Anda di halaman 1dari 8

JurnalKeperawatan

Jurnal KeperawatanJiwa
JiwaVolume
Volume77No
No11,Hal
Hal87
87- -94,
94,Mei
Mei2019
2019 e-ISSN 2655-8106
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah p-ISSN2338-2090

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN


PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN
JIWA
Uswatun Hasanah1
1
Akper Dharma Wacana Metro
emailnyauus@gmail.com

ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius dan harus segera
ditanggulangi. Masih adanya sikap masyarakat yang negatif serta memiliki pengetahuan yang rendah
tentang gangguan jiwa perlu mendapatkan perhatian. Salah satu cara yang tepat untuk merubah sikap
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah melalui penyuluhan kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perubahan tingkat pengetahuan
dan sikap masyarakat pada penderita gangguan jiwa. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi
experiment, bentuk desain yang dipakai adalah desain one group pre test-post test. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini akan diambil sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 47 orang.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, penyuluhan dengan media power point dan leaflet.
Hasil uji normalitas didapatkan data berdistribusi normal sehingga untuk analisis data menggunakan
uji paired sample t test. Hasil analisis menunjukkan p value 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pasien
gangguan jiwa.

Kata kunci: penyuluhan kesehatan, pengetahuan, sikap, gangguan jiwa.

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON CHANGES IN COMMUNITY


KNOWLEDGE AND ATTITUDES IN MENTAL DISORDERS

ABSTRACT
Mental disorder is a serious public health problem and must be addressed immediately. The existence
of negative community attitudes and low knowledge about mental disorders needs attention. One of
the right ways to change attitudes and improve people's knowledge is through health education. The
aims of this study is to determine the effect of health education on changes in the level of knowledge
and attitudes in people with mental disorders. This type of research uses the quasi experiment method,
using one group pre-post test. The sample in the study used in this study will be taken at 10% of the
total population. A number of 47 samples were recruited using purposive sampling technique. The
research instrument used questionnaires, counseling with power point media and leaflets. The results
of the normality test obtained normal distribution data so that for data analysis using paired sample t
test. The results of the analysis show p value 0,000. The results of this study indicate that health
education can improve people's knowledge and attitudes towards mental disorder patients.

Keywords: health education, knowledge, attitude, mental disorder

PENDAHULUAN daerah otak atau sistem saraf yang


Gangguan mental adalah pola psikologis atau menjalankan fungsi sosial manusia. Terjadinya
perilaku yang pada umumnya terkait dengan gangguan jiwa disebabkan oleh karena
stress atau kelainan mental yang tidak ketidakmampuan manusia untuk mengatasi
dianggap sebagai bagian dari perkembangan konflik dalam dirinya, tidak terpenuhi
normal manusia. Gangguan tersebut kebutuhan hidup, perasaan kurang
didefinisikan sebagai kombinasi afektif, diperhatikan, perasaan rendah diri sehingga
perilaku, komponen kognitif atau persepsi, perasaan kehilangan sesuatu yang berlebihan.
yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada Di samping itu juga banyak faktor yang

