TINJAUAN PUSTAKA
Prihartono dan Purwandoko (2006) mengartikan beban kerja lebih merujuk pada seberapa
tinggi persentase penggunaan waktu kerja produktif dan non produktif yang dilakukan
karyawan jam kerjanya dengan tetap memperhitungkan kelonggaran karyawan. Beban yang
timbul ini sebagai dampak dari dikenakannya pekerjaan (adanya tugas, wewenang dan
tanggung jawab jabatan) pada seseorang pemegang jabatan dalam wujud ukuran-ukuran
pemakaian waktu kerja dan tingkat beban psiko-fisik. Menurut Utomo (2008), beban kerja
adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan
merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Beban kerja (workload)
merupakan stresor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena para pegawai merasa
beban kerjanya terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi
dengan lebih banyak tugas dan sedikit waktu serta sumber daya untuk menyelesaikannya
(Sophia, 2008). Sedangkan beban kerja menurut Menurut KEPMENPAN no.75/2004 adalah
sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu
kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan
merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Berdasarkan definisi diatas
maka, beban kerja dapat diartikan sebagai sesaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.
(dalam Prihatini, 2007) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
1. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerjaa, seperti :
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti statsiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
b. Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu isitirahat, kerja bergilir,
2. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari reaksi
beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat
dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor
somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan),
Definisi operasional indikator yang digunakan untuk mengukur beban kerja diadopsi
1. Tugas-tugas yang bersifat fisik (sikap kerja) Indikator ini diukur dari tanggapan
emosi pekerja dan sebagainya) Indikator ini diukur dari tanggapan responden
3. Waktu kerja dan waktu istirahat karyawan Indikator ini diukur dari tanggapan
secara bergilir Indikator ini diukur dari tanggapan responden terhadap jadwal
4. Pelimpahan tugas dan wewenang Indikator ini diukur dari tanggapan responden
Indikator ini diukur dari tanggapan responden terhadap motivasi yang diberikan
oleh perusahaan.
2.1.2 Kompensasi
kompensasi yang diperoleh oleh setiap karyawan menentukan status, gaya hidup, dan
karyawan baik berupa gaji maupun tunjangan akan mempengaruhi posisi kompetitif suatu
perusahaan. Seberapa besar kompensasi diberikan harus sedemikian rupa sehingga mampu
mengikat para karyawan. Hal ini sangat penting sebab bila kompensasi yang diberikan
kepada para karyawan terlalu kecil dibandingkan badan usaha lain, maka hal ini dapat
menyebabkan karyawan pindah ke badan usaha yang lainnya. Untuk lebih memahami
tentang kompensasi, berikut definisi kompensasi menurut para ahli antara lain sebagai
berikut:
imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai penghargaan atas kontribusi yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
kompensasi karyawan adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan
kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka dan mempunyai dua
komponen: pembayaran langsung (dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, dan
bonus), dan pembayaran tidak langsung (dalam bentuk tunjangan keuangan seperti
sesuatu yang diterima karyawan dalam bentuk uang, barang langsung dan tidak
langsung atas kontribusi karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang telah
dilakukan.
a. Faktor Kompensasi
6) Biaya hidup
b. Indikator Kompensasi
1) Gaji merupakan uang yang diberikan setiap bulan kepada karyawan sebagai
1) Kompensasi Finansial
saham komulatif.
meliputi lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil, sedangkan berdasarkan
Kompensasi non finansial terdiri atas karir yang meliputi aman pada jabatan,
d. Tujuan Kompensasi
tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar.
yang diharapkan.
2) Mempertahankan karyawan yang ada. Para karyawan dapat keluar jika besaran
pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal
6) Mengikuti aturan hukum. Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan
kebutuhan karyawan.
mudah dipahami oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.
sekitar tempat kerja, baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan
segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
menyatakan bahwa lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar tercipta hubungan
kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik
apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan
nyaman. Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja serta waktu
yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien (Lewa dan Subowo, 2005). Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan
bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada
saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak
Lingkungan kerja dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu: lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja yang terbina dalam
seorang diri, dan dalam melakukan aktivitas, orang tersebut juga membutuhkan
bantuan orang lain. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja di mana dapat mempengaruhi karyawan baik
kerja, kursi, meja dan sebagainya). 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum
dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya
1. Pencahayaan tempat kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi
karyawan guna mendapatkan keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh karena itu,
Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna, sehingga dapat menyesuaikan diri
untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya. Tubuh manusia masih dapat
menyesuaikan dirinya dengan suhu luar jika perubahan suhu luar tubuh tidak
melebihi dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari
atau dipengaruhi oleh suhu udara, dan secara bersama-sama antara suhu,
kelembaban dan kecepatan udara serta radiasi panas akan mempengaruhi keadaan
tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu
keadaan dengan suhu udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem
penguapan. Pengaruh lain, adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin
aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia
selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu
sekitarnya.
