Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INDONESIA

DEWASA INI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia

2000656 Yulia Rahmayani Ridwan


2000703 Nurutami Annisa Fitri
2000841 Mutia Rahma Zulhaiza
2000900 Isma Iliya

Program Studi Pendidikan Kimia


DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Setiabudi No. 229 Bandung
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunianya
kami dapat menyelesaikun tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah berjudul “Perkembangan Bahasa Indonesia dan Bahasa


Indonesia Dewasa Ini” membahas perkembangan bahasa Indonesia dari masa awal
ditetapkannya hingga di masa kini. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu dan mendukung
penulisan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menjadi sumber literatur yang
bermanfaat. Dengan kerendahan hati, tim penyusun memohon maaf apabila ada kesalahan
dalam proses pembuatan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharap kritk dan saran
sebagai bagian dari revisi makalah ini.

Bandung, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

1.4 Manfaat penulisan................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bahasa...................................................................................... 2

2.2 Fungsi Bahasa........................................................................................ 2

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Awal Mula dan Perkembangan Bahasa Indonesia................................... 4

3.2 Bahasa Indonesia Dewasa Ini.................................................................. 9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan............................................................................................. 13

4.2 Saran....................................................................................................... 13

Daftar Pustaka.......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita membahas mengenai “Bahasa” setiap negara memiliki bahasa dengan
sejarah dan perkembangannya masing-masing. Bahasa indonesia memiliki kedudukan
sebagai bahasa nasional, Apakah kedudukan tersebut dapat diraih oleh Indonesia secara
langsung? Tentu saja tidak. Indonesia membutuhkan suatu proses dalam meraih
kedudukan tersebut, hal ini dapat dilihat dari sisi sejarah. Indonesia mengalami
peristiwa-peristiwa yang tidak terlupakan, salah satunya yakni pada tanggal 28 Oktober
1928 yang dimana pada tanggal tersebut para pemuda dari seluruh pelosok Nusantara
berkumpul dan berikrar sumpah pemuda. Pada poin ketiga disebutkan “Kami Putra dan
Putri Indonesia, menjungjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Proses dari adanya
salah satu peristiwa tersebut membawa perubahan pada Bahasa Indonesia. Hingga pada
akhirnya, bahasa Indonesia disahkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bahasa Indonesia telah mengalami beberapa tahap dalam pengembangan ejaan,
mulai dari ejaan Van Ophuijen pada tahun 1901, ejaan republik/ejaan Soewandi pada
tahun 1947, ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan/EYD pada tahun 1972 hingga
ejaan bahasa Indonesia pada tahun 2015.
Terlihat dari perkembangannya, bahasa Indonesia digunakan dengan merujuk pada
ejaan dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Dewasa ini, sering kita dengar orang
berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting adalah lawan bicara kita dapat memahami
informasi yang telah kita sampaikan. Pengaruh globalisasi juga memengaruhi bahasa
Indonesia, sehingga dewasa ini ada bahasa yang dinamakan dengan “bahasa gaul” di
kalangan anak muda.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana keadaan Bahasa Indonesia dewasa ini?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui Bahasa Indonesia dewasa ini.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca berupa wawasan baru,
referensi dan sarana pembelajaran. Bagi penyusun sendiri, makalah ini memberikan
informasi baru mengenai perkembangan bahasa Indonesia dan keadaan Bahasa Indonesia
pada dewasa ini.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Bahasa

Bahasa dapat didefinisikan sebagai “a system of arbitrary vocal symbols used for
human communication” (Wardhaugh 1972 : 3). Definisi tersebut menekankan bahwa
pada intinya bahasa adalah ucapan, bukan tulisan, yang menggabungkan antara bunyi dan
makna. Tidak ada kaitan antara lambang, bunyi dan makna. Itu yang dimaksud dengan
arbitrer, sebagai salah satu sifat bahasa.

