Sibling Rivalry
Sibling Rivalry
SKRIPSI
Oleh :
YULI OKTRIANI
1801032210
SKRIPSI
Oleh :
YULI OKTRIANI
1801032210
Menyetujui :
Komisi Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
(Yuli Oktriani)
Nim: 1801032210
i
ABSTRAK
YULI OKTRIANI
1801032210
Sibling Rivalry adalah perasaan cemburu, dan benci yang biasanya dialami
oleh anak terhadap kelahiran atau kehadiran saudara kandungnya. Pola asuh
adalah cara orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan
mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan,
hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat
pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh
orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia balita di Desa Labuhan
Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019.
Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan Cross sectional.
Populasi yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebanyak
32 orang dengan teknik sampel total populasi. Analisis data digunakan univariat
dan bivariate dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden mayoritas pola asuh
orang tua cukup sebanyak 19 responden (59.4%), Mayoritas balita yang
mengalami sibling rivalry sebanyak 22 responden (68.7%). Uji chi square
menunjukan ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling
Rivalry, dengan nilai signifikan 0,037 < 0,05.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Kejadian Sibling Rivalry Pada Usia Balita di Desa Labuhan Bakti
Kabupaten Simeulue Tahun 2019. Disarankan kepada ibu yang memiliki balita
dapat melakukan pencegahan terjadinya sibling rivalry dan mencari informasi dari
tenaga kesehatan mengenai perkembangan psikologi sehingga hal-hal negative
pada sibling rivalry tidak terbawa sampai anak dewasa.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan pada
Program Studi Kebidanan (D4) Institut Kesehatan Helvetia Medan. Judul Skripsi
ini adalah “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling
Rivalry (Kecemburuan Terhadap Saudara Kandung) Pada Balita Di Desa
Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb.) pada Program Studi
D4 Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor I Institut Kesehatan
Helvetia.
5. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
6. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
sekaligus Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran
dalam membimbing penulis selama penyusunan Skripsi ini.
7. Wardiah, S.Tr.Keb, M.K.M selaku Penguji II yang telah meluangkan waktu
dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis selama penyusunan
Skripsi ini.
8. Willhelmina Wahara, SST, M.Keb selaku Penguji III yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini
9. Seluruh Dosen Program Studi D4 Kebidanan yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 02 September 2019
Penulis
Yuli Oktriani
Nim. 1801032210
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama : Yuli Oktriani
Tempat/Tanggal Lahir: Labuhan Bajau, 24 Oktober 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 2 (dua) dari 4 (empat) bersaudara
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRACT ................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
vi
3.8. Analisis Data ..................................................................... 42
3.8.1. Analisa Univariat .................................................. 42
3.8.2. Analisa Bivariat .................................................... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 35
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen (X variabel) dan
Dependen (Y variabel). ......................................................... 36
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Desa Labuhan
Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019. ............................... 47
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian
Sibling Rivalry (Kecemburuan Terhadap Saudara Kandung)
Pada Anak Usia Balita di Desa Labuhan Bakti Kabupaten
Simeulue Tahun 2019” ........................................................ 48
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian .................................................. 55
x
BAB I
PENDAHULUAN
Pola asuh orang tua adalah interaksi antara anak dan orang tua, yaitu cara
orang tua mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai - nilai dan moral yang
dianggap paling tepat oleh orang tua agar anak lebih bisa mandiri. perasaan dan
kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik terhadap anak sehingga
Sibling Rivalry adalah perasaan cemburu, dan benci yang biasanya dialami
oleh orang terhadap kelahiran atau kehadiran saudara kandungnya. Sibling Rivalry
ini terjadi karena anak sudah merasa kehilangan kasih sayang orang tua dan
sayang dari orang tua, serta sikap orang tua yang suka membandingkan anak,
kenyataannya banyak anak yang belum bisa menerima dengan kedatangan saudara
saudara laki laki dan saudara perempuan, hal ini terjadi pada semua orang tua
yang mempunyai 2 orang anak atau lebih dan terjadi pada usia 1-5 tahun ketika
posisi anak pertama sebagai pusat perhatian digantikan oleh adiknya yang baru
lahir (3).
Persaingan untuk “merebut” kasih sayang orang tua sering kali hadir
dalam khasanah keluarga. sejak kelahiran adik pertama dapat terus berlangsung
sampai dewasa. Sibling rivalry terjadi karena anak merasa perhatian orang tua
1
2
padanya berkurang, sementara perhatian berlebih yang menimbulkan rasa iri dan
persaingan antar saudara pun terjadi. Berbagai cara dilakukan anak untuk
mendapatkan kembali perhatian dari orang tuanya, akan tetapi cara digunakan
sering kali tidak sesuai dengan tuntutan perilaku yang diharapkan dilingkungan
sosialnya (2)
Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat erat hubungannya dengan
kepribadian anak. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh akan membawa
akibat buruk bagi perkembangan jiwa anak. Orang tua jangan selalu memberikan
yang diinginkan anak, namun berikan yang sesuai kebutuhan anak (3).
tahap perkembangan nya. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai
kebutuhan yang berbeda satu sama dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh
anak dan orang tua atau orang lain di sekelilingnya karena memperbaiki
meningkatkan ikatan kasih sayang yang erat (boding) dan terciptanya basic trsust
fisik, emosional sosial, dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis
maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Sumber
penyebab gangguan jiwa terdapat gangguan pada satu atau lebih faktor fisik,
3
psikologi yang salah, salah satunya disebabkan karena pola keluarga yang
Menurut Milman dan schaefer dalam idayanti tahun 2014, perasaan sibling
rivalry biasanya terjadi antara 2 anak atau lebih yang usianya berdekatan dan
lebih lazim terjadi ketika usia anak antara 1-3 tahun. Sibling rivalry akan lebih
terlihat pada usia 3-6 tahun (pra sekolah) dan terjadi lagi pada umur 8-12 tahun
Pola asuh orang tua sangat penting dalam menghadapi masalah pada anak
Pola asuh orang tua pada anak tidak hanya mempengaruhi kehidupan tiap individu
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya
pengasuhan yang di terapkan orang tua. Pola asuh otoritatif gaya pengasuhan yang
keputusan. Dan orang tua yang menerapan pola asuh otritatif cenderung lebih
percaya diri dan mampu bergaul dengan teman saudaranya. Pola asuh otoriter
gaya pengasuhan yang menuntut anak mengikuti perintah perintah orang tuanya.
berpendapat orag tua yang menerapkan pola asuh ini menjadikan anak bersifat
curiga, anak tidak merasa bahagia, dan canggung berhungan dengan teman
4
masing individu, salah satunya anak merasa rendah diri dan mungkin akan
dengan anak tanpa mengurangi kontak fisik dengan anak dan libatkan juga
kelurga yang lain untuk mencegah munculnya perasaan sendiri pada anak (7).
Pola asuh orang tua sangat penting dalam menghadapi masalah pada anak,
pola asuh orang tua pada kehidupan anak tidak hanya mempengaruhi kehidupan
salah satu anak, tetapi juga hubungan antar sibling. Dalam sibling rivalry anak
5
saudaranya yang lain. Sibling rivalry bisa menghasilkan manfaat, tetapi biasanya
anak merasa direndahkan oleh orang tuanya yang lebih suka pada anak lain.
