendap akhir juga dilengkapi dengan alat untuk mengumpulkan
padatan terapung (floating) agar tidak menuju proses selanjutnya.

d. Control Ponds

Merupakan alat untuk mencatat debit secara otomatis sebelum di


buang ke perairan umum.

e. Kolam indikator

Kolam indikator Merupakan kolam sebagai tempat uji apakah limbah


hasil proses tersebut mengandung racun atau tidak sebelum di alirkan ke
sungai raci untuk digunakan kembali. Di dalam kolam indikator juga terdapat
ikan nila yang juga digunakan sebagai kontrol jika air limbah yang telah
diproses sesuai dengan Baku mutu air limbah.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
24
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

4.2 Hasil Analisa Laboratorium IPAL PIER

Pengujian kualitas air limbah sangan diperlukan untuk mengetahui layak


tidaknya air limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Standart pengambilan sampel
yang dilakukan PT. SIER PIER adalah 2 kali setiap hari, yaitu sekitar pukul 08.00
WIB dan siang sekitar pukul 13.00 WIB.

Pengujian kualitas air hasil pengolahan tidak hanya dilakukan oleh PT.
SIER PIER tetapi juga dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Pasuruan. Pengujian air limbah bertujuan untuk mengendalikan mutu air limbah
agar sesuai dengan standart baku mutu yang telah ditetapkan PT. SIER PIER.
Adpun parameter yang diuji di laboratorium setiap harinya adalah pH, Oksigen
Terlarut (Dissolved Oxygen), COD, BOD, TSS, dan SS. Dalam analisa kualitas air
limbah, PT. SIER PIER menganalisa air limbah maupun lumpurnya. Untuk
analisa air limbah parameter yang diuji adalah SS, TSS, DO di effluent, pH, COD,
BOD yang mengacu pada Peraturan Gubernur nomor 72 tahun 2013 tentang baku
mutu air limbah untuk kawasan industri. Sedangkan untuk analisa lumpur,
parameter yang diukur adalah TSS, DO dan pH. Untuk DO dan pH pada analisa
lumpur hanya dilakukan di Oxidation Ditch II dan III.

a. SS

Setteable solid (SS) adalah bagian dari zat padat yang mudah diendapkan.
Semakin rendah nilai SS maka semakin mudah zat padat mengendap. Lumpur
aktif masih dapat digunakan kembali dalam proses pengolahan secara biologi di
dalam bak oksidasi jika kadar SS nya dibawah standart maksimal yang telah
ditetapkan. Namun jika kadar SS nya melewati standar maksimal yang telah
ditetapkan maka lumpur harus dibuang.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
25
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Tabel 5.1 Hasil Analisa Laboratorium SS

SS (mg/l)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
N Tangg pag sor pag Sor sor Sor Sor pag sor
o al i e i e Pagi e Pagi e pagi e i e
90 100
1 17 juli         900 0 900 900 950 0    
90 100 100
2
18 juli         900 0 950 950 0 0    
90 100 100
3 19 juli         900 0 900 900 0 0    
90 100 100
4 20 juli         900 0 900 900 0 0    
100 90 100 100
5 21 juli         0 0 0 900 900 0    
90 100 100
6 24 juli         900 0 900 900 0 0    
90 100 100
7 25 juli         900 0 900 900 0 0    
90 100 100
8 26 juli         900 0 900 900 0 0    
90 100
9 27 juli         900 0 900 900 900 0    
90 100 100
10 28 juli         900 0 900 900 0 0    
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
26
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

SS (mg/l)
1020
1000
980
960
940
920
900
880
860
840
17 juli 18 juli 19 juli 20 juli 21 juli 24 juli 25 juli 26 juli 27 juli 28 juli

Grafik 5.1 Hasil Analisa SS


Berdasarkan grafik 5.1, hasil analisa SS pada tanggal 17 juli – 28 juli berkisar
antara 900 – 1000 mg/L nilai ini sesuai dengan standart baku mutu yang telah
ditentukan PT. SIER PIER yaitu sebesar 2000 mg/l. Hasil analisa yang fluktuatif
terjadi karena kondisi dan jumlah air limbah yang masuk ke PT. SIER PIER tidak
menentu. Kenaikan nilai SS dari OD II sampai ke RS diakibatkan oleh banyaknya
zat padat yang terbawa oleh limbah cair dari industri – industri di kawasan PIER.

b. Total suspended solid (TSS)

Padatan tersuspensi total adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya
lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel
mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008). TSS umumnya dihilangkan
dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan
(turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di
perairan.

