Anda di halaman 1dari 4

Tatalaksana Non Farmakologi

1. Parasintesis
Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat dalam
menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman, sekarang mulai diperkenalkan cara
menurunkan tekanan intraokuler yang cepat dengan teknik parasintesis.
Pada prosedur ini, mata diberikan anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke
dalam bilik mata depanuntuk mengeluarkan aquos humor. Cairan disedot sebanyak 0,05
ml, sehingga secara cepat dapat mengurangi tekanan di mata. Cara ini juga dapat
menghilangkan rasa nyeri dengan segera pada pasien.

2. Bedah Laser Iridektomi


Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan mengeluarkan bagian iris untuk
membangun kembali outflow aqueus humor. Indikasi iridektomi yaitu untuk glaukoma
sudut tertutup dengan blok pupil, iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah
terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi.
Laser iridektomi juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata kontra-
lateral dengan potensial glaukoma akut. Kontraindikasi iridektomi laser yaitu pada mata
dengan rubeosis iridis karena dapat terjadi perdarahan. Risiko perdarahan juga meningkat
pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin.
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup yang
disebabkan oleh mekanisme blok pupil, tetapi kadang-kadang laser iridektomi perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut bilik mata
tertutup.
Glaukoma sudut tertutup akut sering mengalami kesulitan saat akan dilakukan iridektomi
laser karena kornea keruh, sudut bilik mata dangkal, pembengkakan iris. Sebelum
dilakukan laser harus diberikan inisial gliserin topikal untuk memperbaiki edema kornea
agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris.
Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya
tekanan intraokular, iritis, lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya
kornea dan retina. Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi meliputi kerusakan
lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan
intraokular meningkat.

3. Bedah Laser Iridoplasti


Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraokular gagal diturunkan secara intensif
dengan terapi medikamentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar 40 mmHg, visus
jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi. Pada laser iridoplasti ini pengaturannya
berbeda dengan pengaturan laser iridektomi. Di sini pengaturannya dibuat sesuai untuk
membakar iris agar otot sfingter iris berkontraksi sehingga iris bergeser kemudian sudut
pun terbuka. Agar laser iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya
rendah, dan waktunya lama.

4. Bedah Insisi Iridektomi


Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi seperti:
- Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal ini
sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4-8 minggu.
- Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak iridokorneal yang luas
- Pasien yang tidak kooperatif 
- Tidak tersedianya peralatan besar.
Iridektomi Bedah InsisiDikerjakan pada kasus glaukoma sudut tertutup sebagai tindakan
pencegahan. Dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan
aliran aquos  humor  dari kamera posterior ke kamera anterior. Diindikasikan
pada penanganan glaukoma dengan penyumbatan pupil bila pembedahan laser tidak
berhasil atau tidak tersedia. 
Pupil dibuat semiosis mungkin dengan menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intra
kamera. Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada korneosklera 1 mm dibelakang limbus.
Insisi dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris
perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi. Bibir insisi
posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi. Luka insisi kornea
ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan bilik mata depan dibentuk kembali. 
Setelahoperasi selesai, fluoresen sering digunakan untuk menentukan ada tidaknya
kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi
seperti bilik mata depan dangkal.
5. Trabekulektomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru
melalui sklera. Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-
tickness) sklera dengan engsel di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap
sklera ditutup kembali dan konjungtiva dijahit rapat untuk
mencegah kebocoran cairan aquos.
Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar aquos humor dengan memintas struktur pen
galiran yang alamiah. Ketika cairan mengalir melalui saluran baru ini, akan terbentuk
bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksaan konjungtiva.
Persiapan sebelum operasi yaitu pembahasan ditujukan untuk memperbaiki penglihatan
dan biasanya dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa,
misalnya lensa hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya
ruptura.
Komplikasi setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal),
hifema (darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.
6. Ekstraksi Lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ekstraksi lensa dapat
dipertimbangkan sebagai prosedur utama. Walaupun iridektomi laser dapat menghentikan
serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak baik dilakukan agar lebih aman
untuk waktu yang akan datang.
7. Tindakan Profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontralateral dapat dilakukan
laser iridektomi profilaksis. Ini lebih disukai daripada perifer iridektomi bedah, yang
dilakukan pada mata kontralateral yang tidak mempunyai simtom.

Edukasi

1. Deteksi dini
Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin. Jika
penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa
dicegah dengan pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma
sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
- Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh
glaukoma, sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengan cara
melakukan pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun, terutama
bagi orang yang usianya di atas 40 tahun
- Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat
keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (hipermetropia),
serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung)
- Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali,
khususnya bagi orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bolamata
kerusakan mata yang diderita dilakukan tes lapang pandang mata
- Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit kepala
berat

2. Nutrisi yang adekuat (Banyak Mengandung vitamin A dan Beta Karoten)


Faktor risiko pada seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes
mellitus dan hipertensi, untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk
mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan
untuk penderita hipertensi dianjurkan untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah
naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata.

3. Gaya hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur.
Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.
4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak  bertambah
parah/untuk mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu:
- Mengurangi stress  
- Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucomaakan
memblok pupil  
- Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)
- Diet rendah natrium
- Pembatasan kafein 
- Mencegah konstipasi  
- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan
meningkatkan TIO
- Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa
nyaman dan mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi
supinasi, lensa jatuh menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil

Anda mungkin juga menyukai