Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSTATISTIKA VI

Praktikum PIIC (RAL Pola Berjenjang) Dan Praktikum PIID (RAK Pola Faktorial)

Oleh:

I Gede Erick Sucahya

1809511121 / D

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
I. PENDAHULUAN

Statistika adalah ilmu yang mempelajari mengenai perencanaan,


pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan interpretasi data serta pengambilan
keputusan berdasarkan data. Statistika merupakan cabang dari ilmu matematika. Beberapa
ilmu dasar dari statistika adalah ilmu peluang atau probabilitas, kalkulus dan aljabar.
Statistika secara umum terbagi dalam dua jenis, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik deskriptif berhubungan dengan penataan, peringkasan dan penyajian
data, sedangkan statistik inferensial berhubungan dengan pengujian dan penarikan
kesimpulan berdasarkan data dan hipotesis.
Pada praktikum biostatistika kali ini mempelajari dan mempraktekkan praktikum
PIIC: RAL Pola Berjenjang dan PIID: RAK Pola Silang (Faktorial). Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi homogen atau
tidak ada variabel pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan rancangan acak
lengkap sederhana (satu faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda, cara pengulangan
yang berbeda tersebut disebut faktor Tambahan, sedangkan faktor yang dirancang dengan
materi yang homogen disebut faktor Utama. Rancangan ini disebut pula Rancanagan Acak
Lengkap Spilt-Plot, jika diulang dengan dimensi waktu yang berbedaa maka sering disebut
Rancangan Acak Lengkap Pola Split-Time. Sedangkan Rancangan Acak Kelompok Pola
Faktorial AxB yaitu terdiri dari dua variabel bebas atau faktor (A dan B) dan kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi dan kedua faktor tersebut termasuk dalam klasifikasi
silang. Terdapat satu variabel pengganggu atau sampingan yang disebut kelompok dan
tidak berinteraksi dengan variabel bebas.
II. HASIL INPUT SPSS

2.1 PRAKTIKUM PIIC : RAL POLA BERJENJANG


Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan fertilitas telur ayam Buras yang
dipelihara dengan 3 sistem perkandangan yang berbeda, tiap sistem perkandangan diulang
atau digunakan 5 buah kandang dan tiap kandang diisi dengan 5 ekor ayam buras betina
dan 1 ekor ayam buras jantan, sehingga dalam penelitian ini digunakan 75 ekor ayam buras
betina dan 15 ekor jantan. Fertilitas yang diamati sebanyak 3 kali yaitu pada periode
peneluran pertama, kedua dan ketiga sebagai faktor tambahan.

 Variable View

 Data View
 Variable View

 Data View
2.2 PRAKTIKUM PIID : RAK POLA SILANG (FAKTORIAL)
Seorang ingin mengetahui pengaruh Konsentrasi dan lama Desinfeksi Hidrogen
Peroksida (H2O2) terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran
Denpasar. Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H2O2) yang diberika 0,0%, 0,15%, 0,30% dan
0,45% dan lama Desinfeksi 0, 2, 4 dan 6 jam. Pengambilan sampel air limbah sebanyak 8
liter untuk diberikan perlakuan, yaitu dibagi menjadi 16 kombinasi perlakuan, dengan cara
yang sama diulang sebanyak 3 kali, dan pengambilan sampel dilakukan setiap 4 harti
sekali.
 Variable View
 Data View
Gambar High Low
 Variable View