4. Sirkulasi udara di tempat kerja Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh
metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah
yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukup oksigen di sekitar tempat kerja,
tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani.
Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan
5. Kebisingan di tempat kerja Salah satu polusi yang cukup mengganggu adalah
polusi suara, yang merupakan bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran tersebut sampai ke
tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran
dalam hal intensitas maupun frekuensinya. Secara umum, getaran mekanis dapat
penyakit, seperti penyakit mata, saraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.
8. Tata warna di tempat kerja Tata warna merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari segi dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.
9. Dekorasi di tempat kerja Dekorasi berkaitan dengan tata letak, perlengkapan dan
kemudahan akses ergonomis dalam bekerja. Dekorasi yang baik adalah yang
mendukung konsep ergonomis yang mendukung aspek aksesibilitas dan tata letak
karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif
untuk dapat dikumandangkan di tempat kerja. Musik yang tidak sesuai dengan
11. Keamanan di tempat kerja Dalam menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja
tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya upaya menjaga
keamanan di tempat kerja; tidak saja aspek keamaan dari bahaya gangguan
kriminal, tetapi lebih juga pada aspek keamanan pekerja dalam melakukan
Kesehatan Kerja).
2.1.4 Karyawan
Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 bahwa tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan keja guna menghasilkan jasa
atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sama halnya Berdasarkan Ketentuan
Pasal 1 Angka 2 UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (Wijayanti, 2010:01). Karyawan merupakan
kekayaan dalam suatu perusahaan. Aktivitas perusahaan tidak dapat berjalan apabila tanpa
adanya keikutsertaan karyawan. Salah satu yang harus dilakukan karyawan dalam
organisasi atau perusahaan tersebut. Karyawan yang memiliki tugas berkaitan dengan
publiknya harus memberikan perhatian serta menjadi saluran arus bolak-balik antara
organisasi dan khalayak, karena khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan
apa saja yang dilakukan perusahaan. Khalayak dapat dibagi menjadi khalayak internal,yaitu
mereka yang terlibat dalam pekerjaan internal organisasi yaitu karyawan itu sendiri dan
keluarganya serta khalayak eksternal, yaitu khalayak yang berada di luar organisasi misalnya
masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati lingkungan dan investor. Saat ini, setiap pesan
yang disampaikan tidak bisa dilakukan secara pukul rata ke semua orang. Setiap organisasi
memiliki khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas inilah karyawan perusahaan
dilaksanakan. Diantaranya :
perusahaan.
Salah satu tugasnya yaitu memberikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan
manajemen akan bertindak pasif dalam menerima atau mempercayai apa yang
disarankan oleh karyawan yang telah memiliki pengalaman dan keterampilan tinggi
b. Kewajiban Karyawan
Setiap perusahaan ada suatu aturan yang mengatur tentang kewajiban dari
masing-masing pihak. Dengan adanya kewajiban itu harus dipatuhi dan ditaati
perusahaan.
Dari ketiga kewajiban karyawan tersebut, diharapkan karyawan menjalankan
tugasnya dengan baik agar tercapai tujuan dan mendapatkan hasil yang optimal.
c. Kinerja Karyawan
Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melalui:
kualitasnya yang harus disesuaikan dan diikuti oleh karyawan untuk dapat
tersebut.
3) Ketepatan waktu, setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk
5) Kemampuan kerja sama, tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya
untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping itu kajian terdahulu
penelitian.
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian
yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya).
Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi
penelitian yang hendak dilakukan. Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian
Berjudul “Pengaruh Beban Kerja, Kompensasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja
Karyawan di ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beban
Kerja, Kompensasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, dimana data yang dikumpulkan berupa
angka. Peneliti untuk mendapatkan datanya akan menyebarkan kuesioner yang bersifat “daring”
Beban kerja merupakan faktor utama dalam suatu pekerjaan karyawan. Beban kerja yang
didapatkan seseorang dapat membawa dampak besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan.