Banyak permasalahan yang timbul karena pola asuh yang kurang tepat misalnya
memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain sehingga akan
rivalry lebih besar dijumpai pada anak yang memiliki jenis kelamin yang sama
(69.1%) dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki persamaan jenis kelamin
(30.9%). Selain itu, Ensi dan Winariati (2009) melakukan penelitian tentang
pengetahuan ibu sebagian besar baik (72,3%) dan tingkat pengetahuan ibu kurang
yang memiliki 2 orang balita ditemukan 4 dari 10 ibu mengatakan anak balitanya
senang dengan kelahiran adiknya, terlihat dari sikap anak yang lebih
10 ibu mengaku sejak anak balitanya memiliki adik sikapnya berubah, menjadi
semakin manja dan ingin terus diperhatikan oleh orangtuanya. Ketika orangtua
sedang mengurus adik maka anak balitanya akan mencari perhatian dengan
6
penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry
dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Pola Asuh Ibu Pada Anak Balita Di
2. Bagi Peneliti
1. Bagi Responden
Diharapkan orang tua bias mengantisipasi terjadinya sibling rivalry pada anak
antara anak pertama dengan anak kedua, selalu berusaha untuk memberikan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan
agar dapat memberikan pelayanan dan penyuluhan bagi ibu-ibu yang memiliki
balita untuk mempersiapkan ha-hal yang kemungkinan akan terjadi pada jarak
kelahiran yang dekat dan memberikan saran agar ibu memperkenalkan anak
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Pengetahuan Ibu Terhadap Sibling
Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Aisyiah Bantul Yogyakarta Tahun 2017
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang
tua dan pengetahuan ibu terhadap kejadian sibling rivalry dengan pola asuh
(p=0,001) dan pengetahuan ibu (p=0,002). Simpulan dari dua variabel yang
diteliti variabel yang paling dominan adalah pola asuh orang dengan sampel 40
hubungan pola asuh orang tua dengan sibling rivalry di STIKes Husada
populasi penelitian ini adalah orang tua anak pra sekolah di RA Tarbiyatus
Shibyan Desa Gayaman yang memilki 2 orang anak dengan usia 3-6 tahun dan
memiliki jarak kelahiran 1-3 tahun dengan saudara kandungnya. Penelitian ini
dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dengan sibling rivalry , analisa
data digunakan uji spearman rho dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil
Shibyan Desa Gayaman mengalami sibling rivalry rendah 41,2%, sibling rivalry
sedang 35,3 %, dan sibling rivalry tinggi 23,5%. Mayoritas orang tua menerapkan
8
9
pola asuh demokratis. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan sibling
rivalry pada anak usia prasekolah (3-6) tahun di RA Tarbiyatus Shibyan Desa
Penelitian yang dilakukan oleh Ervina Irawati (2014) tentang faktor yang
berhubungan dengan sibling rivalry pada balita. Penelitian ini bersifat deskriptif
mempunyai balita usia ≥ 2 orang anak berjumlah 83 balita. Dilakukan dengan cara
Kluet selatan Aceh Selatan. Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan
kuesioner, teknik analisa data menggunakan statistic yaitu uji chi square (α =
0,05) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan sikap orang tua (pola asuh) dengan terjadinya sibling rivalry dengan
nilai value = 0,009, ada hubungan jenis kelamin dengan terjadinya sibling rivalry
dengan nilai value = 0,028 dan ada hubungan perbedaan usia dengan terjadinya
sibling rivalry dengan nilai value = 0,001. Kesimpulan terdapat hubungan sikap
orang tua (orang tua), jenis kelamin dan perbedaan usia dengan terjadinya sibling
rivalry (9).
mengenai Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry Di
Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Yogyakarta. Teknik sampling dalam penelitian ini
didapatkan nilai p-value 0,000< 0.05 yang artinya terdapat hubungan pola asuh
10
orang tua dengan kejadian sibling rivalry wilayah kerja Puskesmas Jetis
lemah nilai C=0,389. Bagi bidan koordinator Puskesmas Jetis Yogyakarta dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola asuh yang baik agar
tidak terjadi sibling rivalry serta tetap menjaga pola asuh kepada anaknya (10).
hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry di Universitas
kemudian dianalisis secara statistic dengan uji Regresi Logistic Berganda dengan
tingkat kemaknaan α <0,05. Hasil dari penelitian ini adalah faktor dominan yang
mempengaruhi kejadian sibling rivalry adalah jenis pola asuh dengan hasil ρ =
0,043 < α = 0,05. Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa
kejadian sibling rivalry sangat dipengaruhi oleh jenis pola asuh (11).
Kejadian Sibling Rivalry Pada Usia Balita. Sampel pada penelitian ini
bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2014. Analisis yang dilakukan pada
penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Uji chi
square. Hasil analisis menunjukan ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap
kejadian sibling rivalry dengan hasil p=0,01 < 0,05. Disarankan untuk
mengurangi angka kejadian sibling pada anak balita maka dilakukan upaya
terhadap kelahiran adiknya. Biasanya hal tersebut terjadi pada anak usia todder (2
sampai 3 tahun)yang dikenal dengan usia nakal pada anak, yang biasa dialami
oleh seorang anak terhadap kelahiran saudara kandungnya, sibling rivalry ini
terjadi karena anak sudah merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua
sayang dari orang tua. Kenyataan banyak anak yang belum bisa menerima dengan
kelahiran (1).
persaingan antara otomatis tidak bisa dihindarkan, baik positif maupun negatif.
Persaingan adalah suatu yang alamiah, bagi anak –anak ini semacam permainan,
12
kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, saudara laki-laki ataupun saudar
untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya,
Ciri khas yang sering muncul pada anak dan sibling rivalry , yaitu egois,
suka berkelahi, memiliki kedekatan yang khusu dengan salah satu orang tua.
dan menuntut perhatian lebih banyak. Terdapat dua macam reaksi sibling rivalry,
bahkan menendang. Reaksi yang lainnya adalah reaksi tidak langsung seperti,
menghargai nilai dan perspektif (pandangan orang lain). Disamping itu, dengan
sibling rivalry juga merupakana cara tepat untuk berkompromi dan bernegosiasi,
serta mengontrol (mencegah) dorongan untuk bertindak agresif. Oleh karena itu
agar segi positif dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
maupun setelah kelahiran dn perlu diyakini bahwa ibu masih mencintai mereka.
untuk memahami, tapi tidak pada usia kehamilan muda karena akan cepat
bosan.
2) Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adikny dari orang lain.
3) Jangn biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi detak jantung adiknya.
7) Mengajaknya melihat temen yang sedang memiliki bayi, sehingga anak dapat
dimandikan.
dimandikan.
9) Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon adiknya.
10) Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir (15).
14
1. Karakteristik Anak
1) Masa kanak kanak awal merupakan usia yang mengundang masalah atau usia
sulit karena sering terjadi masalah prilaku yang lebih menyulitkan dari pada
masalah perawatan fisik masa bayi. hal tersebut karena masa kanak-kanak
awal sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang nji dan menuntut
2) Masa kanak kanak awal seringkali disebut sebagai usia mainan karena pada itu
3) Masa kanak kanak awal merupakan usia prasekolah, yaitu masa untuk
membedakan dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan
pendidikan formal.
4) Masa kanak-kanak awal juga memiliki ciri-ciri sebagai usia kelompok, masa
bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian
5) Masa kanak- kanak awal yang paling menonjol adalah periode usia
6) Pada masa kanak-kanak awal yang paling menonjol adalah periode usia
5) Anak frustasi karena merasa bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6) kemungkinan anak tidak tau cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
8) Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan
9) Tidak memiliki waktu berbgai, berkumpul bersama dengan anggota keluarga (13)
1) Usia
sibling rivalry, perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang
paling menganjam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum
16
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang berbeda antara kakak dan adik cenderung jarang
yang sama. Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan
hubungan yang positif dibandingkan kakak adik yang memiliki jenis kelamin
yang sama.
3. Peran orangtua
4. Besarnya keluarga
Besarnya keluarga memengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri
hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada
dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih
5. Umur
Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling
rivalry.
6. Posisi Anak
Sibling rivalry cenderung terjadi anatara anak pertama dengan anak kedua
7. Sosial Budaya
keluarga memiliki anak laki-laki dan perempuan, maka orangtua akan lebih
3) Membuat anak-anak mampu bekerjasama dari pada bersaing antara satu sama
lain.
sama lain.
7) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan, kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
sama lain.
9) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari prilaku orangtua
1) Melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun psikis, seperti memukul adik
atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara
2) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan
4) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola
tidurnya.
Pengaruh dari Sibling Rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan
masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak
jangka panjang pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam
1) Anak
Dampak pada anak ada dua hal yang utama, pertama, anak dapat tumbuh
sangat agresif, karena perilaku persaingan agresif yang berlangsung lama pada
awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk.
Dampak kedua adanya Sibling Rivalry, yaitu anak menjadi rendah diri, karena
anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini
19
terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada
2) Orang tua
Orang tua dapat menjadi stress dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-
3) Masyarakat
dari dampak negarif Sibling Rivalry yaitu, perilaku psikologis merusak dapat
masyarakat (16).
negatif akan terlihat menonjol. apalagi jika terjadi pertengkaran kmudia orang tua
marah dan menyalahkan salah seorang anak. Dalam hal ini dampakny adalah
sebagai berikut :
1) Anak merasa tidak meiliki harga diri dimata orang tuanya karena merasa terus
menerus disalahkan.
3) kakak akan menyimpan dendam pada adik akrena orang tua selalu membela
adiknya.
20
4) ada rasa dendam dan kebencian terhadap saudaranya yang bisa terus tertanam
bertindak agresif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
4) Membuat anak mampu bekerja sama dari apada bersaing antara satu sama
lain.
5) Memberika perhatian setiap waktu atau pola lain konflik biasa terjadi.
6) Mengajarkan anak – anak cara positif untuk mendapatkan perhatian satu sama
lain.
21
sehingga adil bagi anak satu dengan anak yang lain berbeda.
mereka sendiri.
10) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali tanda tanda akan
kekerasan fisik.
11) orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak bukn
untuk anak-anak.
12) orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu
2.2.2. Balita
1. Pengertian Balita
Balita merupakan anak yang berusia diatas satu tahun atau biasa juga
Indonesia (2014) seorang anak dikatakan balita apabila anak berusia 12 bulan
sampai dengan 59 bulan. Price dan Gwin mengatakan bahwa seorang anak dari
usia 1 sampai 3 tahun disebut batita atau toddler dan anak usia 3 sampai 5 tahun
disebut dengan usia pra sekolah atau preschool child. Usia balita merupakan
anak
usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Proses
22
dalam lingkungan, sosial ekonomi, iklim atau cuaca, nutrisi dan lain-lain (16).
2. Karakteristik Balita
1) Anak usia 1-3 tahun Usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak
lebih besar dari usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif besar. Perut yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil bila dibandingkan dengan
anak yang usianya lebih besar oleh sebab itu, pola makan yang diberikan
2) Anak usia prasekolah (3-5 tahun) Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen
aktif. Anak sudah mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini
beraktivitas lebih banyak dan mulai memilih maupun menolak makanan yang
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, system, cara kerja, bentuk (struktur)
yang tetap. Sedangkan kata asuh memiliki arti menjaga ( merawat dan mendidik)
23
Menurut pandangan para ahli psikologi dan sosiologi mengenai pola asuh
yaitu, pola asuh dalam pandangan Singgih D Gunarsa sebagai gambaran yang
Sedangkan Chabib Thoha, pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat
ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dan rasa tanggung
jawab kepada anak. Tetapi ahli lain memberikan pandangan lain, seperti Sam
Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak,
dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah
tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang
tua agar anak bias mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal,
memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan
Pola asuh orang tua dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut :
Pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan
Pola asuh Permisif adalah pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan
memperingatkan anak apabila sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan
yang diberikan oleh mereka. Sifat sikap yang dimiliki orang tua adalah hangat
Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan
perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara
pemikiran (18).
b. Pola asuh otoriter cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti
Gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dengan anak, tidak
terlalu menuntut dan mengontrol. Orang tua dengan pengasuhan ini membiarkan
anak melakukan sesuka hati. Anak yang diasuh orang tua seperti ini akan menjadi
pribadi yang tidak dewasa, manja melakukan pelanggaran karena mereka kurang
langak yang bertahap ini berpengaruh besar terhadap jiwa anak. Dengan bertahap,
anak akan mudah menerima dan merespon hal-hal baru. Seperti halnya juga
yaitu:
lingkungannya. Bila rasa percayanya tidak dapat, maka timbul rasa tak aman, rasa
Pada tahap ini umumnya anak sudah dapat berjalan. Ia mulai menyadari
bahwa gerakan badannya dapat diataur sendiri, dikuasai, dan digunakan untuk
suatu maksud. Tahap ini merupakan tahap pembentukan kepercayaan diri. Pada
tahap ini, akan tertanam dalam diri anak perasaan otonomi diri, makan sendiri,
pakai baju sendiri, dan lainnya. Orang tua hendaknya mendorong agar anak dapat
Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya dan meniru kegiatan sekitarnya,
Pada tahap ini ayah memiliki peran penting bagi anak. Anak laki-laki
merasa lebih saying pada ibunya dan anak perempuan lebih sayang pada ayahnya.
Melalui peristiwa ini anak dapat mengalami perasaan sayang, bensi, iri hati,
bersaing, memiliki dan lainnya. Ia dapat pula mengalami perasaan takut dan
Pada usia ini teman sangat penting dan keterampilan social anak semakin
berkembang. Hubungan anak menjadi lebih baik dalam berteman, anak juga muda
mendapati teman baru dan menjaga hubungan pertemanan yang sudah ada. Pada
tahap ini anak mulai melawan orang tuanya, menjadi suka berargumentasi dan
tidak suka melakukan pekerjaan rumah.sebagai orang tua perlu secara bijaksana
27
pada masa kanak-kanak akan terlihat jika anak dapat berkarya dan produktif di
kemudian hari.
Usia 12 sampai 18 tahun dinakan sebagai masa remaja. Di dalam masa ini
pembentukan identitas diri sebagai salah satu tugas utama, sehingga saat masa remaja
selesai sudah terbentuk identitas diri yang mantap. Saat usia ini pula sebagai masa
seperti “siapakah saya?” dan kemanakah arah hidup saya?” bila masa remaja telah
berakhir dan pertanyaan itu tidak dapat di jawab dan diselesaikan dengan baik maka
Salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah lingkungan tempat
tinggal. Perbedaan keluarga yang tinggal di kota besar dengan keluarga yang
tinggal dikota besar memiliki kekhawatiran yang besar ketika anaknya keluar
rumah, dan pergi dengan sendirian sebaliknya yang tinggal di desa tidak
28
sendirian.
Sub kultur budaya juga termasuk dalam faktor yang mempengaruhi pola asuh.
ditetapkan orang tua, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk semua budaya.
Keluarga yang memiliki status sosial yang berbeda juga menerapkan pola
Ketika bayi sudah lahir dan mengalami perkembangan di luar tubuh ibu,
salah satu konflik yang permulaan muncul dalam hubungan orang tuadengan anak
adalah konflik pada masa penyapihan (weaning Conflict), biasanya setelah usia
anak satu tahun. Proses penyapihan mulai dialami anak oleh karena kehamilan
bayi berikutnya, atau karena anak dianggap sudah berada pada usia yang cukup
untuk mulai mengalami perpisahan sementara pada ibu nya. Pada masa ini, anak
yang di sapih sebenarnya masih menghendaki adil orang tua ( parent investment)
yang lebih besar pada dirinya. Karena kemampuannya masih terbatas, anak
menggunakan cara tertentu sebagai upaya memperoleh andil orang tua bagi
dirinya, misalnya temper tantrum. Pada saat anak menyadari bahwa kasih sayang
orang tua terhadap dirinya mulai terancam , misalnya kehadiran adik, anak akan
lebih mudah, dan berpura-pura tertekan. Cara- cara tersebut dilakukan sebagai
dalam pengkajian konflik orang tua adalah anak menginjak usia dua tahun (
toddler). Pada masa tersebut anak mulai banyak mengalami perkembangan dan
keterampilan bahasa dan motoric, dan mulai banyak mengalami masalah perilaku.