Tabel 5.2 Hasil Analisa Laboratorium TSS

TSS (mg/l)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
No Tanggal pag sore pag sore pagi sore pagi sore pagi Sore pag sore

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
27
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

i i i
3.8 5.2 4.2
1 17 juli         3 9 5.068 2 4 8.64    
5.5 3.7 4.8 7.3
2
18 juli         4 2 6.284 9 8 4.63    
3.1 5.3 5.4 6.7
3 19 juli         6 4 2.464 9 8 9.15    
4.8 4.5 6.8
4 20 juli         5.8 3 4.24 9 5 7.59    
2.0 5.4 6.2 6.2
5 21 juli         4 9 3.644 4 7 8.96    
6.4
6 24 juli         6 0 6.136 0 7.9 0    
7.4 5.5 8.7
7 25 juli         3.7 5 3.658 3 1 9.17    
4.7 5.1 7.4
8 26 juli         3.3 2 5.9 1 2 9.43    
4.5 5.3
9 27 juli         0 8 0 2 0 10    
5.2 4.7 5.0 9.1
10 28 juli         7 3 4.108 2 7 10.2    
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

12

10

8
OD II pagi
6 OD II sore
OD III pagi
4 OD III sore
RS pagi
2 RS sore

0
17 18 19 20 21 24 25 26 27 28
juli juli juli juli juli juli juli juli juli juli

Grafik 5.2 Hasil Analisa TSS

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
28
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Sesuai dengan grafik 5.2, hasil analisa TSS tertinggi terdapat pada bagian
Return Sludge pada tanggal 28 juli. Tingginya kadar TSS dipengaruhi oleh
banyaknya padatan yang terbawa limbah cair industri – industri kawasan PIER,
semakin banyak padatan yang terbawa maka akan menghasilkan residu yang
banyak juga. Padatan yang terbawa limbah cair bersifat fluktuatif tergantung
proses produksi ataupun banyaknya limbah cair yang berasal dari pengolahan
sebelumnya tidak terendap sempurna sehingga mempengaruhi nilai TSS pada
bagian selanjutnya.

c. TDS

Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik)
maupun anorganik yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per
liter (mg/L). Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum
adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium, dan klorida. Bahan kimia dapat
berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan
TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan.
Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu
batu dari tanah (Anonymous, 2010).

Tabel 5.2 Hasil Analisa Laboratorium TSS

TDS (mg/l)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
N Sor Sor pag sor pag sor pag Sor
o Tanggal pagi e pagi e i e i e i e pagi Sore
272 310 236
1 17 juli 8   0               4  
298 276 250
2
18 juli 8   8               0  
284 308 254
3 19 juli 0   4               8  
4 20 juli 280   279               238  

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
29
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

8 6 4
342 328 254
5 21 juli 4   4               8  
280 301 266
6 24 juli 4   2               4  
348 336 272
7 25 juli 8   4               4  
8 26 juli                  
367 279 246
9 27 juli 2   2               4  
333 294 270
10 28 juli 6   8               0  
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

4000

3500

3000

2500
Influent
2000
OPS
1500 Efluent

1000

500

0
17 juli 18 juli 19 juli 20 juli 21 juli 24 juli 25 juli 26 juli 27 juli 28 juli

Grafik 5.3 Hasil Analisa TDS

d. DO

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam milligram yang terdapat


dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara
melalui permukaan air. Aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
30
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter


penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air serta
merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi (Grasshoff,
1975 dalam Rohilan, 1992).

Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,


turbulensi air, dan tekanan atmosfer (Jeffries dan Millis, 1996 dalam Effendi,
2003). Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan
musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence)
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke
badan air, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya
sanitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah dari pada kadar
oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1 ◦ C akan meningkatkan
konsumsioksigen sekita 10% (Brown, 1987 dalam Effendi, 2003).

