38 Harpeni
38 Harpeni
Oleh:
HARPENI
1614201131
Nama : HARPENI
NIM : 1614201131
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atas pemikiran orang
lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi atas perbuatan tidak terpuji
tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali.
Harpeni
Halaman Pengesahan
Pada
Oleh:
HARPENI
1614201131
LULUS
Tim Penguji :
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Oleh
HARPENI
NIM : 1614201131
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
HARPENI
Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi
di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018
ABSTRAK
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90mmHg, Pada
populasi manula,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
90mmHg.Dalam melakukan pencegahan dan perawatan hipertensi perlu dlakukan self care Agency
dan juga dapat melakukan modifikasi gaya hidup pasien hipertensi yang sangat diperlukan oleh pasien
agar hipertensinya jangan kambuh.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada
hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi di
Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan February
2018.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif korelasi.Populasi dan sampel
adalah pasien Hipertensi yang memenuhi kriteria, dengan teknik simple random sampling,dengan
jumlah sampel 45 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan lembaran Kuesioner dengan uji
statistik menggunakan analisa Chi Square.Hasil analisa univariat didapatkan lebih dari separo(53,3%)
responden melakukan self care Agency di Puskesmas Rao Pasaman tahun 2018.Lebih dari separo
(68,9%) responden memiliki kepatuhan memodifikasi gaya hidup di Puskesmas Rao Pasaman tahun
2018.Analisa bivariat ditemukan ada Hubungan Self Care Agency Dengan kepatuhan Memodifikasi
Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018,dengan nilai P
value< α (0,019<0,050). Disarankan kepada institusi pelayanan kesehatan agar terus meningkatkan
upaya-upaya untuk memotivasi pasien hipertensi dengan cara memberikan informasi atau penyuluhan
tentang hipertensi dan faktor resiko hipertensi serta cara pencegahannya.Bagi peneliti selanjutnya agar
melakukan penelitian menggunakan metode lain seperti eksperimen.
Relationship Self Care Agency With Compliance of Modify the Lifestyle of Hypertension Patients
at Public Health Center Rao Pasaman District 2018
ABSTRACT
Hypertension is systolic blood pressure ≥140 mmHg and diastolic blood pressure ≥ 90mmHg, In the
elderly population, hypertension is defined as systolic pressure 160 mmHg and diastolic pressure
90mmHg.In doing prevention and treatment of hypertension need to do self care agency and also can
make the lifestyle modification of patient hypertension that is needed by the patient for hypertension
do not recur. The purpose of this study is to obtain whether there is a relationship Self Care Agency
Compliance Modify the Lifestyle of Hypertension Patients at Public Health Center Rao Pasaman
District 2018. This research was conducted in February 2018. The design used in this study is
descritical correlation. Population and sample are hypertensive patients who meet the criteria, with
simple random sampling technique, with a sample size of 45. Data collection using sheets of
questionnaires with statistical test using Chi Square analysis. Univariate analysis results obtained
more than half (53.3%) of respondents conducted self-care Agency at Rao Pasaman Health Center in
2018. More than half (68.9%) of respondents have compliance modify lifestyle at Rao Pasaman
Public Health Center 2018. Bivariate analysis found there is Relationship of Self Care Agency With
Compliance Modify Lifestyle of Hypertension Patient at Public Health Center Rao Pasaman District
Year 2018, with P value <α (0,019 <0,050). It is suggested to health care institution to continuously
improve efforts to motivate hypertension patient by giving information or counseling about
hypertension and hypertension risk factor and how to prevent it. For further researcher to do
research using other method like experiment.
Riwayat pendidikan :
1. SD Inpres Kampung Tujuh : 1986 - 1992
2. MTsN Langsat Kadap : 1992 - 1995
3. SMAN Rao : 1996 - 1999
4. AKPER Garuda Putih Jambi : 2000 - 2003
KATA PENGANTAR
ِــــــــــــــــــم
ِ الر ْح َم ِنِ للاِِ ِب ْس
َّ لر ِحي ِِْم
َّ
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah membeikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
berjudul “Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018”. Dalam
penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
maka dari itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang
2. Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep, selaku Ka Prodi Studi Sarjana Keperawataan STIKes
Perintis Padang
3. Ibu Ns. Lisa Mustika Sari, M.Kep selaku pembimbing satu yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan oleh
penulis
4. Bapak Def Primal, M.Biomed selaku pembimbing dua yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis
5. Bapak Kepala Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman yang telah memberi izin untuk
6. Bapak dan Ibu Staf pengajar Program studi Sarjana Keperawatan STIKes Perintis
Padang, yang telah banyak pula memberikan ilmu serta bimbingan yang bermanfaat
bagi penulis
7. Teristimewa kepada Ibu, Ayah, Suami dan Anak-anak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun spritual dan dorongan semangat, doa, kasih sayang serta
5 sekawan” yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berguna dalam
Sekalipun penulis telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga dan waktu agar penulis
ini menjadi lebih baik, penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritikan yang
Akhir kata, pada – Nya jualah kita berserah diri. Semoga Skripsi ini bermamfaat bagi kita
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Abstrak ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik tua maupun muda,
baik kaya atau pun miskin. Penyakit hipertensi dikenal sebagai the sillent killer atau
pembunuh yang diam–diam dan tidak diketahui datangnya, karena banyak kasus tidak
timbul gejala dan tanda yang khas hingga terjadi komplikasi yang serius dan secara
tersebut dituntut untuk menjalani pengobatan seumur hidup secara rutin dan menjaga
pola hidup sehat agar hipertensi dapat terkontrol dan tidak menimbulkan komplikasi,
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta
kasus hipertensi, dan diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025. Sekitar 80%
Rikesdas (2013), prevalensi hipertensi Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 41%.
