Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keperawatan Keluarga
“ Pengobatan medis / Tradisional Asma ”
Dosen Pembimbing :
Ns. Tomi Jepisa, M.Kep
Disusun Oleh:
Qistina Bazla (1710105024)
Keperawatan VI B
Ada dua jenis inhaler yang digunakan dalam penanganan penyakit asma, yaitu :
Inhaler pereda.
Inhaler pereda digunakan untuk meringankan gejala asma dengan cepat saat
serangan sedang berlangsung. Biasanya inhaler ini berisi obat-obatan yang
disebut short-acting beta2-agonist atau beta2-agonist yang memiliki reaksi cepat
(misalnya terbutaline dan salbutamol). Obat ini mampu melemaskan otot-otot di
sekitar saluran pernapasan yang menyempit. Dengan begitu, saluran pernapasan dapat
terbuka lebih lebar dan membuat pengidap asma dapat bernapas kembali dengan lebih
mudah. Obat-obatan yang terkandung di dalam inhaler pereda jarang menimbulkan
efek samping dan aman digunakan selama tidak berlebihan. Inhaler pereda tidak perlu
sering digunakan lagi jika asma sudah terkendali dengan baik. Bagi pengidap asma
yang harus menggunakan obat ini sebanyak lebih dari tiga kali dalam seminggu,
maka keseluruhan penanganan perlu ditinjau ulang.
Inhaler pencegah.
Selain dapat mencegah terjadinya serangan asma, inhaler pencegah juga dapat
mengurangi jumlah peradangan dan sensitivitas yang terjadi di dalam saluran napas.
Biasanya Anda harus menggunakan inhaler pencegah tiap hari untuk sementara waktu
sebelum merasakan manfaatnya secara utuh. Anda juga mungkin akan membutuhkan
inhaler pereda untuk meredakan gejala saat serangan asma terjadi. Namun jika Anda
terus-menerus membutuhkan inhaler pereda tersebut, maka penanganan Anda harus
ditinjau ulang secara keseluruhan. Umumnya pengobatan pencegah disarankan jika
Anda mengalami serangan asma lebih dari dua kali dalam seminggu, harus
menggunakan inhaler pereda lebih dari dua kali dalam seminggu, atau terbangun pada
malam hari sekali atau lebih dalam seminggu akibat serangan asma. Inhaler pencegah
biasanya mengandung obat-obatan steroid seperti budesonide, beclometasone,
mometasone, dan fluticasone. Merokok dapat menurunkan kinerja obat ini.
C. Obat Asma Lainnya
Selain dengan inhaler, penanganan asma juga bisa dilakukan dengan obat-obatan
lainnya seperti:
Steroid oral.
Tablet steroid mungkin akan diresepkan dokter jika asma Anda masih belum bisa
dikendalikan. Pengobatan ini biasanya dipantau oleh dokter spesialis paru yang
menangani penderita asma karena jika digunakan secara jangka panjang (misalnya
lebih dari tiga bulan), berisiko menyebabkan efek samping tertentu, seperti hipertensi,
kenaikan berat badan, otot melemah, pengeroposan tulang, kulit menipis dan mudah
memar. Selain itu, efek samping yang lebih serius yang bisa saja terjadi adalah
katarak dan glaukoma. Oleh karena itu pengobatan dengan steroid oral hanya
dianjurkan jika Anda telah melakukan cara pengobatan lainnya, namun belum
berhasil. Sebagian besar orang hanya perlu menggunakan steroid oral selama 1-2
minggu dan sebagai obat tambahan untuk menangani infeksi tambahan (seperti
infeksi pada paru). Biasanya mereka akan kembali ke pengobatan sebelumnya setelah
asma dapat dikendalikan. Sebaiknya Anda rutin memeriksakan diri agar terhindar dari
osteoporosis, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Tablet theophylline.
Obat yang bisa difungsikan sebagai obat pencegah gejala asma ini bekerja dengan
cara membantu melebarkan saluran napas dengan melemaskan otot-otot di
sekelilingnya. Pada sebagian orang, tablet theophylline diketahui menyebabkan efek
samping, seperti mual, sakit kepala, muntah, insomnia,dangangguan perut. Namun
hal ini biasanya dapat dihindari dengan penyesuaian dosis.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat bagian dari reaksi kimia yang
menyebabkan radang di dalam saluran pernapasan. Sama seperti theophylline, obat
ini digunakan untuk mencegah gejala asma. Leukotriene receptor antagonist dapat
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala dan gangguan perut.
Ipratropium.
Omalizumab.
Bronchial thermoplasty.
Ini merupakan prosedur pengobatan asma baru yang masih terus diteliti dan
belum tersedia di Indonesia. Dalam beberapa kasus, prosedur ini digunakan untuk
mengobati asma parah dengan cara merusak otot-otot sekitar saluran napas yang
dapat mengurangi penyempitan pada saluran pernapasan. Ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa prosedur ini dapat mengurangi serangan asma dan memperbaiki
kualitas hidup penderita asma parah. Kendati begitu, keuntungan maupun kerugian
secara jangka panjangnya belum sepenuhnya diketahui.
D. Metode Penhobatan Yang Sifatnya Pelengkap
Akupunktur
Obat herbal tradisional Tiongkok
Homeopati
Terapi suplemen oral
Hipnosis
Terapi Ionisasi
Chiropractic
Walau demikian, di antara semua pengobatan pelengkap yang telah disebutkan, hanya
latihan pernapasan yang terbukti efektif mengurangi gejala dan kebutuhan penderita akan
obat asma. Untuk terapi pelengkap lainnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut akan
efeknya terhadap penyakit asma.