Mario Andrew Pei menyebutkan, “defines language is a system of communication


by sound, operating through the organs of speech and hearing, among members of a given
community, and using vocal symbols possessing arbitrary conventional meanings.”
(1966:141). Dengan ini maka sekali lagi dapat kita simpulkan bahwa intinya bahasa
adalah ucapan yang dapat didengar, sistem komunikasi, merupakan simbol vokal dan
memiliki makna.

Hal tersebut diperkuat oleh Kridalaksana (1983) bahasa didefinisikan sebagai


sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok social
untuk bekerja sama, dalam hal ini berkomunikasi satu sama lain.

2.2. Fungsi Bahasa

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa bahasa merupakan sebuah sistem


komunikasi yang digunakan oleh insan manusia. Namun secara khusus, fungsi bahasa
menurut Jakobson, dalam (Soeparno, 2002) bahwa fungsi bahasa secara khusus dapat
terdiri dari 6 fungsi. Diantaranya fungsi emotif, konotif, referensial, puitik, fatik, dan
metalingual. Penjelasan lebih lengkapnya dijabarkan oleh Hymnes dalam (Soeparno,
2002) sebagai berikut :

1. Bahasa berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial. Misalnya


untuk menulis surat lamaran pekerjaan, surat peermohonan ataupun sejenisnya.
2. Bahasa berfungsi untuk menyampaikan pengalaman tentang keindahan, kebaikan,
keluhuran budi, keagungan dan sebagainya.

2
3. Bahasa berfungsi untuk mengatur kontak sosial, misalnya untuk tegur sapa, ucapan
selamat ataupu salam dan sebagainya.
4. Bahasa berfungsi untuk mengatur perilaku perasaan diri sendiri dan orang lain.
5. Bahasa berfungsi untuk mengungkapkan perasaan memaki ataupun sejenisnya.
6. Bahasa berfungsi untuk menandai perihal hubungan sosial.
7. Bahasa berfungsi untuk menjelaskan ataupun mendeskripsikan ilmu-ilmu lainnya.
8. Bahasa berfungsi untuk mengajarkan berbagai kemampuan dan keterampilan.
9. Bahasa berfungsi untuk mengungkapkan suatu perilaku performatif.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Awal Mula dan Perkembangan Bahasa Indonesia

Cikal bakal bahasa Indonesia sudah muncul berabad-abad lamanya. Pada


mulanya bahasa Indonesia berupa bahasa Melayu lingua franca. Bahasa terlihat
dipergunakan untuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari waktu itu. Bahasa Melayu
kuno sudah digunakan pada masa Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-6 Masehi. Beberapa
bukti arkeologi dari Melayu Kuno mengungkapkan keberadaan bahasa Melayu Kuno
sudah dipergunakan pada masa abad ke-6 hingga abad ke-9. Penggunaannya meliputi
wilayah Sumatera dan Pulau Jawa.

Seiring perjalann waktu, colonial Belanda dating ke wilayah Nusantara.


Selama proses colonial tersebut Belanda secara eksklusif menggunakan bahasa belanda
di lingkungan mereka sendiri. Hanya para pribumi bangsawan yang menempuh
pendidikan dasar Belanda yang dapat mempergunakan bahasa tersebut. Sementara itu,
bahasa sehari-hari yang dipergunakan dalam masyarakat adalah bahasa Melayu dan
bahasa daerah setempat. Bahasa Melayu sebagai lingua franca digunakan untuk
menghubungkan pelbagai etnik yang berbeda dalam kegiatan perdagangan.

Sebab yang menjadikan bahasa Melayu bahasa Nasional

1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa melayu. Bahasa Melayu merupakan


linguafranca di Indonesia, bahasa perhubungan atau bahasa perdagangan. Dengan
bantuan para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai Nusantara
terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antara
individu.
2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana, mudah dipelajari. Tak dikenal
tingkatan bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa Bali, atau perbedaan
pemakaian bahasa kasar dan halus seperti dalam bahasa Sunda atau bahasa Jawa.
3. Faktor psikologis, yaitu suku bangsa Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sematamata didasarkan pada keinsafan
akan manfaatnya ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena
sadar akan perlunya kesatuan dan persatuan.

