Anda di halaman 1dari 10

1.

Definisi dan Dalil Dzikir :

Dzikir menurut konteks bahasa mengandung beberapa pengertian,


mengandung arti "Menceritakan" (QS. Maryam : 56), "Al-Qur'an" (QS.
Al-Anbiya : 50), "Shalat" (QS. Al Baqarah : 239), "Wahyu" (QS. Al
Qamar : 25) dan sebagainya.

Arti Dzikir yang sebenarnya adalah suatu cara / media untuk


menyebut/mengingat nama Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang
tujuannya mendekatkan diri kepada Allah dinamakan dzikir seperti
shalat (QS. Thoha : 14), tetapi lebih spesifik lagi dzikir dibatasi dengan
kata mengingat Allah dengan lisan dan hati. Dalil berdzikir (QS. Al
Ahzab : 41). (QS. Al Baqarah : 152).

"Siapa yang ingin bersenang - senang ditaman syurga, perbanyaklah


dzikir". (HR.Thabrani).

2. Sebutan dan nama dalam Dzikir.

Untuk mempermudah mengingat dzikir para ulama memberi sebutan


dzikir yang digunakan dalam keadaan tertentu.
-Basmalah : diucapkan setiap memulai sesuatu
-Hamdalah / Tahmid : diucapkan setiap meakhiri sesuatu
-Istigfar : diucapakan ketika melihat / mendengar sesuatu yang
tidak diinginkan atau untuk memohon ampun
-Hauqalah : diucapkan ketika melihat / mendengar sesuatu yang
dibenci.
-Al Masyiah : diucapakan apabila ingin mengerjakan sesuatu yang
hebat atau ajaib.
-Tahlil / Syahadah : diucapkan ketika memasukkan orang non
muslim kedalam agama islam / bacaan wajib bagi orang muslim
didalam shalat.
-Tasbih : diucapkan ketika melihat atau mendengar kekuasaan
Alloh.

Pemberi nama dalam dzikir biasanya diberikan nama orang yang


pertama mendapatkan dzikir atau orang yang yang menyusun dzikir-
dzikir dalam satu susunan, seperti Hijib Nawawi dzikir yang ditulis oleh
Syeikh Nawawi Al-Bantany, Ratib Al-Haddad dzikir yang disusun oleh
Al Habib Alawi Al Haddad, Ratib Al-Aththas dzikir yang disusun oleh Al
Habib Ali bin Husain Al Aththas..

3. Anggota tubuh dalam Dzikir.


Pada hakikatnya semua anggota tubuh manusia dapat digunakan
sebagai dzikir asalkan digunakan untuk bersyukur atau mendekatkan
diri kepada Allah, seperti shalat ,puasa dan pergi haji . Tetapi para ahli
tasauf membagi dzikir itu dengan dua bagian :

1. Dzikir Billisan :

Berdzikir dengan menggunakan lidah dan menggerakkan kedua bibir.

‫ن ِكَتابًا‬
َ ‫عَلى اْلُمْؤِمِني‬
َ ‫ت‬
ْ ‫لَة َكاَن‬
َ‫ص‬ّ ‫ن ال‬
ّ ‫لَة ِإ‬
َ‫ص‬
ّ ‫طَمْأَننُتْم َفَأِقيُموْا ال‬
ْ ‫جُنوِبُكْم َفِإَذا ا‬
ُ ‫عَلى‬
َ ‫ل ِقَيامًا َوُقُعودًا َو‬
ّ ‫لَة َفاْذُكُروْا ا‬
َ‫ص‬
ّ ‫ضْيُتُم ال‬
َ ‫َفِإَذا َق‬
‫ّمْوُقوتًا‬

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah


Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman. "(QS. Annisa : 103).

Mu'az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi
menjawab : "Sampai mati lidahmu basah dengan berdzikir kepada
Alloh". (HR. Al Baihaqi). Dalam Hadits Qudsi dikatakan : "AKU selalu
bersama hambaKU apabila ia mengingatKU dengan menggerakkan
kedua bibirnya".

Berzikir dengan lisan ada dua cara :

Pertama : Sir : berdzikir dengan suara perlahan sekiranya hanya


terdengar oleh telinga orang yang berdzikir, orang tasauf menamakan
dzikir ini adalah "Azzikru Bissirry" yang merupakan cara berdzikir yang
paling Afdhol.