Tabel 5.4 Hasil Analisa Laboratorium DO

DO(ppm)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
pag pag sor Sor pag pag
No Tanggal i Sore i Sore pagi e pagi e i sore i sore
1 17 juli                        
2 18 juli         0.24   1.02          
3 19 juli         1.2   0.8          
4 20 juli         0.2   0.2          
5 21 juli         0.2   0.1          
6 24 juli         0.2   0.2          
7 25 juli         0.2   0.2          
8 26 juli         0.2   0.2          
9 27 juli                        
10 28 juli         0.2   0.2          
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
31
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

1.4

1.2

0.8
OD II
0.6 OD III

0.4

0.2

0
17 juli 18 juli 19 juli 20 juli 21 juli 24 juli 25 juli 26 juli 27 juli 28 juli

Grafik 5.4 Hasil Analisa DO

Berdasarkan grafik 5.4, kadar DO pada OD II dan III tidak jauh berbeda dan
berfluktuatif tergantung jumlah oksigen dan besarnya penggunaan DO oleh
mikroorganisme pendegradasi limbah. Kisaran hasil analisa DO pada OD II dan
OD III berada pada 0,2 ppm. Hasil analisa DO tertinggi terjadi pada tanggal 19
juli untuk sampel pagi yaitu 1,2 ppm. Tingginya kadar DO di lumpur disebabkan
oleh penambahan dalam pengoprasian mammouth rotorsehingga suplay oksigen
bertambah. Sedangkan rendahnya kadar DO dipengaruhi oleh pemberhentian
rotor akibat dilakukan pencucian atau perawatan salah satu rotor sehingga kadar
oksigen berkurang.

e. COD

COD singkatan dari Chemiical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen


kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air, Chemical
Oxygen Demand (COD) merupakan salah satu parameter untuk melihat derajat
pencemaran oleh suatu sumber air, COD sendiri adalah kebutuhan oksigen untuk
reaksi kimia. Kalium bikromat (K2Cr207) digunakan sebagai oksidator terutama
bahan organik, mengingat senyawa kimia yang berperan sebagai pengoksidasi,
maka reaksi akan lebih sempurna. Pada prinsipnya, nilai COD >BOD. Hal itu

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
32
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

disebabkan karena pengoksidanya adalah zat kimia sedangkan BOD,


pengoksidanya adalah mikroorganisme.

Tabel 5.5 Hasil Analisa Laboratorium COD

COD(ppm)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
N Tangga pag sor pag sor pag sor pag sor
o l i e pagi sore i e i e i e pagi sore
695.
1 17 juli 245 605 3 816             99.6 80.9
82.9
2
18 juli 755 575 685 593             76.8 4
887. 97.2 82.9
3 19 juli 355 458 8 682             8 4
196.
4 20 juli 538 591 599 554             9 93.4
695. 95. 70.6
5 21 juli 441 511 3 7             513 6
71.
6 24 juli 630   300 3             96.4  
628. 61.2 305.
7 25 juli 500 556 6 542             8 8
716. 47.2 43.2
8 26 juli 306 685 8 472             5 4
47.2
9 27 juli   861   611               5
714. 83.3
10 28 juli 396 524 8 607             79.3 3

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
33
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

1000
900
800
700
600 Influent pagi
500 Influent sore
OPS pagi
400
OPS sore
300 Efluent pagi
200 Efluent sore
100
0
17 18 19 20 21 24 25 26 27 28
juli juli juli juli juli juli juli juli juli juli

Grafik 5.5 Hasil Analisa COD

Berdasarkan grafik 5.5, hasil analisa COD pada tanggal 17 juli sampai
dengan tanggal 28 juli pada influent dan OPS berfluktuatif tergantung banyaknya
zat organic yang terkandung dalam air limbah yang masuk ke PT. SIER PIER.
Semakin tinggi kandungan zat organik pada limbah maka nilai CODnya juga
semakin tinggi. Hasil analisa COD pada OPS lebih tinggi dibandingkan dengan
yang berada di influent, hal ini dapat terjadi karena air limbah di OPS dengan
waktu tinggal sekitar 20 jam – 24 jam mengalami penambahan yang bersumber
dari bak influent, mengingat waktu tingga pada bak influent berkisar antara 2
sampai 5 jam sehingga memungkinkan terjadinya pencampuran air limbah yang
mengakibatkan tingginya kadar COD.

