Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 1 2014

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

ANALISIS TINGKAT RESIKO ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP PERMUKIMAN


DI KECAMATAN KEMALANG, KABUPATEN KLATEN
1 2
Ariyadi Nugroho Susilo dan Iwan Rudiarto
1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : ariyans_arena@yahoo.com

Abstrak : Erupsi gunung merapi pada tahun 2010 telah menimbulkan dampak yang serius pada lahn
permukiman di kota-kota di sekitar gunung merapi, salah satunya adalah kota Klaten. Kerugian yang
ditimbulkan antara lain lahan permukiman, lahan pertanian, sumber air, dan juga kerugian ekonomi. Dengan
kondisi tersebut diperlukan adanya kebijakan dari pemerintah mengenai rehabilitasi dan relokasi permukiman
penduduk di kabupaten Klaten yang terkena erupsi gunung Merapi dengan mempertimbangkan rencana tata
ruang sebagai dasar penetapan lokasi yang aman untuk permukiman. Melihat kerugian yang ditimbulkan
erupsi Gunung Merapi tidaklah kecil, maka perlu adanya upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung
Merapi untuk mengurangi kerugian tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi jumlah
korban jiwa pada saat terjadi bencana adalah dengan perencanaan mitigasi yang efektif. Dengan adanya
perencanaan mitigasi yang baik, setidaknya penduduk yang menjadi korban erupsi akan terbantu dalam
menemukan tempat tinggal yang aman dari erupsi Merapi. Penanggulangan erupsi Merapi juga dapat
dilakukan dengan merencanakan mitigasi bencana dengan membuat jalur evakuasi penduduk korban bencana
merapi tersebut. Jalur evakuasi yang direncanakan dapat membantu penduduk korban erupsi merapi yang
berada di sekitar lereng gunung Merapi untuk menuju tempat yang aman. Dengan menggunakan jalur
evakuasi tersebut diharapkan semua penduduk yang berada pada daerah rawan bahaya erupsi merapi dapat
dievakuasi ke tempat yang aman.
Kata Kunci : Dampak, Permukiman, Erupsi Gunung Merapi, Jalur Evakuasi

Abstract : The eruption of Mount Merapi in 2010 had a serious impact on the Lahn settlements in cities around
Mount Merapi , one of which is the town of Klaten . Losses incurred include residential land , agricultural land ,
water resources , as well as economic losses . Under these conditions required the presence of government
policy on rehabilitation and relocation of residents in the Klaten district settlements affected by the eruption of
Mount Merapi, taking into account the spatial plan as a basis for establishing a secure location for settlement .
Seeing the losses eruption of Mount Merapi is not small , hence the need for efforts to control the eruption of
Mount Merapi to reduce such losses . One way that can be done to minimize the number of casualties in the
event of a disaster is by planning effective mitigation . With the mitigation plan is good , at least the eruption
affected people will be assisted in finding a safe shelter from the eruption of Merapi. Countermeasures eruption
can also be done by creating a mitigation plan evacuation routes in the affected population trim . Evacuation
route planned can help the victims of the Merapi eruption around the slopes of Mount Merapi to get to a safe
place . By using the evacuation route is expected that all residents residing in hazard-prone areas Merapi
eruption can be evacuated to a safe place.
Keywords: Impact, Settlement, Eruption of Volcano Merapi, Line Evacuation

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang negeri kepulaluan ini., yaitu bencana geologi
wilayahnya memiliki banyak daerah rawan meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi gunung
bencana. Setidaknya menurut BNPB (2010) berapi, bencana hidrometeorologi seperti
ada 13 jenis bencana yang selalu mengancam banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 34


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

lahan dan hutan, putting beliung, dan timur, dan secara administratif Gunung
gelombang pasang, bencana biologi Merapi terletak pada 4 wilayah kabupaten
(epidemic, wabah penyakit, dan bencana yaitu Kabupaten Sleman di Provinsi
social konflik social dan terror). Salah satu Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang,
bencana yang melanda Indonesia akhir-akhir Kabupaten Boyolali, serta Kabupaten Klaten di
ini yaitu bencana erupsi gunung Merapi pada Provinsi Jawa Tengah (lihat peta hlm 6).
tahun 2010 yang lalu. Gunung Merapi pada tanggal 26
Gunung Merapi merupakan gunung Oktober 2010 mengalami erupsi pertama dan
berapi dengan tipe strato, dengan ketinggian berlanjut hingga awal November 2010.
2980 meter dari permukaan laut. Gunung Kejadian erupsi tersebut merupakan bencana
berapi bertipe strato (stratovolcano) atau terbesar dibandingkan lima erupsi sebelumnya
disebut juga gunung berapi komposit menurut yang terjadi pada tahun 1994, 1997, 1998,
Pangestu (2010) ialah pegunungan (gunung 2001, dan 2006. Hasil dari BNPB tahun 2010
berapi) yang tinggi dan mengerucut yang dilaporkan bahwa dampak erupsi gunung
terdiri atas lava dan abu vulkanik yang merapi tanggal 26 oktober 2010 telah
mengeras. Bentuk gunung berapi itu secar mengakibatkan korban jiwa 347 orang
khas curam di pencak dan landai di kaki meninggal dan 258 orang luka-luka. Selain
karena aliran lava yang membentuk gunung korban jiwa, erupsi gunung merapi juga
berapi itu amat kental karena banyak mengakibatkan kerugian materi lainnya pada
mengandung silica, dan begitu dingin serta beberapa sektor seperti sektor permukiman,
mengeras sebelum menyebar jauh. Lava infrastruktur, telekomunikasi, listrik dan
seperti itu dikelompokkan asam karena energi, serta sektor air bersih.
tingginya konsentrasi silikat. Di ujung lain Kerugian di sektor permukiman
spectrum itu ialah gunung berapi pelindung ( menurut data dari BNPB tahun 2010, akibat
seperti Mauna Loa di Hawaii), yang terbentuk erupsi Gunung Merapi telah mengubur
dari lava yang kurang kental. Stratovolcano sejumlah dusun di Provinsi DI Yogyakarta dan
memiliki kemiringan yang curam pada bagian mengakibatkan ribuan rumah penduduk
puncak dan kemiringan yang lebih landai pada mengalami kerusakan. Tercatat 2.636 unit
bagian kaki, sehingga sisi-sisinya seperti dua rumah rusak berat dan tidak layak huni, 156
bidang konkaf (cekung) yang menghadap rumah rusak sedang, dan 632 rumah rusak
keatas. Banyak stratovolcano yang ,elampaui ringan, sehingga secara keseluruhan 3.424
ketinggian 2500 m, seperti Gunung Merapi rumah di wilayah Provinsi DI Yogyakarta yang
yang terletak di Pulau Jawa. mengalami kerusakan dampak erupsi Gunung
Gunung Merapi merupakan salah satu Merapi. Sementara itu di wilayah Provinsi
gunung api teraktif di dunia. Hampir setiap Jawa Tengah, tercatat total 3.705 rumah yang
periode gunung Merapi mengalami erupsi. mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung
Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara Merapi, dengan sebaran 551 rumah rusak
2–7 tahun. Aktivitas erupsi gunung Merapi berat, 950 rumah rusak sedang, dan 2.204
dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan rumah rusak ringan.
awan panas, tanpa membentuk kaldera Berdasarkan hasil penilaian Widodo
(kawah).Secara geografis Gunung Merapi (2010), dampak bencana erupsi Gunung
terletak pada 7’ Lintang selatan dan 110’ Bujur Merapi tersebut telah menimbulkan

