Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Me
Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Me
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________
Abstrak : Erupsi gunung merapi pada tahun 2010 telah menimbulkan dampak yang serius pada lahn
permukiman di kota-kota di sekitar gunung merapi, salah satunya adalah kota Klaten. Kerugian yang
ditimbulkan antara lain lahan permukiman, lahan pertanian, sumber air, dan juga kerugian ekonomi. Dengan
kondisi tersebut diperlukan adanya kebijakan dari pemerintah mengenai rehabilitasi dan relokasi permukiman
penduduk di kabupaten Klaten yang terkena erupsi gunung Merapi dengan mempertimbangkan rencana tata
ruang sebagai dasar penetapan lokasi yang aman untuk permukiman. Melihat kerugian yang ditimbulkan
erupsi Gunung Merapi tidaklah kecil, maka perlu adanya upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung
Merapi untuk mengurangi kerugian tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi jumlah
korban jiwa pada saat terjadi bencana adalah dengan perencanaan mitigasi yang efektif. Dengan adanya
perencanaan mitigasi yang baik, setidaknya penduduk yang menjadi korban erupsi akan terbantu dalam
menemukan tempat tinggal yang aman dari erupsi Merapi. Penanggulangan erupsi Merapi juga dapat
dilakukan dengan merencanakan mitigasi bencana dengan membuat jalur evakuasi penduduk korban bencana
merapi tersebut. Jalur evakuasi yang direncanakan dapat membantu penduduk korban erupsi merapi yang
berada di sekitar lereng gunung Merapi untuk menuju tempat yang aman. Dengan menggunakan jalur
evakuasi tersebut diharapkan semua penduduk yang berada pada daerah rawan bahaya erupsi merapi dapat
dievakuasi ke tempat yang aman.
Kata Kunci : Dampak, Permukiman, Erupsi Gunung Merapi, Jalur Evakuasi
Abstract : The eruption of Mount Merapi in 2010 had a serious impact on the Lahn settlements in cities around
Mount Merapi , one of which is the town of Klaten . Losses incurred include residential land , agricultural land ,
water resources , as well as economic losses . Under these conditions required the presence of government
policy on rehabilitation and relocation of residents in the Klaten district settlements affected by the eruption of
Mount Merapi, taking into account the spatial plan as a basis for establishing a secure location for settlement .
Seeing the losses eruption of Mount Merapi is not small , hence the need for efforts to control the eruption of
Mount Merapi to reduce such losses . One way that can be done to minimize the number of casualties in the
event of a disaster is by planning effective mitigation . With the mitigation plan is good , at least the eruption
affected people will be assisted in finding a safe shelter from the eruption of Merapi. Countermeasures eruption
can also be done by creating a mitigation plan evacuation routes in the affected population trim . Evacuation
route planned can help the victims of the Merapi eruption around the slopes of Mount Merapi to get to a safe
place . By using the evacuation route is expected that all residents residing in hazard-prone areas Merapi
eruption can be evacuated to a safe place.
Keywords: Impact, Settlement, Eruption of Volcano Merapi, Line Evacuation
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang negeri kepulaluan ini., yaitu bencana geologi
wilayahnya memiliki banyak daerah rawan meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi gunung
bencana. Setidaknya menurut BNPB (2010) berapi, bencana hidrometeorologi seperti
ada 13 jenis bencana yang selalu mengancam banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran
lahan dan hutan, putting beliung, dan timur, dan secara administratif Gunung
gelombang pasang, bencana biologi Merapi terletak pada 4 wilayah kabupaten
(epidemic, wabah penyakit, dan bencana yaitu Kabupaten Sleman di Provinsi
social konflik social dan terror). Salah satu Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang,
bencana yang melanda Indonesia akhir-akhir Kabupaten Boyolali, serta Kabupaten Klaten di
ini yaitu bencana erupsi gunung Merapi pada Provinsi Jawa Tengah (lihat peta hlm 6).
tahun 2010 yang lalu. Gunung Merapi pada tanggal 26
Gunung Merapi merupakan gunung Oktober 2010 mengalami erupsi pertama dan
berapi dengan tipe strato, dengan ketinggian berlanjut hingga awal November 2010.