87
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

mendukung timbulnya gangguan jiwa meliputi negatif terhadap orang dengan gangguan jiwa
biologis, psikologis, sosial dan lingkungan (Yancen, 2015).
(Nawawi, 2013).
Masih adanya sikap masyarakat yang negatif
World Health Organization (WHO) serta memiliki pengetahuan yang rendah
menyatakan bahwa masalah gangguan tentang gangguan jiwa perlu mendapatkan
kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi perhatian. Salah satu cara yang tepat untuk
masalah yang sangat serius dan diperkirakan merubah sikap dan meningkatkan pengetahuan
ada sekitar 450 juta orang di dunia yang masyarakat adalah melalui penyuluhan
mengalami gangguan kesehatan jiwa (Yosep & kesehatan. Penyuluhan/ penyuluhan kesehatan
Sutini, 2014). Angka kejadian gangguan jiwa pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
di Indonesia juga cukup tinggi. Berdasarkan usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 jumlah masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
penderita gangguan jiwa di Indonesia harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut,
mencapai 1,7 per 1000 penduduk. Prevalensi maka masyarakat, kelompok atau individu
tertinggi terjadi di Yogyakarta dan Aceh dapat memperoleh pengetahuan tentang
masing-masing 2,7%, sedangkan terendah di kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan
Kalimantan Barat yaitu sebesar 0,7%. Untuk tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
Provinsi Lampung jumlah penderita gangguan berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata
jiwa didapatkan sebesar 0,8% (Badan lain dengan adanya penyuluhan kesehatan
penelitian & Pengembangan Kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat
Kementerian Kesehatan RI, 2013). terhadap perubahan perilaku kesehatan dari
sasaran (Notoatmodjo, 2010).
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang serius Penelitian yang dilakukan oleh Pratomo (2013)
dan harus segera ditanggulangi. Sikap menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan
masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa kesehatan terhadap perubahan tingkat
saat ini memang berbeda-beda. Sikap sendiri pengetahuan dan sikap masyarakat pada
merupakan respons tertutup seseorang gangguan jiwa di Desa Nguter, Kab.
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang Sukoharjo. Penyuluhan kesehatan sangat
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan
yang bersangkutan (senang-tidak senang, masyarakat tentang kesehatan jiwa sehingga
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sikap masyarakat menjadi positif terhadap
sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). penderita gangguan jiwa.

Pandangan masyarakat belakangan ini METODE


mengenai permasalahan penderita gangguan Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi
jiwa, selalu di identikkan dengan sebutan experiment, bentuk desain yang dipakai adalah
orang gila. Tanpa disadari secara tidak desain one group pretest-posttest. Pengambilan
langsung hal ini merupakan sikap yang keliru sampel menggunakan teknik purposive
dari kita sehingga orang memandang penderita sampling. Sampel dalam penelitian yang
gangguan sebagai suatu masalah yang negatif digunakan dalam penelitian ini akan diambil
yang selalu mengancam, padahal gangguan sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada
jiwa merupakan suatu penyakit yang statusnya yaitu sebanyak 47 orang di Wilayah kerja
sama dengan penyakit-penyakit lain yang Puskesmas Mulyojati Kota Metro Lampung.
harus segera diobati dan disembuhkan.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner,
Pengetahuan dan pemahaman yang minim penyuluhan dengan media power point dan
tentang gangguan jiwa masih banyak dimiliki leaflet. Penelitian ini menggunakan alat ukur
oleh masyarakat Indonesia. Ketidaktahuan berupa kuesioner pengetahuan tentang
mereka terhadap permasalahan kesehatan jiwa kesehatan jiwa dan sikap pada penderita
membuat masyarakat cenderung gangguan jiwa. Peneliti memodifikasi
bertindak/bersikap spontan yang berefek kuesioner dengan menyesuaikan karakteristik
responden dan sesuai dengan tujuan penelitian.

88
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini HASIL


menggunakan skala Likert yang dirancang oleh Adapun hasil penelitian disajikan pada tabel
peneliti berdasarkan studi pustaka. Analisis berikut:
bivariat menggunakan uji paired sample t test.

Tabel 1.
Usia Responden (n=47)
Usia f %
26-35 18 38.29
36-45 20 42.55
46-55 6 12.76
56-65 3 0.60
Distribusi usia responden terbanyak pada yaitu rentang usia dewasa awal berjumlah 18
rentang usia dewasa akhir yaitu sebanyak 20 responden (38.29%).
responden (42.55%). Usia terbanyak ke dua