َ ‫ن اْلَغاِفِلي‬
‫ن‬ َ ‫صاِل َوَل َتُكن ّم‬
َ ‫ن اْلَقْوِل ِباْلُغُدّو َوال‬
َ ‫جْهِر ِم‬
َ ‫ن اْل‬
َ ‫خيَفًة َوُدو‬
ِ ‫ضّرعًا َو‬
َ ‫ك َت‬
َ‫س‬ِ ‫ك ِفي َنْف‬
َ ‫َواْذُكر ّرّب‬

"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al Araf : 205).

Kedua :Jahar : berdzikir dengan suara keras sekira terdengar telinga


orang yang berdzikir dan orang yang didekatnya.

2. Dzikir Bilqolbi :
Berzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar
oleh telinga. (QS. Ali Imran : 135).

ُ ‫ن اْلُقُلو‬
‫ب‬ ّ ‫طَمِئ‬
ْ ‫ل َت‬
ّ ‫ل َأَل ِبِذْكِر ا‬
ّ ‫ن ُقُلوُبُهم ِبِذْكِر ا‬
ّ ‫طَمِئ‬
ْ ‫ن آَمُنوْا َوَت‬
َ ‫اّلِذي‬

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram" (QS. Ar-Rad : 28)

Setiap zikir Billisan dan Bilqolbi mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Zikir billisan dengan suara jahar kelebihannya disamping berzikir
secara tidak langsung dapat mengajarkan orang yang disekitarnya
untuk mengikuti zikirannya seperti zikir sesudah shalat Fardhu yang
dipandu oleh imam.

Sabda Nabi : "Siapa yang mengajarkan / menunjukkan seseorang


dalam kebaikan pahalanya sama dengan orang yang
mengarjakannya". Akan tetapi kekurangannya dekat kemungkinan
menjadikan orang yang berzikir menjadi Riya ( rasa ingin dipuji) dan
Ujub (merasa dirinya lebih dari orang lain), kecuali orang-orang yang
dipelihara oleh Allah. Zikir dengan Sir atau Bilqolbi pahala dan
zikirannya hanya untuk orang yang membaca zikir tersebut, tetapi
jauh kemungkinan menimbulkan sifat yang buruk.

4. Jumlah dalam ber-Dzikir :

Pada hakikatnya Allah menyuruh hambanya banyak berzikir dan


jangan sampai lalai kepadaNya dalam sedetikpun.

‫ل ِذْكرًا َكِثيرًا‬
َّ ‫ن آَمُنوا اْذُكُروا ا‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذي‬

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya" (QS. AL Ahzab : 41)

‫صيل‬
ِ ‫حوُه ُبْكَرًة َوَأ‬
ُ ‫سّب‬
َ ‫َو‬

"Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang " (QS. AL Ahzab : 42)

Bahkan termasuk golongan orang munafik yang sedikit zikirnya.


tetapi ada zikir yang dibatasi dengan jumlah tertentu karena
mempunyai keistimewaan dan ada maksud tertentu. Sabda Nabi :"Aku
ber-Istigfar sehari semalam 100 kali ".

Istigfar ini menunjukkan rasa syukurnya beliau dijadikan Nabi yang


Makshum (terbebas dari dosa). "Siapa yang membaca :Laa ilaaha
illalloh wahdahu laasyariilalah lahul mulku wahul hamdu wahuwa alaa
kulli syai'in qodiir.sehari 200 kali maka orang-orang yang sesudah dan
sebelum-mu selalu berbuat baik kepadamu".

Jumlah zikir dengan bilangan tertentu sering dipakai oleh para Ahli
Thariqah dan Ahli Hikmah, karena mempunyai kelebihan dan tujuaan
tertentu, seperti membaca Shalawat "Kamilah" 4444 kali dengan
maksud keselamatan dan bentang dari musuh.Angka-angka yang
mereka tentukan berdasarkan dari hasil Mujahadah (kesungguhan
jiwa) dan Riyadhah (latihan jiwa) dalam menjalankan tasauf .

5. Sikon dalam ber-Dzikir dan larangannya :

Pada dasarnya berzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena


mengingat kepada Sang Pencipta tidak boleh dibatasi oleh apapun,
kecuali ada hal-hal tertentu yang dilarang untuk mengerjakannya.

Berzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring

‫ن ِكَتابًا‬
َ ‫عَلى اْلُمْؤِمِني‬
َ ‫ت‬
ْ ‫لَة َكاَن‬
َ‫ص‬ّ ‫ن ال‬
ّ ‫لَة ِإ‬
َ‫ص‬
ّ ‫طَمْأَننُتْم َفَأِقيُموْا ال‬
ْ ‫جُنوِبُكْم َفِإَذا ا‬
ُ ‫عَلى‬
َ ‫ل ِقَيامًا َوُقُعودًا َو‬
ّ ‫لَة َفاْذُكُروْا ا‬
َ‫ص‬
ّ ‫ضْيُتُم ال‬
َ ‫َفِإَذا َق‬
‫ّمْوُقوتًا‬

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah


Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman. " (QS. An-Nisa : 103).

Ibnu Abbas berkata : "Ayat ini mengandung pengertian boleh berzikir


pada waktu siang atau malam, didaratan atau dilautan, sedang
bepergian dalam kendaraan atau disuatu tempat dan dalam kondisi
apapun seperti, sakit atau sehat, sendiri atau ramai ".

Larangan dalam berzikir :

Zikir Bilqolbi tidak ada larangan sama sekali, tetapi zikir Billisan
mempunyai larangan tertentu :

1. Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi.

2. Wanita yang sedang Haidh atau orang yang sedang junub (hadats
besar) dilarang membaca sesuatu yang diambil dari Al Quran, seperti
Basmalah atau Innalillahi wainna ilahi raajiun dengan maksud
membaca Al Quran.

َ ‫طّهُرو‬
‫ن‬ َ ‫سُه ِإّل اْلُم‬
ّ ‫ّل َيَم‬

"tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan."(QS. Al Waqiah : 79).


Sabda Nabi : "Tidak boleh ada yang menjamah Al Qur'an kecuali orang
yang suci"

3. Orang yang sedang menjalankankan maksiat kepada Alloh , seperti


sedang berjudi, berzina atau meminum- minuman keras dengan
maksud mengejek Alloh.

6. Mashdar Dzikir :

Mashdar zikir artinya tempat / sumber pengambilan zikir yang kita


peroleh dan kita amalkan.Mashdar zikir ada dua :

1. Ma'tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari Al Quran atau


Assunah. Banyak zikir-zikir atau doa yang tertera didalam Al Quran
dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.seperti (QS. Al Baqarah :
156) dan Hadits diatas. Berzikir secara Ma'tsur lebih utama daripada
yang bukan Ma'tsur, karena sumbernya langsung dari Alloh dan Rasul.

2.Gairu Ma'tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari para ulama tasauf
atau Ahli Hikmah yang tidak ada didalam Al Quran atau Assunah,
seperti zikir Asmaul A'dzom, hizib. Mengamalkan zikir Gairu Ma'tsur
sebaiknya dengan memakai Ijazah (QS. Al Fathu : 10) agar
silsilahnya sampai kepada Nabi yang Ma'tsur, karena pada umumnya
para ahli tasauf mendapatkan zikir dari Nabi secara gaib walaupun
secara fisik Nabi sudah wafat, tetapi pada Hakikatnya beliau masih
hidup

7. Tingkatan orang yang ber-Dzikir :

Meskipun manusia diciptakan Alloh dengan sempurna, tetapi ada


manusia yang paling mulia disisiNYa yaitu manusia yang paling
bertaqwa. (QS. Al Hujarat : 15) dan mereka yang mendapatkan
warisan ilmu dari Alloh. (QS. Al Mujadalah : 11). Sabda Nabi : "Siapa
yang mengamalkan sesuatu yang ia dapatkan (dari Allah dan Rasul)
maka Alloh wariskan pengetahuan yang tidak pernah diketahui
(orang)".

Dalam ilmu tasauf orang terbagi atas dua golongan :


Pertama : Orang Awam yaitu golongan yang derajatnya belum
mencapai Ma'rifat, golongan awam zikirnya hanya sebatas menyebut /
mengingat Allah semata.