1) Ketika mengasuh anak dari kandungan, setelah lahir dan dewasa memberikan
pendidikan agama misalnya dari hal yang terkecil bagaimana bersikap sopan
sabar secara tidak langsung orang tua memupukkan kedalam diri anak tentang
Menurut Moh Shochid, upaya yang dilakukan dalam pola asuh adalah
sebagai berikut :
bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan edentifikasi bagi anak-
anaknya.
mereka agar perilaku kesehariannya taat kepada nilai-nilai moral. Oleh sebab
disebut momen fisik. Hal ini dapat mendukung terciptanya iklim yang
utama penghayatan dan pertemuan makna antara orang tua dan anak-anak.
sebagai berikut :
orang tua mengenai keinginan menjadikan anak sebagai bagian dari keluarga,
Pola asuh demokratis cenderung orang tua ingin yang terbaik untuk
anaknya dan memberikan asuhan, pendididkan, kebutuhan yang terbaik. Pola asuh
kepercayaan diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan
baik, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal – hal yang baru,
penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi. Anak dengan pola asuh orang tua
yang demokratis dapat meminimalkan perilaku sibling rivalry anak usia toddler.
dan kedekatan emosi orang tua dengan anak sehingga antara orang tua dengan
anak seakan memiliki dinding pembatas. Ada keterkaitan antara faktor keluarga
lagi dengan orangtua yang otoriter. Hal tersebut cenderung menghasilkan anak
yang bermasalah dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas karakter
anak.
Pola asuh permisif ini orang tua justru merasa tidak peduli dan cenderung
memberi kesempatan serta kebebasan secara luas kepada anaknya. Biasanya pola
asuh permisif tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara
meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh mereka
sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian. Anak sering tidak diberi batas-batas
atau kendali yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan. Mereka diijinkan
untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri (20).
2.3. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orang tua
METODOLOGI PENELITIAN
tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
melakukan penelitian yang lazim disebut paradigma penelitian (21). Penelitian ini
cross sectional , yaitu untuk melihat “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
2019, di mulai dari pengajuan judul, survey awal, pengumpukan data, serta
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita 1-5 tahun dan
34
35
lebih dari 1 anak, dengan jarak usia 2-4 tahun, di Desa Labuhan Bakti Kabupaten
3.3.2. Sampel
populasi. Sampel dilakukan dengan tehnik total populasi yaitu adalah Total
Pada Usia Balita di Desa Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019”
1. Variabel indepeden adalah pola asuh orang tua yaitu cara orang tua mengubah
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan latar ukur
(instrument), hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang dipakai untuk
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari Desa
3. Data tertier
Data tertier dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan seperti jurnal yang
1. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden dan
dependent.
oleh pihak lain, data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan
Kabupaten Simeulue.
3. Data tertier adalah data riset yang sudah dipublikasikan secara resmi,
1. Uji Validitas
kesahihan suatu alat ukur dengan kata lain sejauhmana dari kacamata suatu alat
ukur dalam mengkur suatu data. pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu
dalam suatu penelitian Uji validitas ini bertujuan untuk menguji Pola Asuh Orang
melakukan fungsi ukurnya, agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan
diadakannya pengukuran tersebut. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil
pemikiran dan hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis
(logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical
validity). Dua hal inilah dijadikan dasar pengelompokkan validitas tes. Dalam
kecamatan Teupah Tengah Tahun 2019. Nilai r tabel untuk n = 20 adalah 0,444
jadi untuk nilai Corrected Item Total Correlation dibawah ini 0,444 dinyatakan
tidak valid dan dikeluarkan dari kuesioner untuk penelitian selanjutnya (21).
2. Uji reabilitas
terhadap tes tersebut sudah baik atau konsisten jika hasil pengukuran kedua
menunjukkan ketidak konsistenan maka hal ini akan menunjukkan bahwa hasil
ukur tes atau instrumen tersebut tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel serta
tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengungkapkan ciri atau keadaan
perbandingan antara nilai r hitung di wakili dengan nilai alpha dengan r tabel pada
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
.929 .928 25
pengolahan data sudah semakin mudah. Data yang terkumpul diolah dengan
1. Collecting
observasi.
2. Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data
memberikan hasil yang valid dan realiabel; dan terhindar dari bias.
3. Coding
variabel yang diteliti, misalnya nama responden diubah menjadi nomor 1,2,3....42.
4. Tabulating
5. Entering
masih dalam bentuk “kode” (huruf atau angka) dimasukkan ke dalam program
6. Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah
lunak paket statistik SPSS untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan
terikat.
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam
independen dan variabel dependen maka dilakukan uji statistik chi-square, pada
menunjukan nilai ρ value < α (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak Ha diterima,
ini maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat dimana bertujuan untuk
dependent.
BAB IV
Desa Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue merupakan salah satu desa dari
berjarak 2 Km dari pusat kecamatan Luas wilayah desa dengan 1700 Ha yang
terbagi atas 5 Dusun yaitu Dusun tani jaya, Dusun kawat, Dusun Gudang, Dusun
sebagai berikut:
1. Visi
Terwujudnya sebagai Desa Labuhan Bakti yang mandiri dan berbasi
43
44
2. Misi
syariat islam.
45
KEPALA DUSUN KEP DUSUN KEP DUSUN KEP DUSUN KEP DUSUN
TANI JAYA KAWAT GUDANG INDAJAYA PUSAKO ABADI
ERLAN SONI BASIRUDDIN ARSANUDIN BAIHAKI LAMUDIN
asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada usia balita di Desa Labuhan
Jumlah
Karakteristik Responden
F %
Usia Ibu
<20 tahun 5 15,6
20-31 tahun 27 84,4
Total 32 100
Paritas
Multipara 28 87,5
Grande Multipara 4 12,5
Total 32 100
Pendidikan
SD 4 12,5
SMP 12 37,5
SMA 13 40,6
PT 3 9,4
Total 32 100
Pekerjaan
Bekerja 22 68.8
Tidak bekerja 10 31.3
Total 32 100
Usia Balita
1-2 tahun 6 18,8
2-5 tahun 26 81,3
Total 32 100
Usia Adik
1-2 tahun 25 78,1
2-5 tahun 7 21,9
Total 32 100
47
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Desa Labuhan Bakti
Kabupaten Simeulue Tahun 2019.
Jumlah
No. Pola Asuh
F %
1 Baik 5 15.6
2 Cukup 19 59.4
3 Kurang 8 25.0
Total 32 100
di Desa Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue mayoritas pola asuh orang tua
katagori cukup sebanyak 19 responden (59.4%), dan minoritas pola asuh orang
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Sibling Rivalry Pada Balita di Desa Labuhan
Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019.
Jumlah
No. Sibling Rivalry
F %
1 Mengalami 22 68.7
2 tidak mengalami 10 31.3
Total 32 100
rivalry sebanyak 22 responden (68.7%), dan minoritas anak yang tidak mengalami
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling
Rivalry (Kecemburuan Terhadap Saudara Kandung) Pada Anak Usia Balita di
Desa Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019”
Sibling Rivalry
Asymp.