 Data View
 Data View
 Data View
III. HASIL OUTPUT SPSS

3.1 PRAKTIKUM PIIC : RAL POLA BERJENJANG


Analisis Ragam (Analisis Varian ) dilakuakan untuk menguji pengaruh Sistem
Pemeliharaan dan Periode Peneluran terhadap Fertilitas telur ayam Buaras, apakah ada
pengaruhnya atau tidak. Disamping itu juga untuk mengatahui apakah interaksi antara
Sistem Pemeliharaan dengan Periode Peneluran. Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan fertilitas antara Sistem Pemeriharaan yang berbeda dan Periode
Peneluran yang berbeda. Juga dicari batas atas dan bawah mean dengan EM Means dengan
Con□dence Interval pada taraf 0,05.
 Hasil Analisis Ragam
Kesimpulan Analisis Varian:
Sistem perkandangan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap fertilitas telur
ayam buras (Lihat Sig. 0,000<0,01). Periode Peneluran berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap fertilitas telur ayam buras (Lihat Sig. 0,000<0,01). Tidak terdapat interaksi yang
nyata (P>0,05) antara Faktor Utama (system perkandangan) dengan Faktor Tambahan
(Periode Peneluran). Liuhat SISTEM*PERIODE Sig. 0,241>0,05
Kesimpulan Uji Duncan:
Fertilitas telur ayam buras Sistem pemeliharaan 1 berbeda nyata (P<0,01)
dibandingkan dengan system pemeliharaan 2, sedangkan antara system pemeliharaan 2
dengan 3 tidak berbeda nyata (P>0,05). Fertilitas Periode peneluran berbeda nyata
(P<0.05) antra peride 1
dengan 2 dan 2 dengan 3. Atau makin lama periode peneluran tejadiA peningkatan
fertilitas yang nyata ( P<0.05).

 Grafik bar untuk sistem pemeliharan dan peride peneluran


3.2 PRAKTIKUM PIID : RAK POLA SILANG (FAKTORIAL)
Analisis Ragam (Analisis Varian) dilakuakan untuk menguji pengaruh Konsentrasi
Hidrogen Peroksida dan Lama Desinfeksi terhadap Log. Jumlah E coli air limbah RPH
Pesanggaran, apakah ada pengaruhnya atau tidak, apakah terdapat interaksi yang nyata
antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida dengan lama desinfeksi (K*L). Disamping itu
untuk mengetahui pengaruh Kelompok terhadap Log Jumlah E coli air limbah RPH
Pesanggaran. Sedangkan uji setelah analisis ragam diperlukan untuk mengetahui apa ada
perbedann mean (rataan) Log jumlah E coli antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida yang
diberikan dan antara lama desinfeksi 0, 2, 4, dan 6 jam yaitu dengan Uji Duncan.
Disamping itu juga dicari EM Means untuk mencari interaksi antara Konsentrasi Hidrogen
Peroksida dengan Lama Desinfeksi dengan melihat estimasi rata-ratanya.
Univariate Analysis of Variance

Tests of Bed-SuI:facts ElTects


Dependent Varoble: Log Jiznlah E coli
Type III Sum of
Source Squares df lVkan Square F kg
Correded h/bdeI 91 S4@ 17 5.385 183 967 .000
Interce@ 1948.583 1 1948.583 66571.126 .000
Kelompok 045 2 022 .763 .475
K 6 7 390 3 22.463 767 431 000
L 7£75 3 2.425 82.842 .000
KL 16.B33 9 1 870 63.899 000
en‹w 30 029
Total 2041.004 48
Corroded Total 92.420 47
a. R Squared = .990 (Adjusted R Squared = .9B5)