Kedua : Orang Arifin yaitu golongan yang derajatnya sudah mencapai


Ma'rifat, bagi orang Arifin berzikir wajib hukumnya, bila sekejap
mereka lupa kepada Alloh maka berdosa baginya dan zikirnya bukan
sekedar menyebut / mengingat Alloh akan tetapi mendekatkan diri
kepada yang Zat yang Maha Esa.seperti Zikir Asma'ul ‘Adzom dan
zikir Nafi - Itsbat. Seorang sufi berkata : "Jika keinginanku terlintas
bukan kepada-MU dan hatiku lalai akan zat-Nya maka aku hukumkan
diriku telah murtad"

8. Halaqah zikir atau Majlis Dzikir:

Salah satu cara untuk mendawamkan (kontinyu) berzikir


dengan membuat Halaqah (Forum) atau Majlis zikir, minimal dua
orang atau lebih. Majlis zikir disamping untuk memberi semangat
dalam berzikir juga mengajak orang lain untuk berzikir.

"Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Allah disatu majlis


melainkan mengelilingi malaikat dan menurunkan rahmat kepada
mereka, maka Alloh ingat kepada mereka siapa saja yang ada
disisinya". (QS. Ali Imran : 104).

Para sufi apabila ingin berzikir sendiri maka ia membuat "Jawiyah"


yaitu tempat / pojok khusus untuk berzikir dan bila berzikir dilakukan
bersama-sama maka mereka membuat "Ribath" yaitu majlis /
pesantren khusus untuk zikir bersama.

9. Faidah ber-Dzikir :

Setiap zikir yang dibaca oleh seseorang mempunyai manfaat yang


besar didunia dan akhirat. Diakhirat mendapat pahala sebagai
balasannya adalah Syurga. Didunia zikir dapat menenangkan jiwa dan
dapat dijadikan sebagai renungan yang aplikasinya adalah taqwa. (QS.
Ar-Rad : 30). (QS. Az-Zariyat : 55). (QS. Al'Ala : 9).

Menurut ahli kebathinan (ahli Hikmah) orang yang berzikir dengan


khusyu dan memakai ritual tertentu zikir tersebut mempunyai
pengaruh besar pada raganya, sehingga seseorang yang berzikir
jasadnya kuat atau dapat melambung keatas. Umar bin Khaththab
ketika beliau terkena anak panah kakinya pada suatu peperangan
maka dicabut anak panah tersebut pada waktu beliau sedang shalat
agar tidak terasa sakit .

Kata orang Hikmah: Asma Alloh atau Al Quran setiap hurufnya


mempunyai khadam yang tersembunyi didalamnya yang suatu saat
khadamnya dapat dipanggil dan diperintah oleh orang yang berzikir.
"Jangan engkau katakan "ALIF-LAM-MIM" satu rangkaian huruf akan
tetapi Alif Lam Mim adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim
satu huruf "Nabi menjelaskan bahwa setiap satu huruf Al Quran yang
dibaca mengandung pahala jika dibaca dengan benar, jika dibaca
dengan salah maka Al Quran tersebut malah mengutuknya.

"Berapa banyak orang yang membaca Al Quran sedangkan Al Quran


malah mengutuknya". Orang Hikmah menganggap semua huruf
"Hijaiyyah" disamping mengandung pahala juga mempunyai khadam
karena Al Quran, zikir, doa, Asma Alloh dan bacaaan lainnya tersusun
dari huruf-huruf tersebut.

Yang sebenarnya khadam yang ada pada zikir adalah para Malaikat
yang selalu mendekati orang yang sedang berzikir. "Tidaklah
sekelompok orang berzikir kepada Alloh didalam majlis melainkan
mengelilingi para Malaikat sambil menurunkan rahmat kepada mereka,
Alloh selalu ingat kepada mereka siapa saja yang ada disisiNya". Saya
(penulis) yaqin para Malaikat itu dapat kita panggil dan berdialog
untuk meminta sesuatu asalkan kita selalu berzikir dan tahu cara
bertemunya.
KENAPA HARUS BERDZIKIR?

Oleh Chandraleka
April 02, 2006

Berikut beberapa manfaat bisa kita dapatkan dari berdzikir :

1.Membuat hati menjadi tenang.


Allah berfirman,
”Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(Ar Ra’d : 28)

Banyak orang yang ketika mendapat kesulitan maka mereka mencari


cara–cara yang salah untuk dapat mencapai ketenangan hidup.
Diantaranya dengan mendengarkan musik yang diharamkan Allah,
meminum khamr atau bir atau obat terlarang lainnya. Mereka
berharap agar bisa mendapatkan ketenangan. Yang mereka dapatkan
bukanlah ketenangan yang hakiki, tetapi ketenangan yang semu.
Karena cara–cara yang mereka tempuh dilarang oleh Allah dan Rasul–
Nya.