Tidak Jumlah
No Pola Asuh Mengalami Sig
mengalami
f % f % F %
1 Baik 111,1113,11,7
3.1 4 12.5 5 15.6
0.037
2 Cukup 15 46.9 4 12.5 19 59.4
3 Kurang 6 18.8 2 6.3 8 25,0
Total 22 68.8 10 31.2 32 100
orangtua dengan kejadian sibling rivalry dari 32 responden terdapat pola asuh
baik sebanyak 5 orang (15,6) yang mengalami sibling rivalry sebanyak 1 orang
(3,1), pola asuh orangtua cukup sebanyak 19 orang (59,4) yang mengalami
sibling rivalry sebanyak 15 orang (46,9) dan pola asuh orangtua kurang sebanyak
Hasil uji statistik Chi-Square antara variabel pola asuh dan Kejadian
Sibling Rivalry nilai p value 0,037 dimana nilai p value < α = 0.05 ( Ha ) diterima,
artinya ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan
kejadian sibling rivalry pada anak usia balita di desa labuhan bakti kabupaten
simeulue tahun 2019, maka yang akan menjadi pembahasan adalah sebagai
berikut:
4.3.1. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry
Pada Anak Usia Balita Di Desa Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue
Tahun 2019.
orangtua dengan kejadian sibling rivalry dari 32 responden terdapat pola asuh
baik sebanyak 5 orang (15,6) yang mengalami sibling rivalry sebanyak 1 orang
(3,1), pola asuh orangtua cukup sebanyak 19 orang (59,4) yang mengalami
sibling rivalry sebanyak 15 orang (46,9) dan pola asuh orangtua kurang sebanyak
Hasil uji statistik Chi-Square antara variabel pola asuh dan Kejadian
Sibling Rivalry nilai p value 0,037 dimana nilai p value < α = 0.05 ( Ha ) diterima,
artinya ada hubungan dengan Pola Asuh Responden Tua Dengan Kejadian Sibling
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Dinengsih,
Melly Agustina mengenai Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan
Pengetahuan Ibu Terhadap Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK
bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dan pengetahuan ibu terhadap
50
kejadian sibling rivalry dengan pola asuh (p=0,001) dan pengetahuan ibu
(p=0,002).
mengenai Hubungan Sikap Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry pada
Anak Usia Toddler di Desa Gendong Kulon Babat Lamongan Tahun 2010. Hasil
penelitian menunjukkan sikap orang tua pada kategori baik yaitu sebanyak 16
orang (72,7%) kemudian kategori buruk sebanyak 6 orang tua (27,3%). sibling
rivalry tidak terjadi sebanyak 16 anak (72,7%), hampir setengah terjadi sibling
peroleh hasil X²= 5,712 df= 1 dengan tingkat signifikansi 0,017. Kesimpulan
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara sikap orang tua dengan kejadian
sibling rivalry pada anak usia toddler, oleh karena itu perawat perlu memberikan
penyuluhan kepada orang tua tentang bagaimana cara mencegah terjadinya Sibling
Sivalry.
oleh seorang anak terhadap kelahiran saudara kandungnya, Sibling Rivalry ini
terjadi karena anak sudah merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua
sayang dari orang tua. Kenyataan banyak anak yang belum bisa menerima dengan
kelahiran.
51
Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi dan
cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan atau cara yang
pola asuh orang tua cukup sebanyak 19 orang, yang mengalami sibling rivalry
sebanyak 15 orang, hal ini di pengaruhi oleh beberapa hal bahwa fenomena yang
menyiapkan seorang anak untuk menjadi kakak, sehingga pola asuh orang tua
akan memiliki peran utama dalam menyiapkan kakak sebelum kelahiran adiknya.
terjadi karena anak merasa sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua
orang tuanya, sebagai orang tua sebaiknya tidak membedakan perhatian kepada
anak, hal itu kurang baik karena akan menimbulkan Sibling Rivalry pada anaknya.
Sebaiknya dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya orang tua hendaknya
5.1. Kesimpulan
dilakukan oleh penulis mengenai hubungan pola asuh orangtua dengan kejadian
sibling rivalry (kecemburuan terhadap saudara kandung) pada usia balita di Desa
kesimpulan yaitu:
pola asuh orang tua katagori cukup sebanyak 19 responden (59.4%), dan
minoritas pola asuh orang tua katagori baik sebanyak 5 responden (15.6%).
responden (68,7%), dan minoritas balita yang tidak mengalami sibling rivalry
3. Ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry
Labuhan Bakti Kabupaten Simeulue Tahun 2019, dilihat dari hasil uji chi-
52
53
5.2. Saran
terjadinya sibling rivalry yang tinggi, orang tua yang mencari informasi dan
ini dengan lebih luas agar diperoleh hasil yang lebih optimal mengenai Hubungan
1. Moh shochib. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2018.
2. Andina Vita Susanto. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Fresh; 2018.
3. Rabiatul A. Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Anak. J Pendidik Kewarganegaraan. 2017;7(1):33–48.
4. Sujono SR. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2010.
5. Titiek Idayanti. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Sibling Rivalry
Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun). Keperawatan dan Kebidanan –
Stikes Dian Husada Mojokerto. 2017;81–6.
6. Dinengsih S, Agustina M. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dan
Pengetahuan Ibu Terhadap Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di
Tk Aisyiah Bantul Yogyakarta Tahun 2017. 2018;4:1–8.
7. Siti Rofi’ah. Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry pada
anak usia 1-5. J Ilmu Kebidanan. 2013;I:152–9.
8. Rahmawati. Hubungan antara Sibling Rivalry dengan Kemampuan
Penyesuaian Sosial Anak Usia Sekolah di SDN Cireundeu III. 2013;1.
9. Irawati Ervina. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Siblling Rivalry Pada Balita. Univ Ubudiyah Indones. 2014;97.
10. Timur Z. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian sibling rivalry
di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis. 2018;
11. Afrianda Laila Hanum. Faktor dominan pada kejadian Sibling Rivalry pada
Anak Usia Prasekolah. Sun. 2015;2(2):14–20.
12. Dwi Purnamasari. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kejadian
Sibling Rivalry pada Usia Balita. J Kesehat. 2014;V:182–8.
13. Marmi. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Preperium care. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2012.
14. Pulungan DR. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry Pada
Balita di Puskesmas Selesei Kabupaten Langkat. 2017;1(2):163–74.
15. Nugroho D. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Askeb 3. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2014.
16. Armini Ni Wayam. Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,Balita & Anak
Prasekolah. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSETt; 2017.
17. Asri Y. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media; 2016.
18. Al. Tridhonanto. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2014.
19. Lestari S. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kharisma Putra Utama; 2016.
20. Indanah. Sibling Rivalry Pada Anak Usia Todler. Univ Res Colloq.
2017;257–66.
21. Muhammad I. Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Medan; 2016.
54
Lampiran 1 55
LEMBAR KUESIONER
No. Responden :
A. Identitas Responden :
Umur Ibu :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Jumlah Anak :
Usia Balita :
Usia Adik :
B. Pola Asuh :
petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang sesuai
dengan pilihan anda
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Sebagai orang tua kita harus selalu bertanya tentang apa
yang anak lakukan
2 Setiap anak mempunyai tugas masing-masing, sehingga
orang tua harus bersikap adil
3. Menemani anak belajar mambantu anak lebih memahami
pelajaran
4 Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua
dan anak serta sesama keluarga
5. Menjelaskan pada anak tentang perbuatan baik dan
perbuatan buruk, agar anak dapat menentukan perbuatan
mana yang akan ia pilih.
6 Orang tua selalu memberikan bimbingan dan arahan
dengan penuh pengertian terhadap anak
7 Orang tua selalu memaksakan kehendak dirinya, karena
mereka lebih mengetahui mana yang terbaik untuk anak
tanpa merundingkannya terlebih dahulu
8 Orang tua berhak memarahi bahkan memukul anaknya
bila anak melakukan kesalahan
9 Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada anaknya
untuk menjelaskan kesalahan yang telah ia lakukan
10 Semua keputusan berada di tangan orang tua
11 Orang tua tidak suka membicarakan masalah yang
terjadi kepada anaknya, karena merasa anak tidak
mengerti apa-apa
12 Anak selalu patuh terhadap peraturan yang di buat orang
tua meskipun anak tidak menyukainya
13 Sebagai orang tua kita tidak perlu membatasi pergaulan anak
14 Membiarkan anak bebas memilih apa yang ia ingin
lakukan dan kerjakan
15 Sebagai orang tua kita tidak berhak mengatur anak
56
No Pernyataan Ya Tidak
1 Anak bisa berbuat kasar (memukul, mendorong,
mencakar, melukai) adiknya sedang bertengkar.