4
4. Kesanggupan bahasa itu sendiri juga menjadi salah satu faktor penentu. Jika bahasa
itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai menjadi bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas, tentulah bahasa itu tidak akan dapat berkembang menjadi bahasa
yang sempurna. Pada kenyataannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah
bahasa yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan
mengutarakan perasaan secara jelas.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan
atau bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah politis, karena
setujuan dengan nama negara yang diidam-idamkan yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik
ditimbulkan karena keinginan agar bangsa Indonesia mempunyai semangat juang
bersama-sama dalam memperoleh kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu
ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan melalui butir-butir Sumpah


pemuda sebagai berikut.

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada ketiga ikrar tersebut terdapat perbedaan ikrar antara ikrar ketiga dengan
ikrar pertama dan kedua yaitu pada kata mengaku dan menjunjung. Ikrar pertama dan
kedua menyatakan ”mengaku bertumpah darah yang satu dan mengaku berbangsa yang
satu”. Artinya, tanah air dan bangsa kami hanya satu yaitu Indonesia. Berbeda dengan
”menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ikrar ini menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang digunakan dalam mempersatukan bangsa Indonesia.
Tidak berarti bahwa, bahasa daerah dihapuskan. Bahasa daerah tetap harus dijaga dan
dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa. Jadi, sangatlah keliru jika ada warga
daerah yang malu menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan diartikan sebagai bahasa yang digunakan di dalam
kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau masyarakat yang berasal
dari berbagai daerah di Indonesia. Itulah sebabnya bahasa Indonesia memiliki fungsi dan
kedudukan sebagai bahasa persatuan.

5
Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia menjadi
bahasa nasional. Upaya pemerintah dan para tokoh bahasa yang memiliki komitmen
terhadap pelestarian bahasa Indonesia mengadakan kongres-kongres dalam rangka
membahas perkembangan bahasa Indonesia, Pertemuan yang rutin dilaksanakan ini
diberi nama kongres bahasa Indonesia. Keberlangsungan Kongres-kongres tersebut
sangatlah penting bagi proses perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena dengan
adanya kongres bahasa Indonesia, muatan dari bahasa Indonesia menjadi lebih
komprehensif dan di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Berikut ini kongres bahasa
Indonesia yang sudah dilaksanakan:

1. Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama) Kongres bahasa Indonesia yang pertama


dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni tahun 1938 di kota Solo, Jawa Tengah.
2. Kongres Bahasa Indonesia II Kongres bahasa Indonesia yang kedua dilaksanakan
pada 28 Oktober-1 November 1954 di Kota Medan, Sumatra Utara.
3. Kongres Bahasa Indonesia III Kongres bahasa Indonesia ketiga dilaksanakan pada
28 Oktober-2 November 1978 di Ibukota Jakarta.
4. Kongres Bahasa Indonesia IV Kongres bahasa Indonesia keempat diselenggarakan
pada tanggal 21-26 November 1983 di Jakarta.
5. Kongres Bahasa Indonesia V Kongres bahasa Indonesia yang kelima dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988 di Jakarta.
6. Kongres Bahasa Indonesia VI Kongres bahasa Indonesia yang keenam dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober-2 November 1993 di Jakarta
7. Kongres Bahasa Indonesia VII Kongres bahasa Indonesia ketujuh dilaksanakan pada
tanggal 26-30 Oktober 1998 di Jakarta
8. Kongres Bahasa Indonesia VIII Kongres bahasa Indonesia kedelapan
diselenggarakan pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta.
9. Kongres Bahasa Indonesia IX Kongres bahasa Indonesia kesembilan dilaksanakan
pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta.
10. Kongres Bahasa Indonesia X Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh
dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa
Indonesia ke sepuluh merekomendasikan yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah.
11. Kongres Bahasa Indonesia XI diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta,
pada tanggal 28—31 Oktober 2018.