Tabel 2.
Pengetahuan responden tentang kesehatan jiwa (n=47)
Pengetahuan Pre test Post test
f % f %
Baik 3 6.4 18 38.3
Cukup 15 31.9 19 40.4
Kurang 29 61.7 10 21.3
Berdasarkan tabel 2 diketahui pada pre test 19 responden (40.4%) pada post test.
pengetahuan terdapat 3 responden (6.4%) Sedangkan responden dengan pengetahuan
dengan pengetahuan baik dan post test menjadi kurang terdapat 29 responden (61.7%) turun
18 responden (38.3%). Terdapat 15 responden menjadi 10 responden (21.3%) pada post test.
(31.9%) dengan pengetahuan sedang menjadi

Tabel 3.
Sikap respoonden terhadap penderita gangguan jiwa (n=47)
Sikap Pre test Post test
f % f %
Positif 21 44.7 35 74.5
Negatif 26 55.3 12 25.5
Tabel 3 diketahui terdapat 21 responden mengalami penurunan dari 26 responden
(44.7%) memiliki sikap positif pada pre test (55.3%) pada pre test menjadi 12 responden
dan meningkat menjadi 35 responden (74.5%) (25.5%) pada post test.
pada post test. Sikap negatif masyarakat

Tabel 4.
Rata-Rata Pengetahuan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan
Data Mean SD SE P Value N
Pre test Pengetahuan 50.35 16.26 2.37
.000 47
Post test pengetahuan 68.37 15.37 2.24

Tabel 5.
Rata-rata sikap mayarakat sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan (n=47)
Data Mean SD SE P Value
Pre test Sikap 4.60 1.89 0.277
.000
Post test Sikap 6.85 1.64 0.239

89
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired dapat meningkatkan pengetahuan responden.
samples t test menunjukan, terdapat pengaruh Penelitian lain yang dilakukan oleh Liang dkk
penyuluhan kesehatan terhadap tingkat (2013), menyatakan bahwa penyuluhan
pengetahuan keluarga dan masyarakat, dengan kesehatan menggunakan metode ceramah dan
Sig. (2-tailed) 0.000 dimana jika nilai media presentasi sangat efektif dalam
probabilitas < 0.05 maka hipotesis atau H0 meningkatkan pengetahuan responden
ditolak. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan (Notoatmodjo, 2010).
hasil sikap responden sebelum dilakukan
penyuluhan kesehatan didapatkan nilai rata- Penyuluhan kesehatan dengan media
rata sebesar 4.60. Sedangkan untuk nilai rata- presentasi menampilkan slide gerak dan
rata setelah dilakukan penyuluhan kesehatan gambar sedangkan media leaflet menampilkan
sebesar 6.85. Hasil uji statistik dengan tulisan dan gambar secara langsung yang
menggunakan Paired samples t test membuat terkesan formal. Pada saat penelitian
menunjukan, terdapat pengaruh penyuluhan responden sangat antusias dengan melihat
kesehatan sikap keluarga dan masyarakat, media yang menarik. Penggunaan media
dengan Sig. (2-tailed) 0.000 dimana jika nilai diartikan sebagai perantara yang sering
probabilitas < 0.05 maka hipotesis atau H0 dijumpai dalam berbagai kegiatan seperti
ditolak. proses belajar mengajar, seminar, rapat dan