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 35


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 3,557 tersebut merupakan daerah ternak, dan saat
triliun. Kerusakan dan kerugian terbesar ini tanaman rumput sudah mulai tumbuh dan
terjadi pada sektor ekonomi produktif dengan terlihat subur. Tanaman lain selain rumput
perkiraan kerusakan dan kerugianmencapai yang sudah mulai tumbuh adalah tanaman
Rp. 1,692 triliun (46,64% dari total nilai tahunan seperti pohon mindi. Selain itu juga
kerusakan dan kerugian), kemudian banyaknya kawasan permukiman yang rusak
diikutisektor infrastruktur sebesar Rp. 707,427 parah terkena erupsi Merapi dengan luas
miliar (19,50%), sektor perumahan Rp. mencapai 496 ha.
626,651miliar (17,27%), lintassektor Rp. Melihat kerugian yang ditimbulkan
408,758 miliar (13.22%), dan sektor sosial Rp. erupsi Gunung Merapi tidaklah kecil, maka
122,472miliar (3,38%). perlu adanya upaya penanggulangan bencana
Banyaknya korban dan kerugian erupsi Gunung Merapi untuk mengurangi
material akibat erupsi gunung merapi tersebut kerugian tersebut. Salah satu cara yang bisa
karena terdapatnya banyak permukiman di dilakukan untuk meminimalisasi jumlah
sekitar rawan bencana di lereng gunung korban jiwa pada saat terjadi bencana adalah
merapi. Menurut Lupiyanto (2005) daya dengan perencanaan mitigasi yang efektif.
dukung lahan pertanian di kawasan rawan Dengan adanya perencanaan mitigasi yang
bencana gunung merapi sangatlah tinggi. baik, setidaknya penduduk yang menjadi
Sehingga daerah rawan tersebut menjadi korban erupsi akan terbantu dalam
daerah yang subur untuk lahan pertanian. Hal menemukan tempat tinggal yang aman dari
inilah yang menarik banyak penduduk untuk erupsi Merapi. Menurut Undang-undang no
tinggal dan mengolah lahan di kawasan rawan 24 tahun 2007, bencana alam merupakan
bencana tersebut sebagai lahan pertanian bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
mereka tanpa mempertimbangkan bahwa serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
gunung Merapi merupakan gunung berapi alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
yang aktif dan bisa mengalami erupsi kapan gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
saja. topan, dan tanah longsor. Sedangkan bencana
Salah satu kawasan yang terkena yang akhir-akhir ini melanda di Indonesi yaitu
dampak erupsi Gunung Merapi yaitu bencana erupsi gunung Merapi pada tahun
Kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten 2010 yang lalu.
merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Mitigasi menurut UU No. 24/2007 merupakan
Jawa Tengah yang terkena dampak erupsi upaya penanggulangan bencana dengan
Merapi selain kabupaten Boyolali, kabupaten tujuan dapat meminimalkan dampak
magelang, dan Propinsi Yogyakarta. Salah satu kerusakan yang ditimbulkan akibat terjadinya
kerugian atau dampak yang dirasakan di bencana serta untuk menimimalkan jumlah
Kabupaten Klaten yaitu kerusakan lahan korban. Oleh karena itu diperlukan suatu
pertanian dan kawasan permukiman. Menurut upaya untuk menyelesaikan permasalahan-
data BNPB (2010) Kerusakan lahan pertanian permasalahan tersebut, terutama bagi warga
di Kabupaten Klaten terjadi di Kecamatan yang kehilangan tempat tinggalnya. Untuk itu
Kemalang dengan luas lahan yang rusak 501 harus dilakukan upaya analisis dampak erupsi
ha, terutama Desa Balerante dengan tutupan gunung merapi, seberapa luas jangkauan
abu vulkanik berkisar antara 4-13 cm. Daerah bencana erupsi gunung merapi terhadap