2 Saat anda memberikan hadiah pada adiknya, anak anda
menuntut diberikan hadiah juga.
3 Anak anda tetap senang apabila barang yang dimiliki
adiknya lebih bagus dari dia
4 Saat anda memberikan pujian pada adiknya, perilaku
kakak yang tidak diberi pujian marah dan menganggap
anda pilih kasih
5 Anak anda segera membantu orang tua melakukan
pekerjaan untuk mendapatkan pujian dari orang lain
6 Anak anda menjalin hubungan yang baik dengan
adiknya baik dirumah dan di luar rumah
7 Anak anda mau berbagi dan membantu adiknya
8 Anak anda biasanya berpura-pura sakit untuk mencari
perhatian orang tua
9 Anak anda mau bermain bersama-sama dengan adiknya
10 Anak anda suka membantah nasihat orang tua jika
disuruh mengalah kepada adiknya
11 Anak anda mau memberikan barang kesukaannya, jika
adiknya memintanya
12 Ketika anda menyuapi salah satu anak, anak yang lain
juga ingin disuapi
13 Ketika salah satu anak anda diberi makanan, pernah ia
mengatakan jika ia tidak mau berbagi
57
1. POLA ASUH
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P_total
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
3 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 7
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3
8 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 10
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
10 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
12 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
14 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
15 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10
16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
17 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 19
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
19 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
20 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
58
2. SIBLING RIVALRY
No S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S_tot
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
3 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
5 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
8 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 9
9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
10 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
12 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
13 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
14 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
15 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
17 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
19 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4
20 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
59
Lampiran 3
MASTER TABEL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN SIBLING RIVALRY (KECEMBURUAN
TERHADAP SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA BALITA DI DESA LABUHAN
BAKTI KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2019
60
Usia Pola Asuh (P) Sibling Rivalry (S)
No Nama Usia Ibu Didik Kerja Paritas Usia B P_Tot Kat_P S_Tot Kat_S
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
25 Ny. R 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 4 0
26 Ny. E 2 4 2 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 0
27 Ny. S 2 3 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 0
28 Ny. M 2 2 1 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 8 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 7 0
29 Ny. D 2 2 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 0
30 Ny. E 2 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
31 Ny. R 2 3 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 7 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 5 0
32 Ny. N 2 2 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0
Keterangan
Usia Balita Pekerjaan Pendidikan Pola Asuh Sibling Rivalry Paritas
1= 1-2 tahun 1= Tidak bekerja 1= SD 1= Kurang 0= Mengalami 1= Multipara
2= 3-5 tahun 2= Bekerja 2= SMP 2= Cukup 1= Tidak mengalami 2= Grande multipara
3= SMA 3= Baik
4= PT
Usia Adik
1= 1-2 tahun
2= 3-5 tahun
61
Lampiran 4
HASIL OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. POLA ASUH
Correlations
Correlations
p_tota
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 l
p1 Pearson 1 .314 1.000* -.385 -.245 .685* .734* 1.000* .538* .734* .664** .664** .664** .367 - .424 .308 .367 .367 -.105 .245 .367 .015 .308 .367 .687**
* * * * *
Correlatio .524*
n
Sig. (2- .177 .000 .094 .299 .001 .000 .000 .014 .000 .001 .001 .001 .112 .018 .063 .186 .112 .112 .660 .299 .112 .951 .186 .112 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson .314 1 .314 .000 .333 .408 .600* .314 .105 .600* .503* .503* .503* .250 -.200 .115 .140 .000 .000 .333 .000 .000 .420 .140 .000 .459*
* *
Correlatio
n
Sig. (2- .177 .177 1.000 .151 .074 .005 .177 .660 .005 .024 .024 .024 .288 .398 .628 .556 1.000 1.000 .151 1.000 1.000 .065 .556 1.000 .042
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * ** ** **
p3 Pearson 1.000 .314 1 -.385 -.245 .685 .734 1.000 .538 .734 .664 .664 .664 .367 - .424 .308 .367 .367 -.105 .245 .367 .015 .308 .367 .687**
* * * * *
Correlatio .524*
n
Sig. (2- .000 .177 .094 .299 .001 .000 .000 .014 .000 .001 .001 .001 .112 .018 .063 .186 .112 .112 .660 .299 .112 .951 .186 .112 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson -.385 .000 -.385 1 .408 -.250 -.204 -.385 .171 -.204 .123 .123 .123 .153 .816* .236 .057 .153 .408 .272 .272 .408 .343 .343 .408 .234
*
Correlatio
n
62
Sig. (2- .094 1.000 .094 .074 .288 .388 .094 .471 .388 .605 .605 .605 .519 .000 .317 .811 .519 .074 .246 .246 .074 .139 .139 .074 .322
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson -.245 .333 -.245 .408 1 .408 .000 -.245 - .000 .302 .302 .302 .167 .333 .192 .140 .167 .167 .111 .111 .167 .140 .140 .167 .233
Correlatio .454*
n
Sig. (2- .299 .151 .299 .074 .074 1.000 .299 .044 1.000 .196 .196 .196 .482 .151 .416 .556 .482 .482 .641 .641 .482 .556 .556 .482 .322
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * ** * ** ** ** *
p6 Pearson .685 .408 .685 -.250 .408 1 .612 .685 .171 .612 .739 .739 .739 .408 -.408 .471 .343 .408 .408 -.068 .272 .408 .057 .343 .408 .694**
* *
Correlatio
n
Sig. (2- .001 .074 .001 .288 .074 .004 .001 .471 .004 .000 .000 .000 .074 .074 .036 .139 .074 .074 .776 .246 .074 .811 .139 .074 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson .734** .600* .734** -.204 .000 .612* 1 .734** .524* .800* .704** .704** .704** .500* -.400 .346 .420 .250 .250 .000 .333 .250 .140 .420 .250 .715**
* * *
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .005 .000 .388 1.00 .004 .000 .018 .000 .001 .001 .001 .025 .081 .135 .065 .288 .288 1.00 .151 .288 .556 .065 .288 .000
tailed) 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * ** ** **
p8 Pearson 1.000 .314 1.000 -.385 -.245 .685 .734 1 .538 .734 .664 .664 .664 .367 - .424 .308 .367 .367 -.105 .245 .367 .015 .308 .367 .687**
* * * * *
Correlatio .524*
n
Sig. (2- .000 .177 .000 .094 .299 .001 .000 .014 .000 .001 .001 .001 .112 .018 .063 .186 .112 .112 .660 .299 .112 .951 .186 .112 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson .538* .105 .538* .171 - .171 .524* .538* 1 .524* .390 .390 .390 .419 -.105 .303 .279 .157 .419 .105 .454* .419 .279 .572* .419 .575**
Correlatio .454* *
n