6
Perubahan Ejaan

1. Ejaan Van Ophuijsen, 1901 – 1947


 Penggunaan huruf ‘J’ yang dibaca ‘Y,’ misalnya ‘Jang = yang,’
 Huruf ‘oe’ yang dibaca ‘u’ (boelan : bulan),
 Huruf ‘tj’ yang dibaca ‘c’ (Tjinta : cinta),
 Huruf ‘ch’ yang dibaca ‘kh’ (chidmat : khidmat),
 Huruf ‘dj’ yang dibaca ‘j’ (djoedjoer : jujur).
 Selain itu, ejaan Van Ophuijsen ini juga menggunakan banyak tanda diakritik
seperti koma ain, koma wasla, dan tanda trema misalnya pada kata so’al, ta’
pa’ dan sebagainya. Penggunaan tanda ini biasanya digunakan ketika
mengindonesiakan kata – kata dalam bahasa Arab.
2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, 1947 – 1956
 Huruf ‘oe’ diganti menjadi ‘u’. Misalnya : toetoep menjadi tutup
 Bunyi sentak diganti dengan huruf ‘k’. Misalnya : ra’yat menjadi rakyat
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, tetapi harus diperhatikan pada bagian
mana pengulangannya. Misalnya : bermain – main menjadi ber-main2.
 Tanda trema dihilangkan. Misalnya : taät menjadi taat
 Huruf ‘e’ disamakan sehingga tidak perlu ada pemberian garis di bagian atas.
Misalnya dalam kata beras, sejuk, bebas, merah.
 Kata – kata baru yang dalam bahasa asalnya tidak memakai pepet maka dalam
Bahasa Indonesia pun tidak diberi pepet. Misalnya Sastera menjadi sastra.
3. Ejaan Pembaharuan, 1956 – 1961
 Ejaan ini membuat standar satu fonem dengan satu huruf, mislanya kata
menyanyi : menjanji menjadi meñañi.
 Selain itu, untuk kata – kata yang berdiftong ‘ai,’ ‘au’ dan ‘oi’ dieja menjadi
‘ay,’ ‘aw’ dan ‘oy.’ Misalnya kerbau menjadi kerbaw, sungai menjadi sungay
dan koboi menjadi koboy.
4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia), 1961 – 1967
Ejaan ini didasarkan pada keinginan untuk menyatukan Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia. Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara yang menggunakan bahasa
Melayu pun bersama – sama ingin menyeragamkan ejaan dalam penggunaan
bahasa dua negara ini. Sebagian besar perubahan pada ejaan ini sama dengan apa

7
yang ada pada ejaan pembaharuan, hanya saja pada fonem ‘e’ pepet dalam sebuah
kata harus diberikan garis di atasnya
5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan), 1967 - 1972
 Huruf ‘tj’ diganti ‘c’, j diganti ‘y,’ ‘nj’ diganti ‘ny,’ ‘sj ‘menjadi ‘sy,’ dan ‘ch’
menjadi ‘kh.’
 Huruf asing: ‘z,’ ‘y,’ dan ‘f’ disahkan menjadi ejaan Bahasa Indonesia. Hal ini
disebabkan pemakaian yang sangat produktif.
 Huruf ‘e’ tidak dibedakan pepet atau bukan, alasannya tidak banyak kata yang
berpasangan dengan variasi huruf ‘e’ yang menimbulkan salah pengertian.
 Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a.
 Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra →
ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), 1972 – 2015


 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang terputus putus.
 Perubahan cara baca abjad, dari a, ba, ca, da menjadi a, be, ce de, dan seterusnya.
 Kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya kereta api, kamar tidur.
 Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai tanda titik.
Misalnya S.M.A menjadi SMA.
 Penulisan ejaan ‘tj’ menjadi ‘c’ dan ‘nj’ menjadi ‘ny’
 Peresmian penggunaan huruf asing yaitu ‘z,’ ‘f’ dan ‘v’
 Penghilangan bunyi ‘w’ menjadi ‘ua.’ Misalnya kwalitas menjadi kualitas
 Penjelasan akan pemenggalan kata di dalam konsonan, misalnya A-pril, Ang-gur
 Pemakaian huruf ‘x’ dan ‘q’ secara universal. Semula hanya digunakan dalam
kata – kata yang berhubungan dengan ilmu eksakta.
 Penghilangan garis pembeda dalam pengucapan ‘e’ pepet dan ‘e’ biasa.

7. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), 2015-sekarang


 Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi
 Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena,
militer
 Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring,
dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.

8
 Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
 Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.

3.2. BahasaIndonesia Dewasa Ini

Melihat sejarah pertumbuhan bangsa ini, dapat dikatakan bahwa bahasa indonesia
adalah sebuah bahasa yang baru yang lahir dari sebuah bangsa yang baru. Semakin
banyak bahasa bahasa gaul yang tercipta di zaman modern ini. Dewasa ini kedudukan
bahasa indonesia semakin terkikis. Mengapa demikian,karena dapat kita lihat bagaimana
penggunaan bahasa oleh muda-mudi saat ini. Sering kita dengar orang berdalih bahwa
berbahasa itu yang terpenting adalah lawan berbicara dapat memahami informasi yang
kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana
yang diatur dalam kamus besar bahasa Indonesia.Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan adanya bahasa gaul. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Bicara soal Bahasa Indonesia, sepertinya bahasa ibu negara kita ini sudah mulai
dipinggirkan. Orang-orang, termasuk pelajar dan mahasiswa lebih cenderung
menggunakan bahasa asing, bahasa gaul dan sebagainya.Dapat dikatakan yang
mempelajari bahasa yang baik dan benar hanya orang asing dan guru bahasa
saja.Meskipun ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak serta merta
jadi bahasa ibu bagi masyarakatnya.

A. Perubahan - Perubahan terhadap Bahasa Indonesia

1. Alih Kode. Alih kode adalah istilah umum untuk menyebut pergantian atau
peralihan pemakaian dua bahasa, atau bahkan beberapa gaya dari suatu ragam.
Sedangkan Suwito beranggapan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan
dari kode yang satu ke kode yang lain (Dell Hymes, 1975 : 103 dalam R.
Kunjana Rahardi, 2001 : 20). Jadi, apabila seorang penutur mula-mula
menggunakan bahasa Jawa, dan kemudian beralih menggunakan bahasa
Indonesia, maka peristiwa peralihan pemakaian bahasa seperti itu disebut alih
kode (codeswitching). Peristiwa alih kode mungkin berujud alih varian, alih
ragam, alih gaya atau alih register

Menurut Suwito (1985, 72-74) beberapa faktor penyebab alih kode antara lain
penutur, lawan tutur, hadirnya orang ketiga, pokok pembicaraan, untuk
membangkitkan rasa humor dan sekedar untuk bergengsi. Nababan (1984 : 7)
menyatakan bahwa unsur-unsur yang menyebabkan alih kode ada beberapa
macam, yaitu pemeran serta, topik, situasi, tujuan, jalur dan ragam bahasa.
Menurut Poedjosoedarmo (1985 : 23-26) alih kode terjadi karena kehendak
atau suasana hak penutur berubah, ada orang ketiga yang hadir dalam
pembicaraan, suasana pembicaraan berubah, topik pembicaraan berubah, ada

9
pengaruh pembicaraan lain, dan penutur tidak menguasai kode yang tengah
dipakai.

2. Penyingkatan Kata Kata

Berikut adalah contoh dari penggunaan alih kode didalam bahasa tulis melalui
media internet.
a. Happy brithday yah,sehat selalu,panjang umur dan jangan lupa traktirannya
brother
b. Gue juga gak maksud apa - apa sih…cuma wanna know aja.

Penyingkatan kata kata merupakan bentuk variasi bahasa Indonsia.


Fenomena ini sering terjadi didalam komunikasi lisan atau tulisan melalui
media internet dan telepon genggam yang dinilai berpotensi merusak bahsa
Indonesia baku. Banyak sekali kata kata yang senagaja diciptakan untuk
sededar hiburan. Dimana bahasa tersebut hanya dipahami oleh beberapa orang
saja. Bahkan bahasa tersebut tidak hanya dipakai oleh kalangan anak – anak
atau remaja tapi juga dipakai oleh orang dewasa. Seperti contohnya adalah
ayah dan ibu yang mereka sebut dengan “BONYOK” yang merupakan
singkatan dari “Bokap dan Nyokap”.Yang sebenarnya bahasa tersebut berasal
dari kalangan pencopet, bandit dan sejenisnya. Selain bahasa gaul, muncul
juga bahasa BUCIN (Budak Cinta), sesuai dengan artinya maka penulisannya
pun akan disingkat, contohnya adalah Sans(santai),Mantul(Mantap betul) dan
masih banyak yang lainnya.