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 36


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

kawasan permukiman. Dengan analisis ini pelayanan, komunikasi, pendidikan dan


diharapkan didapatkan analisis dampak dari rekreasi.
erupsi terhadap permukiman penduduk serta Permukiman adalah bagian dari lingkungan
dapat menentukan jalur evakuasi yang aman hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
bagi para korban erupsi gunung Merapi di perumahan yang mempunyai prasarana,
Kabupaten Klaten. Kemudian juga dapat sarana, utilitas umum, serta mempunyai
menentukan titik-titik jalur evakuasi yang penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan
dapat digunakan untuk para korban erupsi perkotaan atau kawasan perdesaan (UU No. 1
merapi jika terjadi erupsi di masa yang akan tahun 2011). Permukiman merupakan suatu
datang. kesatuan wilayah di mana suatu perumahan
berada, sehingga lokasi dan lingkungan
KAJIAN LITERATUR perumahan tersebut sebenarnya tidak akan
Permukiman pernah dapat lepas dari permasalahan dan
lingkup keberadaan suatu permukiman.
Pengertian dasar Perumahan menurut UU No Permukiman dapat diartikan sebagai suatu
1 Tahun 2011 adalah kumpulan rumah sebagai tempat bermukim manusia yang menunjukkan
bagian dari permukiman, baik perkotaan suatu tujuan tertentu. Dengan demikian
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan permukiman seharusnya memberikan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai kenyamanan kepada penghuninya, termasuk
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak orang yang datang ke tempat tersebut (Sastra,
huni. Perumahan tidak dapat dilihat sekedar 2006).
sebagai suatu benda mati atau sarana
kehidupan semata, tetapi perumahan Mitigasi Bencana
merupakan suatu proses bermukim, kehadiran Bencana merupakan fenomena yang terjadi
manusia lebih menciptakan ruang hidup di karena terdapatnya komponen-komponen
lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
ancaman dan kerentanan yang bekerja
Keadaan perumahan di suatu tempat bersama secara sistematis, sehingga
mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, menyebabkan terjadinya resiko pada
kepribadian, dan peradaban manusia
komunitas sekitarnya. Dilihat dari waktu
penghuninya. Menurut Parwata (2004)
terjadinya bencana, ancaman dapat muncul
permukiman adalah suatu tempat bermukim secara tiba-tiba dan tidak terduga, ancaman
manusia yang telah disiapkan secara matang berangsur, terduga dan dapat dicermati, serta
dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas,
ancaman musiman yang datang setiap periode
sehingga memberikan kenyamanan kepada waktu tertentu. Akan tetapi, status ancaman
penghuninya. Permukiman (Settlement) bersifat relative tergantung dari kapasitas
merupakan suatu proses seseorang mencapai individu atau komunitas dalam menguasai
dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee system peringatan dini. Sehingga, suatu
1986). Kegunaan dari sebuah permukiman ancaman yang dimaknai oleh satu individu
adalah tidak hanya untuk menyediakan
atau komunitas, merupakan untuk individu
tempat tinggal dan melindungi tempat bekerja atau komunitas lain yang mempunyai system
tetapi juga menyediakan fasilitas untuk peringatan dini yang lebih baik (Paripurno,
2008). Mitigasi menurut Andi (2007)

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 37


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

merupakan titik tolak utama dari manajemen banyak warga yang kehilangan tempat
penanggulangan bencana. Dengan mitigasi tinggalnya. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan usaha-usaha untuk menurunkan dibatsi ruang lingkupnya pada dampak erupsi
dan/atau meringankan dampak/korban yang Gunung merapi yang mengenai permukiman
disebabkan oleh suatu bencana pada jiwa penduduk di kabupaten Klaten. Sedangkan
manusia, harta benda, dan lingkungan. lokasi penelitian dibatasi pada kecamatan
Mitigasi juga merupakan tindakan pencegahan Kemalang, kabupaten Klaten yang merupakan
bencana. Pencegahan bencana adalah kecamatan yang yang terkena dampak
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk langsung erupsi gunung Merapi karena tepat
mengurangi atau menghilangkan risiko berada di lereng gunung merapi tersebut.
bencana,baik melalui pengurangan ancaman Jenis analisis yang digunakan dalam
bencana maupun kerentanan pihak yang membuat penelitian ini adalah sebagai berikut
terancam bencana. :
Analisis yang pertama yaitu analisis tata
METODE PENELITIAN guna lahan di kecamatan kemalang. Analisis
Dalam penelitian ini, yang menjadi tata guna lahan ini dilakukan untuk
objek penelitian adalah dampak erupsi gunung mngidentifikasi kondisi kawasan permukiman
merapi pada tahun 2010 terhadap kerusakan yang ada di kecamatan kemalang. Analisis ini
permukiman penduduk di Kabupaten Klaten. dilakukan dengan menganalisis tata guna
Munculnya penelitian ini didasari oleh lahan kecamatan Kemalang dan
munculnya permasalahan-permasalahan mengidentifikasi kawasan permukiman yang
terkait semakin banyaknya permukiman ada di kecamatan Kemalang tersebut.
penduduk di Kabupaten Klaten yang berada di Kemudian dari kawasan permukiman yang
daerah rawan bencana di daerah lereng didapatkan di analisis denga kesesuaian lahan
gunung Merapi. Munculnya permasalahan kecamatan Kemalang untuk mengidentifikasi
pada kawasan permukiman di daerah rawan kawasan permukiman yang ada di daerah
bencana tersebut tidak lepas dari kondisi rawan bencana Merapi.
lahan di daerah tersebut yang subur sehingga Analisis kedua yaitu analisis kawasan
menarik penduduk di kabuoaten Klaten untuk permukiman yang berada di kawasan rawan
mengolah lahan tersebut menjadi lahan bencana Merapi. Analisis ini dilakukan untuk
pertanian. Semakin banyaknya permukiman mengetahui kondisi kawasan permukiman di
warga yang muncu di daerah rawan bencan kecamatan Kemalang yang berada di sekitar
tersebut menambah resiko terkena dampak daerah rawan bencana gunung merapi.
dari gunung Merapi yang akti dan tidak di Analisis ini dilakukan dengan cara
ketahui kapan akan mengalami erupsi. mengidentifikasi kawasan permukiman di
Penelitian yang akan dilakukan ini ditekankan kecamatan Kemalang dan kawasan rawan
pada seberapa luas jangkauan erupsi Gunung bencana di kecamatan Kemalang. Dari kedua
Merapi yang mengenai permukiman kawasan tersebut di Overlay menggunakan
penduduk di Kabupaten Klaten. Seperti yang tools ArcGis yang akan mengahsilkan peta
telah diketahui, akibat erupsi Gunung Merapi kawasan permukiman yang berada di daerah
pada tahun 2010 yang lalu banyak rumah rawan bencana Merapi.
warga yang mengalami kerusakan sehingga