kasus hipertensi tertinggi, yaitu Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), Gorontalo (29,4%), Sumatera Barat (
22,6%). Kasus hipertensi di Kota Padang dilihat dari hasil laporan tahun 2014 Dinas
Kesehatan Kota Padang berada pada posisi teratas, hal ini terjadi seiring dengan
perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
Kota Padang tahun 2015, hipertensi termasuk kedalam penyakit terbanyak dialami oleh
masyarakat dan data Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman pada tahun 2015 jumlah
penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas sebanyak 518 orang, sedangkan
pada tahun 2016 jumlah hipertensi sebanyak 611 orang. (data laporan Puskesmas Rao,
2016).
Dalam pengobatan hipertensi diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
(2012), dalam upaya mengontrol hipertensi penderita, selain teratur meminum obat
harus disertai dengan perubahan gaya hidup yaitu tidak merokok, lakukan olah raga
secara teratur, kurangi berat badan jika overweigh, diit hipertensi yaitu kurangi sodium,
alokohol dan kafein, makan dengan diet sehat termasuk didalamnya perbanyak makan
buah dan kurangi lemak, serta mengendalikan stress dengan baik. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Anggraeni & Susilo (2012), dalam melakukan perawatan diri pasien
hipertensi dapat dilakukan dengan mengurangi berat badan, diet gizi seimbang dan
alkohol, olah raga teratur dan kepatuhan minum obat. Namun masih banyak ditemukan
pasien hipertensi yang tidak patuh dalam melakukan perawatan diri dengan baik,
Novian, (2013) dalam penelitiannya menemukan banyak pasien hipertensi yang tidak
patuh dalam diit hipertensi. Dalam penelitian Barak et al (2014), hipertensi yang tidak
terkontrol banyak ditemukan pada pasien hipertensi dengan obesitas. Sementara data
menurut Herawati (2011), menemukan banyak pasien hipertensi yang tidak terkontrol
karena tidak mematuhi diit hipertensi dan kebiasaan olah raga yang tidak baik.
hipertensi yang memiliki tekanan darah terkontrol akibat tidak patuh minum obat dan
diet. Warren et al, (2012), dalam penelitiannya menemukan sering terpapar asap rokok
menjadi hambatan dalam melakukan perawatan diri. Demikian juga dengan penelitian
Sinubu, et al (2015), stres akibat beban kerja yang terlalu berat membuat tekanan darah
mereka jadi tidak terkontrol. Demikian juga dengan hasil penelitian warrean et al,
(2012) kebiasaan mengkonsumsi alkohol yang tinggi membuat tekanan darah mereka
tidak terkontrol.
Hipertensi dapat dikontrol dengan managemen diri yang baik serta kepatuhan pola
hidup sehat (Susilo, 2012). Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap
kemampuan dan kepatuhan dari pasien dalam mengelola perilaku di kehidupan sehari –
hari supaya hipertensi terkontrol dengan baik dan mencegah terjadinya komplikasi,
(Harnila, 2013).
