2631 6799 4 PB
2631 6799 4 PB
2 September 2017
ABSTRAK
Penyakit hipertensi termasuk kedalam penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri
untuk mencegah terjadinya komplikasi. Dalam perawatan diri terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi salah satunya adalahSelf Efficacy.Self Efficacy dibutuhkan bagi para
penderita hipertensi untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui keyakinan dalam
menjalankan perawatan diri..Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
Self Efficacy dengan perawatan diri lansia hipertensi di Salah Satu Puskesmas didi Kota
Bandung. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan desain Cross
Sectional. Teknik sampling menggunakan Accidental Sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 69 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner Self Efficacy dan
Perawatan diri. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearmen. Hasil
menunjukkan bahwa Sebagian responden memiliki Self Efficacy dengan kategori tinggi
(50.7%), dan untuk perawatan diri sebagian responden memiliki perawatan diri baik
(50.7%). Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearmen menunjukkan ada hubungan
antara Self Efficacy dengan perawatan diri lansia hipertensi di Salah Satu Puskesmas di
Kota Bandung kota bandung dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,01. Nilai koefisien
korelasi sebesar + 0.724 yang menunjukkan terdapat hubungan yang positif. Saran bagi
perawat agar dapat meningkatkan Self Efficacy pada lansia hipertensi sehingga lansia
dapat melakukan perawatan diri.
ABSTRACT
Hypertension is included in chronic diseases that require self-care to prevent
complications. In self care there are several factors that affect one of them dalah Self
Efficacy. This study aimed to identify the relationship of Self Efficacy with hypertension
elderly self-care in Primary health centre (Puskesmas Kota Bandung). The design of this
study used descriptive correlation with Cross Sectional design. Sampling technique used
Accidental Sampling with samples as much as 69 respondents, data collection used
questionnaires Self Efficacy and Perawatan diri. Data analysis used Spearmen Rank
correlation test. The results that some respondents had Self Efficacy with high category
(50.7%), and for self care some respondent was good self care (50.7%). Result of
Spearmen Rank statistic test there was relation between self efficacy with self care
hypertension elderly in area of Puskesmas Kota Bandung in Bandung with significance
value 0,000 <0,01. Correlation coefficient value of + 0.724 positive correlation.
Suggestion for nurses was to increase Self Efficacy in hypertensive until elderly can do
self care independently.
PENDAHULUAN
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 130
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017
Analisa Bivariat
Tabel 3
Hubungan Self Efficacy dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi di Salah Satu
Puskesmas di Kota Bandung
Self Perawatan diri P – value Koefisien korelasi
Efficacy N Baik N Kurang N Total
Tinggi 28 7 35 (100%)
(80.0%) (20.0%) 34 (100%)
Rendah 7 27 0.000
(20.6%) (79.4%) 0.724
Total 35 34 69 (100%)
(50.7%) (49.3%)
(Sumber: Olah data primer Agustus 2017)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan variabel x naik dan variabel y juga naik
bahwa responden yang memiliki Self (Siregar, 2013). Semakin baik Self
Efficacy tinggi sebagian perawatan dirinya Efficacy maka perawatan diri lansia
baik sebanyak 28 (80.0%) sedangkan hipertensi akan semakin baik.
responden yang memiliki Self Efficacy Gambaran Self Effficay lansia
rendah sebagian perawatan dirinya kurang hipertensi
sebanyak 27 (79,4%). Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian yang di
uji statistik Rank Spearmen didapatkan lakukan kepada 69 responden di Salah
hasil bahwa nilai signifikasi antara Self Satu Puskesmas di Kota Bandung Kota
Efficacy dengan Perawatan diri 0.000 < α Bandung didapatkan sebagian responden
= 0.01 yang berarti terdapat korelasi yang memiliki Self Efficacy lansia hipertensi
signifikan. Nilai koefisien sebesar 0,724 dalam kategori tinggi, yaitu sejumlah 35
menunjukkan variabel Self Efficacy (50,7%).
dengan perawatan diri memiliki hubungan Hasil penelitian tersebut menunjukkan
kuat. Tidak terdapat tanda negatif (-) di bahwa Self Efficacy lansia penderita
depan nilai koefisien korelasi hipertensi tinggi, hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa arah hubungan antar bahwa kemampuan penderita hipertensi di
variabel terdapat hubungan yang positif Puskesmas Kota Bandung dalam
artinya terjadi hubungan searah, bila melakukan perawatan diri baik.
