Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR KLINIS HERPES

SIMPLEKS
No. Dokumen :
40/SOP/7.2.1.3/BPU PK II /2018

SOP No. Revisi : 00


Tanggal
: 15 Juni 2018
Terbit
Halaman : 1/5

PUSKESMAS
KELURAHAN
PONDOK KOPI II drg.Ginta Reni
KECAMATAN NIP. 196206141989012001
DUREN SAWIT

1. Pengertian 1. Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh


virus herpes simpleks tipe I atau tipe II, yang ditandai oleh
adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
sembab dan kemerahan pada daerah mukosa dan kulit.

Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan


agen penyebab.

2. Faktor Resiko
2.1. Orang yang aktif secara seksual.
2.2. Imunodefisiensi

3. Diagnosis
3.1 Anamnesa
 Infeksi primer HSV-1 : terjadi pada anak
o Keluhan : lenting berkelompok pada area sekitar
mulut dan sariawan pada gusi.
 Infeksi primer HSV-2 : terjadi setelah kontak seksual
biasanya pada remaja dan dewasa (
o Keluhan : peradangan pada vagina / batang
penis, lenting pada bibir / sariawan.
o Gejala lain : demam, malaise, mialgia, nyeri
kepala, dan pembengkakan KGB regional.
Infeksi HSV-2 dapat juga mengenai bibir.
o Infeksi berulang biasanya didahului gatal atau
sensasi terbakar pada lokasi yang sama dengan
lokasi sebelumnya, terjadi 24 jam sebelum timbul
lesi kulit.
3.2 Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis :
o Papul eritema dan vesikel berkelompok dengan
dasar eritema.

1
o Vesikel ini dapat cepat menjadi keruh, yang
kemudian pecah, dan berkrusta.
o Kadang-kadang timbul erosi / ulkus.
o Tempat predileksi :
- Pinggang ke atas ( mulut dan hidung ) 
HSV-1
- Pinggang ke bawah ( genital )  HSV-2

o Hal yang perlu diperhatikan :


- Infeksi primer
- Fase laten : tidak terdapat gejala klinis, tetapi
HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak
aktif pada ganglion dorsalis.
- Infeksi rekuren
3.3 Pemeriksaan penunjang : Tzank test menunjukan
adanya sel datia berinti banyak.

4 Diagnosis banding :
1. Impetigo vesikobulosa
2. Ulkus genitalis pada infeksi menular seksual ( Ulkus
Durum dan Ulkus Mole)
3. Herpes zoster

5 Komplikasi :
Dapat terjadi pada individu dengan gangguan imun,
berupa:
6.1. Herpes simpleks ulserativa kronik.
6.2. Herpes simpleks mukokutaneus akut generalisata.
6.3. Infeksi sistemik pada hepar, paru, kelenjar adrenal,
dan sistem saraf pusat.
6.4. Pada ibu hamil, infeksi dapat menular pada janin, dan
menyebabkan neonatal herpes yang sangat
berbahaya.

6 Penatalaksanaan
6.1 Farmakologi
a. Asiclovir : dosis 5 x 200 mg / hari selama 7 – 10
hari.
b. Valasiklovir : dosis 2 x 500 mg / hari selama 7 – 10
hari.
c. Pemberian obat secara simptomatis :
o Anti nyeri : Asam mefenamat 3 x 500 mg / hari
o Anti piretik : Paracetamol 3 x 500 mg / hari
6.2 Edukasi
a. Pada herpes genitalis: edukasi tentang pentingnya
abstinensia Pasien harus tidak melakukan
hubungan seksual ketika masih ada lesi atau ada
gejala prodromal.

2
b. Pasien sebaiknya memberi informasi kepada
pasangannya bahwa ia memiliki infeksi HSV.
c. Transmisi seksual dapat terjadi pada masa
asimtomatik.
d. Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi,
dapat menurunkan risiko transmisi dan sebaiknya
digunakan dengan konsisten.

7 Kriteria rujukan
7.1 Penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi
7.2 Terjadi pada pasien bayi dan geriatrik
(imunokompromais)
7.3 Terjadi komplikasi
7.4 Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
banyak obat

2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Herpes


simplex di Puskesmas Kelurahan Pondok Kopi II.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Duren Sawit 013 Tahun


2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Di Puskesmas
Kelurahan Pondok Kopi II.
4. Referensi 1. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan 1. Alat :
1.1. Tensi meter
1.2. Stetoskop
1.3. Termometer
1.4. Lup
1. Bahan :
1. Surat Rujukan
6. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu
badan dan mencatat dalam buku status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan status
dermatologis, pemeriksaan fisik.
3. Dokter mendiagnosa Herpes simpleks 1 / 2.
4. Dokter menjelaskan kepada pasien / keluarga mengenai
penyakit pasien.
5. Dokter mengedukasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
dan rencana pengobatan.
6. Dokter menjelaskan pantangan berhubungan seksual
apabila pasien mengalami herpes simpleks di area genital.
7. Dokter meminta pasien untuk kontrol 7 hari kemudian, dan
apabila belum mengalami perbaikan atau terdapat
komplikasi maka di lakukan rujukan ke Rumah Sakit.

3
8. Dokter memberikan resep sesuai dengan diagnosis.
9. Dokter melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
7. Hal-hal yang Memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang telah dibuat.
perlu diperhatikan

8. Unit Terkait Poli Umum

9. Dokumen terkait
1. Personal folder pasien
2. Lembaran resep
3. Form rujukan pasien

4
Rekaman Historis Perubahan

No
Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
.

Anda mungkin juga menyukai