hipertensi akan membuat pasien hipertensi membiarkan pola hidup yang tidak sehat
tersebut berlangsung terus dalam kehidupan sehari - hari tanpa tahu bahaya penyakit
yang mengintai dibalik itu semua (Lingga, 2012). Untuk itu perawatan diri yang baik
dan kemampuan dalam melakukan perawatan diri sangat perlu dilakukan oleh pasien
Didalam teori keperawatan terdapat model konsep keperawatan Orem yang dikenal
dengan model Self Care, yaitu suatu wujud perilaku perawatan diri seseorang dalam
Self care dalam konteks pasien dengan penyakit kronis merupakan hal yang kompleks
dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien serta kontrol dari
penyakit kronis (Laser & Lubkin, 2009 dalam Nursalam 2013). Dalam penelitian
Findow et al, (2012) didapatkan hasil adanya hubungan antara kepatuhan perawatan
diri yang baik dengan hipertensi terkontrol. Namun dalam penelitian Warren et al
(2012), ditemukan masih banyak pasien hipertensi yang tidak terkontrol dan mengalami
kurangnya dukungan keluarga, tidak adanya keyakinan dari pasien itu sendiri. Orem
dalam Nursalam, (2013) faktor dasar, faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor
oleh pasien hipertensi dalam mengontrol tekanan darahnya dengan baik. Pengetahuan
agar penyakitnya tidak berlanjut (Setiawan, 2008). Mulyati, Yetty& Sukmarini (2013)
mampu merawat diri dengan baik.Sementara penelitian yang dilakukan oleh Prihanda,
(2012) banyak pasien hipertensi yang tidak mematuhi aturan diet hipertensi karena
perawatan diri yang baik, tentunya diharapkan bisa melakukan perubahan gaya hidup
kearah yang lebih baik. Orem dalam Paula & Janet,(2009) keyakinan menjadi sentral
dalam perawatan diri, dimana individu merasa yakin dan mampu dalam
Demikian juga penelitian Prihanda, (2012) banyak ditemukan pasien hipertensi yang
hipertensi dengan komplikasi. Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian Herwati,
(2011) didapatkan masih banyak ditemukan pasien hipertensi yang tidak mampu
mengelola diet dan kebiasaan olah raga dengan baik sehingga banyak ditemukan pasien
hipertensi dengan obesitas dengan tekanan darah tidak terkontrol. Hal ini merupakan
gambaran dari perawatan diri yang tidak baik dari pasien hipertensi.
Pekerjaan seseorang juga ikut berperan dalam usahanya melakukan perawatan diri
supaya hipertensi dapat terkontrol dengan baik. Menurut Notoatmodjo, (2007) orang
yang bekerja cendrung memiliki sedikit waktubahkan tidak ada waktu untuk
health (Novian, 2013) tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan kontrol,
pasienyang tidak bisa melakukan olah raga dikarenakan aktifitas yang padat oleh
pekerjaan.
hanya sebagai ibu rumah tangga cendrung memiliki hipertensi tidak terkontrol
dikarenakan banyak berdiam diri dengan rutinitas yang suntuk, menonton, ngemil, tidak
mematuhi aturan diet dan tidur siang lebih lama. Sementara hasil penelitian Rajasati, et
al, (2015) didapatkan responden yang bekerja sebagai buruh memiliki self care yang
kurang baik karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak patuh pada
pengobatan, lupa minum obat dan tidak punya waktu khusus untuk berolah raga. Disini
dapat dilihat bekerja atau pun tidak bekerja sama–sama mempengaruhi dalam self care
hipertensi.
Unes journal of public health, (2015) ditemukan tidak ada hubungan antara tingkat
pedalaman Iran dan ditemukan gambaran perawatan diri pasien hipertensi yang kurang
kejadian hipertensi yang cukup tinggi ditambah dengan pendidikan pasien yang rendah
Puskesmas Rao merupakan Puskesmas rawat jalan dan rawat ianp yang berada di
kecamatan. Puskesmas berada dipinggir jalan rayadengan akses yang mudah dijangkau
dari berbagai arah. Puskesmas Rao merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama BPJS
dan juga melayani pasien umum pada setiap hari kerja. Hasil surve awal yang peneliti
lakukan pada tanggal 3 dan 5 oktober 2017 dengan petugas kesehatan di Puskesmas
hipertensi kerap kali terjadi. Kejadian ini tidak diketahui penyebabnya, bahkan 6 orang
dari responden tersebut tidak mampu merawat dirinya sendiri karna kondisinya dan 4
kesadaran dari pasien dalam melakukan kepatuhan pengobatan, tidak patuh dengan diit
hipertensi, dan tidak menjalankan pola hidup sehat yang dapat dibuktikan dengan hasil
tekanan darahnya.
Dalam hal usaha pengendalian hipertensi ini ada beberapa usahayang dilakukan oleh
terutama untuk kasus hipertensi yang baru dikenal dan kegiatan penyuluhan rutin yang
dilakukan setiap bulan, Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasat ertarik untuk
Tahun 2017. Fenomena tersebut tentu harus menjadi perhatian bagi kita bersama,
mengingat hipertensi merupakan penyakit kronis yang harus dijalani seumur hidup.
Bagaimana hendaknya kasus hipertensi yang cendrung meningkat dari setiap tahunnya
ini tapi tidak menurunkan kualitas hidup dari pasien itu sendiri. Bagaimana nantinya
pasien hipertensi ini tetap bisa menjalani hidup dengan kualitas yang baik serta
terhindar dari resiko komplikasi. Hal ini dapat terwujud tentunya apabila kepatuhan
pasien terhadap perawatan diri terhadap penyakit hipertensi yang dilaksanakan dengan
dengan baik.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah melihat peran pasien hipertensi dalam
dengan baik, setelah itu bagaimana kejadian hipertensi tidak terjadi kembali dengan
memodifikasi gaya hidup. Penelitian ini menggunakan olahan data univariat dan
bivariat dimana akan dilihat Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan
Tahun 2018.
Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui Hubungan Self Care Agency
proposal penelitian.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sumber masukan dalam bidang ilmu terkait dan dapat memberikan sumbangan
pikiran untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan melihat dari aspek yang
dengan
selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Self Care Agency dengan
Pasaman Tahun 2018. Populasi dalam penelian ini adalah pasien hipertensi yang
berkunjung ke wilayah Puskesmas Rao tahun 2017 yang berjumlah 51 orang pasien
setiap bulannya. Desain penlitian yang digunakan adalah croos sectional dan alat ukur
yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaan, teknik pengambilan sampel
adalah simple random sampling. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari di
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya semua manusia mempunyai kebutuhan untuk melakukan perawatan diri
dan mempunyai hak untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, kecuali bila orang
itu tidak mampu. Self care menurut Orem (2001) adalah kegiatan memenuhi kebutuhan
keadaan sehat maupun sakit yang dilakukan oleh individu itu sendiri.
Teori defisit perawatan diri (Deficit Self Care) Orem dibentuk menjadi 3 teori yang
saling berhubungan :
1. Teori perawatan diri (self care theory): menggambarkan dan menjelaskan tujuan dan
2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory): menggambarkan dan
Adapun penjelasan mengenai ketiga teori keperawatan di atas adalah sebagai berikut :
2.1.1. Teori perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :
tubuh. Self Care Agency ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia,
tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu
penyediaan kebutuhan).
untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, disebut sebagai Self Care
perawatan diri, sehingga ketika tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka
berbuat sesuatu untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, sebagai
H H
Perawatan diri
H
Agen perawatan diri Kebutuhan perawatan
diri
Fakto Fakt
r or
Gangguan
kondi kond
F isi
si
H Agen keperawatan H
H = hubungan, < = hubungan dengan gangguan, saat iniatau yang akan datang.
Perawatan diri adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri. Perawatan
diri dapat mengalami gangguan atau hambatan apabila seseorang jatuh pada kondisi
sakit, kondisi yang melelahkan (stres fisik dan psikologik) atau mengalami kecacatan.
Defisit perawatan diri terjadi bila agen keperawatan atau orang yang memberikan
perawatan diri baik pada diri sendiri atau orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan
perawatan dirinya. Seorang perawat dalam melakukan kegiatan ini harus mempunyai
perawatan diri (self care limitation) dapat terjadi karena adanya gangguan atau
masalah pada sistem tubuh yang sementara atau menetap pada seseorang serta
teknologi terkini.
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor penting pada self care. Bertambahnya usia
2) Jenis Kelamin
perempuan.
3) Status Perkembangan
Perry, 2010).
4) Status kesehatan
Status kesehatan berdasarkan Orem antara lain status kesehatan saat ini,
requisite). Tinjauan dari self care menurut Orem, status kesehatan pasien
5) Sosiokultural
Sumber daya dari pelayanan kesehatan yangdapat diakses dan tersedia untuk
Peran atau hubungan anggota keluarga dan orang lain yang signifikan serta
yang dimiliki individu atau keluarga serta perawatan diri dalam keluarga.
8) Pola hidup
Pola hidup yang dimaksud adalah aktivitas normal seseorang yang biasa
9) Lingkungan
perawatan mandiri.
berikut :
klien/individu.
dilakukan edukasi.
Self Care Agency adalah kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk terus
merawat diri sendiri atau orang lain. Kemampuan perawatan diri mengacu
memenuhi kebutuhan self care atau disebut dengan self care requsite
merespon tuntutan kebutuhan perawatan diri dalam situasi atau kondisi yang
khusus.
Menurut Orem (2001) dalam Baker dan Denyes (2008) terdapat tiga
Disposition)
kesadaran diri dan citra diriatau motivasi seseorang dalam mencapai tujuan
umum untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir secara rasional dan
Care Operations)
diri mereka sendiri maupun orang lain sangat bervariasi, dimana hal ini
2.3. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolic
> 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (Mansjoer, 2000 : 518)
sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
Detection, Evaluation and Treatment (JNC VI), hipertensi adalah jika tekanan
darah sistolik lebih atau sama dengan 141 mmHg dan tekanan diastolic lebih atau
Menurut JNC VI, hipertensi dapat dikalsifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:
Hipertensi
Secara umum seorang lansia dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah
darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh
2.3.2. Penyebab/Etiologi
disebabkan volume cairan yang lebih banyak setiap detiknya atau pembuluh
ginjal, sehingga natrium dan air tidak dapat dikeluarkan dalam jumlah yang
cukup.
c. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
Namun menurut Susalit (2001) ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi :
bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan
badan normal.
dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak.
Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah
ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
kuat yang pada gilirannnya merangsang sekresi aldosteron oleh koteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis otot polos pembuluh jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
dan daya renggang pembuluh darah. Konsekuensinya aorta dan arteri besar
Pada sebagian besar penderita tidak menimbulkan gejala. Masa laten ini
tersebut sering tidak dikaitkan dengan hipertensi. Akan tetapi, jika hipertensinya
berat dan menahun, dan tidak diobati, biasa timbul gejala, antara lain
(Puspitorini, 2009) : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, nafas
kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk,
pucat dan kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat atau tidak teratur, kadang
Mut Corwin (2000) sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami
yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturai karena
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi domerus Edema dependen dan
golongan yaitu :
a. Hipertensi Esensial (Primer). Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor
yang mempengaruhi seperti genetik, efek dari skresi Na, obesitas, merokok
dan stress.
dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “the sixth report of the
Blood Pressure” (JNC-VI, 1997) dalam Brunner & Suddarth (2001) adalah
atas
Hipertensi
b. Pembatasan Alkohol
c. Olah raga
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan
e. Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan tahanan perifer total
tekanan darah baik dengan secara langsung menunrunkan tahanan perifer dan
1) Stroke
Dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus
2) Infark Miokardium
3) Gagal ginjal
ginjal, glomerulus.
mungkin memiliki berat lahir rendah akibat perfusi plasenta yang tidak
obat, tetapi dapat dikontrol melalui sikap sehari-hari. Pengontrolan sikap inilah
yang merupakan langkah pencegahan yang sangat baik bagi penderita hipertensi
(Dalimartha, 2008).
Hal-hal berikut yang merupakan tindakan pencegahan bagi penderita hipertensi
seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full cream, dan kuning telur.
b. Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan,
seperti cumi asin, ikan asin, telur asin dan kecap asin.
d. Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki cepat,
e. Berhenti merokok
h. Hindari stres dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai
tinggi.
Memodifikasi gaya hidup adalah cara merubah gaya hidup seseorang dari yang kurang
baik menjadi lebih baik. Untuk itu, langkah terpenting dalam mengontrol tekanan darah
adalah dengan modifikasi gaya hidup. Anjuran terapi tekanan darah tinggi adalah
modifikasi gaya hidup selain terapi dengan obat. Termasuk dalam modifikasi gaya
hidup dalam penurunan berat badan, penerapan diet kombinasi, reduksi asupan garam,
aktivitas fisik yang teratur, dan pembatasan asupan alkohol. Selain itu berhenti
2.5.Kerangka teori
Hubungan Self Care Agensy Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup Pasien
Skema 2.5 Skema Hubungan Peran Keluarga dengan Kepatuhan memodifikasi gaya hidup
BAB III
KERANGKA KONSEP
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Self Care Agency Dengan
Pasaman Tahun 2018. Ada pun variabel yang dibahas penelitian ini adalah yang tertera
2 Dependen
Kepatuhan
Modifikasi Segala bentuk tugas Angket Kuesioner Ordinal Patuh:
gaya hidup yang dilkukan ≥25,04
klien individu untuk tidak Patuh
hipertensi memelihara < 35,04
kesehatannya dengan
cara merubah gaya
hidup yang lebih baik
3.3. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Ho : Tidak Ada Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi. Yaitu
merupakan penelitian atau penelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi
mengetahui Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Pasien Hipertensi di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2017. Penelitian ini
(Notoatmodjo, 2007).
klien yang berkunjung di Puskesmas Rao dan belum ada yang meneliti tentang
hubungan self care agency dengan Kepatuhan memodifikasi gaya hidup pasien
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari dan pengumpulan data bulan
4.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang
diteliti (Notoatmodjo, 2005: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah klien yang
pasien yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Rao yang berjumlah rata rata
4.3.2. Sampel
51
n= 1+Ν (d)2
= 51
1 + 51 (0.05)2
51
1 + 0,1275
51
11,1275
= 45,23
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
adalah pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam anggota keluarga. Cara ini dilakukan jika populasinya homogen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner Lembar
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,
(Notoatmodjo, 2007). untuk mengukur self care agency digunakan lembar kuesioner,
mengetahui sejauh mana instrumen penelitian di pahami maka uji coba dilakukan
terhadap 5 orang (10%) sampel penelitian dan setelah dinyatakan hasilnya baik maka
pengisiannya dilakukan oleh responden sendiri, didampingi oleh peneliti yang terlebih
dahulu memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisiannya. Setelah
kuesioner selesai diisi responden, peneliti memeriksa semua item pernyataan yang
diisii oleh responden. Setelah dilakukan penelitian semua kuesioner terisi dengan
lengkap.
Data yang telah terkumpul pada peneliti ini akan dianalisa melalui tahap–tahap
berikut :
a. Editing
dilakukan di lapangan agar data yang salah atau meragukan masih dapat
yang valid dan setelah dilakukan penelitian semua kuesioner terisi dengan
lengkap.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pemberian tanda, symbol, kode bagi
tiap–tiap data. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat
analisis data dan juga mempercepat pada saat mengentri data, untuk kategori
self care agency jika dilakukan diberi code “1”, jika tidak diberi kode “0”, untuk
memodifikasi gaya hidup jika reponden patuh di beri code “1” jika tidak “0”..
