Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irna Nurlela

NIM : MB1218027

Mata Kuliah : Maternitas II

S1 keperawatan Universitas bhakti kencana kampus tasikmalaya

1. Apa perbedaan dari :

a). Amenorrhe primer dan sekunder?

- Amenorrhe primer terjadi ketika perempuan berusia mencapai 16 tahun dan belum pernah
menstruasi. Penyebab gonadal dysgenesis, himen imperforata, abnormalitas kongenital (tidak
adanya vagina/uterus), abnormalitas endokrin (sindrom insensitifitas androgen, prepubertal
ovarian failure, hiperplasi adrenal kongenital, hipopituitarisme).

- Amonerrhe sekunder kondisi dimana penderita sebelumnya pernah menstruasi secara normal,
kemudian siklusnya terhenti. Penyebab : kehamilan, kontrsepsi oral (estrogen dosis rendah dan
pil progestin saja), rendahnya hormon gonadotropin dan rendahnya sekresi estrogen yang bisa
disebabkan oleh stres, penurunan BB, anoreksia nervosa, lesi pada hipotalamus dan hipofisis,
kista, tumor, infeksi yang menekan dan menghancurkan hipotalamus, nekrosis hipofisis,
hipertiroidisme, galaktorrhe, hiperprolaktinemia, kelenjar adrenal yang terkena virus, sindrom
polikista ovarium, cushing syndrom, kallmn's syndrom (defisiensi GnRH idiopatik), premature
ovarian failure (menopause sebelum 40 tahun), obat-obatan ( GA, fenotiazin reserpine,
inhibitor monitor oksidase, opioid, antagonis reseptor histamin).

b). Dismenorrhe primer dan sekunder

- Dismenorrhe primer

Terjadi tanpa patologis pelvis jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya lebih dari
50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat Menimbulkn
ketidaknyamanan 1-3 hr/bln Tjd 6-2 thn setelah menrche sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi
pertama Kejadiannya menurun setelah usia 30-35 thn Lebih sering pd perempun belum
menikah Berakhir 4-6 hri Tjd di bag suprapubic. Bbrp wanita bs mengalami mual dan muntah,
sakit kepala, fatigue, dizziness, faintness, diare, emosi yg lbil Nyeri pada dismenore primer
diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin Nyeri dirasakan
semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher
rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk
dismenore adalah:
- rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)

- kurang berolah raga


- stres psikis atau stres sosial.

- Dismenorrhe sekunder

jika penyebabnya adalah kelainan kandungan terjadi pada 25% wanita yang mengalami
dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: Endometriosis, Adenomiosis,
Peradangan tuba falopii, Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut. Pemakaian IUD.
Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.

2. Bagaiaman penatalaksanaan pada kasus amenorrhe?

- konseling penyebab amonerrhe

- kontrasepsi oral terutama estrogen untuk memulai siklus hormonal

- Terapi GnRH untuk mendukung endometrium

3. Apa diagnose keperawatan yang akan muncul pada amenorrhe?

- Gangguan gambaran diri berhubungan dengan Efek psikososial disfungsi menstruasi

- Cemas berhubungan dengan Ketidakpastian hasil

- Kurang pengetahuan berhubungan dengan Penyebab, prognosis dan cara perawatan

- Disfungsi seksual berhubungan dengan. Efek disfungsi menstruasi atau pengobatannya.

4. Sebutkan perencanaan dan intervensi pada kasus dismenorhe?

- Edukasi: cara mengurangi nyeri

- Edukasi tentang pengobatan, termasuk dosis, frekuensi, efek samping

- Edukasi tentang fisiologi dan psikologi menstruasi sehingga klien bisa lebih mempersiapkan
diri menghadapi menstruasi

- Jika penyebabnya stres, maka bantu klien utk menemukan cara mengurangi stresnya.

5. Jelaskan secara singkat tentang pre mentrual syindrom?

kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi
(pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi
dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E.
Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS
menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D

Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C
40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya
tipe A dan D secara bersamaan.

a. PMS tipe A (anxiety)

Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan
beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. timbul
akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi
dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan
untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi
kekurangan vitamin B6 dan magnesium sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat
dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

b.PMS tipe H (hyperhydration)

memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan
tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid Pembengkakan itu terjadi akibat
berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula
pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan
natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada

c.PMS tipe c ( craving)

ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat)
dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam
jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala
yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam
tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi
garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya
magnesium.

d. PMS tipe D (depression)

ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung,
sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin
bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS
tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
e. PMS tipe D murni

disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon


progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.
Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres,
kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau
kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D
yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

Anda mungkin juga menyukai