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 38


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Kecamatan Kemalang yang sebagian Kemalang. Analisis ini dilakukan dengan


besar wilayahnya berada di daerah rawan pertama-tama mengidentifikasi arah aliran
bencana Merapi, tetap menarik minat para erupsi merapi yang menuju ke kecamatan
penduduk untuk tetap bertempat tinggal di Kemalang. Kemudian untuk mengidentifikasi
wilayah tersebut. Hal ini tidak lain dikarenakan dampak erupsi Merapi terhadap kawasan
kondisi kesuburan tanahnya yang tinggi permukiman dilakukan dengan citra dan
sehingga baik untuk daerah pertanian. Dengan melihat seberapa besar dan luas dampak
adanya penduduk yang berada di daerah erupsi Merapi yang mengenai permukiman
rawan bencana tersebut, akan meningkatkan penduduk di kecamatan Kemalang, kabupaten
resiko jumlah korban jika suatu saat terjadi Klaten. Sebelum menganalisis dampak erupsi
erupsi gunung Merapi yang secara tiba-tiba. Merapi terlebih dahulu mengidentifikasi besar
Untuk itu perlu dilakukan analisis jumlah kecilnya resiko dampak erupsi Merapi di
permukiman yang berada atau masuk masing-masing desa kecamatan Kemalang
didaerah rawan bencana Merapi tersebut dengan menggunakan pembobotan.
sehingga dapat dijadikan acuan untuk Analisis yang keempat yaitu analisis jalur
melakukan analisis mitigasi bencana di daerah evakuasi korban erupsi Merapi. Analisis ini
kecamatan Kemalang tersebut. dilakukan untuk menentukan suatu jalur
Analisis yang ketiga yaitu analisis desa evakuasi yang dapat digunakan korban
yang berisko paling tinggi terkena dampak bencana erupsi Merapi mengungsi ke tempat
erupsi gunung merapi. Analisis ini digunakan yang lebih aman dari bencana erupsi Merapi.
untuk mengidentifikasi resiko setiap desa yang Analisis yang ketiga ini dapat dilakukan
terkena dampak erupsi gunung Merapi dengan melakukan overlay aliran erupsi
terhadap kawasan permukiman di kecamatan Merapi dengan jalan di kecamatan Kemalang.
kemalang, kabupaten Klaten. Dampak yang Kemudian dari overlay tersebut akan
akan dikaji dalam laporan ini yaitu dampak dihasilkan rute-rute atau jalur-jalur yang dapat
erupsi Merapi secara fisik yang merusak dijadikan jalur evakuasi yang aman dan jauh
permukiman penduduk di kecamatan dari erupsi merapi.
PEMBAHASAN

Identifikasi Tata Guna Lahan Di Kawasan oleh kondisi tanahnya yang subur sehingga
Rawan Bencana Merapi Kecamatan banyak lahan di Kecamatan Kemalang
Kemalang Kabupaten Klaten digunakan sebagai lahan pertanian disamping
sebagai lahan permukiman. Kondisi tananhnya
Kecamatan Kemalang merupakan salah satu yang subur tersebut tidak lepas dari wilayah
kecamatan di Kabupaten Klaten yang berada kecamatan Kemalang yang berdekatan dengan
di lereng gunung Merapi. Wilayah kecamatan puncak gunung Merapi sehingga membuat
Kemalang berada di daerah dataran lereng kondisi tanhnya menjadi subur yang sangat
Merapi yang berada di ketinggian antara 500- cocok untuk bercocok tanam atau untuk
2500 meter di atas permukaan air laut. lahan pertanian.
Sebagian besar besar lahan di kecamatan
Kemalang sebagian besar digunakan untuk Kecamatan Kemalang selain memiliki lahan
pertanian dan permukiman. Hal ini disebabkan tanah yang subur untuk pertanian juga

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 39


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

terdapat daerah rawan bencana yang berada


dis ekitar lereng gunung Merapi di Kecamatan

Kemalang, Kabupaten Klaten. Dareah rawan


bencana tersebut merupakan daerah yang
berjarak 5 km dari puncak Merapi dan
merupakan daerah yang harus bebas dari
aktivitas penduduk di kecamatan Kemalang.
Untuk lebih jelasnya kondisi tata guna lahan di
kecamatan Kemalng dapat dilihat pada
gambar 1.

Identifikasi Daerah Rawan Bencana Di


Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten

Daerah rawan bencana merupakan suatu


wilayah yang memiliki kondisi atau
karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan teknologi yang untuk jangka
waktu tertentu tidak dapat atau tidak mampu
mencegah, meredam, mencapai kesiapan,
Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun
sehingga mengurangi kemampuan untuk
Gambar 1. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Kemalang
Daerah rawan bencana ini muncul sebagai
Dengan adanya penduduk yang berada di
akibat adanya aktivitas manusia pada suatu
daerah rawan bencana tersebut, akan
wilayah tertentu dimana wilayah tertentu
meningkatkan resiko jumlah korban jika suatu
tersebut pada suatu waktu dapat terjadi
saat terjadi erupsi gunung Merapi yang secara
bencana alam seperti yang terjadi pada
tiba-tiba. Untuk itu perlu dilakukan analisis
gunung Merapi yang meletus pada tahun 2010
jumlah permukiman yang berada atau masuk
lalu.
didaerah rawan bencana Merapi tersebut
Identifikasi Seberapa Luas Kawasan sehingga dapat dijadikan acuan untuk
Permukiman Disekitar Daerah Zona Rawan melakukan analisis mitigasi bencana di daerah
Bencana Gunung Merapi kecamatan Kemalang tersebut.