c. Scoring
Pada tahap ini peneliti memberikan nilai atau skor pada tiap-tiap pernyataan
kuesioner dimana untuk variabel independen jika jawaban ya diberi nilai “1”,
dan jika jawaban tidak diberi nilai“0” untuk variabel dependen selalu = 5,
Setelah instrumen diisi dengan baik kemudian ditabulasi dan disajikan dalam
e. Prosesing
Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses data terhadap semua kuesioner dan
format observasi yang lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data
Square.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
dan statistik deskriptif untuk melihat variabel independen self care agency
modifikasi gaya hidup yang dibahas adalah semua kegiatan tambahan yang dapat
cara penaggulangan tekanan darah dapat dilakuan agar tekanan darah tidak
meningkat dan selalu dalam keadaan stabil . Dan untuk melihat data distribusi
Mean yaitu
X= mean = ΣX/N
X= rata rata
N= Jumlah sampel
b. Analisa Bivariat
jika nilai P value < 0,05 maka secara statistik Ho ditolak dan ada hubungan
antara varabel , dan jika P value > 0,05 maka secara statistik Ho diterima maka
Terlebih dahulu peneliti melakukan pengurusan surat izin penelitian dari STIKes
Puskesmas Rao untuk minta izin pengambilan data dan peneliti menjelaskan tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta prosedur penelitian yang akan dilakukan dan
tujuan dan manfaat penelitian ini.Tujuan dari informed concent adalah supaya subjek
responden tetapi pada lembar pengumpulan data peneliti hanya mencantumkan atau
Informasi yang telah diberikan oleh responden serta semua data yang telah terkumpul
Puskesmas Rao merupakan puskesmas rawat jalan dan rawat inap yang berada di
kecamatan Rao. Puskesmas berada di pinggir jalan raya dengan akses yang mudah di
jangkau dari berbagai arah. Puskesmas Rao merupakan fasilitas kesehatan tingkat
pertama BPJS dan juga melayani pasien umum. Wilayah kerja puskesmas Rao terdiri
Tahun 2018.” dilakukan pada bulan Februari tahun 2018 dengan jumlah responden
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi, setelah data
dibawah ini :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Self Care Agency Responden Tentang Pengontrolan
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Pasaman
Tahun 2018
self care agency di Wilayah kerja Puskesmas Rao dalam pengontrolan hipertensi
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao
Tahun 2018
Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat lebih separo (68,9%) patuh dalam memodifikasi
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan
Memodifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas Rao
Kabupaten Pasaman Tahun 2018
responden yang patuh dalam melakukan memodifikasi gaya hidup, sedangkan dari 21
orang responden yang tidak melakukan Self Care Agency terdapat sebanyak 17 orang
(81,0%) yang patuh dalam memodifikasi gaya hidup .Berdasarkan uji statistik
didapatkan P value = 0,019 didapatkan Ha diterima maka ada Hubungan Self Care
Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018. OR= 0,329 artinya responden yang
memiliki Self Care Agency dilakukan mempunyai peluang sebesar 0,329 kali untuk
patuh dalam memodifikasi gaya hidup dalam mengontrol hipertensi di Puskesmas Rao
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat lebih dari separo (5.3.3 %)
responden melakukan self care agency di Wilayah kerja Puskesmas Rao dalam
pengontrolan hipertensi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Popi tahun 2011 dengan
judul Hubungan faktor Self Care Agency terhadap pengontrolan diet pasien hipertensi
didapatkan hasil sebanyak 75% responden melakukan sebesar 25% responden dan
memiliki Self Care Agency rendah. Penelitian tersebut diatas dipertegas oleh
fisik yang baik dan 15% responden memiliki lingkungan fsik yang kurang baik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan self care agency menurut Orem
tahun 2001 yaitu: usia, jenis kelamin, status perkembangan (kognitif dan psikososial),
Menurut asumsi peneliti banyaknya responden yang Self care Agency yang dilakukan
dikarenakan pada umumnya responden yang peneliti teliti memiliki keinginan yang
tinggi untuk hidup sehat, dalam melakukan self care agency dan ini dilakuan pasien
sumber daya pelayanan kesehatan yang mudah diakses, sebahagian besar responden
sebanyak 46,7% masih belum melakukan self care agency , hal ini karena kurangnya
keinginan dan motifasi untuk melakukan perawatan dirinya dalam melakukan self
care agency , sehingga banyaknya yang melakukan self care agency karena dari
beberapa pasien yang ada di puskesmas Rao mereka sudah memiliki kemauannya
Berdasarkan hasil penelitian terlihat lebih separo (68,9%) patuh dalam memodifikasi
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sandra (2008) dengan judul Hubungan
% responden memiliki dukungan keluarga yang tidak baik. Penelitian Mely (2010)
pengontrolan hipertensi pada lansiadi dapatkan hasil 78% responden baik dalam
hipertensi.
Memodifikasi gaya hidup adalah cara merubah gaya hidup seseorang dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Untuk itu, langkah terpenting dalam mengontrol
tekanan darah adalah dengan modifikasi gaya hidup. Anjuran terapi tekanan darah
tinggi adalah modifikasi gaya hidup selain terapi dengan obat. Termasuk dalam
modifikasi gaya hidup dalam penurunan berat badan, penerapan diet kombinasi,
reduksi asupan garam, aktivitas fisik yang teratur, dan pembatasan asupan alkohol.