f. BOD

BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen


untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme. Biological
(biochemical) oxygen demand adalah kualitas oksigen yang diperlukan
mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa organik terlarut. Jika BOD
tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut
digunakan oleh bakteri. Dalam proses penanganan air limbah biologis dengan

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
34
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

sistem aerobik, oksigen menjadi penting untuk penurrunan kadar BOD dan COD
yang efektif.

Tabel 5.6 Hasil Analisa Laboratorium BOD

BOD(ppm)
Influent OPS OD II OD III RS Efluent
Pag pag pag pag pag
No Tanggal i sore i sore i sore i sore i sore pagi sore
1 17 juli 110 272 313 367             44.8 36.4
2 18 juli 340 259 308 267             34.6 37.32
3 19 juli 160 206 400 307             43.8 37.32
4 20 juli 242 225 270 250             75.1 42.03
5 21 juli 199 230 313 231             43.1 31.78
6 24 juli 283   135               43.4  
7 25 juli 225 250 283 244             32.1 27.57
8 26 juli 138 308 323 212             21.3 19.46
9 27 juli   388   275               21.27
10 28 juli 178 236 322 273             35.7 37.49
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

450
400
350
300
Influent pagi
250
influent sore
200 OPS pagi
150 OPS sore
Efluent pagi
100 Efluent sore
50
0
17 18 19 20 21 24 25 26 27 28
juli juli juli juli juli juli juli juli juli juli

Grafik 5.6 Hasil Analisa BOD

Berdasarkan grafik 5.6, nilai BOD berbanding lurus dengan nilai COD,
semakin tinggi nilai COD maka semakin tinggi nilai BODnya. Seperti yang

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
35
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

terlihat pada data bagian OPS, nilai BODnya lebih tinggi dri nilai BOD pada
influent, hal ini dikarenakan nilai COD pada OPS juga lebih tinggi dibandingkan
yang ada pada influent. Terjadinya kadar yang fluktuatif dipengaruhi oleh waktu
dan kondisi pembuangn air limbah oleh industri – industri kawasan PIER dan
banyaknya zat organik yang terkadung dalam limbah tersebut.

BOD dihitung dari hasil COD yang telah di analisa sebelumnya dan sudah
sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 yaitu dibawah
100 mg/l. Hal ini dilakukan karena pada analisa COD zat organik dan anorganik
terurai semua. Pada analisa BOD hanya zat organik saja yang terurai. Untuk
rumus BOD sendiri yaitu nilai COD x 0.45.

g. SVI

Indeks Volume Lumpur (SVI) merupakan terjemahan dari sludge volume


index (SVI). IVL merupakan volume dalam mililiter yang ditempati oleh 1 gram
suspense setelah di endapkan selama 30 menit. Parameter ini biasanya digunakan
untuk memonitor sifat dari lumpur aktif dan suspense biologi lainnya. Meskipun
IVL tidak didasarkan pada teori yang kuat, bukti empiris dilapangan menunjukkan
bahwa parameter ini sangat berguna untuk mengetahui kemampuan pengendapan
solid. Analisa SVI dilakukan dengan cara mengendapkan 1 liter air limbah yang
berasal dari tangki aerasi selama 30 menit didalam gelas ukur. Volume lumpur
yang dapat mengendap kemudian diukur dan nilai SVI-nya dihitung
menggunakan rumus :

ML
SettledSludgeVolume /Sampelvolume ,
L
SVI , ML/gra= ×1000 mg/gram
Suspendedsolidconsentration , mg/ L

Tabel 5.7 Hasil Analisa Laboratorium SVI

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
36
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