Ingatlah firman Allah Jalla wa ’Ala di atas, sehingga bila kita mendapat
musibah atau kesulitan yang membuat hati menjadi gundah, maka
ingatlah Allah, insya Allah hati menjadi tenang.

2.Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar.

“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah


Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(Al Ahzab : 35)

3.Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita.


Allah berfirman,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan)”. (Al
Baqarah : 152)

4.Dzikir itu diperintahkan oleh Allah agar kita berdzikir


sebanyak–banyaknya.
Firman Allah ‘Azza wa Jalla
“Hai orang–orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, dzikir yang sebanyak–banyaknya. Dan bertasbihlah
kepada – Nya di waktu pagi dan petang.” (Al Ahzab : 41 – 42)

5.Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita


beruntung.

“Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu


beruntung.” (Al Anfal : 45)

Pada Al Qur’an dan terjemahan cetakan Al Haramain terdapat footnote


bahwa menyebut nama Allah sebanyak – banyaknya, maksudnya
adalah memperbanyak dzikir dan doa.

6.Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang


mukmin dan munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak
mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. (Khalid Al
Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar
Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih
dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka Imam Asy
Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M, hal. 158).

Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah dan Allah
akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali.” (An Nisaa’ : 142)

7.Dzikir merupakan amal ibadah yang paling mudah dilakukan.


Banyak amal ibadah yang sebetulnya mudah untuk kita lakukan.
Semisal :
- Membaca basmillah ketika akan makan / minum
- Membaca doa keluar / masuk kamar mandi
- Membaca dzikir – dzikir sewaktu pagi dan petang
- Membaca doa keluar / masuk rumah
- Membaca doa ketika turun hujan
- Membaca dzikir setelah hujan turun
- Membaca doa ketika berjalan menuju masjid
- Membaca dzikir ketika masuk / keluar masjid
- Membaca hamdalah ketika bersin
- Membaca dzikir – dzikir ketika akan tidur
- Membaca doa ketika bangun tidur

Dan lain–lain banyak sekali amalan yang mudah kita lakukan. Bila kita
tinggalkan, maka rugilah kita berapa banyak ganjaran yang harusnya
kita dapat, tetapi tidak kita peroleh padahal itu mudah untuk diraih.
Coba saja hitung berapa banyak kita keluar masuk kamar mandi
dalam sehari?

DZIKIR HARUS SESUAI DENGAN ATURAN ISLAM

Dzikir adalah perkara ibadah, maka dari itu dzikir harus mengikuti
aturan Islam. Ada dzikir – dzikir yang sifatnya mutlak, jadi boleh
dibaca kapan saja, dimana saja, dan dalam jumlah berapa saja karena
memang tidak perlu dihitung.

Tetapi ada juga dzikir – dzikir yang terkait dengan tempat, misal
bacaan – bacaan dzikir ketika mengelilingi (thawaf) di Ka’bah. Ada
juga dzikir yang terkait dengan waktu, misal bacaan dzikir turun
hujan. Juga ada dzikir yang terkait dengan bilangan, misal membaca
tasbih, tahmid, dan takbir dengan jumlah tertentu (33 kali) setelah
shalat wajib. Tentu tidak boleh ditambah – tambah kecuali ada dalil
yang menerangkannya.

Kalau seseorang membuat sendiri aturan – aturan dzikir yang tidak


diterangkan oleh Islam, maka berarti dia telah membuat jalan yang
baru yang tertolak. Karena sesungguhnya jalan – jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah itu telah diterangkan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam. Patutkah kita menempuh jalan baru selain
jalan yang telah diterangkan oleh Rasul Allah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam? Tentu tidak, karena Agama Islam ini telah sempurna. Kita
harus mencukupkan dengan jalan yang telah diterangkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.

Referensi :
1.Al Qur’an
2.Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Dzikir Pagi dan Petang dan Sesudah
Shalat Fardhu, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Cetakan I, Desember 2004
3.Khalid Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah,
Daar Balansiyah lin Nasyr wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan,
Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Pustaka
Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M

Anda mungkin juga menyukai