Selain itu berhenti merokok juga dianjurkan untuk mengurangi resiko kardiovaskular
bersamaan akan mempunyai efek penurunan tekanan darah yang lebih nyata
Evaluation and Treatment (JNC VI), hipertensi adalah jika tekanan darah sistolik
lebih atau sama dengan 141 mmHg dan tekanan diastolic lebih atau sama dengan 90
Menurut asumsi peneliti banyaknya responden yang memofikasi gaya hidup yang
baik dikarenakan pasien hipertensi dan juga anggota keluarga sudah tau dan paham
kepada anggota yang memderita hipertensi baik secara emosional seperti empati dan
peduli kepada keluarganya, informasi seperti memberikan nasehat dan petunjuk
pujian terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh pasien dan keluarganya dan
kebutuhan berobat .
5.2.4 Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup Pasien
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 24 orang responden yang
memiliki Self Care Agency yang dilakukan terdapat sebanyak sebanyak 14 orang
(58,3%), responden yang patuh dalam melakukan memodifikasi gaya hidup, sedangkan
dari 21 orang responden yang Self Care Agency tidak dilakukan terdapat sebanyak 17
orang (81,0%) yang patuh dalam memodifikasi gaya hidup. Berdasarkan uji statistik
value< α(0,01<0,05) sehingga Ha diterima maka ada Hubungan Self Care Agency
Kabupaten Pasaman Tahun 2018. OR= 0,329 artinya responden yang memiliki Self
Care Agency dilakukan mempunyai peluang sebesar 0,329 kali untuk patuh dalam
tahun 2018
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Popi (2011) dengan hasil ada hubungan
perawatan diri terhadap pengontrolan diet pasien hipertensi di Puskesmas Nilam Sari
Kota Bukittinggi tahun 2011. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Rince (2008) tidak ada hubungan perawatan diri lansia terhadap pelaksanaan diet
hipertensi di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2008, berbedanya hasil
penelitian ini dikarenakan jumlah sampel pada penelitian ini hanya 38 orang dan
mengkategorikan pengetahuan kedalam 3 kategori yakni tinggi, sedang dan rendah,
Memodifikasi gaya hidup adalah cara merubah gaya hidup seseorang dari yang kurang
baik menjadi lebih baik. Untuk itu, langkah terpenting dalam mengontrol tekanan darah
adalah dengan modifikasi gaya hidup. Anjuran terapi tekanan darah tinggi adalah
modifikasi gaya hidup selain terapi dengan obat. Termasuk dalam modifikasi gaya
hidup dalam penurunan berat badan, penerapan diet kombinasi, reduksi asupan garam,
aktivitas fisik yang teratur, dan pembatasan asupan alkohol. Selain itu berhenti
yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tak dapat dikontrol. Faktor yang dapat
dikontrol adalah stres, gaya hidup dan obesitas (obesitas); dan faktor yang tidak
komplikasi pada ansia hipertensi, perlu adanya pengontrolan tekanan darah dan
Menurut asumsi peneliti, adanya responden yang self care agency nya dilakukan dalam
pengontrolan faktor resiko hipertensi banyak yang melakukannya, hal ini di sebabkan
oleh karena adanya kepatuhan dari dalam diri responden tersebut tinggi yang terlihat
dari hasil jawaban kuesioner responden yang mana mereka jarang memeriksakan
Hipertensi dapat dikontrol dengan managemen diri yang baik serta kepatuhan pola
hidup sehat (Susilo, 2012). Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap
kemampuan dan kepatuhan dari pasien dalam mengelola perilaku di kehidupan sehari –
hari supaya hipertensi terkontrol dengan baik dan mencegah terjadinya komplikasi,
(Harnila, 2013).