Kecamatan Kemalang yang sebagian besar Pada analisis ini akan dibahas mengenai
wilayahnya berada di daerah rawan bencana seberapa luas kawasan permukiman yang
Merapi, tetap menarik minat para penduduk berada di daerah rawan bencana merapi di
untuk tetap bertempat tinggal di wilayah kecamatan Kemalang. Analisis ini dilakukan
tersebut. Hal ini tidak lain dikarenakan kondisi dengan melihat jumlah permukiman dengan
kesuburan tanahnya yang tinggi sehingga baik daerah rawan bencana Merapi di kecamatan
untuk daerah pertanian. Kemalang.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 40


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

TABEL I
SKORING RADIUS PUNCAK MERAPI
No Jarak Skor
1 <5 km 15
2 5 – 15 km 10
3 >15 km 5
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
dan Analisis Penyusun, 2013

Berikut ini merupakan peta hasil skoring


radius permukiman penduduk dari puncak
Merapi dapat dilihat pada gambar 4.

Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun


Gambar 2. Peta Daerah Rawan Bencana
Kecamatan Kemalang

Identifikasi Tingkat Resiko Erupsi Gunung


Merapi Terhadap Permukiman Penduduk

 Analisis Skoring Radius Permukiman


Dari Puncak Merapi

Jarak menjadi factor yang menyebabkan


banyaknya kerusakan permukiman akibat
erupsi Merapi. Hal ini dikarenakan semakin
dekat jarak permukiman dengan puncak
Merapi maka akan semakin besar dampak
terkena erupsi Merapi. Analisis skoring jarak Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun
Gambar 3. Peta Permukiman di Daerah Rawan
permukiman dari pincak Merapi ini dilakukan
Bencana Kecamatan Kemalang
untuk menganalisis jarak permukiman dari
puncak Merapi yang diberi skor pada masing-
masing desa atau kawasan permukiman
tersebut.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 41


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun


Gambar 4. Peta Skoring Jarak dari Puncak Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun
Gambar 5. Peta Kelerengan Kecamatan
Merapi Kecamatan Kemalang
Kemalang
 Analisis Skoring Kelerengan
 Analisis Skoring Jumlah Penduduk
Semakin curam daerah permukiman maka
Jumlah penduduk juga menjadi salah satu
semakin besar pula dampak terkena erupsi
penyebab besarnya dampak erupsi Merapi
Merapi. Analisis skoring kelerengan ini
yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu.
dilakukan untuk mengetahui kelerengan dari
Karena desa dengan penduduk lebih banyak
masing-masing desa di kecamatan Kemalang.
akan mengakibatkan dampak yang juga lebih
TABEL II besar. Berikut ini skoring variable jumlah
SKORING KELERENGAN penduduk :
No Kelerengan Skor
TABEL III
1 >15 % 15
2 8 – 15% 10 SKORING JUMLAH PENDUDUK
3 <8% 5 No Jumlah Penduduk Skor
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
1 >2500 jiwa 15
dan Analisis Penyusun, 2013
2 1000 – 2500 jiwa 10
Berikut ini peta hasil analisis skoring 3 <1000 jiwa 5
kelerengan di kecamatan Kemalang : Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
dan Analisis Penyusun, 2013

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 42


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Analisis skoring jumlah penduduk ini untuk kecamatan Kemalang tersebut. Berikut ini
melihat berapa jumlah penduduk di skoring variable jumlah rumah :
kecamatan Kemalang pada masing-masing
desa sehingga dapat dilakukan skoring TABEL IV
seberapa besar resiko terkena dampak erupsi SKORING JUMLAH RUMAH
No Jumlah Rumah Skor
gunung Merapi.
1 >500 unit 15
Berikut ini peta hasil analisis skoring jumlah 2 250 – 500 unit 10
penduduk yaitu dapat dilihat pada gambar 6. 3 <250 unit 5
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
dan Analisis Penyusun, 2013

Berikut ini peta jumlah rumah di Kecamatan


Kemalang dapat dilihat pada peta 7.

Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun


Gambar 6. Peta Jumlah Penduduk Kecamatan
Kemalang

 Analisis Skoring Jumlah Rumah


Jumlah rumah rumah yang terkena erupsi Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun
Gambar 7. Peta Jumlah Rumah Kecamatan
Merapi mengindikasikan semakin banyak
Kemalang
jumlah rumah di daerah rawan bencana maka
semakin besar jumlah kerusakan yang dapat Setelah melakukan analisis skoring pada
diakibatkan oleh erupsi Merapi. Analisis ini keempat variable yang telah dilakukan skoring
dilakukan untuk mengetahui skoring jumlah diatas, langkah selanjutnya menganalisis
rumah yang ada pada setiap desa di seberapa besar resiko setiap desa yang
kecamatan Kemalang sehingga dapat terkena dampak erupsi Merapi. Dengan
dilakukan analisis resiko terkena dampak menggunkan skoring maksimal dan skoring
erupsi gunung Merapi di setiap desa di