Dampak langsung dari beban kerja yang baik adalah kinerja karyawan yang maksimal dan dapat
meningkatkan keberhasilan suatu perusahaan atau sesuai target capaiannya.
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu Nora Pitri Naingolan (2018), menyatakan
bahwa Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H1 : Beban Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Kinerja karyawan dapat meningkat ketika terdapat motivasi yang dirancang sedemikian
rupa oleh perusahaan dalam memberikan beban kerja. Biasanya motivasi yang berdampak besar
dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah kompensasi.
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu Shandy Fahrizal Ahmad (2015), menyatakan
bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H2 : Kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik yang diatur dengan baik dan maksimal akan
memberikan rasa nyaman pada karyawan.
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu I Gusti Dewi Ayu Adyani (2020),
menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
H3 : Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan penjelasan kajian teori diatas, maka dapat digambarkan suatu
pengembangan hipotesis mengenai pengaruh kepemimpinan, kompensasi, dan kinerja fisik
terhadap kinerja karyawan sebagai berikut:
Berdasarkan kajian pustaka di atas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah
beban kerja, kompensasi, dan kinerja fisik dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja.
beban kerja dapat diartikan sebagai sesaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit
organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Sistem kompensasi
yang tepat dan sesuai dengan keinginan semua pihak akan membuat karyawan akan bekerja
secara optimal karena yakin bahwa mereka pasti akan mendapatkan imbalan yang sesuai
dengan apa yang telah mereka berikan kepada perusahaan. Sebaliknya jika sistem kompensasi
bagi karyawan yang akan bermuara pada tingginya tingkat keluar masuk karyawan dalam
perusahaan karena mereka merasa kurang dihargai sesuai dengan usaha yang telah mereka
lakukan bagi perusahaan. Hal ini sangat merugikan perusahaan karena proses perekrutan dan
pelepasan karyawan merupakan kegiatan yang memerlukan biaya yang sangat besar. pengaturan
kinerja fisik yang baik akan membuat para karyawan merasa aman, tenang dan betah dalam
mela-kukan pekerjaan mereka sehingga menyebabkan kinerja mereka dapat meningkat sesuai
dengan keinginan perusahaan. Sebaliknya jika kinerja fisik yang buruk akan membuat karyawan
merasa tidak betah dan terganggu dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
Sehingga dapat digambarkan agar lebih mudah di analisis, berikut kerangka berfikir teoritis:
Beban Kerja (X1)
H1
H2 Kinerja Karyawan
Kompensasi (X2) (y)
H3
Lingkungan Kerja
Fisik (X3)
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Teoritis
Samuel Tulenan. (2015). The Effect Of Work Environment And Compensation Toward
Employee Performance At The Office Of State Assets And Auction Service Manado. Jurnal
Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi
Pawirosumarto, S., & Iriani, D. (2018). The influence of work stress, working cost,
compensation and work discipline on employee’ productivity, 6(4), 62-75. International Journal
of Economics & Business Administration (IJEBA)
McGuire, D., & McLaren, L. (2009). The impact of physical environment on employee
commitment in call centres. Team Performance Management: An International Journal, 15(1/2),
35–48. doi:10.1108/13527590910937702
Andersen, L. L., Fallentin, N., Thorsen, S. V., & Holtermann, A. (2016). Physical workload and
risk of long-term sickness absence in the general working population and among blue-collar
workers: prospective cohort study with register follow-up. Occupational and Environmental
Medicine, 73(4), 246–253. doi:10.1136/oemed-2015-103314
Lan, L., Lian, Z., & Pan, L. (2010). The effects of air temperature on office workers’ well-being,
workload and productivity-evaluated with subjective ratings. Applied Ergonomics, 42(1), 29–36.
doi:10.1016/j.apergo.2010.04.003
Sudiardhita, Ketut IR. Saparuddin Mukhtar, Budi Hartono, Herlitah, Tuty Sariwulan, dan Sri
Indah Nikesari. (2018). The Effect Of Compensation, Motivation Of Employee And Work
Satisfaction To Employee Performance Pt. Bank Xyz (Persero) Tbk. Academy of Strategic
Management Journal. Volume 17, Issue 4, 2018.