2980 meter dari permukaan laut. Gunung Kejadian erupsi tersebut merupakan bencana
berapi bertipe strato (stratovolcano) atau terbesar dibandingkan lima erupsi sebelumnya
disebut juga gunung berapi komposit menurut yang terjadi pada tahun 1994, 1997, 1998,
Pangestu (2010) ialah pegunungan (gunung 2001, dan 2006. Hasil dari BNPB tahun 2010
berapi) yang tinggi dan mengerucut yang dilaporkan bahwa dampak erupsi gunung
terdiri atas lava dan abu vulkanik yang merapi tanggal 26 oktober 2010 telah
mengeras. Bentuk gunung berapi itu secar mengakibatkan korban jiwa 347 orang
khas curam di pencak dan landai di kaki meninggal dan 258 orang luka-luka. Selain
karena aliran lava yang membentuk gunung korban jiwa, erupsi gunung merapi juga
berapi itu amat kental karena banyak mengakibatkan kerugian materi lainnya pada
mengandung silica, dan begitu dingin serta beberapa sektor seperti sektor permukiman,
mengeras sebelum menyebar jauh. Lava infrastruktur, telekomunikasi, listrik dan
seperti itu dikelompokkan asam karena energi, serta sektor air bersih.
tingginya konsentrasi silikat. Di ujung lain Kerugian di sektor permukiman
spectrum itu ialah gunung berapi pelindung ( menurut data dari BNPB tahun 2010, akibat
seperti Mauna Loa di Hawaii), yang terbentuk erupsi Gunung Merapi telah mengubur
dari lava yang kurang kental. Stratovolcano sejumlah dusun di Provinsi DI Yogyakarta dan
memiliki kemiringan yang curam pada bagian mengakibatkan ribuan rumah penduduk
puncak dan kemiringan yang lebih landai pada mengalami kerusakan. Tercatat 2.636 unit
bagian kaki, sehingga sisi-sisinya seperti dua rumah rusak berat dan tidak layak huni, 156
bidang konkaf (cekung) yang menghadap rumah rusak sedang, dan 632 rumah rusak
keatas. Banyak stratovolcano yang ,elampaui ringan, sehingga secara keseluruhan 3.424
ketinggian 2500 m, seperti Gunung Merapi rumah di wilayah Provinsi DI Yogyakarta yang
yang terletak di Pulau Jawa. mengalami kerusakan dampak erupsi Gunung
Gunung Merapi merupakan salah satu Merapi. Sementara itu di wilayah Provinsi
gunung api teraktif di dunia. Hampir setiap Jawa Tengah, tercatat total 3.705 rumah yang
periode gunung Merapi mengalami erupsi. mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung
Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara Merapi, dengan sebaran 551 rumah rusak
2–7 tahun. Aktivitas erupsi gunung Merapi berat, 950 rumah rusak sedang, dan 2.204
dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan rumah rusak ringan.
awan panas, tanpa membentuk kaldera Berdasarkan hasil penilaian Widodo
(kawah).Secara geografis Gunung Merapi (2010), dampak bencana erupsi Gunung
terletak pada 7’ Lintang selatan dan 110’ Bujur Merapi tersebut telah menimbulkan
kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 3,557 tersebut merupakan daerah ternak, dan saat
triliun. Kerusakan dan kerugian terbesar ini tanaman rumput sudah mulai tumbuh dan
terjadi pada sektor ekonomi produktif dengan terlihat subur. Tanaman lain selain rumput
perkiraan kerusakan dan kerugianmencapai yang sudah mulai tumbuh adalah tanaman
Rp. 1,692 triliun (46,64% dari total nilai tahunan seperti pohon mindi. Selain itu juga
kerusakan dan kerugian), kemudian banyaknya kawasan permukiman yang rusak
diikutisektor infrastruktur sebesar Rp. 707,427 parah terkena erupsi Merapi dengan luas
miliar (19,50%), sektor perumahan Rp. mencapai 496 ha.