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 43


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

minimal, klasifikasi tingkat dampak erupsi TABEL VI


merapi dapat ditentukan. Berikut ini SKORING TINGKAT RESIKO ERUPSI MERAPI
penghitungan pengklasifikasian dampak erupsi No Desa Jumlah
Merapi : 1 Keputran 40
TABEL V 2 Panggang 45
SKORING TINGKAT RESIKO ERUPSI MERAPI 3 Bumiharjo 45
No Dampak erupsi Skor 4 Dompol 35
1 Tinggi 41 - 60 5 Kemalang 40
2 Sedang 26 – 40
6 Bawukan 40
3 Rendah 0 – 25 7 Kendalsari 40
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010 8 Talun 30
dan Analisis Penyusun, 2013
9 Tangkil 35
Keterangan : 10 Tlogo Watu 35
 Tingkat Resiko Erupsi Tinggi yaitu 11 Sidorejo 40
kawasan dengan skor 41-60 yaitu 12 Tegal Mulyo 40
daerah yang mengalami kerusakan 13 Balerante 40
paling parah karena dekat dengan Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
puncak Merapi serta memiliki dan Analisis Penyusun, 2013
kelerengan yang curam Dari analisis di atas akan didapatkan desa-
 Tingkat Resiko Erupsi Sedang dengan desa di kecamatan Kemalang yang memiliki
skor 26-40 yaitu daerah yang tidak dampak erupsi merapi yang dikategorikan
terlalu dekat dengan puncak Merapi menjadi daerah atau desa yang terkena
serta kelerengan yang agak curam dampak parah, sedang atau tidak parah. Dari
memiliki jumlah rumah yang cukup tabel di atas dapat dilihat jika desa yang
banyak serta jumlah penduduk yang masuk pada dampak erupsi tinggi dengan skor
cukup tinggi pula. 40-60 yaitu desa Panggang, Keputran,
 Tingkat Resiko Erupsi Rendah dengan Balerante, Tegalmulyo, Sidorejo, Kendalsari,
skor 0-25 yaitu daerah yang jauh Bawukan, Kenalang dan desa Bumiharjo.
dengan puncak Merapi serta Sedangkan desa yang masuk pada dampak
kelerengan yang tidak curam dan erupsi sedang dengan skor antara 25-40 yaitu
memiliki jumlah penduduk yang desa Dompol, Talun, Tangkil, dan Tlogowatu.
banyak dan jumlah rumah yang juga Sedangkan untuk dampak erupsi rendah
cukup banyak. dengan skor 0-25, tidak ada desa yang masuk
Dengan melakukan skoring dampak erupsi pada kategori ini. Sehingga dapat disimpulkan
Merapi pada setiap desa akan didapatkan semua desa di kecamatan Kemalang memiliki
desa-desa yang memiliki resiko terkena resiko sedang dan tinggi untuk terkena erupsi
dampak erupsi Merapi mulai dari yang meiliki merapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
resiko paling tinggi, sedang, ataupun resiko pada peta 8.
rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel hasil skoring dampak erupsi merapi
pada tabel VI.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 44


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Dengan menggunakan calculate areas maka


akan didapatkan luas permukiman yang
berada di daerah dengan resiko dampak
erupsi Merapi tinggi yaitu seluas 101,8 ha
sedangkan kawasan permukiman yang berada
pada daerah dengan resiko dampak erupsi
Merapi sedang yaitu seluas 34,7 ha.

Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun


Gambar 8. Peta Resiko Dampak Erupsi
Kecamatan Kemalang

Dari peta resiko erupsi gunung Merapi diatas


dapat diketahui beberapa desa yang masuk
pada resiko dampak erupsi katgoru sedang
maupaun kategori tinggi. Dan ternyata
Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun
berdasarkan hasil skoring banyak desa yang
Gambar 9. Peta Permukiman di Daerah Resiko
berada di kecamatan Kemalang masuk pada
Dampak Erupsi Kecamatan Kemalang
daerah resiko dampak erupsi tinggi yaitu 9
desa dan kategori sedang 4 desa. Setelah Sehingga dapat di simpulkan banyaknya
mengetahi resiko pada masing-masing desa kawasan permukiman di kecamatan Kemalang
selanjutnya menganalisis kawasan yang beresiko terkena dampak erupsi gunung
permukiman yang masuk pada daerah resiko Merapi. Dari dampak erupsi Merapi yang
erupsi Merapi tersebut. Hal ini dilakukan dapat mengancam kawasan permukiman di
untuk mengetahui jumlah luasan kawasan kecamatan Kemalang dapat di lihat seberapa
permukiman yang berada pada daerah resiko besar wilayah pada masing-masing desa yang
erupsi Merapi dengan kategori tinggi maupun dapat terkena resiko dampak erupsi Merapi.
sedang. Berikut seberapa persen wilayah setiap desa
di kecamatan kemalang yang dapat terkena
Dari peta diatas dapat dilihat kawasan
dampak erupsi Merapi baik dalam resiko
permukiman yang berada pad daerah dengan
sedang maupun resiko tinggi.
resiko dampak erupsi tingggi maupun sedang.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 45


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Identifikasi Jalur Evakuasi Yang Aman Bagi erupsi Merapi yang mungkin akan terjadi
Penduduk Yang Tinggal Di Daerah Rawan kemudian menentukan titik-titik jalur evakuasi
Bencana Merapi yang aman. Berikut tabel criteria luas erupsi
Merapi :
Analisis ini dilakukan untuk menentukan suatu
jalur evakuasi yang dapat digunakan korban TABEL VII
bencana erupsi Merapi mengungsi ke tempat TABEL KRITERIA TITIK EVAKUASI MERAPI
yang lebih aman dari bencana erupsi Merapi. Titik evakuasi
Analisis yang ketiga ini dapat dilakukan Radius
dengan melakukan overlay aliran erupsi Erupsi Kurang Cukup Aman Sangat
Merapi dengan jalan di kecamatan Kemalang. aman aman aman
Kemudian dari overlay tersebut akan
5-10 10-15 15-20
dihasilkan rute-rute atau jalur-jalur yang dapat <5 km >20 km
km km km
dijadikan jalur evakuasi yang aman dan jauh
dari erupsi merapi. Variable yang akan 10-15 15-20 20-25
>10 km >25 km
digunakan untuk analisis ini yaitu ; km km km