3. Bahasa Slang

Bahasa Slang adalah bahasa yang digunakan oleh komunitas tertentu


sehingga jarang diketahui oleh kelompok atau komunitas masyarakat bahasa
lainya. Penggunaan bahasa slang kadangkala dimaksudkan agar orang lain
tidak mengerti bahasa mereka. Kridalaksana (1982 : 156) menjelaskan bahwa
slang, sebagai ragam bahasa yang tidak resmi, dipakai oleh kaum remaja atau
kelompok sosial tertentu untuk komunikasi dalam kelompok mereka dengan
tujuan agar orang diluar kelompoknya tidak mengerti. Slang pada umumnya
berupa satuan ekspresi atau kata-kata yang sudah mengalami berbagai jenis
perubahan bentuk dan makna . Bentuk-bentuk bahasa slang:

c. Jargon

Jargon adalah frase atau kalimat yang pendek. Jargon


biasanya diperkenalkan dengan cepat oleh orang-orang yang
memiliki pengaruh besar seperti pimpinan negara, artis, dan
tokoh-tokoh dalam bidang tertentu. Contoh jargon misalnya
“wani piro” yang diperkenalkan oleh salah satu iklan rokok.

10
d. Prokem

Suatu bentuk bahasa slang yang proses dalam


pembentukanya dengan cara afiksasi, membalikan susunan
kata, dan dengan memberi suatu sisipan. Oleh karena itu,
bahasa slang dalam bentuk prokem ini sulit diprediksikan. Hal
ini disebabkan karena proses perubahanya biasanya ada yang
bersiat seporadis atau serampangan sehingga bentuk kata asli
berubah bunyinya tidak mudah dipahami, dan menjadi aneh,
serta terasa asing dan lucu bagi sebagian masyarakat.

Contoh beberapa kata-kata dari bahasa Slang yang digunakan oleh anak muda
khususnya yang digunakan dalam sosial media:

a) Ababil: ABG Labil

b) Asap: segera mungkin (dari kata as soon as possible)

c) Muup: maaf

d) Ciyus: serius

e) Enelan: beneran

f) Ma’acih: makasih

g) Kepo: serba ingin tahu (berasal dari Knowing Every Particular Object)

h) Curcol: curhat colongan

i) LOL: (tertawa terbahak-bahak;sangat lucu) berasal dari laugh out loud

Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-


hari maupun dunia film, sinema elektronik (sinetron) mulai bergeser
digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja, yang dikenal dengan
bahasa gaul. Jika hal tersebut terus menerus dibiarkan begitu saja maka
keberadaan bahasa Indonesia dapat terancam punah. Hal yang terburuk kita
dapat menyalahi ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang
berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum
pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa
indonesia”(Alwi,H dkk,2003:1).

Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena


memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah
untuk berkembang.Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari
perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri.Sesuai dengan pendapat Abdul
dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat

11
diamati,sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung
dalam masa yang relatif lama …”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat
adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda
dengan sehari setelah terjadinya kongres,. Perubahan itu baru bisa dilihat jauh
setelah terjadinya kongres tersebut.

Tetapi perubahan bahasa Indonesia saat ini,tidak seperti perubahan


bahasa Indonesia dahulu yang memang berasal dari kata serapan akibatnya
pun yang awalnya fungsi bahasa Indonesia juga sebagai jati diri bangsa,
sekarang cuma sebagai ‘yang penting nyambung’ dari setiap komunikasi yang
terjadi. Seperti apa yang dikatakan oleh Abdul dan Leonie (2004:11)bahwa
“bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau budaya,bahkan merupakan
bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial / budaya,
tentu bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan masyarakat.Bahasa
bisa dianggap sebagai “cerminan zamannya”.artinya , bahasa itu dalam suatu
masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat.