626,651miliar (17,27%), lintassektor Rp. Melihat kerugian yang ditimbulkan
408,758 miliar (13.22%), dan sektor sosial Rp. erupsi Gunung Merapi tidaklah kecil, maka
122,472miliar (3,38%). perlu adanya upaya penanggulangan bencana
Banyaknya korban dan kerugian erupsi Gunung Merapi untuk mengurangi
material akibat erupsi gunung merapi tersebut kerugian tersebut. Salah satu cara yang bisa
karena terdapatnya banyak permukiman di dilakukan untuk meminimalisasi jumlah
sekitar rawan bencana di lereng gunung korban jiwa pada saat terjadi bencana adalah
merapi. Menurut Lupiyanto (2005) daya dengan perencanaan mitigasi yang efektif.
dukung lahan pertanian di kawasan rawan Dengan adanya perencanaan mitigasi yang
bencana gunung merapi sangatlah tinggi. baik, setidaknya penduduk yang menjadi
Sehingga daerah rawan tersebut menjadi korban erupsi akan terbantu dalam
daerah yang subur untuk lahan pertanian. Hal menemukan tempat tinggal yang aman dari
inilah yang menarik banyak penduduk untuk erupsi Merapi. Menurut Undang-undang no
tinggal dan mengolah lahan di kawasan rawan 24 tahun 2007, bencana alam merupakan
bencana tersebut sebagai lahan pertanian bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
mereka tanpa mempertimbangkan bahwa serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
gunung Merapi merupakan gunung berapi alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
yang aktif dan bisa mengalami erupsi kapan gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
saja. topan, dan tanah longsor. Sedangkan bencana
Salah satu kawasan yang terkena yang akhir-akhir ini melanda di Indonesi yaitu
dampak erupsi Gunung Merapi yaitu bencana erupsi gunung Merapi pada tahun
Kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten 2010 yang lalu.
merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Mitigasi menurut UU No. 24/2007 merupakan
Jawa Tengah yang terkena dampak erupsi upaya penanggulangan bencana dengan
Merapi selain kabupaten Boyolali, kabupaten tujuan dapat meminimalkan dampak
magelang, dan Propinsi Yogyakarta. Salah satu kerusakan yang ditimbulkan akibat terjadinya
kerugian atau dampak yang dirasakan di bencana serta untuk menimimalkan jumlah
Kabupaten Klaten yaitu kerusakan lahan korban. Oleh karena itu diperlukan suatu
pertanian dan kawasan permukiman. Menurut upaya untuk menyelesaikan permasalahan-
data BNPB (2010) Kerusakan lahan pertanian permasalahan tersebut, terutama bagi warga
di Kabupaten Klaten terjadi di Kecamatan yang kehilangan tempat tinggalnya. Untuk itu
Kemalang dengan luas lahan yang rusak 501 harus dilakukan upaya analisis dampak erupsi
ha, terutama Desa Balerante dengan tutupan gunung merapi, seberapa luas jangkauan
abu vulkanik berkisar antara 4-13 cm. Daerah bencana erupsi gunung merapi terhadap
merupakan titik tolak utama dari manajemen banyak warga yang kehilangan tempat
penanggulangan bencana. Dengan mitigasi tinggalnya. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan usaha-usaha untuk menurunkan dibatsi ruang lingkupnya pada dampak erupsi
dan/atau meringankan dampak/korban yang Gunung merapi yang mengenai permukiman
disebabkan oleh suatu bencana pada jiwa penduduk di kabupaten Klaten. Sedangkan
manusia, harta benda, dan lingkungan. lokasi penelitian dibatasi pada kecamatan
Mitigasi juga merupakan tindakan pencegahan Kemalang, kabupaten Klaten yang merupakan
bencana. Pencegahan bencana adalah kecamatan yang yang terkena dampak
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk langsung erupsi gunung Merapi karena tepat
mengurangi atau menghilangkan risiko berada di lereng gunung merapi tersebut.