o Kelerengan yaitu kondisi kelerengan tanah Sumber : Kementrian Negara lingkungan Hidup
di kecamatan Kemalang dengan kemiringan 2007 dan Analisis Penyusun, 2013
antara 5-15% Tabel diatas menggambarkan penentuan titik-
o Kondisi jalan yaitu kondisi jalan di titik evakuasi yang aman bagi penduduk di
kecamatan Kemalang yang sudah diaspal kecamatan kemalang. Berikut ini keterangan
dan dapat dilalui oleh kendaraan baik dari tabel di atas :
motor, mobil dan juga truk.  Jika radius erupsi Merapi < 5 km maka
o Arah aliran lahar dingin dan awan panas titik-titik evakuasi yang aman yang dapat
yaitu kondisi kawasan yang terkena aliran digunakan yaitu dibedakan menjadi 4
lahar dingin dan awan panas. kategori, jika titik evakuasi berada 5-10
km dari puncak Merapi maka kondisi
Selain parameter jalan dan criteria-kriteria tersebut masih kurang aman, jika berada
pembuatan jalur evakuasi di atas harus pula 10-15 km dari puncak Merapi maka cukup
ditentukan titik awal evakuasi yang dianggap aman, jika berada pada jarak 15-20 km
sebagai titik rawan terkena erupsi Merapi dan maka aman dan jika > 20 km dari puncak
titik akhir evakuasi sebagai titik aman dari Merapi maka titik evakuasi tersebut
erupsi Merapi yang bisa digunakan sebagai sangat aman dari jangkauan erupsi.
tempat pengungsian atau penampungan  Jika radius erupsi Merapi antara >10 km
penduduk korban erupsi Merapi. Dalam maka titik-titik evakuasi yang aman yang
analisis sebelumnya kriteria mitigasi bencana dapat digunakan yaitu dibedakan menjadi
menggunakan tingkat ketinggian suatu tempat 4 kategori, jika titik evakuasi berada 10-
untuk mengevakuasi korban tsunami. Dengan 15 km dari puncak Merapi maka kondisi
mengadopsi dari analisis penanggulangan tersebut masih kurang aman, jika berada
mitigasi bencana tsunami di aceh diatas, 15-20 km dari puncak Merapi maka cukup
analisis ini dapat dilakukan dengan cara aman, jika berada pada jarak 20-25 km
membuat kriteria seberapa luas atau jauh
maka aman dan jika > 25 km dari puncak

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 46


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

Merapi maka titik evakuasi tersebut KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


sangat aman dari jangkauan erupsi. Kesimpulan
Jalur evakuasi ini dibedakan menjadi 2 jalur Berdasarkan penelitian mengenai analisis
evakuasi yang didasarkan asumsi akan adanya dampak erupsi gunung Merapi dan penentuan
erupsi merapi yang ememiliki radius yang jalur evakuasi yang aman di kecamatan
pertama radius 5 km dan radius 10 km. dan Kemalang, maka dapat dirumuskan
untuk menentukan jalur evakuasi ini dilakukan kesimpulan hasil penelitian Sebagai berikut :
dengan analisis jalur terpendek antara titik
awal evakuasi dengan titik akhir evakusi. 1. Dari hasil analisis wilayah Kecamatan
Berikut ini peta hasil analisis jalur evakuasi di Kemalang sebagian besar wilayahnya
merupakan lahan pertanian dan tegalan
kecamatan kemalang dapat dilihat pada peta
10. serta untuk kawasan permukiman. Selain
itu karena wilayahnya yang berada di
lereng gunung Merapi, mengakibatkan
kawasan permukiman di Kecamatan
Kemalang beresiko terkena dampak
erupsi Merapi.
2. Dari hasil analisis wilayah Kecamatan
Kemalang dibagi menjadi 3 daerah rawan
bencana Merapi yaitu daerah rawan
bencana I yang meilputi beberapa desa
antara lain desa Panggang, Kendalsari,
Bawukan, dan Talun. Sedangkan pada
daerah rawan bencana II yaitu desa
Sidorejo, Balerante, Tlogo watu
Bumiharjo, Tangkil, Dompol, Kemalang,
dan Keputran. Sedangkan desa yang
masuk pada daerah rawan bencana III
yaitu desa Tegalmulyo (lihat peta 2).
3. Dari hasil analisis kawasan permukiman
di kecamatan Kemalang merupakan
Sumber : Bappeda Klaten 2010, Analisis Penyusun kawasan permukiman yang berada pada
Gambar 10. Peta Jalur Evakuasi 1 Kecamatan daerah rawan bencana Merapi. Hal ini
Kemalang berdampak kepada seluruh permukiman
Jalur evakausi tersebut menghubungkan titik di kecamatan Kemalang yang beresiko
awal evakuasi dan titik akhir evakuasi atau terkena dampak erupsi Merapi.
shelter evakuasi yang dapat dilalui oleh 4. Dari hasil analisis desa-desa di kecamatan
penduduk korban erupsi Merapi di kecamatan Kemalang berada pada daerah yang
Kemalang terlebih untuk penduduk yang beresiko tinggi, sedang dan rendah
berada pada ketiga desa tegalmulyo, Sidorejo, terkena dampak erupsi merapi (lihat peta
dan desa Balerante yang berada atau masuk 9). hal ini berpengaruh pada permukiman