B. Dampak Penggunaan “Bahasa indonesia Dewasa Ini”

Dampak positif perubahan terhadap bahasa Indonesia :

1. Ragam bahasa dapat menciptakan solidaritas diantara penggunanya.

2. Bahasa Indonesia lebih bervariasi.

3. Meningkatnya terjemahan buku-buku ke dalam Bahasa Indonesia.

Dampak negatif perubahan terhadap bahasa Indonesia :

1. Masyarakat Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
atau lebih sering menggunakan bahasa Indonesia populer. Banyak masyarakat
yang lebih bangga dan membangga-banggakan menggunakan bahasa negeri
orang lain. Atau malah mencampur-campur bahasa Indonesia dengan bahasa
asing.

2. Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari Bahasa Indonesia.


Generasi muda cenderung untuk lebih menyukai sesatu yang modern atau maju.
Dengan masuknya budayabudaya asing dan bahasanya tentu lebih menarik bagi
sebagian besar generasi muda untuk dipelaja ri.

3. Bercampurnya Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa asing. Hal ini sering


terjadi dimasyarakat, baik secara lisan maupun tulisantulisan such like (short
message servis) dan di dunia maya.

4. Lingustic Imprialism dimana ketidakseimbangan bahasa Inggris sebagai bahasa


Intternasional pertama dengan bahasa - bahasa yang lainnya.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pada keberadaanya perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dihentikan karena


memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang.
Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia
itu sendiri.Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan
bahasa tidak dapat diamati,sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa,
berlangsung dalam masa yang relatif lama …”. Adanya bahasa alih kode,penyingkatan
kata - kata dan bahasa slank menandakan sejauh mana perkembangan bahasa Indonesia.
Dibalik perkembangan itu ada dampak positif dan negatif bagi perkembangan bahasa
indonesia yang dapat kita ambil.Oleh karena itu hendaknya penggunaan bahasa populer
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia,yang hakikatnya merupakan identitas
bahasa Indonesia

4.2 SARAN

Sebagai warga negara dan generasi penerus bangsa untuk masa depan
Indonesia,kita mesti menjaga dan melindungi bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
yang berlaku. Kita mesti memupuk rasa bangga dan cinta terhadap Bahasa Indonesia.
Walaupun kita belajar bahasa asing, kita tidak boleh melupakan nilai - nilai didalam
Bahasa Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Firman. Dkk. 2016.Bahasa Indonesia Untuk Peruruan Tinggi. Bandung: CV Maulana
Media Grafika.

Pei, Mario. 1966. How to Learn Languages and What Languages to Learn. New York:
Harper & Row.

Yusridan Martasiah R. 2020.Linguistik Mikro (Kajian Internal Bahasa Dan Penerapannya).


Yogyakarta: CV Budi Utama.

Bentemen, Thomas. 2016. Evolusi Ejaan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/11/16/evolusi-ejaan-bahasa-indonesia-dari-
masa-ke-masa. (Diakses tanggal 13 September 2020).

Pertiwi, Dita. 2018. Perubahan EYD. https://medium.com/@TERRAITB/perubahan-eyd-


ejaan-yang-disempurnakan-menjadi-puebi-pedoman-umum-ejaan-bahasa-indonesia-
a51c121f3329. (Diakses tanggal 14 September 2020).

Imran, AdliAbi. 2015.Bahasa Indonesia DewasaInidanDiksi.


https://blogmateri.wordpress.com/2015/02/12/makalah-bahasa-indonesia-dewasa-ini-dan-
diksi/.(Diakses tanggal 17 September 2020).

Sandi, Tri. 2014. Perkembangan Bahasa Indonesia Saat Ini.


https://www.kompasiana.com/golddragon/perkembangan-bahasa-indonesia-saat-ini. (Diakses
tanggal 17 September 2020).

14

Anda mungkin juga menyukai