bencana,baik melalui pengurangan ancaman Jenis analisis yang digunakan dalam
bencana maupun kerentanan pihak yang membuat penelitian ini adalah sebagai berikut
terancam bencana. :
Analisis yang pertama yaitu analisis tata
METODE PENELITIAN guna lahan di kecamatan kemalang. Analisis
Dalam penelitian ini, yang menjadi tata guna lahan ini dilakukan untuk
objek penelitian adalah dampak erupsi gunung mngidentifikasi kondisi kawasan permukiman
merapi pada tahun 2010 terhadap kerusakan yang ada di kecamatan kemalang. Analisis ini
permukiman penduduk di Kabupaten Klaten. dilakukan dengan menganalisis tata guna
Munculnya penelitian ini didasari oleh lahan kecamatan Kemalang dan
munculnya permasalahan-permasalahan mengidentifikasi kawasan permukiman yang
terkait semakin banyaknya permukiman ada di kecamatan Kemalang tersebut.
penduduk di Kabupaten Klaten yang berada di Kemudian dari kawasan permukiman yang
daerah rawan bencana di daerah lereng didapatkan di analisis denga kesesuaian lahan
gunung Merapi. Munculnya permasalahan kecamatan Kemalang untuk mengidentifikasi
pada kawasan permukiman di daerah rawan kawasan permukiman yang ada di daerah
bencana tersebut tidak lepas dari kondisi rawan bencana Merapi.
lahan di daerah tersebut yang subur sehingga Analisis kedua yaitu analisis kawasan
menarik penduduk di kabuoaten Klaten untuk permukiman yang berada di kawasan rawan
mengolah lahan tersebut menjadi lahan bencana Merapi. Analisis ini dilakukan untuk
pertanian. Semakin banyaknya permukiman mengetahui kondisi kawasan permukiman di
warga yang muncu di daerah rawan bencan kecamatan Kemalang yang berada di sekitar
tersebut menambah resiko terkena dampak daerah rawan bencana gunung merapi.
dari gunung Merapi yang akti dan tidak di Analisis ini dilakukan dengan cara
ketahui kapan akan mengalami erupsi. mengidentifikasi kawasan permukiman di
Penelitian yang akan dilakukan ini ditekankan kecamatan Kemalang dan kawasan rawan
pada seberapa luas jangkauan erupsi Gunung bencana di kecamatan Kemalang. Dari kedua
Merapi yang mengenai permukiman kawasan tersebut di Overlay menggunakan
penduduk di Kabupaten Klaten. Seperti yang tools ArcGis yang akan mengahsilkan peta
telah diketahui, akibat erupsi Gunung Merapi kawasan permukiman yang berada di daerah
pada tahun 2010 yang lalu banyak rumah rawan bencana Merapi.
warga yang mengalami kerusakan sehingga
Identifikasi Tata Guna Lahan Di Kawasan oleh kondisi tanahnya yang subur sehingga
Rawan Bencana Merapi Kecamatan banyak lahan di Kecamatan Kemalang
Kemalang Kabupaten Klaten digunakan sebagai lahan pertanian disamping
sebagai lahan permukiman. Kondisi tananhnya
Kecamatan Kemalang merupakan salah satu yang subur tersebut tidak lepas dari wilayah
kecamatan di Kabupaten Klaten yang berada kecamatan Kemalang yang berdekatan dengan
di lereng gunung Merapi. Wilayah kecamatan puncak gunung Merapi sehingga membuat
Kemalang berada di daerah dataran lereng kondisi tanhnya menjadi subur yang sangat
Merapi yang berada di ketinggian antara 500- cocok untuk bercocok tanam atau untuk
2500 meter di atas permukaan air laut. lahan pertanian.
Sebagian besar besar lahan di kecamatan
Kemalang sebagian besar digunakan untuk Kecamatan Kemalang selain memiliki lahan
pertanian dan permukiman. Hal ini disebabkan tanah yang subur untuk pertanian juga
Kecamatan Kemalang yang sebagian besar Pada analisis ini akan dibahas mengenai
wilayahnya berada di daerah rawan bencana seberapa luas kawasan permukiman yang
Merapi, tetap menarik minat para penduduk berada di daerah rawan bencana merapi di
untuk tetap bertempat tinggal di wilayah kecamatan Kemalang. Analisis ini dilakukan
tersebut. Hal ini tidak lain dikarenakan kondisi dengan melihat jumlah permukiman dengan
kesuburan tanahnya yang tinggi sehingga baik daerah rawan bencana Merapi di kecamatan
untuk daerah pertanian. Kemalang.