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 47


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

penduduk yang beresiko terkena dampak pada rusaknya kawasan permukiman


erupsi Merapi. penduduk.
5. Dari hasil analisis desa yang masuk pada 3. Dari hasil studi untuk jalur evakuasi
kategori tinggi terkena dampak erupsi penduduk di kecamatan Kemalang,
yaitu desa Balerante, Tegalmulyo, Pemerintah Kabupaten Klaten harus
Sidorejo, dan sebagian desa Tlogo Watu, merencanakan penyediaan shelter
sedangkan resiko dampak erupsi sedang evakuasi bagi penduduk yang mengungsi
yaitu desa Bumiharjo, Panggang, dari erupsi Merapi.
Kendalsari, dan sebagian desa Tlogo 4. Dari hasil studi dampak erupsi gunung
Watu dan resiko dampak erupsi rendah Merapi di kecamatan Kemalang,
yaitu desa Dompol, Bawukan, Talun, Pemerintah Kabupaten Klaten harus
Tangkil, Kemalang, dan desa Keputran. merencanakan pembuatan jalur evakuasi
6. Dari hasil analisis jalur evakuasi di bagi penduduk yang berada di kecamatan
kecamatan Kemalang yaitu dengan Kemalang terutama yang berada pada
menggunakan jalur local dan jalan lain daerah dengan resiko dampak erupsi
yang ada di kecamatan Kemalang yang tinggi.
berada dekat dengan permukiman
penduduk (lihat peta 10). Jalur evakuasi DAFTAR PUSTAKA
tersebut berpenagaruh terhadap Andi Oetomo, Penataan Ruang Berbasis
evakuasi penduduk di kawasan rawan Mitigasi Bencana, dalam Buletin Tata
bencana menuju ke tempat yang aman. Ruang, Edisi Mei-Juli 2007, BKTRN,
Jakarta
Rekomendasi
B. A. Herbowo, Perencanaan dan Perancangan
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada Tata Ruang Wilayah Rentan
pemerintah kabupaten Klaten dalam upaya BencanaTsunami dalam Buletin Tata
mencegah dampak erupsi Merapi yang tinggi Ruang, edisi Januari-Februari 2005,
di kecamatan Kemalang yaitu : BKTRN, Jakarta
Budiyanto, Eko.2002. Sistem Informasi
1. Dari hasil studi untuk jalur evakuasi Geografis Menggunakan ArView Gis,
penduduk di kecamatan Kemalang, Andi, Yogyakarta.
BPS Semarang Tahun 2010. Klaten Dalam
Pemerintah Kabupaten Klaten harus
Angka 2010. Badan Pusat statistic
merencanakan pembuatan titik-titik Provinsi Jawa Tengah
evakuasi untuk evakuasi penduduk jika ------------------------------------------------------------
suatu saat gunung Merapi mengeluarkan 2011. Badan Pusat statistic Provinsi
erupsi. Jawa Tengah
2. Dari hasil studi erupsi gunung Merapi di ------------------------------------------------------------
kecamatan Kemalang, Pemerintah 2012. Badan Pusat statistic Provinsi
Jawa Tengah
Kabupaten Klaten merencanakan situasi
BNPB, 2010. Kawasan Rawan bencana Erupsi,
tanggap darurat bencana jika suatu saat 2010. Badan Nasional Penanggulangan
erupsi Merapi terjadi dan mengenai Bencana, Yogyakarta, 18 November
permukiman penduduk yang berdampak 2010.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 48


Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Ariyadi Nugroho S dan Iwan Rudiarto

----------------. Laporan Harian Tanggap Darurat Paripurno, Eko Teguh. Manajemen Risiko
Gunung Merapi Tanggal 6 November Bencana Berbasis Komunitas :
2010. Alternatif dari Bawah. Jurnal Dialog
----------------. Kawasan Rawan bencana Erupsi Kebijakan Publik. Edisi 1 Juni. Tahun II.
Merapi, 2010. Badan Nasional hlm 23-30
Penanggulangan bencana Yogyakarta, Parwata, W, 2004. Dinamika Permukiman
18 November 2010. Hlm. 12-28 Perdesaan Pada Masyarakat Bali,
Harwati, Fatkhul Amali, dan Wahyu Kresna. (Bahan Ajar), DIKTI, Jakarta.(UI-PRESS)
2010. Analisis dampak Bencana Pangestu, Alex. 2010. Mungkinkah kejadian
Merapi Terhadap Aktivitas Industri di Merapi dan Mentawai berhubungan?.
Kawasan Cangkringan. Skripsi. http://nationalgeographic.co.id.
Yogyakarta : Universitas Islam Diakses tanggal 31 Oktober 2010
Indonesia. Prihadi, P.J..2007. “Bahaya dan Upaya
Hough, Michael. 1989. People & City Penanggulangan Bencana Tsunami”.
Landscapes. Toronto : University of Makalah Seminar Nasional
Toronto Manajemen Bencana, Universitas
Indiyanto, Agus dan Arqom Kuswanjono Tarumanagara, 26 Juli 2007.
(editor), 2012, Konstruksi Masyarakat Priyanti, Atien. 2010. Dampak Erupsi Gunung
Tangguh Bencana. Kajian Integratif Merapi Terhadap kerugian Ekonomi
Ilmu, Agama, dan Budaya, Bandung, pada Usaha Peternakan.
Mizan dan CRCS UGM Sutanto. 1995. Penginderaan Jauh Dasar.
Kamus Tata Ruang, DPU Cipta Karya, 1997 Yogyakarta : GMU Press
Koestoer, RH. 1997. Perspektif Lingkungan Undang - Undang no 1 Tahun 2011 Tentang
Desa. Kota, Teori dan Kasus. Jakarta, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Universitas Indonesia -------------------------- 13 tahun 1980 Tentang
Lupiyanto, Ribut. (2005). Daya Dukung Jalan
Lingkungan Kawasan Rawan Bencana -------------------------- 24 Tahun 2007 Tentang
III Gunungapi Merapi, Skripsi, Penanggulangan Bencana
Yogyakarta : Fakultas Geografi Widodo, B. 2010. Kajian Kerusakan Bangunan
Universitas Gadjah Mada. akibat erupsi Gunung MerapiTahun
Kompas.com. 2010. Tsunami di Mentawai 2010 di Kabupaten Sleman. Skripsi.
Setinggi 2 Meter. www.kompas.com. Yogyakarta : Universitas islam
Diakses tanggal 31 Oktober 2010 Indonesia.
Margiyani , Lusi. (2008). Penanggulangan Yulvian sani dan E.S. Estuningsih. 2010. Status
Bencana dalam Persepektif Kesehatan Dan Produktivitas Sapi
Perempuan dan Anak. Jurnal Dialog Pasca Erupsi Gunung Merapi.
Kebijakan Publik. Edisi 1 Juni. Tahun II
hlm 11-22

Teknik PWK; Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 34-49 | 49

Anda mungkin juga menyukai