kegiatan ceramah lainnya. Selain itu, media
PEMBAHASAN sebagai sumber pesan dengan penerima pesan
Hasil post test setelah dilakukan penyuluhan atau informasi sehingga media dapat diartikan
kesehatan didapatkan bahwa rata-rata sebagai perantara atau penghubung antara dua
pengetahuan responden meningkat menjadi pihak (Anita, 2010). Media pembelajaran
baik yaitu 18 responden (38.3%). Pada saat mampu mempengaruhi efektifitas
melakukan penyuluhan kesehatan peneliti pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
menggunakan metode ceramah. Peneliti peserta didik dalam belajar dan mampu
menyampaikan ceramah dengan baik sehingga membantu meningkatkan penyerapan materi
mampu dimengerti oleh responden. dan memfokuskan informasi pengetahuan
(Arsyad, 2006).
Terdapat keuntungan dari metode ceramah
yaitu mudah disampaikan serta mampu Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk
dipahami dengan baik. Selain itu adanya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
komunikasi dua arah menyebabkan responden memelihara dan meningkatkan kesehatan.
lebih memahami hal yang disampaikan oleh Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
peneliti. Faktor yang mempengaruhi tingkat yang sempurna baik fisik, mental dan sosial
pengetahuan seseorang adalah informasi yang maka masyarakat harus mampu mengenal
diterima oleh seseorang dengan sumber dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya
informasi yang didapatkan dari beberapa dan mampu mengubah atau mengatasi
sumber yang salah satunya adalah dari lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial,
penyuluhan kesehatan. Penelitian Wawan budaya dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
(2010) menyebutkan bahwa faktor yang dapat Menurut Nondyawati (2015) terjadinya
mempengaruhi pengetahuan seseorang berawal peningkatan pengetahuan setelah pemberian
dari informasi yang diperoleh dan sumber penyuluhan kesehatan menujukan adanya
informasi yang lebih banyak. dampak positif sebagai upaya peningkatan
derajat kesehatan. Pengaruh dari lingkungan
Selain menggunakan metode ceramah, peneliti memberikan dampak pada tingkat pengetahuan
menggunakan media presentasi power point individu dimana orang sering menjumpai suatu
dan leaflet. Menurut penelitian Daryanto hal yang sama akan lebih mudah untuk
(2013) bahwa pemilihan media presentasi mengingat, pengetahuan individu atau
dapat disajikan berupa teks, gambar serta kelompok dapat meningkat apabila sering
animasi yang dikombinasikan. Sehingga menjumpai suatu hal yang baru sehingga dapat
penggunakan media presentasi ini mampu meningkatkan derajat kesehatan (Grassi, dkk
menarik perhatian dari responden dalam 2014). Penelitian yang serupa menunjukkan
melaksanakan penyuluhan kesehatan sehingga tingkat pengetahuan keluarga dalam pemberian