Estimated Marglnal
Means
Koneantrasl Hdrogen Parokslda “ Lama DlsTnfeksi (Jam)
Dependent Varable Log Jblah E
coli
Konsentrasi H‹dfogen LaT2 Disinfeksi 9ñ°a Confidenc e Jn\e al
PeroM da lJam) Mean Std GfOf Lower Bound Upper Bound
00 0 7.DOD 099 7 198 7, 60
2 7 97D 099 7 768 8 173
8 8 90 099 8 688 9 092
6 89$3 099 8 752 9 155
15 7 090 099 6 888 7 292
2 6 727 D99 6 525 6 928
6 240 099 6 g38 6 442
S 037 099 4 £l35 5 238
30 6 8 33 D99 6 632 7 035
5.8 60 099 £ 658 6.063
5.570 099 5 368 5.772
4.7 97 099 4.S95 a 998
5 997 099 S 79S 6 198
2 S 5 50 099 5 348 5 752
4 770 099 4 568 4 972
4 26D D99 4 058 4 462
Kesimpulan Analisis Vararian :
Kelompok (Waktu pengambilan sampel) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran denpasar (lihat Sig 0,475>0,05),
Konsentrasi Hidrogen Peroksida dan lama Desinfeksi berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH Pesanggaran denpasar (lihat Sig
0,000< 0,01). Terjadi interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara Konsentrasi Hidrogen
Peroksida
dengan Lama desinfeksi terhadap jumlah bakteri E coli per ml air limbah RPH
Pesanggaran denpasar (lihat Sig 0,000<0,05).
Kesimpulan Uji Duncan :
Makin tinggi Konsentrasi Hidrogen Peoksida yang diberikan terjadi penurunan jumlah
bakteri
E. coli yang nyata (P>0,05). Makin lama waktu Desinfeksi terjadi penurunan jumlah
bakteri E coli yang nyata (P<0,05). Kedua uji Duncan tersebut diatas dilakukan pada Alpha
0,05, sehingga disimpulkan nyata (P<0,05).
Keterangan : Gambar estimasi: rata-rata log jumlah E coli dengan selang kepercayaan
95% yang batas bawah dengan batas atas saling berpotongan menunjukkan tidak berbeda
nyata (P>0.05)m sedangkan yang tidak saling berpotongan menunjukkan berbeda nyata
(P<00.05).

Kesimpulan : Jumlah log bakteri E coli pada kosentrasi 0,00 ppm terjadi peningkatan yang
nyata (p<0.05) dari lama desinfeksi 0, 2, 4, dan 6 jama (batas ats dengan bats bawah tidak
saling berpotongan), sedangkan jumlah log bakteri E coli pda kosentrasi hydrogen
peroksida 0,15, 0.30 dan o.45 ppm terjadi penurunan yang nyata (P<0.05). Jumlah log
bakteri E coli pada desinfeksi hydrogen peroksina pada lama desiunfeksi 0 jam antara 0.00
ppm tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan 0.15 ppm, tetapi berbeda nyata dengan 0,30
ppm, demekian pula antara 0,30 ppm dengan 0,45 ppm. Jumlah log E coli pada pada lama
desinfeksi 2 jam terjadi penurunn jumlah log E coli daria 0 ppm sampi 0.30 ppm,
sedangkan antara 0,30 ppm tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan 0.45 ppm. Jumlah log E
coli pada lama desinfeksi 4 jam terjadi perbedaan yang nyata (P<0.05) dari 0 ppm
sampai0.45 ppm. Jumlah log bakteri E coli pada lama desinfeksi 6 jam nyata (P<0.05)
paling rendah pada kosentrasi hydrogen peroksida 0.45 ppm, tetapi antara kosentrasi
hydrogen peroksida 0.15 ppm tidak berbeda nyata (P>.0.05) dengan
0.30 ppm.

Ada kalanya peneliti sudah menganggap cukup sampai mendapatkan grafik diatas,
jika ingin mencari persamaannnya, maka lakukan analisi regresi. Analisis regresi
diperlukan untuk mencari hubungan antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida (K) dan
Lama Desinfeksai (L)
dengan log jumlah E coli (Y), oleh karena kedua faktor yaitu faktor konsentrasi hydrogen
peroksida dan faktor lama desinfeksi bersifak kualitatif, maka kita lakukan Analisis
Regresi antara Konsentrasi Hidrogen Peroksida (K) dan Lama Desinfeksai (L) dengan log
jumlah E coli (Y). Persamaan regresi penduga adalah masing-masing dalam bentuk
polinom pangkat 3, serta interaksinya, dengan persamaan garis Regresi dugaan sebagai
berikut :
Dari Grafk diatas dapat disimpulkan bahwa : Makin tinggi konsentrasi Hidrogen Peroksida
yang diberikan jumlah bakteri E coli semakin menurun. Semakin lama waktu Desinfeksi
yang diberikan Hidrogen Peroksida jumlah E coli-nya semakin menurun, sedangkan yang
tidak diberikan Hidrogen Peroksida (0,00) jumlah E coli-nya semakin meningkat.
IV. TEORI