hipertensi akan membuat pasien hipertensi membiarkan pola hidup yang tidak sehat
tersebut berlangsung terus dalam kehidupan sehari - hari tanpa tahu bahaya penyakit
yang mengintai dibalik itu semua (Lingga, 2012). Untuk itu perawatan diri yang baik
dan kemampuan dalam melakukan perawatan diri sangat perlu dilakukan oleh pasien
konsep keperawatan Orem yang dikenal dengan model Self Care yang harus dilakukan
oleh psien hipertensi , yaitu suatu wujud perilaku perawatan diri seseorang dalam
dengan adanya Self care ini dalam konteks pasien dengan penyakit kronis merupakan
hal yang kompleks dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Penderita hipertensi yang tergolong ringan boleh dikatakan tidak memerlukan obat,
tetapi dapat dikontrol melalui sikap sehari-hari. Pengontrolan sikap inilah yang
merupakan langkah pencegahan yang sangat baik bagi penderita hipertensi Hal-hal
berikut yang merupakan tindakan pencegahan dalam self care agency dalam
memodifikasi gaya hidup bagi penderita hipertensi seperti diet rendah lemak dapat
Dan dalam memodifikasi gaya hidup hendaknya batasi pemakaian garam dan makanan
yang diasinkan, seperti cumi asin, ikan asin, telur asin dan kecap asin, hindari konsumsi
daging kambing, durian, dan minuman beralkohol tinggi, lakukan olahraga secara
teratur dan terkontrol, berhenti merokokdan minum kopi, hindari stress. Tentunya untuk
melakukan hal itu pasien hipertensi tidak akan bisa melakukannya sedsiri tanpa adanya
memodifikasi gaya hidup dan bantuan paling bermakna dalam membantu anggota
keluarga yang lain dalam merubah gaya hidupnya, dukungan keluarga merupakan unsur
Adanya hubungan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dikarenakan adanya
keterkaitan self care agency dengan modifikasi gaya hidup terhadap pasien hipertensi
dimana pasien hipertensi dan khususnya keluarga juga merupakan sumber dukungan
dan bantuan paling bermakna dalam membantu anggota keluarga hipertensi dalam
merubah gaya hidupnya, keluarga juga merupakan unsur penting dalam keberhasilan
tersebut sedang sibuk berdagang, kesawah karna pada saat ini sedang panen jadi
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan februari 2018 terhadap 45 orang responden
tentang Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup Pasien
Hipertensi di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018 maka dapat diambil
kesimpulan:
6.1.1 Lebih dari separo (53,3%) responden melakukan self care Agency di Puskesmas Rao
6.1.2 Lebih dari separo (68,9%) responden memiliki kepatuhan memodifikasi gaya hidup di
6.1.3 Ada Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya Hidup
Pasien Hipertensi di Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2018, dengan nilai P
value< α(0,019<0,05)
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan diatas beberapa saran
Berdasarkan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar
untuk penelitian Hubungan Self Care Agency Dengan Kepatuhan Memodifikasi Gaya
Hidup Pasien Hipertensi dan pengontrolan faktor resiko hipertensi pada pasien, dan
kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan skripsi ini dengan menggunakan
Desember 2012
2012
Departemen Kesehatan RI. (2013). Pedoman tekhnis penemuan dan tatalaksana penyakit
http://www.kapukonline.com/2012/02/konsepkeperawatandorotheaeorem.html
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu kepeawatan. Jakarta:
Salemba medika
\Mely Zurta. 2010. Hubungan dukunagn keluarga terhadap kepatuhan lansia dalam
pengontrolan hipertensi di Puskesmas Padang Tarok tahun 2010. Karya tulis ilmiah
Mugie. 2009. Hipertensi pada lansia, kontrol ketat dan cegah komplikasi.
Popi Marianti. 2011. Hubungan faktor pengetahuan terhadap pengontroloan diet pasien
hipertensi di Puskesmas Nilan Sari Kota Bukittinggi Tahun 2011. Karya tulis ilmiah
Popi monica Sandra. 2008. Hubungan dukungan keluarga terhadap motivikasi lansia dalam
Rikerdas, (2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta Badan penelitian
Januari 2013
Hipertensi Di Rumah Sakit Stoke Nasional Bukittinggi Tahun 2008. Karya Tulis
Rosdakarya.
Kepada Yth:
Di tempat
Dengan hormat,
Nama : Harpeni
NIM : 1614201131
Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjadi responden pada
penelitian yang saya laksanakan dengan judul “Hubungan Self Care Agency Dengan
Kabupaten Pasaman Tahun 2018”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
peneliti. Apabila Bapak/ Ibu menyetujui untuk menjadi responden, Maka saya mohon
kesediaan Bapak/ Ibu untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan
yang disertakan bersama surat ini. Demikian saya sampaikan, atas bantuan dan kerjasama
Peneliti
Harpeni
1614201131
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah membaca sdan mendengarkan penjelasan dari peneliti, maka saya bersedia menjadi
responden penelitian oleh HARPENI Mahasiswa Program C STIkes Perintis Sumatera Barat
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah diberikan informasi dan memutuskan
Rao, ............................2018
Responden
(..........................................)
Lampiran 3
KISI-KISI KUESIONER
1 Variabel independen
Self Care Agency Suatu cara diri sendiri agar dapat 8
melakukan pengontrolan dan
menjaga kesehatannya sendiri
dalam menanggulangi gejala atau
penyakitnya
Variabel dependen
Kepatuhan memodifikasi Segala cara tambahan dalam 10
gaya hidup mengurangi gejala tekanan darah
aar hipetensi dapat berkurang
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
No. Responden
dengan lengkap
Nama : ....................................................
Umur : ...................................................
Alamat : ...................................................
B. Self Care Agency
No Pernyataan Kategori
Ya Tidak
No pernyataan Kategori
Selalu Sering Kadang2 Jarang Tdk
pernah
5 4 3 2 1
1 Saya sekarang makanan
makanan yang rendah kadar
garam untuk dikonsumsi