90
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

motivasi pada klien gangguan jiwa, terjadi Sikap negatif adalah sikap tidak menyetujui,
perubahan setelah dilakukan penyuluhan menolak atau tidak menyenangi (Saam &
kesehatan (Nondyawati, 2015). Wahyuni, 2013). Sikap masih merupakan suatu
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
Tingkat pengetahuan selanjutnya Dengan kata lain, sikap belum merupakan
mempengaruhi sikap masyarakat kepada tindakan atau aktivitas, namun merupakan
pasien gangguan jiwa. Sikap (attitude) suatu kecenderungan seseorang untuk
merupakan reaksi atau respon seseorang yang bertindak terhadap suatu objek dilingkungan
masih tertutup terhadap stimulus atau obyek. tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
Sikap menunjukkan konotasi adanya objek tersebut.
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Menurut Notoatmodjo (2010), sikap Hal ini didukung oleh penelitian yang
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk dilakukan oleh Yulianti (2016), yang
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan menyatakan ada hubungan antara tingkat
motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu penyuluhan dengan sikap masyarakat terhadap
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan pasien gangguan jiwa. Salah satu proses yang
predisposisi tindakan suatu perilaku. berkontribusi dalam pembentukan sikap
tersebut adalah penyuluhan, karena pada saat
Perbedaan sikap seseorang memberikan menjalani penyuluhan seseorang mempelajari
indikasi bahwa sikap positif akan memberikan sesuatu, mengetahui konsep-konsep tentang
kontribusi terhadap perilaku positif pada obyek sebuah hal dan pada akhirnya pemahaman
yang dikenai perilaku tersebut. Dalam hal ini tersebut akan membentuk sikap seseorang
apabila seorang keluarga memiliki sikap terhadap sebuah objek atau sesuatu hal.
menerima (bersedia memperhatikan stimulus) Penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo (2014)
kemudian merespon terhadap apa yang juga menyatakan bahwa terdapat faktor lain
diketahui tentang pentingnya memberikan yang mempengaruhi sikap yaitu persepsi
dukungan, sehingga bila sikap positif secara masyarakat, yaitu terdapat hubungan positif
terus menerus maka keluarga dengan motivasi yang signifikan antara persepsi masyarakat
dalam memberikan dukungan terhadap klien dengan sikap masyarakat terhadap penderita
gangguan jiwa rendah bias menjadi sedang skizofrenia. Perbedaan persepsi masyarakat
bahkan bisa menjadi tinggi. Dalam proses terhadap penderita gangguan jiwa dipengaruhi
pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya
faktor yaitu pengalaman pribadi, pengaruh informasi mengenai penyakit ini, masih
orang lain yang dianggap penting, pengaruh banyak masyarakat yang tidak mengetahui
kebudayaan, media massa, lembaga tentang gangguan jiwa.
penyuluhan dan lembaga agama dan pengaruh
faktor emosional (Azwar, 2011). Sikap merupakan bentuk respon seseorang
terhadap objek tertentu, biasanya melibatkan
Sikap seseorang dalam memberikan dukungan beberapa faktor emosi dan argumen (Azwar,
merupakan langkah awal dalam sebuah 2011). Meskipun sikap bukan merupakan suatu
motivasi dalam memberikan dukungan tindakan langsung melainkan tindakan
terhadap klien gangguan jiwa terutama agar predisposisi yang bisanya dapat dipengaruhi
proses penyembuhannya berjalan dengan beberapa faktor terbentuknya sikap, yaitu
cepat, apabila sikap dalam dalam memberikan orang yang dianggap penting (Wawan, 2010).
dukungan tidak baik, bias di pastikan motivasi Orang penting yang dimaksud adalah keluarga
dalam memberikan dukungan terhadap klien atau kerabat dan masyarakat yang berada
gangguan jiwa rendah, sikap dalam dilingkungan sekitar. Perubahan sikap dari
memberikan dukungan tersebut seperti individu dapat dipengaruhi dari lingkungan
dukungan informasi, dukungan harga diri, dan sosial (Azwar, 2011). Peranan dari orang-
dukungan praktis harus di miliki keluaarga orang terdekat bisa memberikan dampak baik
agar motivasi dalam memberikan dukungan positif maupun negatif. Menurut Lacko dkk
terhadap klien gangguan jiwa tinggi (Utami (2012), pandangan negatif masyarakat
dan Marlyn, 2004). terhadap orang dengan gangguan jiwa dapat
merusak individu dengan gangguan jiwa