4.1 PRAKTIKUM PIIC : RAL POLA BERJENJANG

Tabel. Sidik Ragam


Uji BNT Sistem Pemeliraraan
SxS - ,'(2CGzlatl )/3x5) = ,.'(2x53,130/t5 = 2.6616
BKT 5% - l4.029:DB Calet I)SxS' 2.179 x 2.6616 = 5.79Sf
BNT 1% - I , ,.m m„m |m9xS = 3.055 x 2.t61t = 6.1299

Sisfem Pomeliharssn 1Rata-rata i ifl n


2
3 69,523 b b
63.492 a a
| 45.672

Keteranqan :
Nilai dengan huruf yang berbeda kearah
kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05) atau sangat nyata (P<0.01),
sebaliknya huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata (P>0.05).

Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan fertilitas ayam
buras antara Sistem Pemeliharaan 1 berbeda
sangat nyata (P<0.01) dengan fertilitas
ayarn
buras Sistem Pemeliharaan 2 dan 3, tetapi
fertiiitas ayam buras antara sistem
pemeliharaan 2 dengan 3 tidak berbeda nyata
(P>0.5).

Uji BhIT Peride Peneluran


SxP - ,'(2KTC hath)/3x5) = ,.''(2x74.3579)/15 = 3.1487
BNT 5”0 - t (g,g25:DB Ga{@ [|/SxP= 2.084 x 5.1487= 6.4986
BNT 1% - t i‹.‹» as c,u ii SxP = 2.797 x 3.1437 = 8.5066

S/pn/fi
ka ”0.“
1 69.206 01
2 80.275
b
3 59.205

Keteranqan :
Nilai dengan huruf yang berbeda kearah
kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05) atau sangat nyata (P<0.01).
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan fertilitas ayam buras
antara Periode Peneluran 1, 2 dan 3 saling
berbeda sangat nyata (P<0.01).
4.2 PRAKTIKUM PIID : RAK POLA SILANG (FAKTORIAL)

Tabel. Daftar Sidik Ragam


Tabel. Hasil Duncan
Keteranqan :
Garis Regresinya sangat nyata
(P<0.01) R2 = JK Regresi/Jk Total =
90.672/92.420
= 0.981
R 2 0 981 :t 0.990
Tabel Pengujian Koefesien Krelasi (R)

Keteranqan :
“Korelasinya sangat nyata (P<0.D1)
V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum biostatistika yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa,


mahasiswa dapat mengoperasikan atau menggunakan program SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). Dimana SPSS merupakan salah satu program yang dapat
membantu dalam menyelesaikan serta membahas permasalahan didalam biostatistika.
Dalam praktikum PIIC dan PIID kali ini, yaitu membahas dua uji yang pertama yaitu
praktikum PIIC: RAL Pola Berjenjang dan PIID: RAK Pola Silang (Faktorial). Rancangan
Acak Lengkap (RAL) Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi
homogen atau tidak ada variabel pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan
rancangan acak lengkap sederhana (satu faktor) yang diulang dengan cara yang berbeda,
cara pengulangan yang berbeda tersebut disebut faktor Tambahan, sedangkan faktor yang
dirancang dengan materi yang homogen disebut faktor Utama. Rancangan ini disebut pula
Rancanagan Acak Lengkap Spilt-Plot, jika diulang dengan dimensi waktu yang berbedaa
maka sering disebut Rancangan Acak Lengkap Pola Split-Time. Sedangkan Rancangan
Acak Kelompok Pola Faktorial AxB yaitu terdiri dari dua variabel bebas atau faktor (A dan
B) dan kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi dan kedua faktor tersebut termasuk
dalam klasifikasi silang. Terdapat satu variabel pengganggu atau sampingan yang disebut
kelompok dan tidak berinteraksi dengan variabel bebas.

Anda mungkin juga menyukai