dan faktor eksternal (Prasetyo, 2012). itu sendiri dalam melakukan perawatan
Menurut Nwine (2011) faktor internal diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dalam perawatan diri terdiri dari nilai Richard (2012) bahwa perawatan diri
terkait penyakit, Self Efficacy dan merupakan tindakan atau kegiatan yang
pengetahuan, sedangkan faktor eksternal dilakukan oleh individu untuk
yaitu dukungan sosial. Menurut mempertahankan kesehatannya seecara
Notoatmodjo (2007) setiap individu mandiri. Dalam teori perawatan diri Orem
memiliki cara yang bervariasi dan berbeda (2001), mengatakan bahwa perawatan diri
dalam tindakan perawatan atau adalah kegiatan kemandirian individu
pencegahan penyakit meskipun gangguan untuk menjaga kesehatannya.
kesehatannya sama, tetapi yang Hubungan Self Effficay dengan
membedakannya tergantung dari nilai Perawatan Diri Lansia Hipertensi
individu terhadap penyakit tersebut. Perawatan diri lansia hipertensi
Nilai terkait penyakit merupakan salah dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satu faktor internal yang mempengaruhi satunya adalah Self Efficacy. Berdasarkan
perawatan diri. Menurut Notoatmodjo hasil penelitian pada 69 responden di
(2007) setiap individu memiliki cara yang Salah Satu Puskesmas di Kota Bandung
bervariasi dan berbeda dalam tindakan dengan uji Rank Spearmen didapatkan
perawatan atau pencegahan penyakit hasil bahwa antara Self Efficacy dengan
meskipun gangguan kesehatannya sama, Perawatan diri nilai p-Value lebih kecil
tetapi yang membedakannya tergantung dari 0.01 (0.000 < α = 0,01) maka H0 di
dari nilai individu terhadap penyakit tolak dan Ha diterima artinya terdapat
tersebut. Selain itu juga menurut Bandura korelasi yang signifikan. Dengan nilai
(2004) Self Efficacy merupakan faktor koefisien korelasi 0,724 . Hal ini
utama menentukan keberhasilan dalam menunjukkan bahwa hubungan antara Self
perawatan diri. Semakin tinggi Self Efficacy dengan perawatan diri memiliki
Efficacy maka semakin baik hasil hubungan kuat dan bernilai positif artinya
perawatan diri pasien. terjadi hubungan searah semakin tinggi
Faktor internal lain yang mempengaruhi Self Efficacy yang dimiliki penderita
perawatan diri adalah pengetahuan, hipertensi maka semakin baik juga
menurut Orem (2001) hal tersebut perawatan diri, dan sebaliknya jika
merupakan faktor yang ikut semakin baik perawatan diri maka tinggi
mempengaruhi perawatan diri. Berbeda pula tingkat Self Efficacy yang dimiliki
dengan hasil penelitin Eugene dan Bourne penderita hipertensi.
(2013) yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini sesuai dengan
pengetahuan memiliki pengaruh kecil penelitian yang dilakukan oleh Harsono
dalam perawatan diri. Meskipun lansia (2017) menyatakan bahwa terdapat
sudah banyak memiliki pengetahuan hubungan yang signifikan antara Self
mengenai perawatan diri terkait hipertensi Efficacy dengan perawatan diri penderita
tetapi jika lansia tidak memiliki keyakinan hipertensi . Hal ini sejalan dengan hasil
dalam diri maka lansia tidak akan efektif penelitian Leeet al. (2010), yang
menerapkannya dalam kehidupan seahari- menyatakan bahwa Self Efficacy
hari. Selain itu juga faktor eksternal yang merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi perawatan diri adalah berkontribusi signifikan dalam melakukan
dukungan sosial. Dukungan sosial perawatan diri. Hal ini juga sama dengan
berpengaruh dalam keefektifan kegiatan hasil penelitian yang dilakukan oleh
perawatan diri. Menurut Cornwel dan Permatasari, Lukman, Supriadi (2014).,
Waite (2009) dukungan sosial sebagai Penelitian Hu & Arao (2013), menyatakan
sarana untuk meningkatkan motivasi bahwa Self Efficacy merupakan faktor
dalam memodifikasi gaya hidup pasien utama yang mempengaruhi dalam
yang menderita hipertensi. melakukan perawatan diri penyakit kronis.