91
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

terdapat hubungan dengan beban sosial yang Azwar, S. (2011). Sikap Manusia, Teori dan
cukup besar. Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2013. Sikap Manusia, Teori dan
Pemberian arahan dan sosialisasi berupa Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
penyuluhan kesehatan diharapkan dapat Pelajar.
merubah sikap negatif. Sikap sesorang dapat
dipengaruhi dari penerimaan informasi yang Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan
baik dengan pemberian penyuluhan kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013).
sehingga dapat berdampak pada penilaian Riset Kesehatan Dasar.:
seseorang terhadap suatu hal. Sikap individu http://depkes.go.id/downloads/
atau kelompok dapat dipengaruhi dari riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%
pengetahuan, sikap seseorang dapat berubah 202013.pdf.
dengan diperolehnya tambahan informasi
tentang suatu informasi yang didapat. Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran
Pengaruh penyuluhan kesehatan memberikan Efektif. Bandung: Yrma Widya.
dampak yang signifikan terhadap pengetahuan
dan sikap masyarakat antara sebelum dan Grasssi, M.C, dkk. 2014. Knowledge about
sesudah pemberian penyuluhan kesehatan. Health Effect of Cigarette Smoking and
Quitting among Italian University
SIMPULAN DAN SARAN Student: The Importance of Teaching
Simpulan Nicotine Dependence and Treatment in
Tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah Medical Curriculum. Hindawi
Kerja Puskesmas Yosomulyo Kota Metro Publishing Corporation BioMed
Lampung tentang kesehatan jiwa dalam Research International Volume 2014,
kategori kurang dan sikap masyarakat kepada Article ID 321657, diakses pada tanggal
penderita gangguan jiwa sebelum diberikan 18 Juni 2016.
pendidikan kesehatan dalam kategori sikap
negatif. Setelah dilakukan penyuluhan Lacko-Evans, S, dkk. 2012. Public knowledge,
kesehatan terdapat perubahan pengetahuan attitudes and behavior regarding people
sebanyak 31.9% dalam kategori pengetahuan with mental illness in England The
baik. Sedangkan sikap terdapat peningkatan British Journal of Psychiatry (2013) 202,
sebanyak 29.8% masyarakat berperilaku positif s51–s57. doi:
terhadap penderita gangguan jiwa. 10.1192/bjp.bp.112.112979, di akses
pada tanggal 14 Juni 2016.
Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan Nawawi, M (2013) Pengalaman Karies Dan
sikap masyarakat pada gangguan jiwa di Status Periodontal Pada Penderita
wilayah Kerja Puskesmas Yosomulyo Kota Gangguan Jiwa di RSJ Mahoni Medan.
Metro Lampung yang ditandai kenaikan nilai Skripsi. Fakultas Kesehatan Gigi.
rata-rata pengetahuan dan sikap antara sebelum Universitas Sumatera Utara
dan sesudah pendidikan kesehatan.
Nondyawati, K.A. 2015. Hubungan
Saran Pengetahuan dan sikap dengan motivasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan keluarga dalam memberikan dukungan
data awal untuk mengembangkan intervensi pada klien gangguan jiwa. Fakultas Ilmu
keperawatan jiwa bagi masyarakat untuk Kesehatan Universitas Gresik, diakses
meningkatkan pengetahuan tentang gangguan pada 13 Juni 2016.
jiwa sehingga tidak terjadi stigma negatif
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
kepada penderita gangguan jiwa.
Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad A. (2006). Media Pembelajaran. Pratomo, A.G.N. 2013. Pengaruh Pendidikan
Jakarta: Grasindo Kesehatan Terhadap Perubahan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
92
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Pada Penderita Gangguan Jiwa di Desa Wiharjo (2014). Faktor yang mempengaruhi
Nguter Kabupaten Sukoharjo. sikap masyarakat terhadap penderita
http://eprints.ums.ac.id/26075/10/NASK skizofrenia. Diakses pada 4 Maret 2019
AH_PUBLIKASI.pdf
Yancen, P. Gangguan Jiwa itu Penyakit Medis,
Saam, Zulfan dan Wahyuni, Sri . (2012) Bukan Aib atau Gangguan Mistis.
Psikologi Keperawatan. Jakarta : http://www.radiopelitakasih.com/index.p
Rajawali Pers. hp/talk-show/item/496-gangguan-jiwa-
itu-penyakit-medis-bukan-aib-atau-
Utami dan Marlyn, 2004. Gender Dan gangguan-mistis , 2015.
Keluarga : Konsep Realita. Jurnal.
Psychiatric. http://www.uin- Yosep, Iyus., Sutini, Titin. (2014). Buku Ajar
alauddin.ac.id/download.pdf,. Keperawatan Jiwa (dan Advance mental
Widayatun. T.R. 2009. healyh nursing). Bandung: Refika
Aditama.
Wawan dan Dewi, A. 2010. Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia. Yulianti .(2016). Hubungan antara tingkat
Yogyakarta: Numed. penyuluhan dengan sikap masyarakat
terhadap pasien gangguan jiwa. Diakses
pada 3 Maret 2019

93
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1 Hal 87 - 94, Mei 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

94

Anda mungkin juga menyukai