SVI (ml/gr)
N Influent OPS OD II OD III RS Efluent
o Tanggal pagi sore pagi sore pagi sore pagi sore pagi sore pagi sore
1 17 juli         301.2 231.1 177..58 172.5 224 115.8    
2 18 juli         162.6 242.2 151.2 194.4 136 215.9    
3 19 juli         285.2 168.5 365.2 163.9 148 109.3    
4 20 juli         155.3 186.3 212.3 196.2 146 131.7    
5 21 juli         491.2 163.9 274.4 144.2 144 111.6    
6 24 juli         139.2   146.6   127      
7 25 juli         242.1 120.8 252.2 162.8 115 109    
8 26 juli         273.4 190.5 152.5 176.1 135 106    
9 27 juli           196.5   169.3   99.84    
10 28 juli         170.7 190.3 219.1 179.2 109 97.9    
(sumber : Laporan Analisa Harian PT. SIER PIER tahun 2017)

600

500

400
OD II pagi
300 OD II sore
OD III pagi
200 OD III sore
RS pagi
100 RS sore

0
17 18 19 20 21 24 25 26 27 28
juli juli juli juli juli juli juli juli juli juli

Grafik 5.7 Hasil Analisa SVI

Nilai SVI > 150 biasanya perlu perhatian khusus. Akan tetapi karena
karekteristik air limbah ditiap instalasi berbeda-beda maka nilai SVI pun dapat
berbeda antara limbah yang satu dengan yang lainnya.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
37
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

BAB V

PENUTUP

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
38
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

5.1 Kesimpulan
Proses pengolahan limbah di IPAL PT SIER PIER menggunakan proses
fisika-biologi yang terbagi :
1. Primary Treatment, yang meliputi :
 Bak Kontrol
 Primary Settlink Tank
 Grit Chamber
 Secondary Settlink Tank
 Distribution Box I
2. Secondary Treatment, yang meliputi :
 Oxidation Ditch
 Distribution Box II
 Final Settlink Tank
 Control Ponds
 Kolam Indikator
Dari kerja praktik yang telah dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan
yang bertempat di IPAL PT SIER-PIER di kawasan PIER pasuruan,
bahwasanya hasil pengolahan air limbah di IPAL masih sesuai dengan
PERGUB JATIM No.72 Tahun 2013 karena data hasil analisa pengolahan air
limbah masih dibawah baku mutu air limbah yang ditetapkan.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
39
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010. Suspended Solids And Water Quality,
http://www.gemswater.org/atlas-gwq/solids-e.html, diakses tanggal
22 Mei 2010
Connell, D.W dan Miller, G., 1995. Kimia Dan Ekotoksikologi Pencemaran.
Penerbit Universitas Indonesia.
Effendi, 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Ekariyono, W. 2003. Optimasi Sistem Kebijakan Pengelolaan Limbah Pada
Perusahaan Migas. Program Studi Ilmu Lingkungan. Program Pasca
Sarjana.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah


Industri. Yrama Widya, Bandung.

Jusman. 2001. Bioakumulasi Logam Berat Oleh Ikan Nila (Oreochromis


niloticus) Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Di daerah Istimewa
yogyakarta. Program Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakrata.
Odum, E. P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. (Terjemahan). Edisi Ketiga. Gadjah
Mada University Press.
Pagoray, H. 2001. Mercury and Cadmium contents Alongside of Donan River
Bank of Industrial Area, Cilacap.
Siregar, S. 2005. Instalasi Pengolahan Limbah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sjadzali, M. 1989. Rekayasa Rancang Bangun Pengolahan Air limbah
Industri (Laporan Penyelenggaraan, Seminar Pengolahan air limbah
Industri). Institut Sains & Teknologi Nasional. Fakultas Teknik Sipil
& Perencanaan. Jakarta.
Sriyatno, A. 1995. Pencemaran air Sungai tapung Kiri Oleh air Limbah
Industri Minyak Kelapa Sawit di Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
40
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Tesis. Program studi Lingkungan Jurusan Antar Bidang. Universitas


Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sugiharto, 1987,”Dasar-dasar pengelolaan air limbah”,Universitas
Indonesia, Jakarta.
Wardhana, W. A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi
Yogyakarta.

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
41
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
42
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
43
Laporan Kerja Praktek
I Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PT SIER - PIER

Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Adhi Tama
44

Anda mungkin juga menyukai