Kesimpulannya bahwa pelaksanaan Menurut Findlow, Seymour dan Huber
perawatan diri berfokus pada diri individu (2012), menyatakan bahwa individu yang
memiliki Self Efficacy tinggi akan perawatan diri lansia hipertensi bagi
mengalami peningkatan yang signifikan peneliti selanjutnya.
dalam melakukan perawatan diri
hipertensi. Sejalan dengan hasil penelitian REFERENSI
lee et al. (2010) yang menyatakan bahwa Bandura, A. (2004). Health Promotion
terdapat hubungan kuat antara Self by Social Cognitive
Efficacy tinggi dengan penurunan tekanan Means. Health
darah pada pasien hipertensi dibandingkan Education & Behaviour.
dengan pasien yang Self Efficay rendah.
Didukung oleh hasil penelitian Hendiarto Bandura, A. (2006). Guide for Contructing
(2014) yang mengungkapkan bahwa Self Efficacy Scales. Self Efficacy
terdapat hubungan positif antara Self Beliefs in Adolescents
Efficay dengan perilaku sehat, dimana jika (vol,5), 307-337. Greenwich, CT:
seseorang memiliki Self Efficacy tinggi Imformation Age Publishing.
cenderung akan memiliki perilaku sehat
dan sebaliknya jika seseorang memiliki Cameron, J. C., & Thomson, D. R. (2012).
Self Efficacy rendah cenderung akan Screening for Determinants of
memiliki perilaku yang tidak sehat. Self SelfCare in Patients with Cronic
Efficacy merupakan faktor yang penting Heart Failure.Heart Lung and
dalam melakukan perawatan diri. Dengan Circulation, 21(12), 806- 808.
membangun kepercayaan diri penderita
terhadap kemampuannya (Self Efficacy) Curtin, Roberta, Braun.(2006). Self
dalam mempengaruhi hasil yang ingin Management With
mereka capai sepertinya merupakan jalan Patient With and Stage Renal
positif yang dapat mendorong seseorang Disease: Explooring Domains End
melakukan perawatan diri yang berhasil Dimensions, Neprhrology Nursing
dan sukses pada pasien dengan penyakit Jurnal.
kronis (Curtin, 2006).
Dewi, N. (2014). Hubungan antara Self
PENUTUP Efficacy dan Self Management pada
Sebagian responden memiliki Self Efficacy individu dengan diabetes
tinggi sebanyak 35 (50,7%), sebagian
mellitus tipe 2 di indonesia. Skripsi
responden melakukan perawatan diri baik
https://repository.usd.ac.id/
sebanyak 35 (50,7%), serta terdapat
4925/2/099114005 full.pdf .
hubungan antara Self Efficacy dengan
perawatan diri lansia hipertensi dengan
Eugene, V., & Bourne, P. A. (2013).
nilai (p- value α < 0.00).
Hypertensive patients:
Pelaksanaan upaya promotif dan preventif
knowledge, self care
pentingnya Self Efficacy untuk
management practices and
meningkatkan keyakinan dan pengetahuan
challenges. Journal of
bagi masyarakat dalam melakukan
Behavioural Health,2(3) , 259-268.
perawatan diri terkait masalah kesehatan
hipertensi bagi Puskesmas Kota Bandung.
Findlow, W.J., Seymour, R. B., Huber, L.,
Perlu memeriksakan kesehatan secara
R. B. (2012).The Association
rutin di pelayanan kesehatan terdekat
Between SelfEfficacy and
terutama dalam pemerriksaan tekanan
Hypertension Self Care Activities
darah untuk mengetahui dan mengontrol
Among African American
tekanan darah bagi lansia. Diharapkan
Adults.Journal of Community
dapat melakukan penelitian lebih lanjut
Health, 37(1) , 15-24.
mengenai variabel lain yang berhubungan
dengan hal-hal lainnya yang
Han, H. R. et al. (2014). Development and
mempengaruhi Self Efficacy dengan
Validation of The Hypertension