Sig. (2- .014 .660 .014 .471 .044 .471 .018 .014 .018 .089 .089 .089 .066 .660 .195 .234 .508 .066 .660 .044 .066 .234 .008 .066 .008
tailed)
63
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * ** * ** ** ** *
p10 Pearson .734 .600 .734 -.204 .000 .612 .800 .734 .524 1 .704 .704 .704 .500 -.400 .346 .420 .250 .250 .000 .333 .250 .140 .420 .250 .715**
* * *
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .005 .000 .388 1.00 .004 .000 .000 .018 .001 .001 .001 .025 .081 .135 .065 .288 .288 1.00 .151 .288 .556 .065 .288 .000
tailed) 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * ** * * * * * * * * *
p11 Pearson .664 .503 .664 .123 .302 .739 .704 .664 .390 .704 1 1.000 1.000 .553 -.101 .638 .464 .553 .553 .034 .369 .553 .183 .464 .553 .895**
* *
* * * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .001 .024 .001 .605 .196 .000 .001 .001 .089 .001 .000 .000 .011 .673 .002 .039 .011 .011 .888 .110 .011 .440 .039 .011 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p12 Pearson .664** .503* .664** .123 .302 .739* .704* .664** .390 .704* 1.000* 1 1.000* .553* -.101 .638* .464* .553* .553* .034 .369 .553* .183 .464* .553* .895**
* * * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .001 .024 .001 .605 .196 .000 .001 .001 .089 .001 .000 .000 .011 .673 .002 .039 .011 .011 .888 .110 .011 .440 .039 .011 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * ** * * * * * * * * *
p13 Pearson .664 .503 .664 .123 .302 .739 .704 .664 .390 .704 1.000 1.000 1 .553 -.101 .638 .464 .553 .553 .034 .369 .553 .183 .464 .553 .895**
* *
* * * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .001 .024 .001 .605 .196 .000 .001 .001 .089 .001 .000 .000 .011 .673 .002 .039 .011 .011 .888 .110 .011 .440 .039 .011 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p14 Pearson .367 .250 .367 .153 .167 .408 .500* .367 .419 .500* .553* .553* .553* 1 .250 .866* .840* .375 .375 -.167 .250 .375 .490* .840* .688* .741**
* * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .112 .288 .112 .519 .482 .074 .025 .112 .066 .025 .011 .011 .011 .288 .000 .000 .103 .103 .482 .288 .103 .028 .000 .001 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
64
p15 Pearson -.524* -.200 -.524* .816* .333 -.408 -.400 -.524* -.105 -.400 -.101 -.101 -.101 .250 1 .346 .140 .000 .250 .000 .000 .250 .420 .420 .500* .053
*
Correlatio
n
Sig. (2- .018 .398 .018 .000 .151 .074 .081 .018 .660 .081 .673 .673 .673 .288 .135 .556 1.000 .288 1.00 1.000 .288 .065 .065 .025 .825
tailed) 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** ** ** * * * ** **
p16 Pearson .424 .115 .424 .236 .192 .471 .346 .424 .303 .346 .638 .638 .638 .866 .346 1 .728 .577 .577 -.192 .192 .577 .404 .728 .866 .778**
* *
* * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .063 .628 .063 .317 .416 .036 .135 .063 .195 .135 .002 .002 .002 .000 .135 .000 .008 .008 .416 .416 .008 .077 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * * *
p17 Pearson .308 .140 .308 .057 .140 .343 .420 .308 .279 .420 .464 .464 .464 .840 .140 .728 1 .490 .490 -.140 .327 .490 .216 .608 .490 .633**
* *
* * *
Correlatio
n
Sig. (2- .186 .556 .186 .811 .556 .139 .065 .186 .234 .065 .039 .039 .039 .000 .556 .000 .028 .028 .556 .160 .028 .361 .004 .028 .003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * ** * **
p18 Pearson .367 .000 .367 .153 .167 .408 .250 .367 .157 .250 .553 .553 .553 .375 .000 .577 .490 1 .688 .250 .667 .688 -.210 .140 .375 .591**
* *
Correlatio
n
Sig. (2- .112 1.000 .112 .519 .482 .074 .288 .112 .508 .288 .011 .011 .011 .103 1.000 .008 .028 .001 .288 .001 .001 .374 .556 .103 .006
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * * *
p19 Pearson .367 .000 .367 .408 .167 .408 .250 .367 .419 .250 .553 .553 .553 .375 .250 .577 .490 .688 1 .250 .667 1.000 .140 .490 .688 .723**
* *
* * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .112 1.000 .112 .074 .482 .074 .288 .112 .066 .288 .011 .011 .011 .103 .288 .008 .028 .001 .288 .001 .000 .556 .028 .001 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
65
p20 Pearson -.105 .333 -.105 .272 .111 -.068 .000 -.105 .105 .000 .034 .034 .034 -.167 .000 -.192 -.140 .250 .250 1 .444* .250 .327 -.140 -.167 .118
Correlatio
n
Sig. (2- .660 .151 .660 .246 .641 .776 1.000 .660 .660 1.000 .888 .888 .888 .482 1.000 .416 .556 .288 .288 .050 .288 .160 .556 .482 .621
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** * **
p21 Pearson .245 .000 .245 .272 .111 .272 .333 .245 .454 .333 .369 .369 .369 .250 .000 .192 .327 .667 .667 .444 1 .667 -.140 .327 .250 .519*
*
Correlatio
n
Sig. (2- .299 1.000 .299 .246 .641 .246 .151 .299 .044 .151 .110 .110 .110 .288 1.000 .416 .160 .001 .001 .050 .001 .556 .160 .288 .019
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * * *
p22 Pearson .367 .000 .367 .408 .167 .408 .250 .367 .419 .250 .553 .553 .553 .375 .250 .577 .490 .688 1.000 .250 .667 1 .140 .490 .688 .723**
* *
* * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .112 1.000 .112 .074 .482 .074 .288 .112 .066 .288 .011 .011 .011 .103 .288 .008 .028 .001 .000 .288 .001 .556 .028 .001 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * *
p23 Pearson .015 .420 .015 .343 .140 .057 .140 .015 .279 .140 .183 .183 .183 .490 .420 .404 .216 -.210 .140 .327 -.140 .140 1 .608 .490 .380
*
Correlatio
n
Sig. (2- .951 .065 .951 .139 .556 .811 .556 .951 .234 .556 .440 .440 .440 .028 .065 .077 .361 .374 .556 .160 .556 .556 .004 .028 .098
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * * * * * * *
p24 Pearson .308 .140 .308 .343 .140 .343 .420 .308 .572 .420 .464 .464 .464 .840 .420 .728 .608 .140 .490 -.140 .327 .490 .608 1 .840 .718**
*
* * * * * *
Correlatio
n
Sig. (2- .186 .556 .186 .139 .556 .139 .065 .186 .008 .065 .039 .039 .039 .000 .065 .000 .004 .556 .028 .556 .160 .028 .004 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
66
p25 Pearson .367 .000 .367 .408 .167 .408 .250 .367 .419 .250 .553* .553* .553* .688* .500* .866* .490* .375 .688** -.167 .250 .688** .490* .840* 1 .741**
* * *
Correlatio
n
Sig. (2- .112 1.000 .112 .074 .482 .074 .288 .112 .066 .288 .011 .011 .011 .001 .025 .000 .028 .103 .001 .482 .288 .001 .028 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * * ** * * ** ** ** * * * * ** * ** * *
p_tota Pearson .687 .459 .687 .234 .233 .694 .715 .687 .575 .715 .895 .895 .895 .741 .053 .778 .633 .591 .723 .118 .519 .723 .380 .718 .741 1
* * * * * * * * * *
l Correlatio
n
Sig. (2- .001 .042 .001 .322 .322 .001 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .825 .000 .003 .006 .000 .621 .019 .000 .098 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
67
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based
Alpha on Standardized Items N of Items
.929 .928 25
68
1. SIBLING RIVALRY
Correlations
Correlations
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s_tot
** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** * *
s1 Pearson Correlation 1 .314 1.000 -.385 -.245 .685 .734 .594 .538 .734 .734 .734 .734 .664 -.385 .734 .664 .734 .453 .453 .758**
Sig. (2-tailed) .177 .000 .094 .299 .001 .000 .006 .014 .000 .000 .000 .000 .001 .094 .000 .001 .000 .045 .045 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s2 Pearson Correlation .314 1 .314 .000 .333 .408 .600** .000 .105 .600** .600** .600** .600** .704** .000 .600** .704** .600** .905** .905** .695**