TABEL I
SKORING RADIUS PUNCAK MERAPI
No Jarak Skor
1 <5 km 15
2 5 – 15 km 10
3 >15 km 5
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
dan Analisis Penyusun, 2013
Analisis skoring jumlah penduduk ini untuk kecamatan Kemalang tersebut. Berikut ini
melihat berapa jumlah penduduk di skoring variable jumlah rumah :
kecamatan Kemalang pada masing-masing
desa sehingga dapat dilakukan skoring TABEL IV
seberapa besar resiko terkena dampak erupsi SKORING JUMLAH RUMAH
No Jumlah Rumah Skor
gunung Merapi.
1 >500 unit 15
Berikut ini peta hasil analisis skoring jumlah 2 250 – 500 unit 10
penduduk yaitu dapat dilihat pada gambar 6. 3 <250 unit 5
Sumber : Indeks Rawan bencana Indonesia, 2010
dan Analisis Penyusun, 2013
Identifikasi Jalur Evakuasi Yang Aman Bagi erupsi Merapi yang mungkin akan terjadi
Penduduk Yang Tinggal Di Daerah Rawan kemudian menentukan titik-titik jalur evakuasi
Bencana Merapi yang aman. Berikut tabel criteria luas erupsi
Merapi :
Analisis ini dilakukan untuk menentukan suatu
jalur evakuasi yang dapat digunakan korban TABEL VII
bencana erupsi Merapi mengungsi ke tempat TABEL KRITERIA TITIK EVAKUASI MERAPI
yang lebih aman dari bencana erupsi Merapi. Titik evakuasi
Analisis yang ketiga ini dapat dilakukan Radius
dengan melakukan overlay aliran erupsi Erupsi Kurang Cukup Aman Sangat
Merapi dengan jalan di kecamatan Kemalang. aman aman aman
Kemudian dari overlay tersebut akan
5-10 10-15 15-20
dihasilkan rute-rute atau jalur-jalur yang dapat <5 km >20 km
km km km
dijadikan jalur evakuasi yang aman dan jauh
dari erupsi merapi. Variable yang akan 10-15 15-20 20-25
>10 km >25 km
digunakan untuk analisis ini yaitu ; km km km
o Kelerengan yaitu kondisi kelerengan tanah Sumber : Kementrian Negara lingkungan Hidup
di kecamatan Kemalang dengan kemiringan 2007 dan Analisis Penyusun, 2013
antara 5-15% Tabel diatas menggambarkan penentuan titik-
o Kondisi jalan yaitu kondisi jalan di titik evakuasi yang aman bagi penduduk di
kecamatan Kemalang yang sudah diaspal kecamatan kemalang. Berikut ini keterangan
dan dapat dilalui oleh kendaraan baik dari tabel di atas :
motor, mobil dan juga truk. Jika radius erupsi Merapi < 5 km maka
o Arah aliran lahar dingin dan awan panas titik-titik evakuasi yang aman yang dapat
yaitu kondisi kawasan yang terkena aliran digunakan yaitu dibedakan menjadi 4
lahar dingin dan awan panas. kategori, jika titik evakuasi berada 5-10
km dari puncak Merapi maka kondisi
Selain parameter jalan dan criteria-kriteria tersebut masih kurang aman, jika berada
pembuatan jalur evakuasi di atas harus pula 10-15 km dari puncak Merapi maka cukup
ditentukan titik awal evakuasi yang dianggap aman, jika berada pada jarak 15-20 km
sebagai titik rawan terkena erupsi Merapi dan maka aman dan jika > 20 km dari puncak
titik akhir evakuasi sebagai titik aman dari Merapi maka titik evakuasi tersebut
erupsi Merapi yang bisa digunakan sebagai sangat aman dari jangkauan erupsi.