Sig. (2-tailed) .177 .177 1.000 .151 .074 .005 1.000 .660 .005 .005 .005 .005 .001 1.000 .005 .001 .005 .000 .000 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** * *
s3 Pearson Correlation 1.000 .314 1 -.385 -.245 .685 .734 .594 .538 .734 .734 .734 .734 .664 -.385 .734 .664 .734 .453 .453 .758**
Sig. (2-tailed) .000 .177 .094 .299 .001 .000 .006 .014 .000 .000 .000 .000 .001 .094 .000 .001 .000 .045 .045 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** **
s4 Pearson Correlation -.385 .000 -.385 1 .408 -.250 -.204 -.748 .171 -.204 .000 .000 .000 -.082 1.000 .000 -.082 .000 -.082 -.082 -.018
Sig. (2-tailed) .094 1.000 .094 .074 .288 .388 .000 .471 .388 1.000 1.000 1.000 .731 .000 1.000 .731 1.000 .731 .731 .941
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s5 Pearson Correlation -.245 .333 -.245 .408 1 .408 .000 -.444* -.454* .000 .333 .333 .333 .302 .408 .333 .302 .333 .302 .302 .255
Sig. (2-tailed) .299 .151 .299 .074 .074 1.000 .050 .044 1.000 .151 .151 .151 .196 .074 .151 .196 .151 .196 .196 .277
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * *
s6 Pearson Correlation .685 .408 .685 -.250 .408 1 .612 .272 .171 .612 .816 .816 .816 .739 -.250 .816 .739 .816 .533 .533 .772**
Sig. (2-tailed) .001 .074 .001 .288 .074 .004 .246 .471 .004 .000 .000 .000 .000 .288 .000 .000 .000 .015 .015 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s7 Pearson Correlation .734** .600** .734** -.204 .000 .612** 1 .500* .524* .800** .800** .800** .800** .905** -.204 .800** .905** .800** .704** .704** .881**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .388 1.000 .004 .025 .018 .000 .000 .000 .000 .000 .388 .000 .000 .000 .001 .001 .000
69
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * * * **
s8 Pearson Correlation .594 .000 .594 -.748 -.444 .272 .500 1 .105 .500 .333 .333 .333 .369 -.748 .333 .369 .333 .201 .201 .341
Sig. (2-tailed) .006 1.000 .006 .000 .050 .246 .025 .660 .025 .151 .151 .151 .110 .000 .151 .110 .151 .395 .395 .141
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* * * * *
s9 Pearson Correlation .538 .105 .538 .171 -.454 .171 .524 .105 1 .524 .314 .314 .314 .390 .171 .314 .390 .314 .179 .179 .444
Sig. (2-tailed) .014 .660 .014 .471 .044 .471 .018 .660 .018 .177 .177 .177 .089 .471 .177 .089 .177 .450 .450 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s10 Pearson Correlation .734** .600** .734** -.204 .000 .612** .800** .500* .524* 1 .800** .800** .800** .905** -.204 .800** .905** .800** .704** .704** .881**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .388 1.000 .004 .000 .025 .018 .000 .000 .000 .000 .388 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s11 Pearson Correlation .734 .600 .734 .000 .333 .816 .800 .333 .314 .800 1 1.000 1.000 .905 .000 1.000 .905 1.000 .704 .704 .967**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 1.000 .151 .000 .000 .151 .177 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s12 Pearson Correlation .734 .600 .734 .000 .333 .816 .800 .333 .314 .800 1.000 1 1.000 .905 .000 1.000 .905 1.000 .704 .704 .967**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 1.000 .151 .000 .000 .151 .177 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s13 Pearson Correlation .734** .600** .734** .000 .333 .816** .800** .333 .314 .800** 1.000** 1.000** 1 .905** .000 1.000** .905** 1.000** .704** .704** .967**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 1.000 .151 .000 .000 .151 .177 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s14 Pearson Correlation .664 .704 .664 -.082 .302 .739 .905 .369 .390 .905 .905 .905 .905 1 -.082 .905 1.000 .905 .798 .798 .962**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .731 .196 .000 .000 .110 .089 .000 .000 .000 .000 .731 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s15 Pearson Correlation -.385 .000 -.385 1.000** .408 -.250 -.204 -.748** .171 -.204 .000 .000 .000 -.082 1 .000 -.082 .000 -.082 -.082 -.018
Sig. (2-tailed) .094 1.000 .094 .000 .074 .288 .388 .000 .471 .388 1.000 1.000 1.000 .731 1.000 .731 1.000 .731 .731 .941
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
70
s16 Pearson Correlation .734** .600** .734** .000 .333 .816** .800** .333 .314 .800** 1.000** 1.000** 1.000** .905** .000 1 .905** 1.000** .704** .704** .967**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 1.000 .151 .000 .000 .151 .177 .000 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s17 Pearson Correlation .664** .704** .664** -.082 .302 .739** .905** .369 .390 .905** .905** .905** .905** 1.000** -.082 .905** 1 .905** .798** .798** .962**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .731 .196 .000 .000 .110 .089 .000 .000 .000 .000 .000 .731 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s18 Pearson Correlation .734 .600 .734 .000 .333 .816 .800 .333 .314 .800 1.000 1.000 1.000 .905 .000 1.000 .905 1 .704 .704 .967**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 1.000 .151 .000 .000 .151 .177 .000 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 .000 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
s19 Pearson Correlation .453* .905** .453* -.082 .302 .533* .704** .201 .179 .704** .704** .704** .704** .798** -.082 .704** .798** .704** 1 1.000** .804**
Sig. (2-tailed) .045 .000 .045 .731 .196 .015 .001 .395 .450 .001 .001 .001 .001 .000 .731 .001 .000 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** * * ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s20 Pearson Correlation .453 .905 .453 -.082 .302 .533 .704 .201 .179 .704 .704 .704 .704 .798 -.082 .704 .798 .704 1.000 1 .804**
Sig. (2-tailed) .045 .000 .045 .731 .196 .015 .001 .395 .450 .001 .001 .001 .001 .000 .731 .001 .000 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
s_tot Pearson Correlation .758 .695 .758 -.018 .255 .772 .881 .341 .444 .881 .967 .967 .967 .962 -.018 .967 .962 .967 .804 .804 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .941 .277 .000 .000 .141 .050 .000 .000 .000 .000 .000 .941 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
71
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based
Alpha on Standardized Items N of Items
.948 .947 20
Lampiran 5 73
1. KARAKTERISTIK
Frequency Table
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Usia_Balita
Usia_Adik
Paritas
2. Analisis Univariat
Statistics
kat_P
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.97
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .595
Variance .354
Range 2
Minimum 1
Maximum 3
Sum 63
Percentiles 25 2.00
50 2.00
75 2.00
kat_P
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 8 25.0 25.0 25.0
Statistics
Kat_s
N Valid 32
Missing 0
Mean .44
Median .00
Mode 0
Std. Deviation .504
Variance .254
Range 1
Minimum 0
Maximum 1
Sum 14
Percentiles 25 .00
50 .00
75 1.00
Kat_S
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Mengalami 22 68.8 68.8 68.8
Tidak Mengalami 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
76
3. Analisis Bivariat
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 6.596 2 .037
Likelihood Ratio 6.191 2 .045
Linear-by-Linear Association 3.059 1 .080
N of Valid Cases 32
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,56.
Lampiran 6 77
Lampiran 7 78
79
Lampiran 8
Lampiran 9 80
81
Lampiran 10
Lampiran 11 82
Lampiran 12
83
Lampiran 13 84
Lampiran 14 85
86
Lampiran 15
87
88
Lampiran 16
89
Lampiran 17 90
91