tempat pengungsian atau penampungan Jika radius erupsi Merapi antara >10 km
penduduk korban erupsi Merapi. Dalam maka titik-titik evakuasi yang aman yang
analisis sebelumnya kriteria mitigasi bencana dapat digunakan yaitu dibedakan menjadi
menggunakan tingkat ketinggian suatu tempat 4 kategori, jika titik evakuasi berada 10-
untuk mengevakuasi korban tsunami. Dengan 15 km dari puncak Merapi maka kondisi
mengadopsi dari analisis penanggulangan tersebut masih kurang aman, jika berada
mitigasi bencana tsunami di aceh diatas, 15-20 km dari puncak Merapi maka cukup
analisis ini dapat dilakukan dengan cara aman, jika berada pada jarak 20-25 km
membuat kriteria seberapa luas atau jauh
maka aman dan jika > 25 km dari puncak
----------------. Laporan Harian Tanggap Darurat Paripurno, Eko Teguh. Manajemen Risiko
Gunung Merapi Tanggal 6 November Bencana Berbasis Komunitas :
2010. Alternatif dari Bawah. Jurnal Dialog
----------------. Kawasan Rawan bencana Erupsi Kebijakan Publik. Edisi 1 Juni. Tahun II.
Merapi, 2010. Badan Nasional hlm 23-30
Penanggulangan bencana Yogyakarta, Parwata, W, 2004. Dinamika Permukiman
18 November 2010. Hlm. 12-28 Perdesaan Pada Masyarakat Bali,
Harwati, Fatkhul Amali, dan Wahyu Kresna. (Bahan Ajar), DIKTI, Jakarta.(UI-PRESS)
2010. Analisis dampak Bencana Pangestu, Alex. 2010. Mungkinkah kejadian
Merapi Terhadap Aktivitas Industri di Merapi dan Mentawai berhubungan?.
Kawasan Cangkringan. Skripsi. http://nationalgeographic.co.id.
Yogyakarta : Universitas Islam Diakses tanggal 31 Oktober 2010
Indonesia. Prihadi, P.J..2007. “Bahaya dan Upaya
Hough, Michael. 1989. People & City Penanggulangan Bencana Tsunami”.
Landscapes. Toronto : University of Makalah Seminar Nasional
Toronto Manajemen Bencana, Universitas
Indiyanto, Agus dan Arqom Kuswanjono Tarumanagara, 26 Juli 2007.
(editor), 2012, Konstruksi Masyarakat Priyanti, Atien. 2010. Dampak Erupsi Gunung
Tangguh Bencana. Kajian Integratif Merapi Terhadap kerugian Ekonomi
Ilmu, Agama, dan Budaya, Bandung, pada Usaha Peternakan.
Mizan dan CRCS UGM Sutanto. 1995. Penginderaan Jauh Dasar.
Kamus Tata Ruang, DPU Cipta Karya, 1997 Yogyakarta : GMU Press
Koestoer, RH. 1997. Perspektif Lingkungan Undang - Undang no 1 Tahun 2011 Tentang
Desa. Kota, Teori dan Kasus. Jakarta, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Universitas Indonesia -------------------------- 13 tahun 1980 Tentang
Lupiyanto, Ribut. (2005). Daya Dukung Jalan
Lingkungan Kawasan Rawan Bencana -------------------------- 24 Tahun 2007 Tentang
III Gunungapi Merapi, Skripsi, Penanggulangan Bencana
Yogyakarta : Fakultas Geografi Widodo, B. 2010. Kajian Kerusakan Bangunan
Universitas Gadjah Mada. akibat erupsi Gunung MerapiTahun
Kompas.com. 2010. Tsunami di Mentawai 2010 di Kabupaten Sleman. Skripsi.
Setinggi 2 Meter. www.kompas.com. Yogyakarta : Universitas islam
Diakses tanggal 31 Oktober 2010 Indonesia.
Margiyani , Lusi. (2008). Penanggulangan Yulvian sani dan E.S. Estuningsih. 2010. Status
Bencana dalam Persepektif Kesehatan Dan Produktivitas Sapi
Perempuan dan Anak. Jurnal Dialog Pasca Erupsi Gunung Merapi.
Kebijakan Publik. Edisi 1 Juni. Tahun II
hlm 11-22